Di Rumah Reno…Orang tua dan anak itu sedang duduk bersama di ruang keluarga. Suasana mendadak begitu hening, Reno hanya bisa menunduk tidak berani menatap wajah papanya tapi di sisi lain dia juga tidak sabar untuk mendengarkan apa yang ingin orang tuanya katakan."Apalagi kali ini?" Suara papanya terdengar seperti petir.Setelah lama hening dan memulai pembicaraan di antara mereka, Reno pun sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat papanya."Apa maksud, Papa?" tanya Reno sedikit gugup."Apa kau tahu? Papa mengeluarkan banyak uang untuk menebusmu! Bahkan sampai menggadaikan sertifikat hotelmu ke Bank!" jelas papa Reno dengan marah yang tersirat jelas dari sorot matanya."A-APA?!" pekik Reno dengan mata terbelalak.'Hotelku! Oh, damn it!' ratapnya dalam hati"Kenapa papa melakukan itu?" tanyanya lagi dengan takut. "Tentu saja aku harus melakukannya, kalau tidak kau tidak akan mungkin bisa duduk di atas sofa nyaman itu!" ujarnya dengan nada tinggi.Reno menundukkan kembali wajahnya.
"Apa? Membeli mobil?" tanya Reno dengan mata yang terbelalak."Iya, Sayang! Aku ingin punya mobil. Bukankah bulan lalu kamu sudah janji mau membelikan aku mobil jadi aku tidak perlu repot untuk pergi bolak-balik ke rumah, ke hotel atau restoran, benarkan?" ujar Dinda dengan mata yang berbinar.Reno pun meneguk ludahnya kasar.'Aduh! Bagaimana ini? Aku tidak punya cukup uang untuk membeli mobil! Apa aku ulur waktu saja dulu?' pikirnya dalam hati."Baiklah, aku akan membelikanmu mobil, Sayang!" ucap Reno akhirnya."Yes! Terimakasih ya, Sayang!" sorak Dinda kegirangan lalu mengecup pipi sebelah kiri Reno."Iya, tapi belum dalam waktu dekat ini," ucap Reno pelan."Loh, kenapa?" "Itu karena aku baru saja memakai dana darurat untuk mengembangkan hotel dan juga restoran jadi untuk saat ini aku harap kamu bersabar dulu ya," jawabnya menjelaskan pada Dinda."Yah! Jadi aku harus menunggu lagi?!" gerutunya kesal
Sam tersenyum miring melihat reaksi Dinda yang terlihat senang mendengar jawaban darinya.Dia sengaja membuat gadis itu merasa bahagia seperti terbang ke awan tapi lihat saja nanti, permainan baru saja dimulai.“Aku mau tapi bukan untuk berpacaran lagi denganmu,” ujar Sam melanjutkan.Sam menepis tangan Dinda yang merangkulnya sedikit kasar membuat gadis itu terkesiap karena terkejut dengan reaksi Sam yang tiba-tiba.“Apa maksud ucapanmu, Sam? Aku serius ingin memulai kembali hubungan kita. Aku janji akan berubah menjadi pacar yang baik buat kamu,” ucapnya mencoba meyakinkan Sam.“Tidak! Aku mau kamu pergi dari hadapanku dan jangan lagi mengganggu hidupku! Hubungan kita sudah berakhir selamanya!” jawab Sam tegas.“Ta-tapi kenapa? Apa karena perempuan yang bersamamu tadi? Apa dia pacar barumu?” Dinda bertanya dengan menahan emosi yang meluap.“Bukan urusanmu! Setelah aku punya uang banyak barulah kamu mau pacaran denganku! Dasar perempuan mata duitan! Sudah pergi dari sini! Urus saja p
Pak Manajer dan Arya terkejut mendengar pengakuannya. Mereka juga ragu disaat yang bersamaan dengan apa yang Sam laporkan . Atasannya kembali duduk di kursi untuk menenangkan diri.“Apa maksudmu, Sam? Jangan bercanda dong,” ucap Arya pelan.“Benar. Darimana kamu tahu soal ini? Tugasmu tidak ada hubungannya dengan data gaji karyawan,” ucap pria itu mulai serius.Pak Doni pria berusia tiga puluh tujuh tahun itu merasa bahwa Sam hanya mengada-ada dan bermaksud mencari muka padanya. Seperti anak baru pada umumnya.Biasanya di dunia industri, pegawai baru pasti ada yang seperti itu. Begitu pikirnya."Akan saya jelaskan semua. Tadi saya tidak sengaja melihat data absensi Wira yang janggal, jadi saya meminta Manajer keuangan untuk memeriksa datanya bulan lalu. Dugaan saya benar! Bahkan GM hotel ini juga korupsi, Pak!" tutur Sam menjelaskan."Sam, saya yakin Wira tidak seperti itu. Dia selalu memberikan laporan yang benar setiap bul
“Aku adalah pemilik dari hotel ini!”“APA?!” Mereka semua terkejut mendengar pengakuan Sam yang tiba-tiba.“Sam, tolong jangan bicara hal konyol dalam situasi seperti ini!” ucap Doni dengan nada marah yang terdengar jelas.“Hahaha! Sam, jangan karena kita dipecat jadi kau membuat bualan omong kosong!” sahut Wira tak mau kalah mengejek Sam.“Berani sekali kau berkata seperti itu padaku! Keluar dari ruangan ini sekarang juga!” ucap Sandy dengan nada tinggi sambil menunjuk wajah Sam.“Sam, tolong jangan berbuat hal aneh, nasib pekerjaan kita sedang pertaruhkan di sini,” Wira berbisik pada Sam karena khawatir.“Aku serius dan mengatakan hal yang benar! Justru Pak Sandy yang harus keluar dari hotel ini!” ucap Sam dingin.Dia sama sekali tidak memperdulikan apa yang mereka katakan. Kali ini tidak akan ada yang bisa menghentikannya. Hari ini juga Sam akan mengungkap siapa dirinya sebenarnya, karena kalau tidak Pak San
“Ini adalah kartu identitasku yang asli,” ucap Sam sambil mengeluarkan KTP miliknya.Dia juga mengeluarkan kartu khusus yang hanya dikeluarkan untuk keluarga Galaxi.‘Itu kartu yang sama saat di Cafe!’ batin Wira terkejut.‘Jadi itu alasan Sam mampu membayar biaya tagihan yang besar’.“Aku memang hidup susah sebelumnya jadi wajar kalau kalian tidak percaya, tapi aku berkata jujur kalau Adam Galaxi adalah Papaku. Mulai sekarang kalian tidak bisa lagi berbuat sesuka hati kalian di hotel ini,” jelasnya lagi.Karyawan lain yang berada di sekitar Lobby mendadak heboh melihat beberapa orang penting sedang bersitegang.Pak Yudi yang mendengar ucapan dari Sam tadi segera menatap Sandy dengan tajam.“Apa yang sudah dilakukan orang ini, Tuan?” dia kembali bertanya sambil memberikan tatapan dingin pada yang lain.Pak Sandy tidak berani mengangkat wajahnya. Dia menyesal tidak meneliti dulu siapa orang yang sudah dibawa Pak Yudi untuk bekerja di sini. Sekarang karir yang dia perjuangkan susah pay
“Apa? Putra dari keluarga Galaxi yang memiliki seluruh hotel bintang lima dan tujuh di negeri ini?” tanya Reno sekali lagi memastikan.“Iya benar, Kak! Itu yang aku dengar dari orang kepercayaan mereka,” jelas Wira dengan bibir manyun.Mereka duduk di salah satu meja cafe untuk membicarakan tentang status Sam.“Papa pernah memberitahuku bahwa rumornya pewaris Galaxi group sudah meninggal atau sedang bersembunyi, tapi selama ini memang tidak pernah tampil di media, hanya pemimpin Galaxi Group saja yang sering muncul di televisi. Aset properti mereka sangat banyak bukan cuma hotel berbintang saja,” ucap Reno membeberkan informasi tentang keluarga Sam.“Ta-tapi apa benar kalau Sam adalah anak dari pengusaha kaya itu?” tanya Dinda dengan mata berbinar.“Iya, Kak. Bahkan ada tangan kanan papanya yang menjelaskan pada kami, sekarang semua karyawan hotel sudah tau siapa Sam sebenarnya. Sial! kenapa aku harus berurusan dengannya!” maki Wira kesal
"Saya tidak mau ditipu oleh pria kaya seperti Anda!" ucap Sarah sambil memeluk tasnya sebagai upaya melindungi diri.Sam tidak menyangka kalau respon Sarah berlebihan seperti ini. Dia pikir gadis itu bersikap seperti biasa dan akan bertanya padanya tentang kejadian yang sebenarnya.“Sarah, tolong dengarkan dulu penjelasanku! Aku punya alasan dibalik ini semua,” pinta Sam memohon.“Untuk apa, Sam? Kamu berpura-pura jadi orang miskin dan saat bertemu denganku, aku yakin kamu memanfaatkan kepolosanku! Aku merasa tertipu,” ucap Sarah sedikit lebih tenang kali ini.“Tidak, Sarah. Aku buka pria seperti itu, sungguh pertemuan kita tidak pernah aku duga, saat itu semua serba kebetulan. Aku memang memutuskan hidup menjadi orang biasa sejak empat tahun lalu tapi saat ini perusahaan sedang membutuhkanku jadi aku terpaksa membuka identitasku saat mengetahui Pak Sandy menyalahgunakan jabatannya.”Sam menjelaskan yang sebenarnya pada Sarah meskipun tid