Beranda / Urban / Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi! / Bab 66 : Pengakuan dan Rencana Licik

Share

Bab 66 : Pengakuan dan Rencana Licik

Penulis: Pipi_Kiri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 07:00:40

Sonia sudah bertekad dengan bulat.

Dia akan menggunakan rencana paling ampuh miliknya setelah ini. Dia tidak tahu lagi akan melakukan apa, yang pasti sekarang dia ingin mencoba apakah rencananya berhasil atau tidak.

Sonia segera kembali ke ruangannya dan membongkar isi tasnya. Dia mengambil sesuatu dan menyimpan benda itu di dalam saku kemejanya.

Dia pun mulai merapikan penampilan dan pakaiannya.

Gadis itu menghembuskan napas berulang kali untuk menghilangkan gugup dan juga agar terlihat lebih santai dia tidak ingin terlihat kacau karena baru selesai memaki-maki Sam.

Juna yang melihat Sonia masuk segera berdiri dan memasang badan siaga.

“Maaf, Ada perlu apa ya, Mbak? Kalau tidak ada hal yang penting Anda tidak diperbolehkan masuk ucap!” Juna mulai menghalangi Sonia.

“Pak Juna, ada hal yang sangat penting yang aku ingin sampaikan pada Tuan Samuel! Ini mengenai informasi yang selama ini dia cari dan aku sendiri yang akan menyampaikan pes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 67 : Informasi Penting Dari Pak Bambang

    Sam merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Rasanya seperti menginginkan sentuhan yang bisa membuatnya merasa lebih baik.Sam melihat Sonia seperti berbayang. Samar-samar matanya melihat gadis menghampirinya. Penglihatannya seperti buram dan berkabut.‘Sarah?’ pikirnya.Sam kira orang yang menyentuhnya saat ini adalah Sarah, kekasihnya. Dia pun senang karena bisa membantunya.Sam merasa gadis itu semakin mendekat dan mengecup bibirnya lembut, dia tentu saja tidak menolak dan membalasnya.Lama mereka saling berpagutan satu sama lain. Entah kenapa Sam merasa hal itu malah semakin membuatnya merasa tidak terkendali.Tapi lama kelamaan kesadaran Sam mulai menghilang.“Tuan?” Sonia menepuk pipi Sam dan heran melihat mata Sam terpejam dan tubuhnya lunglai.“Sial! Apa dia pingsan? Aduh!” gadis itu berdecak kesal.Tapi rencana Sonia memang ingin membuat Sam terangsang sekaligus tidak sadar. Dia tidak menyan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 68 : Makan Malam Dengan Keluarga Galaxi

    Sam memijat keningnya karena tidak tahu harus bersikap seperti apa.Dua orang yang menyebalkan memberikan pengakuan yang sama hari ini.Mereka sama-sama memberikan Sam informasi yang selama ini mereka cari. Dia tidak tahu harus berbuat apa.Akhirnya setelah memikirkan kalau ucapan mereka harus diperjelas, Sam meminta Pak Yudi untuk datang ke ruangannya.“Ada apa, Tuan? Kenapa sepertinya Tuan Muda berantakan sekali hari ini?” Yudi heran melihat penampilan Sam sekarang.“Nanti aku jelaskan, Pak. Sekarang aku ingin minta pendapat padamu. Aku awalnya ragu, apa harus percaya pada mereka atau tidak. Tapi hal ini harus kita selidiki,” Sam mulai menyampaikan hal yang mengganggu pikirannya.Pak Yudi tidak paham arah pembicaraan Sam, jadi dia kembali bertanya, “Hal apa yang Tuan Muda maksudkan? Apa sudah terjadi sesuatu?” pria itu terlihat bingung.Sam menarik napas panjang dan mulai menatap Pak Yudi serius.“Hari ini Pak Bambang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 69 : Senyum Licik Dion

    Sam pergi ke kantor dengan lebih bersemangat hari ini.Setelah makan malam bersama dengan kedua orang tuanya, dia yakin Sarah bisa jadi lebih dekat lagi. Apalagi Papanya kembali mengundangnya datang lagi, untuk mencicipi masakan dari Sarah.Sam merasa hubungan mereka bisa jadi semakin dekat dan akrab setelah ini. Dia juga sangat berharap Mamanya bisa bersikap hangat pada gadis pilihannya.Dan pertunangan mereka bisa terwujud dengan berita dan acara yang lebih resmi.Sam pun menyandarkan punggung di kursi kebesarannya sambil memejamkan mata. Dia akan memulai hari ini dengan senyuman meskipun segudang jadwal sudah disiapkan untuknya.Di kursi depan, Juna sedang fokus melihat tabelnya. Lalu Sam teringat kalau Asistennya ini belum menceritakan semua kejadian kemarin dengan jelas.Sam harus mengetahui semuanya.“Juna, bagaimana aku bisa tidak sadarkan diri?” Sam bertanya dengan tatapan serius.Juna pun mengalihkan pandangannya dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 70 : Siapa? Cepat Katakan!

    Pak Yudi yang baru saja selesai menerima laporan dari anak buahnya, langsung bergegas menuju ruangan Sam.Dia tidak akan melewatkan waktu sedetikpun, karena dengan begitu mereka bisa mengetahui apa yang selama ini mereka cari.Setelah sekian lama, akhirnya mereka berhasil menemukan petunjuk di salah satu gedung yang berada di sebelah hotel tempat Sarah bekerja.Kamera pengawas menangkap wajah mereka saat masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan nomor plat dan juga jenis mobil yang mereka gunakan.Awalnya sangat sulit bagi Pak Yudi meyakinkan pemilik gedung itu tapi akhirnya mereka bisa meminta izin setelah menjelaskan kalau orang yang mereka cari adalah komplotan penjahat."Maaf mengganggu waktunya, Tuan Muda. Tapi saya punya berita yang sangat penting!" Pak Yudi langsung mengucapkan perihal kedatangannya yang tiba-tiba.Sam langsung menghentikan aktivitas membaca laporan di laptopnya.Dia pun segera bangkit dan meminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 71 : Dasar Tidak Berguna!

    Sam merasa pria ini seperti bermain-main dengannya. Pria bertato naga itu benar-benar sudah menguji kesabarannya.Sudah lama Sam mencari mereka dan berusaha menyelidiki siapa orang di balik ini semua. Tapi sampai hari ini pun mereka masih tidak bisa mendapatkan jawaban yang pasti.Sam kembali bertanya sekali lagi, "Cepat katakan saja! Tidak perlu basa-basi atau aku akan memotong lidahmu itu sehingga kau tidak bisa lagi bicara!" ancamnya dengan nada dingin.Pria itu menghembuskan napas kasar lalu kembali mendongak, melihat Sam dengan tatapan yang tidak dapat diartikan."Kalau kau memang ingin mengetahui siapa orang itu, seharusnya kau tanya dengan orang terdekatmu," suaranya terdengar parau dan pelan.Samuel semakin tidak mengerti sampai mengerutkan keningnya lalu menoleh ke arah Pak Yudi.Pria berkacamata itu pun mengangguk setuju seolah mengerti apa yang sedang Tuannya ini pikirkan.Sam pun kembali fokus pada pria itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 72 : Tolong Jangan Pecat Saya!

    Pria berusia 39 tahun itu memukul meja dengan kuat untuk melampiaskan emosinya."Sialan!" makinya lagi.Dia pun menghempaskan tubuhnya di kursi."Semua rencanaku gagal! Mereka sudah tahu sekarang!" desisnya menahan marah.Suami dari Angelina itu mengatupkan rahangnya dengan kuat sambil mengepalkan tangan.Ya!Dia adalah Hendra. Pria itu sudah tahu kalau para orang suruhannya sudah di penjara oleh Sam."Sepertinya aku tidak bisa lagi bermain kucing-kucingan dengan mereka! Aku harus secara terang-terangan menyerang anak ingusan itu!" desisnya dengan nada dingin.Hendra sudah tidak peduli lagi sekarang, walaupun Samuel dan Adam mengetahui semua rencananya.Meskipun di sisi lain dirinya juga masih merasa takut kalau mereka akan membalas apa yang sudah dia lakukan, tapi dia akan menyusun rencana secepat mungkin agar tetap selangkah di depan mereka."Aku harus bisa tenang. Aku tidak boleh gegabah, secepat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 73 : Fitnah! Aku Tidak Percaya!

    Gadis itu masih menangis saat tiba di ruangannya.Semua yang melihatnya merasa iba tapi tidak ada yang berani untuk ikut campur.Karena kalau sudah begini, berarti dia dipecat secara tidak hormat oleh Sam.Entah kesalahan apa yang gadis itu lakukan mereka tidak tahu.Yang jelas karyawan lain akan melihat apa yang dilakukan Sonia itu sebagai contoh.Agar tidak berbuat kesalahan yang sama kalau masih ingin bekerja di perusahaan ini.Sonia menghapus air matanya dan tatapannya berubah menjadi tajam.Hatinya bukan lagi berisi kesedihan karena dipecat tapi mulai timbul iri, dengki dan memupuk dendam pada mereka.Dia merasa Hendra sudah membuangnya dan hanya memanfaatkannya.Sementara Sam yang terus menolaknya dan malah memecatnya secara tidak hormat.Dia membenci mereka. Gadis itu akan membalaskan sakit hatinya suatu hari nanti.'Lihat saja! Aku akan membuat perhitungan pada kalian!' Gadis itu menghapus ai

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 74 : Sudah Mulai Terpengaruh

    "Mama, ada apa kemari tiba-tiba?" tanya Hendra yang kalut.Dia langsung bangkit dari kursi dan menghampiri istrinya.Bukannya menjawab, Angelina malah balik bertanya dengan tidak sabar pada suaminya itu, "Apa yang sudah kamu lakukan, Mas? Apa benar semua yang mereka tuduhkan padamu?!" brondongnya dengan berbagai macam pertanyaan.Hendra masih bingung apa yang dimaksud oleh istrinya ini.Di satu sisi dia juga takut kalau Angelina mengetahui apa yang sudah dia lakukan dan memihak pada Adam dan Sam."Ma, tenanglah. Ayo, duduk dulu!" ucapnya sambil membawa Angelina menuju sofa."Bagaimana mama bisa tenang, Pa! Mama baru saja mendengar dan melihat apa saja yang kamu lakukan selama ini," jelasnya dengan emosi yang menggebu.Hendra menelan ludahnya kasar. Jantungnya seketika berdegup kencang karena gugup.'Sialan! Mereka pasti sudah mengatakan semuanya! Apa yang harus aku lakukan sekarang?' hatinya mengumpat.Hendr

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09

Bab terbaru

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 165 : Bisa kah Kita Berbaikan Lagi?

    Kedua mata wanita blasteran itu membulat sempurna.Tentu dia bisa menebak siapa yang ingin bicara dengannya. Dia pun berusaha untuk duduk supaya tetap tenang dan tetap bertanya dulu guna memastikan.“Si-siapa, Pak?” ucapnya gugup.Lalu tanpa menjawab petugas itu langsung memberikan gagang telepon pada orang di sampingnya.[“H-ha … halo, Angel. A-apa kabar?” ucapnya dengan terbata.]Tentu saja Angelina tahu dan mengenal dengan baik siapa orang yang sedang bicara dengan saat ini.‘Mas Hendra!’ batinnya terkejut.“Untuk apa lagi kau menelponku? Berani sekali kau melakukan ini!” ketusnya langsung.Tangannya sampai mengepal dengan erat untuk meredam emosi yang mulai bergejolak di dadanya.Hendra pun menelan ludahnya dengan kasar dia tahu tidak mungkin Angelina mau bicara dengannya atau lebih tepatnya orang yang sebentar lagi jadi mantan istrinya itu.Namun dia tidak punya pilihan lain.[“Angel, to-tolong dengarkan aku sebentar saja! Aku ingin bicara hal serius denganmu,” mintanya dengan s

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 164 : Ajak Kerja Sama Lagi

    Damar pun kembali ke perusahaannya setelah mengintai perusahaan Sam dari jauh.Dia pun mulai berpikir keras sekarang karena harus bisa membuat rencana selanjutnya. Apalagi Rio dan juga Johan sudah menyerahkan hal ini padanya.Tentu saja rasa gengsinya yang tinggi tidak akan terima kalau sampai ia gagal melakukannya."Perusahaan mereka cukup besar. Aku yakin butuh sesuatu yang berbeda untuk menumbangkan mereka. Ini tidak mudah," gumamnya seorang diri.Damar pun mengelus dagu dengan tangan kanannya.Lalu ia pun mengambil ponselnya dan menelpon temannya. "Halo, Johan! Aku sedang memikirkan kalian berdua dan juga rencana waktu itu. Menurutmu apa yang harus kita lakukan pada pemuda itu?"["Kenapa? Apa sekarang kau ragu?" tanya Johan memastikan.]Pria itu tersenyum sinis."Tentu saja tidak!" jawab Damar cepat. "Aku memang baru saja kembali ke perusahaanku setelah lewat di depan perusahaan mereka. Mereka sama sekali tidak bisa membuatku gentar. Ingat, kalian masih ada janji padaku!" ucapnya

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 163 : Cerminan Suamimu!

    Sarah sampai tergagap mendengar ucapan dari wanita yang terlihat masih muda itu. “Maaf, Mbak. Saya ini serius! Saya memang datang untuk membeli toko itu. Saya akan membuka toko kue,” jelas Sarah berusaha untuk meyakinkan. Tapi wanita itu malah mengangkat bibir atasnya dan memandang Sarah dengan remeh karena saat ini istri dari Samuel itu hanya memakai kaos blus yang dipadukan dengan celana jeans dan memakai sepatu Slip On biasa.Itu semua adalah baju yang biasa Sarah pakai bahkan sebelum menikah dengan Sam. Itu sebabnya dia terlihat sangat sederhana, bahkan mungkin tidak akan ada yang percaya kalau dia akan membeli salah satu ruko yang ada di kawasan elit itu. Sarah pun mengeluarkan kartu miliknya dan menyodorkannya di depan karyawan itu.“Ini, Mbak! Saya bisa bayar sekarang. Mana dokumen dan kuncinya? Mama mertua saya bilang saya tinggal mengambil kuncinya saja di sini!” ucapnya mulai terlihat kesal. Gadis itu pun mengambil kartu itu lalu membolak-baliknya.“Kartu apaan nih? Kart

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 162 : Memangnya Kamu Punya Uang?

    Kening Sam berkerut mendengar ucapan Sarah. Dia melepaskan genggaman tangannya di pundak istrinya yang cantik itu secara perlahan. Kali ini Sam benar-benar memasang wajah mode serius. "What? Bisnis apa, Sarah?" Sam sedikit bingung kemana arah pembicaraan ini. Sarah sudah menduga reaksi yang akan Sam berikan saat dia mengutarakan keinginannya itu. Dia pun mengatur napas dan kembali berkata, "Aku kan sangat suka memasak, apalagi membuat cake. Jadi aku mau buka toko kue sendiri, Sam. Aku mau punya kegiatan juga daripada … hanya duduk bengong di rumah," jelasnya sedikit takut dengan wajah tertunduk. "A-apa? Hahaha!"Tidak seperti dugaan Sarah, Sam malah menertawakannya. "Loh, kenapa kamu ketawa? Apa ada yang lucu?" Sarah bertanya dengan polosnya. Sam menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Aku pikir kamu akan mengatakan sesuatu yang aneh atau apalah yang membuatku khawatir, ternyata hanya itu. Kenapa tidak la

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 161 : Kerja Sama Balas Dendam

    Rio tersenyum senang mendengar itu. Keduanya pun bergegas menghampiri meja tempat pria itu sedang duduk. Johan pun mulai mengenalkan Rio dengan temannya itu secara langsung. Pria itu pun berdiri untuk menerima jabatan tangan dari Rio. "Aku Rio! Senang bertemu denganmu!" ucapnya mulai duluan. Dia pun tersenyum tipis, "Aku Damar! Senang bertemu denganmu juga!" jawabnya dengan suara berat yang khas. Terdengar sangat jantan dan pria sekali. Tubuh tinggi, tegap dengan kulit sawo matang semakin menambah kesan kalau dia orang yang pekerja keras. "Oke, Tuan-tuan. Cukup basa basinya! Mari kita lanjutkan obrolan ini dengan hal yang lebih serius!" ujar Johan terlihat bersemangat. Mereka pun duduk di kursi masing-masing, melingkari meja kaca yang ada di tengah. Tentu saja, Johan akan membahas soal masalah yang sudah menimpa Rio karena satu kesalahannya. Sekarang mereka ingin meminta bantuan pada Damar untuk menyaingi Sam. Ya, Damar Suseno adalah pengusaha yang sukses.Sama seperti Sam

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 160 : Teman Baru Kita!

    "A-apa?! Untuk apa, Tuan?" kening Juna langsung berkerut bingung. Sam pun menyandarkan punggungnya ke kursi. Terlihat tidak ada beban dan rileks. "Tenanglah, Juna. Aku punya rencana lain kali ini," ucap Sam santai. Juna pun mendengarkan apa yang Tuannya itu katakan tentang rencananya. Meskipun sedikit berbelit dan rumit tapi Sam akan berpura-pura tidak tahu perihal kebebasan Rio. "Tapi aku sedang tidak ingin membicarakan mereka saat ini, Juna. Nanti saja kita urus mereka. Fokus dulu pada jadwal pekerjaan kita ke depan. Lagipula aku tidak mau mereka mengambil alih semua pikiranku. Mereka itu hanya tikus kecil!" ujar Sam sambil mengibaskan tangan kanannya. Juna mengangguk setuju, tapi baginya tetap saja hal itu mengganggu pikirannya dan membuatnya tidak tenang. Bagaimanapun juga mereka sekarang akan terang-terangan menjadi musuh setelah kejadian ini. Entah kenapa perasaannya yakin akan hal itu. Dia juga ma

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 159 : Pria Itu Bebas?!

    Johan pun tersenyum menyeringai dan menjawab dengan santai. "Tentu saja! Jangan panggil aku Johan kalau tidak bisa melakukan hal itu!" ujarnya dengan menepuk dada sebelah kirinya, terkesan bangga. Mereka berdua pun tertawa bersama dan sangat terlihat akrab dengan merangkul pundak masing-masing. "Ayo! Aku traktir minum sepuasnya! Hahaha!" serunya dengan bersemangat. Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk pergi ke klub miliknya. Hari ini khusus untuk merayakan kebebasannya setelah beberapa waktu merasakan dinginnya tidur di balik dinding sempit dan pengap. Pria itu adalah Rio. Ya, Johan memenuhi janjinya untuk menolong temannya itu ke luar dari penjara. Tentu saja dengan uang Rio miliki saat ini cukup untuk membuatnya bebas dengan syarat tetap harus ada penjamin yang mewakilinya. Meskipun Sam sudah meminta pihak kepolisian untuk memberatkan hukumannya tapi pria itu tidak gentar dan putus asa.Dia sudah banyak melakukan segala cara untuk bisa bebas. Dan akhirnya setelah lama men

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 158 : Rela Mengesampingkan Ego

    Kedua mata Reno pun terbelalak lebar. Entah kenapa dia merasa sangat takut kalau sudah menyangkut nama Papanya. Kali ini Juna berhasil membuatnya semakin kehilangan kendali. Tapi dia sudah bicara jujur dan mengungkapkan segala sesuatu yang Juna inginkan. Reno pun memutuskan untuk melunak dan mengikuti apa yang pria itu mau. Demi papanya!"Ja-jangan! Aku mohon jangan ganggu Papaku! To-tolong dengarkan aku! Aku bicara jujur dan sudah mengatakan semuanya padamu. Aku tidak tahu menahu tentang apa yang gadis itu lakukan! Percayalah!" ucapnya dengan mengiba. Sorot matanya terlihat sangat ketakutan sekaligus sedih. Reno tidak ingin Papanya susah lagi karena ulahnya. Uang mereka sudah banyak habis untuk menebusnya dari penjara. Dia tentu saja tidak ingin jatuh miskin. Saat ini saja mereka masih cukup kesulitan untuk mengembalikan harta kekayaan yang hampir terkuras habis. Demi menyelamatkan perusahaan dan nama ba

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 157 : Aku Tidak Terlibat!

    Juna pun menautkan kedua alisnya mendengar permintaan Sam. Dia pikir Tuannya itu akan membicarakan soal pekerjaan atau sebuah proyek baru, tapi ternyata malah mencari pria yang sudah seharusnya mereka lupakan. "Maaf, Tuan. Kalau boleh saya tahu, untuk apa Tuan mencari pria itu? Bukankah kita tidak ada urusan lagi dengannya?" Juna memberanikan diri untuk bertanya. Sam pun membuka kancing jasnya dengan cepat dan duduk di kursi kebesarannya. "Juna, apa kamu lupa? Bukankah gadis gila itu bilang kalau ada yang membantunya bebas? Mereka bebas bersama dari penjara dan bisa saja kan pacarnya itu membantunya dalam penyerangan kemarin! Kau harus cari tahu hal itu!" ucapnya tegas. Juna pun buru-buru mengatupkan mulutnya. Dia malu, kenapa bisa sebodoh ini dan tidak terpikirkan ke arah sana.Padahal dialah yang seharusnya memikirkan hal itu, bukannya Sam. Juna pun mengangguk cepat sebelum Sam jadi marah, "Maafkan saya, Tuan! Saya ak

DMCA.com Protection Status