Pak Manajer dan Arya terkejut mendengar pengakuannya. Mereka juga ragu disaat yang bersamaan dengan apa yang Sam laporkan . Atasannya kembali duduk di kursi untuk menenangkan diri.
“Apa maksudmu, Sam? Jangan bercanda dong,” ucap Arya pelan.“Benar. Darimana kamu tahu soal ini? Tugasmu tidak ada hubungannya dengan data gaji karyawan,” ucap pria itu mulai serius.Pak Doni pria berusia tiga puluh tujuh tahun itu merasa bahwa Sam hanya mengada-ada dan bermaksud mencari muka padanya. Seperti anak baru pada umumnya.Biasanya di dunia industri, pegawai baru pasti ada yang seperti itu. Begitu pikirnya."Akan saya jelaskan semua. Tadi saya tidak sengaja melihat data absensi Wira yang janggal, jadi saya meminta Manajer keuangan untuk memeriksa datanya bulan lalu. Dugaan saya benar! Bahkan GM hotel ini juga korupsi, Pak!" tutur Sam menjelaskan."Sam, saya yakin Wira tidak seperti itu. Dia selalu memberikan laporan yang benar setiap bul“Aku adalah pemilik dari hotel ini!”“APA?!” Mereka semua terkejut mendengar pengakuan Sam yang tiba-tiba.“Sam, tolong jangan bicara hal konyol dalam situasi seperti ini!” ucap Doni dengan nada marah yang terdengar jelas.“Hahaha! Sam, jangan karena kita dipecat jadi kau membuat bualan omong kosong!” sahut Wira tak mau kalah mengejek Sam.“Berani sekali kau berkata seperti itu padaku! Keluar dari ruangan ini sekarang juga!” ucap Sandy dengan nada tinggi sambil menunjuk wajah Sam.“Sam, tolong jangan berbuat hal aneh, nasib pekerjaan kita sedang pertaruhkan di sini,” Wira berbisik pada Sam karena khawatir.“Aku serius dan mengatakan hal yang benar! Justru Pak Sandy yang harus keluar dari hotel ini!” ucap Sam dingin.Dia sama sekali tidak memperdulikan apa yang mereka katakan. Kali ini tidak akan ada yang bisa menghentikannya. Hari ini juga Sam akan mengungkap siapa dirinya sebenarnya, karena kalau tidak Pak San
“Ini adalah kartu identitasku yang asli,” ucap Sam sambil mengeluarkan KTP miliknya.Dia juga mengeluarkan kartu khusus yang hanya dikeluarkan untuk keluarga Galaxi.‘Itu kartu yang sama saat di Cafe!’ batin Wira terkejut.‘Jadi itu alasan Sam mampu membayar biaya tagihan yang besar’.“Aku memang hidup susah sebelumnya jadi wajar kalau kalian tidak percaya, tapi aku berkata jujur kalau Adam Galaxi adalah Papaku. Mulai sekarang kalian tidak bisa lagi berbuat sesuka hati kalian di hotel ini,” jelasnya lagi.Karyawan lain yang berada di sekitar Lobby mendadak heboh melihat beberapa orang penting sedang bersitegang.Pak Yudi yang mendengar ucapan dari Sam tadi segera menatap Sandy dengan tajam.“Apa yang sudah dilakukan orang ini, Tuan?” dia kembali bertanya sambil memberikan tatapan dingin pada yang lain.Pak Sandy tidak berani mengangkat wajahnya. Dia menyesal tidak meneliti dulu siapa orang yang sudah dibawa Pak Yudi untuk bekerja di sini. Sekarang karir yang dia perjuangkan susah pay
“Apa? Putra dari keluarga Galaxi yang memiliki seluruh hotel bintang lima dan tujuh di negeri ini?” tanya Reno sekali lagi memastikan.“Iya benar, Kak! Itu yang aku dengar dari orang kepercayaan mereka,” jelas Wira dengan bibir manyun.Mereka duduk di salah satu meja cafe untuk membicarakan tentang status Sam.“Papa pernah memberitahuku bahwa rumornya pewaris Galaxi group sudah meninggal atau sedang bersembunyi, tapi selama ini memang tidak pernah tampil di media, hanya pemimpin Galaxi Group saja yang sering muncul di televisi. Aset properti mereka sangat banyak bukan cuma hotel berbintang saja,” ucap Reno membeberkan informasi tentang keluarga Sam.“Ta-tapi apa benar kalau Sam adalah anak dari pengusaha kaya itu?” tanya Dinda dengan mata berbinar.“Iya, Kak. Bahkan ada tangan kanan papanya yang menjelaskan pada kami, sekarang semua karyawan hotel sudah tau siapa Sam sebenarnya. Sial! kenapa aku harus berurusan dengannya!” maki Wira kesal
"Saya tidak mau ditipu oleh pria kaya seperti Anda!" ucap Sarah sambil memeluk tasnya sebagai upaya melindungi diri.Sam tidak menyangka kalau respon Sarah berlebihan seperti ini. Dia pikir gadis itu bersikap seperti biasa dan akan bertanya padanya tentang kejadian yang sebenarnya.“Sarah, tolong dengarkan dulu penjelasanku! Aku punya alasan dibalik ini semua,” pinta Sam memohon.“Untuk apa, Sam? Kamu berpura-pura jadi orang miskin dan saat bertemu denganku, aku yakin kamu memanfaatkan kepolosanku! Aku merasa tertipu,” ucap Sarah sedikit lebih tenang kali ini.“Tidak, Sarah. Aku buka pria seperti itu, sungguh pertemuan kita tidak pernah aku duga, saat itu semua serba kebetulan. Aku memang memutuskan hidup menjadi orang biasa sejak empat tahun lalu tapi saat ini perusahaan sedang membutuhkanku jadi aku terpaksa membuka identitasku saat mengetahui Pak Sandy menyalahgunakan jabatannya.”Sam menjelaskan yang sebenarnya pada Sarah meskipun tid
Adam dan Sam yang sudah lebih dahulu menyambut Hendra dan Angelina, membiarkan mamanya mengobrol dengan mereka.Om dan tantenya memang jarang sekali ke rumah ini, mereka juga sulit untuk mengatur waktu bertemu. Hanya mama dan tantenya yang sering belanja atau ikut kegiatan sosialita yang disukai tantenya.Sementara suaminya yaitu Hendra pria berumur tiga puluh sembilan tahun itu seorang pengusaha pabrik semen yang sukses.Oleh karena itu bisnis Adam dan Hendra saling berhubungan tapi hanya Angelina yang bekerjasama dengan perusahaan Galaxi karena dia memiliki saham tiga puluh lima persen dan Adam tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan iparnya karena ucapan Hendra saat itu yang membuat Samuel pergi dari rumah.Tapi biarlah untuk sementara ini Adam ingin keluarganya terlihat rukun dan damai.Dia sudah melakukan segala cara agar bisa mengawasi pergerakan Hendra dan untuk saat ini semuanya terlihat normal dan baik-baik saja. Adam tahu adiknya sangat mencintai suaminya maka dari itu dia
Sam mengantar keluarga tantenya sampai di halaman rumah.Setelah berbincang santai mereka pamit karena hari sudah malam dan besok Alice harus bangun pagi untuk sekolah."Bye, Cantik! Terima kasih ya Om dan juga Tante, sudah menyempatkan waktu untuk datang," ucap Sam tersenyum."Tidak usah sungkan. Nanti kita juga akan sering ketemu," jawab Angelina kalem."Om harap kita bisa bekerjasama nantinya," ucap Hendra tersenyum penuh arti."Iya, Om. Nanti Sam akan diskusikan hal ini dengan Papa," "Mas, nanti sering ke rumah ya. Aku mau ditemenin main," ucap Alice riang."Baiklah. Selamat jalan!"Sopir keluarga mereka pun segera melajukan mobil dengan pelan dan setelah keluar dari pagar barulah Sam masuk ke dalam rumah."Kerjasama apanya? Dasar ular beracun!" gumam Sam kesal.Sam pun menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Setelah membersihkan diri, Sam ingin menelpon Sarah, tapi k
"Sarah, duduklah! Tunggu di sini sebentar. Aku akan melihat siapa yang datang," Gadis itu tersenyum sambil mengangguk.Dengan perasaan kesal Sam berjalan, meskipun begitu dia tetap harus membuka pintu kamarnya."Siapa sih ya-""Halo, Sam! Apa kabar?" ucap seseorang yang sangat dikenalnya. Dinda memakai dress berwarna merah yang seksi tak lupa dipoles dandanan bold dengan lipstik merah menyala. Kalau pria normal pasti tidak akan menolaknya tapi itu tidak berlaku bagi Sam."Untuk apa kamu datang kemari? Aku kan sudah bilang untuk tidak muncul dihidupku lagi!" bentak Sam.Dia merasa marah karena sudah diganggu tapi dia tidak mungkin berlaku kasar pada wanita. Cukup bentakan saja."Aku kemari mau meminta maaf dengan tulus. Aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya," jelasnya dengan wajah sedih yang dibuat-buat.Dinda pun dengan cepat melangkah masuk, sedikit mendorong tubuh Sam."Hei! Janga
"Bagaimana bisa kamu masuk kemari?" tanya wanita cantik yang berusia sekitar tiga puluhan.Dia adalah Siska, sekretaris papanya di kantor. Wanita itu memindai Sam dengan tatapan curiga.Sam kepergok seperti maling saat ini. Dia harus menjelaskan sebelum wanita itu salah paham."Maaf, Mbak. Saya hanya melihat-lihat sekitar ruangan ini sambil me-""Diam di sana!" ucapnya galak.Belum selesai Sam berbicara tapi Siska sudah menelpon security untuk mengusirnya."Halo, Pak! Ada orang asing mencurigakan di ruangan Pak Adam. Iya! Cepat kemari!" pintanya lalu menutup telepon buru-buru.Siska yang baru saja turun ke pantry mengambil kopi untuk atasannya, merasa kecolongan.Dia tidak menduga kalau ada orang yang berani masuk kemari. Wanita yang memakai kacamata putih itu yakin kalau atasannya sudah ada di ruangan."Jangan coba-coba kabur ya! Tunggu di situ!" titahnya pada Sam."Tapi, Mbak. Saya ini tamunya Pak