Sam sudah menduga kalau orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini adalah orang yang sama.
Karena dia juga pernah menangani proyek ini dan otomatis tahu seluk beluk lokasi proyek dari awal."Apa Tuan tahu siapa orangnya?" tanya Pak Agung penasaran.Sam pun menjawab dengan tatapan tajam, "Orang itu adalah Pak Bambang!" jawabnya terdengar seperti menahan marah."A-apa? Pak Bambang? Bagaimana mungkin, Tuan?" Pak Agung malah balik bertanya.Dia tidak percaya kalau pria itu berani melakukan kesalahan lagi.Berulah untuk kedua kalinya.Sam beralih pada penduduk yang ada di sini. Mumpung mereka semua berkumpul, jadi dia akan memberikan peringatan."Kali ini kalian aku maafkan karena sudah memberitahuku informasi itu. Tapi aku tidak akan segan-segan untuk bertindak tegas bagi siapa saja yang mengganggu pekerjaan yang sedang berlangsung di lokasi milikku! Kalian paham?" Sam mengatakan itu sambil menatap semua orang."Sam langsung menoleh saat mendengar pintu terbuka.Senyum manis langsung merekah di bibirnya."Hai, Sayang!"Pemuda blasteran itu bangkit berdiri untuk menyapa kekasihnya."Maaf, ya. Sudah lama nunggunya?" Sarah merasa tidak enak.Sam menggeleng lalu memeluk tubuhnya dengan erat."Tidak kok. Aku kangen!" ucapnya sambil mengecup pipi Sarah.Sarah membalas pelukan hangat pria yang lebih tinggi 10 centimeter darinya itu."Aku juga, Tuan!" jawabnya sambil tertawa kecil.Sam pun melerai pelukan mereka dan mengajaknya menuju ruang tamu."Ayo, duduk dulu. Istirahatlah!”Sam membantu membawa barang belanjaan Sarah dan meletakkannya di sofa."Aku mau ganti baju. Tunggu sebentar, ya!" Sarah melangkah cepat menuju kamarnya.Sam mengangguk lalu tersenyum jahil."Mau aku temani?" ucapnya dengan alis naik turun."Sam!" pekik Sarah cemberut.Sam pun tertawa mel
Sam dan Pak Agung saling pandang.Mereka sudah tidak sabar menunggu jawaban dari pria bertubuh gemuk itu.Ternyata Pak Bambang tetap dengan pendiriannya.Sejak awal dia lebih memilih untuk bungkam.Dengan terbata dia berkata, "A-aku tidak akan mengatakan siapa o-orangnya. Si-silahkan lakukan apapun padaku!" wajahnya tertunduk.Sam merasa tidak puas mendengar jawaban dari Pak Bambang.Dia pun menarik kerah baju pria itu karena sudah kesal menahan emosinya dari tadi."Kenapa? Berapa dia membayarmu? Aku akan menggantinya berapapun yang kau mau," ucap Sam tepat di depan wajahnya.Pak Bambang hanya diam.Sam yang sudah kehilangan kesabaran akhirnya ingin memberi pria ini pelajaran, “Beri dia pukulan yang banyak!” titahnya pada anak buah Pak Yudi. Mereka berdua mengangguk dan langsung menghajar Pak Bambang tanpa ampun. “Awwww! Lepaskan aku! Aku mohon hentikan!” teriaknya di sela-sela ringisan menahan ras
Sonia yang masih penasaran dengan Sam memutuskan untuk mengikuti pria itu hari ini.Dia ingin mencari tahu apa saja kegiatan yang Sam lakukan apabila sudah di luar kantor.Setelah jam kerjanya berakhir, dia diam-diam mengikuti mobil Sam.Sonia pun mulai melajukan mobilnya dan menjaga jarak agar Bosnya tidak curiga kalau sedang diikuti olehnya.Gadis itu kagum melihat apartemen yang didatangi oleh Sam.Dia yakin kalau di dalam apartemen ini sangat mewah!.Dia semakin penasaran, "Untuk apa Tuan Sam datang kemari?" gumamnya.Karena dia sudah tahu rumah pemuda itu dan tinggal bersama dengan orang tuanya.Sonia pun memarkir mobilnya tidak jauh dari sana.Setelah memastikan Sam masuk ke dalam barulah gadis itu melangkah dengan pelan.Dia sangat takut kalau ketahuan oleh Tuannya itu, jadi dia akan bertindak dengan sangat hati-hati kali ini.Sonia melihat Sam memencet tombol lift yang menuju lantai paling at
Setelah jam makan siang tiba, Sarah langsung menelpon Sam untuk membahas masalah ini."Sam, apa kamu sudah mendengar berita pagi ini?" tanya Sarah langsung untuk memastikan.["Iya, Sayang. Aku sudah mendengarnya. Kamu yang sabar ya? Aku akan mencari tahu siapa yang sudah menyebarkan berita itu! Kamu tenang saja," Sam berusaha menenangkan gadis itu.]"Bukan itu saja, Sam. Tapi semua wanita di sini menganggap kalau aku benar-benar adalah wanita simpanan! Aku takut kalau mereka mengenaliku dan nanti mereka akan melabrakku! Aku takut Sam!" ucapnya dengan gugup sampai meneteskan air matanya karena ketakutan.Sam bisa mengerti kenapa Sarah bersikap seperti itu karena dia juga menyadari kalau setiap karyawan wanita banyak yang mengaguminya secara diam-diam.Sudah pasti mereka akan penasaran siapa sebenarnya orang yang menjadi kekasihnya.["Jangan pikirkan! Aku akan menghapus berita itu dan mencari tahu semuanya. Kamu harus bersikap normal! J
Sam menghembuskan napas kasar mendengar ucapan seperti itu lagi yang keluar dari mulut Mamanya."Kenapa tidak setuju, Ma? Samuel hanya mencintai Sarah! Titik! Apa Mama tidak bisa mengerti perasaan anak sendiri?" ucapnya mencoba meyakinkan orang yang melahirkannya.Susan pun memasang wajah cemberut mendengar permintaan Sam."Mama kan sudah bilang supaya kamu mencari wanita yang sepadan dengan keluarga kita! Kenapa kamu tidak paham juga, Sam?" Susan tetap ngotot dengan pendiriannya.Sam pun menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan pikiran orang tuanya yang masih menganggap bahwa harta adalah segalanya."Ma, kebahagiaan tidak bisa diukur hanya melalui uang dan harta. Sifat, sikap dan perilaku yang baik yang menjadi pedoman Sam dalam mencari pasangan hidup. Aku sudah menjalani kehidupan yang sulit beberapa tahun terakhir, Ma. Hanya Sarah, gadis yang tulus menerimaku disaat masih dalam keadaan miskin! Bahkan pacarku dulu berselingkuh dan
Sonia sudah bertekad dengan bulat.Dia akan menggunakan rencana paling ampuh miliknya setelah ini. Dia tidak tahu lagi akan melakukan apa, yang pasti sekarang dia ingin mencoba apakah rencananya berhasil atau tidak.Sonia segera kembali ke ruangannya dan membongkar isi tasnya. Dia mengambil sesuatu dan menyimpan benda itu di dalam saku kemejanya.Dia pun mulai merapikan penampilan dan pakaiannya.Gadis itu menghembuskan napas berulang kali untuk menghilangkan gugup dan juga agar terlihat lebih santai dia tidak ingin terlihat kacau karena baru selesai memaki-maki Sam.Juna yang melihat Sonia masuk segera berdiri dan memasang badan siaga.“Maaf, Ada perlu apa ya, Mbak? Kalau tidak ada hal yang penting Anda tidak diperbolehkan masuk ucap!” Juna mulai menghalangi Sonia.“Pak Juna, ada hal yang sangat penting yang aku ingin sampaikan pada Tuan Samuel! Ini mengenai informasi yang selama ini dia cari dan aku sendiri yang akan menyampaikan pes
Sam merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Rasanya seperti menginginkan sentuhan yang bisa membuatnya merasa lebih baik.Sam melihat Sonia seperti berbayang. Samar-samar matanya melihat gadis menghampirinya. Penglihatannya seperti buram dan berkabut.‘Sarah?’ pikirnya.Sam kira orang yang menyentuhnya saat ini adalah Sarah, kekasihnya. Dia pun senang karena bisa membantunya.Sam merasa gadis itu semakin mendekat dan mengecup bibirnya lembut, dia tentu saja tidak menolak dan membalasnya.Lama mereka saling berpagutan satu sama lain. Entah kenapa Sam merasa hal itu malah semakin membuatnya merasa tidak terkendali.Tapi lama kelamaan kesadaran Sam mulai menghilang.“Tuan?” Sonia menepuk pipi Sam dan heran melihat mata Sam terpejam dan tubuhnya lunglai.“Sial! Apa dia pingsan? Aduh!” gadis itu berdecak kesal.Tapi rencana Sonia memang ingin membuat Sam terangsang sekaligus tidak sadar. Dia tidak menyan
Sam memijat keningnya karena tidak tahu harus bersikap seperti apa.Dua orang yang menyebalkan memberikan pengakuan yang sama hari ini.Mereka sama-sama memberikan Sam informasi yang selama ini mereka cari. Dia tidak tahu harus berbuat apa.Akhirnya setelah memikirkan kalau ucapan mereka harus diperjelas, Sam meminta Pak Yudi untuk datang ke ruangannya.“Ada apa, Tuan? Kenapa sepertinya Tuan Muda berantakan sekali hari ini?” Yudi heran melihat penampilan Sam sekarang.“Nanti aku jelaskan, Pak. Sekarang aku ingin minta pendapat padamu. Aku awalnya ragu, apa harus percaya pada mereka atau tidak. Tapi hal ini harus kita selidiki,” Sam mulai menyampaikan hal yang mengganggu pikirannya.Pak Yudi tidak paham arah pembicaraan Sam, jadi dia kembali bertanya, “Hal apa yang Tuan Muda maksudkan? Apa sudah terjadi sesuatu?” pria itu terlihat bingung.Sam menarik napas panjang dan mulai menatap Pak Yudi serius.“Hari ini Pak Bambang m