Beranda / Urban / Tuan Muda / Telepon Tanpa Nama 46

Share

Telepon Tanpa Nama 46

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-15 23:59:03
Bab46

"Ayah, kau membuat anak- anakku terkejut dan ketakutan," seru Aluna dan menghentikan langkahnya.

"Aluna Welas! Dengarkan aku baik- baik. Aku tidak perduli dengan kedua anak itu, yang aku tanyakan, mengapa kamu kembali tanpa izinku?" bentak Welas, membuat Jeremy menangis kencang.

"Ibu ..., Jeremy tacutt," teriak anak itu, sambil menarik baju Aluna Welas dengan kuat.

Sedangkan Case menutup wajahnya dengan baju Ibunya. Gadis kecil itu pun ikut gemetar, tapi dia tidak menangis sama sekali.

"Ayah keterlaluan," kata Aluna. Sembari menggendong dan menenangkan Jeremy.

Aluna berniat berbalik. "Tetap di situ! Pelayan perempuan kemari," teriak Welas.

Kemudian seorang pelayan perempuan yang posisinya paling dekat berlari tergopoh mendekati mereka. "Ya, Tuan."

"Bawa kedua anak Aluna ke kamarnya dan tenangkan mereka! Sedangkan Aluna, tetap di sini, kita perlu bicara!" tegas Welas.

Lelaki itu kini sangat marah pada anak perempuannya itu. Tanpa dia lihat lagi, bahwa wajah kepala keamana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda   Ikut Kami 47

    Bab47 "Ada berita apa?" tanya Welas pada semua yang berdiri di dekatnya. Lelaki tua itu berulang kali menarik napas, untuk menetralkan emosi dalam dadanya yang meletup- meletup. Kepala keamanan langsung bersuara, dengan perasaan gugup. "Tuan Alberto Mose dihakimi di depan media. Semua kejahatannya telah terungkap dan semua sudah terbukti. Pembunuhan berencana hingga menghilangkan nyawa tuan Jhon Mose." Mendengar penuturan kepala keamanan rumah, Welas sangat terkejut. "Bukan hanya itu, nama anda pun terseret dalam hal ini. Tuan Alberto Mose mati di tembak, tepat di kepalanya. Dan menurut keterangan terakhir dari Tuan Wiliam, dia akan menemui anda, untuk di mintai pertanggung jawaban dan diadili di Negeri Fantasy ini." "Shitt! Bodoh sekali Alberto Mose itu! Lalu siapa orang yang dia tembak pagi tadi di mobil itu?" "Menerut beritanya, itu adalah Tuan Marvin, asisten tuan Wiliam." "Celaka!" desis Welas sedikit panik dan juga gugup. Kemudian lelaki tua itu memanggil Aluna dengan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Tuan Muda   Memeluknya 48

    Bab48 "Kami mendapat perintah dari Pengadilan Negeri Fantasy, untuk membawa anda." "Baiklah." Welas menarik napas, lelaki itu sadar, dia tidak akan lepas dari jerat hukum. Sebab semua bukti mengarah kepadanya, bahkan media telah menyorot semua bukti yang memberatkan Welas. Karir dan nama baik lelaki tua itu telah hancur sekarang ini. "Aku berpamitan pada anakku dulu," ucap Welas lagi. Dengan gontai, Welas berjalan menaiki anak tangga. 10 lelaki itu menunggu di depan istana Welas dengan tegak. Sedangkan beberapa anak buah Welas diam tanpa suara dan juga berdiri di depan pintu utama. Hingga bruucckkkk, terdengar suara seperti benda jatuh. "Aaaaaaaaakkkkkk ...." seorang pelayan perempuan berteriak, membuat semua terkejut. "Seseorang melompat dari atas!" teriak pelayan itu dari atas balkon lantai 2. Semua berlarian keluar memeriksa halaman. Hingga di samping istana, tubuh Welas di temukan hancur berlumur darah, dengan kepala pecah. Aluna Welas histeris, melihat semua itu dan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Tuan Muda   Dendam 49

    Bab49 "Aku turut bersedih," seru wanita, yang disebutnya Angela. Wanita bernama Angela itu memiliki tubuh ramping, tinggi, berkulit putih dengan rambut panjang pirang bergelombang. Aluna gegas bangkit dan memeluk wanita cantik berhidung mancung itu. "Tenanglah, semua akan baik- baik saja, oke." Angela mengusap lembut punggung Aluna. "Aluna Welas, siapa dia?" tanya suara datar perempuan paru baya, dengan dandanan lumayan nyentrik. Aluna Welas melepaskan pelukannya dan melihat ke arah asal empu suara tadi. "Tante Merlin," seru Aluna lagi. "Hhmm, tidak kusangka, kematian ayahmu begitu memalukan," seru wanita paru baya, bernama Merlin tersebut. "Bu, kendalikan dirimu," pinta Angela lembut. "Bagaimana aku bisa mengendalikan diri? Yang mati bunuh diri itu adalah Kakak Ibu, yang benar saja kamu, sakit hati ini," tegas Merlin, tidak senang ditegur anaknya. "Bu, kita semua sedang berduka. Lagi pula, ini sudah takdir dan pilihan Paman," jawab Angela, masih dengan suara pelan. Wiliam

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Tuan Muda   Menikahlah Denganku 50

    Bab50 "Dia tampan dan entah mengapa, aku merasakan getaran aneh, ketika dia menatapku," desah Angela seorang diri di dalam kamar. Kini, dia dan Ibunya tinggal di istana Welas bersama Aluna Welas. Wanita itu mematut dirinya di depan cermin, sembari tersenyum manis. "Wajah cantik wanita ini lumayan juga. Setidaknya, aku tidak sejelek dulu," lirih wanita itu kembali. Sementara di dalam kamar lainnya, Aluna meratapi diri yang semakin tidak beruntung. Saudara kandung ayahnya begitu seenaknya dalam berkata dan bersikap pada Aluna juga pada si kembar. "Mau kemana? Sudah rapi saja," celetuk Aluna Welas, ketika Angela memasuki ruang makan dan duduk di meja makan bersama mereka. Kedua bocah kembar itu tengah sibuk menyantap sarapan pagi buatan Ibunya. "Aku mau ngecek usahaku di kota Monarki." "Usaha? Usaha apa?" tanya Aluna penasaran. Angela tersenyum. "Toko barang branded, yang berada di kawasan pusat perbelanjaan di sana," jawab Angela santai. "Wah, selain cantik, ternyata kamu pand

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Tuan Muda   Tersenyum Jahat 51

    Bab51 "Untuk apa menikah? Demi anak, bukan karena cinta?" Wiliam menghela napas. "Aku merasa seakan mengkhianati Esmeralda, jika aku mencintai wanita lain," ungkap Wiliam, membuat hati Aluna hancur semakin dalam. Kini tubuhnya seakan melayang, pijakkannya terasa melemah seketika, membuat wanita itu nyaris kehilangan keseimbangan tubuh. "Selugas itu, kamu seakan tidak mengerti, bahwa ungkapan semacam itu, sangat melukai hati." "Maaf," lirih Wiliam. "Tapi ini tentang kejujuran. Ayolah Aluna, berhenti bersikap kekanakan. Bagaimana pun juga, kita ini orang tua." Aluna berkali- kali menghela napas berat. "Menikahlah denganku," pinta Wiliam lagi. "Biarkan aku berpikir lagi," sahut Aluna. "No, waktuku tidak banyak di negeri ini, aku harus kembali ke kota Monarki. Jika kamu tidak bisa memberikan jawaban, kedua anak itu aku bawa sekarang juga," tegas Wiliam. "Kau ...." Aluna menunjuk wajah Wiliam dengan suara serak. "Jangan memaksaku! Kau tidak berhak membawa mereka!" bentak Aluna W

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Tuan Muda   Menuju Monarki 52

    Bab52 "Jeremy, Case, kalian main dulu, oke. Tante mau keluar sebentar," kata Angela, kepada dua anak kembar itu. "Oke, Tante." Case menjawab dengan santai, sedangkan Jeremy nampak asik dengan semua mainannya. Angela keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan, yang keadaannya semakin memanas. "Tante jahat! Tega sekali Tante merampas semua hak aku!" bentak Aluna Welas tak terima. Merlin mendengkus. "Ini hak aku dan anakku! Karena aku adik kandung dari Welas." "Tapi aku anaknya." "Kamu anak yang durhaka! Demi lelaki pencabut nyawa kakakku ini, kamu rela hamil dan melahirkan anak sialannya," maki Merlin dengan keras. "Nyonya! Jaga bicara Anda, jangan coba menguji kesabaran saya," pinta Wiliam, sambil menarik napas berulang kali, seakan mencoba menahan diri. "Mengapa kalian seribut ini?" tanya Angela dengan santai, seolah dia tidak tahu apa- apa. "Ibumu! Ibumu mengambil semua hak aku di istana ini," lirih Aluna Welas. "Apa? Ibu, benarkah itu?" tanya Angela, sembari menatap Ibun

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Tuan Muda   Demam 53

    Bab53 "Dasar buaya sialan," pekik Aluna Welas dalam hati, sembari mendelik tak senang pada Angela dan Wiliam. Benar saja, lelaki mengesalkan itu mengantarkan Aluna Welas ke depan hotel Grand Sakura. Semua karyawan berkumpul di depan hotel dan menunduk hormat, membuat Angela berdecak kagum pada Wiliam, yang begitu memiliki pengaruh besar. "Tidak buruk! Bahkan lelaki ini di mataku bukan Jeremy Mose, tapi Wiliam Alexander," gumam Angela dalam hati. Melihat tatapan kagum Angela pada Wiliam, Aluna Welas tidak senang. "Sudah! Aku perlu istirahat dengan cepat. Angela, kamu bisa sendiri kan?" tanya Aluna, sembari meraih lengan Wiliam. "Tentu saja, tuan Wiliam, terimakasih atas kebaikan hati Anda." Angela tersenyum manis pada Wiliam, membuat hati Aluna seakan meleleh kepanasan.______ Di dalam mobil, Wiliam terus menebar senyum. "Kau sangat begitu senang, apakah kamu menyukai sepupuku itu?" tanya Aluna Welas dengan tatapan menyelidik. Wiliam terkekeh, melihat wajah Aluna Welas yang b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Tuan Muda   Hari Yang Berwarna 54

    Bab54 Melihat perhatian Wiliam pada anak mereka, Aluna merasa tersentuh. Ini pertama kalinya anak mereka demam dan sangat rewel. Andai saja tidak ada Wiliam, mungkin Jeremy kecil akan terus menangis. Apakah ini yang di namakan ikatan batin antara anak dan Ayahnya? Aluna berkali- kali menghela napas. Jika dulu di Negeri Awan, kedua anak kembarnya akan tercenung di tempat wisata, memandangi anak lainmya yang sedang asik bermain dengan Ayab mereka. Sedangkan mereka saat itu, hanya memiliki Aluna Welas seorang diri.______Pagi yang cerah menyambut mereka, Aluna Welas bangun dan tersenyum, melihat Jeremy kecil yang terlelap di dalam pelukan hangat Wiliam sang Ayah. "Demi kalian berdua, Ibu akan menekan ego," gumam Aluna, sembari memandangi Case dan Jeremy kecil bergantian. Wiliam merasakan tangan yang hangat membelai wajahnya. Perlahan, lelaki itu membuka mata, membuat si empu tangan tersentak kaget. "Hai cantik," sapa Wiliam, sembari membuka lebar matanya yang memang terasa sulit

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01

Bab terbaru

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

  • Tuan Muda   Marah

    Bab141 Sepuluh menit kemudian, seorang wanita berjalan cepat menuju konter MOSKAO. Dengan mengenakan pakaian formal, seperti baru pulang dari kantor. "Bos, ini Tuan Wiliam, yang menyegel konter kita," terang Manager. Plakk .... satu tamparan keras, wanita yang di panggil Bos tadi layangkan, ke pipi kanan Manager. Hingga Manager wanita itu meringis kesakitan. "Apa yang telah kamu lakukan, sehingga semua bisa terjadi?" "Bos, ini hanya salah paham," timpal Eliza. "Kami hanya melarang dia," tunjuk Eliza ke arah Aluna Welas. "Pakaian yang dia gunakan, membuat kami melarangnya masuk. Tidak sesuai dengan standar orang kaya," papar Eliza. Wanita itu menatap Aluna. "Tuan, apakah ini tidak berlebihan? Menyegel konter kami yang beromset besar di gedung ini, hanya karena salah paham." "Saya tidak perduli," sahut Wiliam dengan tenang. Dia memasukkan kedua tangannya, ke dalam kantong celana. Gaya coo

  • Tuan Muda   Terkejut

    Bab140 "Kamu mau berbelanja?" tanya Manager wanita itu. "Mungkin," sahut Aluna. "Kamu yakin mampu bayar?" tanya wanita itu dengan angkuh juga. Aluna kini mengerti. Mengapa seorang karyawan toko baju branded ini begitu angkuh dan memandang remeh dirinya. Sebab Manager nya pun sama, jadi tidak heran. "Pakaian model dari pemakaman begini, mau masuk ke konter kami. Huh, yang ada bau bangkai nanti di dalam," ejek Eliza, sang karyawan toko. Dan ucapan wanita itu, disambut kekehan oleh sang Manager. "Kamu betul sekali. Yang ada ruangan kita bau bangkai," seru Manager, sembari terkekeh. "Bau bangkai? Siapa?" tanya Wiliam sembari mendekat, membuat ketiga wanita yang berdiri di depan pintu konter itu terkejut. Melihat kehadiran Wiliam, kedua waanita yang meremehkan Aluna itu tersenyum ramah dan menyapa Wiliam. "Hallo Tuan, ada yang Anda butuhkan?kami siap melayani dengan sepenuh hati," ucap Eliza. "Hhhm. Saya tadi

  • Tuan Muda   Diremehkan

    Bab139Wiliam membawa Aluna Welas menuju pusat perbelanjaan. Di sebuah parkiran mobil yang sangat luas, Aluna menolak untuk keluar.Pakaian serba hitam, seusai pemakaman Ayahnya kemarin, masih melekat ditubuhnya."Kita ngapain kesini? Aku malu berpakaian seperti ini," ucap Aluna, tanpa mau keluar dari mobil."Keluarlah, kita cari baju untukmu.""Nggak! Bajuku di Istana Welas itu banyak. Lebih baik antar aku kesana, baru kamu antar anak-anak.""Keluar! Kamu tahu aku kan! Aku benci dengan bantahan."Aluna menghela napas, dan keluar mobil dengan perasaan teramat kesal.Mereka menuju sebuah konter baju branded."Belilah apapun yang kamu mau. Setelah itu, kita akan membelikan keperluan anak-anak.""Meskipun kamu sangat mengesalkan. Kurasa ini tidak buruk," sahut Aluna Welas, sembari mengukir senyum manisnya."Dasar wanita," gumam Wiliam dalam hati.Wiliam mengeluarkan kartu hitam miliknya, dan membe

DMCA.com Protection Status