Share

Bab 108. Intens

Penulis: Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 23:48:33

"Enggak gitu yang, kamu salah paham, aku tidak pernah memperbolehkan dia menyentuh aku, tapi aku awkward terus kamu melihat itu. Sudah itu aja, jadilah salah paham." jawab Hans,

Vania yang duduk di samping Hans masih tidak mau menerima penjelasan dari Hans, dia sudah tak peduli lagi ke Hans.

Hans pun menatap Vania, dengan tatapan mautnya, dia menatapnya dengan lebih dalam lagi.

"Oh iya pah, Vania ini keluar dari perusahaan ku karena masalah ini," ucap Hans yang mengadu ke pak Bram di balik telepon..

Pak Bram di balik layar dia hanya bisa melihat adu mulut itu, dimana mereka dua-duanya tak mau mengalah, padahal kedua anak mereka juga melihat itu.

"Sudah ku duga." sahut Vino lirih.

Ucapan Vino terdengar ke telinga pak Bram, dia merasa tak paham dengan apa yang di katakan oleh Vino,

"Emang kamu menduga apa Vino?" tanya bu Lucie.

Dan Vino pun menatap neneknya, dan dia pun memberikan penjelasan kepada kakek dan neneknya.

"Mama itu kalau di rumah suka marah-marah sama kita, meskipun sepel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 109. Bertengkar elit, putus sulit

    Vania yang tidur membelakangi hans setiap merasakan sedikit kegelian di tubuhnya, dia menahan yang sakit kalian itu dengan menggigit bibir bawahnya.Dia memejamkan matanya erat-erat untuk menahan rasa itu keluar."Ahhh sayang." seru Vania,Harus yang mendengar kata sayang dari mulut vania membuat dia tersenyum di sudut bibirnya, akhirnya kata-kata yang diinginkannya itu dilontarkan dari mulutnya.Hans tak peduli dia pun tetap menciumi punggung belakang Vania,Lama-kelamaan vania pun sudah merasa tak tahan akan hal itu, lalu dia pun membalikkan badannya,Dan meraih bantal yang berada di kepalanya, dia memberi batas posisi antara dirinya dan Hans,"Udah jangan pegang-pegang aku, batasnya ini bantal." lanjutnya.Hans tak peduli dia pun meraih bantal itu dan diletakkan di belakangnya,Lalu dia meraih pinggul Vania, dan dia masih melakukan hal yang sama,"Aaaa ahhhh." Vania yang sudah tidak tahan lagi.Hans merasa sangat bahagia karena dia bisa membuat Vania seperti ini saat ini,Dan dia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 110. Rencana besar

    Namun sayang Vania yang merasa sedikit marah dia pun langsung membuang tangan dari Hans yang menimpa pada tubuhnya, "apa sih, jangan gitulah berat tahu." ujarnya yang marah. "Aku mau tidur jangan ganggu aku!" lanjutnya yang sedikit mengancam.Vania pun langsung membalikkan badannya, dia tidur sambil membelakangi Hans, dan dia meraih selimut dan menutupi dirinya, sehingga dia hanya menyisakan wajahnya saja.Hans yang berada di belakang Vania dia pun melengos, dia merasa sangat kesal kepada wanita yang dicintainya yang menolak dirinya."Haaah katanya dia mau berangkat kok tambah tidur?" tanya di dalam hatinya.Hans mengerutkan dahinya, lalu dia tersenyum di sudutnya. "Ya sudah biarin saja dia tidur, supaya nggak jadi berangkat keluar kota." lanjutnya.Hans beranjak dari tempat tidur, dan dia pun meraih remote control yang mengontrol suhu udara di kamarnya.Dia mengatur suhu udara tersebut menjadi 16 derajat. "Rasain kamu. " ucapnya lirih sambil tertawa kecil.Dan tak lama kemudian suhu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 111. Memindahkan tidur

    "Berapa jam lagi kita sampai?" tanya Hans kepada sopirnya,Dan sang sopir yang sudah mengemudi, dia pun melihat sebuah peta yang berada di layar ponselnya, dimana peta tersebut menunjukkan jalur yang akan ditempuhnya."Kalau menurut denah maps ini kita akan menempuh kurang lebih 4 jaman pak," jawabnya.Hans yang sedang duduk di belakang sopir dia pun melihat jam tangan yang berada di tangan kirinya,Ini sudah jam 9 malam, maka akan diperkirakan sampai tujuan sekitar jam 1 dini hari.Tiba-tiba Hans menepuk jidatnya, "mati aku, aku lupa nggak bawa ponsel Vania." ujarnya lirih.Hans yang sudah berada di perjalanan kurang lebih 2 jam, dia pun sedikit bingung. Dia takut jika Vania terbangun dan dia marah karena ponselnya tidak terbawa,Namun rasa bingung itu seketika hilang dan terbitlah senyum di bibirnya, "ah kalau dipikir-pikir ada baiknya juga ponselnya tertinggal, itu artinya dia tidak bisa menghubungi siapapun dan tidak bisa dihubungi oleh orang lain. Masalah dia marah urusan belaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   bab 112. Terkejut

    Dan mereka pun berdua tidur dalam hangatnya malam meskipun di dalam ruangan yang sangat begitu dingin,Mereka tidur saling berpelukan satu sama lain.Saat Hans tidur dia tiba-tiba bermimpi, dia bermimpi membeli sebuah kalung yang dimana kalung tersebut adalah kalung sama persis di acara lelang.Di mana kalung tersebut tak bisa di daoatkan olehnya di acara lelang.,Membuat dia terbangun kembali gara-gara mimpi tersebut.Hans terbangun lalu duduk sambil bersender di tempat tidur tersebut,"Kenapa aku bermimpi tentang hal itu? Apakah Vania menginginkan kalung tersebut dalam diamnya?" tanyanya di dalam hati sambil sedikit tebak menebak.Hans pun mengalihkan pandangannya, dia memandang Vania yang telah tidur di sampingnya, "atau jangan-jangan aku saja yang terlalu terobsesi dengan barang tersebut untuk diberikan ke Vania sehingga aku bermimpi seperti ini?" lanjutnya yang masih penasaran.Hans meraih ponselnya yang terletak di dekatnya dia tidur, dan Dia melihat jam yang berada di pons

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 113. Bau-bau persaingan

    "Apakah ini adalah sebuah desa perbatasan negara yang?" tanya Vania.Hans pun menganggukan kepalanya, " iya, aku sengaja mengajakmu ke sini sekaligus survei, aku kemarin melihat di situs jejaring sosial bahwa tempat ini sangat begitu indah, jadi aku mengajakmu ke sini sayang." jawab Hans.Hans pun langsung merangkul pundak Vania dia pun mengajaknya untuk keluar dari kamar untuk segera sarapan pagi, Mau tak mau Vannia pun mengikuti apa yang diinginkan oleh Hans.Mereka berdua pun melangkahkan kakinya melewati sebuah kolam kecil, di mana kolam tersebut terdapat banyak ikan yang berwarna-warni,Vania pun menatap setiap arah, dia melihat bangunan yang berlantai 5 dimana itu adalah hotel yang paling bagus di wilayah perbatasan, dan dia juga melihat ada sebuah kamar yang berada di bawah seperti kamarnya."Kok kamar kita berada di paling belakang?" tanya Vania kepada Hans,Hans yang berjalan beriringan dengan Vania yang memakai sebuah celana pendek dan juga kaos pendek dia pun menatap Vania

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 114. Calon suami

    Sisilia pun berjalan mendekati wanita yang tengah berdiri di depan pintu ruangan Hans, lalu dia berhenti tepat di depan wanita itu.Sisilia pun menatap wanita itu dari atas sampai bawah dan dari bawah kembali lagi ke atas, lalu dia senyum sinis di sudut bibirnya.Dia tersenyum sinis melihat penampilan wanita itu yang terkesan norak baginya, yang terlalu banyak aksesoris perhiasan printilan yang menurutnya nggak banget. " Siapa kamu, aku nggak pernah lihat kamu di sini? Jika kamu karyawan sini, pakaiannya nggak akan seperti ini." ujarnya yang membuka obrolan sambil sedikit mengejek.Sheila pun langsung mengibaskan rambut panjangnya, dia sepertinya merasa tertantang dengan ucapan wanita yang baru saja ditemuinya. " Emang kamu siapa sih ikut urusanku aja?" tanya Sheila.Sisilia pun mendekap kedua tangannya di dada dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku seorang wanita yang berada di depannya yang terlihat sangat norak dan tengil tersebut. "Kamu nggak tahu ya Siapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 115. Gak boleh tahu

    Sisilia yang mendengar itu yang tengah berjalan dia pun langsung menghentikan langkahnya.Lalu dia menatap wajah Sheila, "Apa maksudmu mengatakan hal demikian? Nggak laku-lakunya aku aku masih kaya raya, aku bisa mendapatkan yang aku mau. Nggak kayak kamu, siapa sih kamu ini?" ujarnya sambil menatap Sheila dari atas sampai bawah dan dari bawah sampai atas kembali.Sisilia pun tersenyum sinis, Dia benar-benar sangat kesal terhadap wanita yang berada di depannya.Lalu Sisilia pun melangkahkan kakinya satu langkah ke depan untuk lebih dekat dengan Sheila, "ehhh kamu dengerin aku ya, Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan Hans, mana mau Hans dengan kamu." lanjutnya yang sedikit menghina.Mendengar perkataan Silsila yang menancap di hatinya, membuat Sheila pun mengibaskan rambutnya. "Heyyyy kamu nggak usah ke pedean jadi perempuan, aku juga nggak yakin jika pak Hans mau sama kamu, wanita yang gak punya sopan santun, cantik juga enggak, cantik kan gue lah." ujar Sheila yang tak mau kalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 116. Tak ingin terjadi

    Pak Bram yang berada di luar negeri, dia yang tengah berada di ruangan kerjanya mengurutkan dahinya,Anak buahnya memberitahuan kepada dirinya bahwa Vania tidak datang pada pagi hari ini."Hallo Bos Besar, hari ini Ibu Vania tidak ke sini. Saya sudah meneleponnya beberapa kali namun panggilannya tidak di jawab, dan setelah beberapa menit kemudian Nomornya tidak aktif." ujar suruhan orang dari Pak Bram.Pak Bram terkejut mendengar itu dibalik telepon, dia pun menutup panggilan teleponnya secara sepihak.Dia tengah khawatir saat ini, Dia sangat takut terjadi hal yang tidak-tidak pada Vania, mengingat sahabatnya yang bernama Ramon yang seorang pengacara yang memiliki seorang anak perempuan yang tengah jatuh cinta kepada Hans, Pak Bram takut jika Ramon melakukan hal yang tidak-tidak untuk mrnghalalkan segala cara demi putrinya.Dan pak Bram pun meraih ponsel yang terletak di atas tempat meja kerjanya, dan dia pun melakukan panggilan telepon kepada Hans anak semata wayangnya tersebut.Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 147. Mengetahui siapa dalangnya

    Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 146. Di usir

    Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 145. Jebakan

    Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 144. Mencari jalan keluar

    Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 143. Tambah stres

    Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 142. Amarah

    Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 141. Emosi tak terkontrol

    Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 140. Tidak kaget

    Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 139. Kendala

    Di sisi lain saat ini Vania sedang berada di kantor yang berada di cabang, dia saat ini mengadakan rapat penting bersama para jajaran yang berada di bawah perusahaan Hans,Di mana rapat saat ini yaitu sebuah laporan tentang daya tingkat penjualan yang diakumulasikan dalam 6 bulan terakhir ini, gimana ini adalah penjualan produk-produk baru mereka yang mereka rilis untuk supaya perusahaan selalu memiliki performa yang bagus dalam dunia fashion, dimana fashion selalu berubah-ubah seiring waktu.Dan rapat ini juga diadakan dengan beberapa pembacaan agenda yang akan dilakukan untuk tahun depan dimana ada beberapa persyaratan dan aturan terbaru yang akan dikeluarkan perusahaan tersebut kepada para mitranya.Di ruangan yang memiliki luas lumayan besar dan di tengah-tengah ruangan tersebut ada meja yang berukuran persegi panjang dan dikelilingi banyak kursi dan di ruangan tersebut ada sebuah layar yang besar sebagai media untuk mempermudah dalam berkomunikasi dan menjelaskan di hadapan bany

DMCA.com Protection Status