Berangsur-angsur Andin kembali dan duduk di sisi Rino dan Feli yang masih terbengong melihat betapa ramai dan serunya meja Vella.
Kesenangan, kebahagiaan terpancar secara alami dari wajah mereka, sangat akrab, tapi juga terlihat menghormati Vella.Andin semakin terpuruk melihat Rino dan Feli mengabaikannya, mereka terus memperhatikan semua orang yang melayani Vella dengan segenap hati di sela canda tawa.Anak-anak di meja lain yang tadinya menahan diri dan hanya mengagumi Vella dari jauh, kini juga beranjak dari tempat duduk dan ikut gabung bersama Vella.Bahkan, sebagian anak-anak yang tadinya duduk bersama Andin juga ikut terseret pada gelombang keseruan di meja tersebut.Kapan lagi bisa bergabung dengan anak-anak konglomerat yang tidak pernah sekalipun duduk di kantin bawah, tapi kini bak turun dari kahyangan dan berbaur dengan rakyat jelata."Apa asiknya duduk bersama patung hidup seperti ini? Mending aku gabung dengan kakakVella dibuat frustrasi oleh Samudera, dia kembali memekik kesal."Siapa yang mau ninggalin sih? Kenapa kamu jadi keras kepala seperti ini? Dengan tinggal terpisah tidak akan mengubah fakta jika kita suami istri.""Tidak bisa! Aku tetap tidak mengizinkanmu tinggal terpisah denganku!""Aku juga tidak ingin memaksakan diri jika mama keberatan." Vella masih tak mau kalah.Segera Samudera menatap nyonya Baswara yang terbengong melihat pertengkaran putra dan menantunya ini."Mama keberatan dengan pernikahanku dengan Vella?" tanya Samudera dengan wajah keruh.Nyonya Baswara langsung mengerjapkan mata dan menggelengkan kepala cepat dengan binar wajah kosong."Lalu kenapa mama menakut-nakuti istriku seperti itu?"Nyonya Baswara masih terbengong, baru sadar ketika Samuel menepuk pahanya pelan sambil berkata, "Ma, ditanya kak Sam itu lho ....""Hah?" Nyonya Baswara menatap Samuel sejenak, kemudian beralih pada Sam
Venue konser musik sudah sangat ramai oleh para pendukung Vella dan Andin yang bersorak memberi semangat pada idolanya saat malam puncak final.Seperti sebelumnya Vella selalu dengan temperamen tenang dan menampilkan senyum pelit kala para coach menyampaikan komentarnya usai Vella menyanyi.Manik hitam kehijauannya sekilas menatap pada deretan para pendukung di jajaran penonton. Kekecewaan kembali hinggap di hati.Dan itu sempat ditangkap oleh Andin, dia mengira Vella terpuruk karena Edgar sama sekali tak mendukungnya.Hingga saat di belakang layar Andin selalu tersenyum mengejek, dengan wajah imut yang sangat menyebalkan.Ada Edgar dan Indina yang selalu menyertai Andin, sementara Vella hanya ditemani Sabrina yang sudah seperti asisten pribadi sekarang.Beberapa kali Edgar melihat ke arah Vella, namun dia tidak mendekat ataupun menyapa.Vella juga enggan menyapa papanya, sejak Edgar mengirim pesan jika keluarga Arganta
Ucapan penuh arogansi Vella tentu saja membuat Edgar menghela napas kasar. Putri sulung telah menjadi orang asing untuknya sekarang.Indina ingin bicara untuk menjadi pahlawan kesiangan. Namun, tangan Edgar segera memberi isyarat agar diam."Kapan kamu akan berhenti marah pada papa?" tanya Edgar pelan.Kembali Vella tersenyum ironi, dan berkata, "Marah atau tidak apakah itu penting? Aku hanya anak nakal yang mempermalukan keluarga Arganta 'kan?"Lagi, terdengar helaan napas dari hidung Edgar. "Papa minta maaf. Papa ingin kamu melupakan kejadian beberapa bulan ini, ayo kita pulang, sejak dulu kamu adalah putri tertua keluarga Arganta yang tak tergantikan. Kamu masih kebanggaan di hati papa."Seketika mata Andin melebar mendengar ucapan Edgar, hatinya mulai was-was, dia sungguh tak ingin Vella pulang ke rumah. Dia ingin menjadi putri raja satu-satunya di keluarga Arganta.Vella menangkap raut ketidaksenangan di wajah adiknya, dia p
Vella terus memindai laki-laki tinggi yang mengenakan topeng di depannya. Sejak awal acara puncak final dimulai tentu saja dia tahu bahwa itu adalah Renzo, coach yang mendampinginya di ajang kompetisi menyanyi selama berbulan-bulan ini. Kini dia baru sadar jika sebenarnya coach yang mendampingi ternyata adalah suaminya sendiri. Samudera melepas topengnya perlahan, senyum lembut dan hangat mengembang indah di wajah tampan. Vella membeku sesaat, sekarang dia bingung apa yang harus dilakukan? Haruskah dia melanjutkan keinginannya untuk marah? "Aku tidak pantas mendapatkan kemarahanmu," ucap Samudera tanpa basa-basi. Seketika pipi Vella memerah, dia langsung menunduk sembari bergumam, "Siapa suruh menyembunyikan identitasmu?" Samudera tersenyum geli, ingin meraih dagu Vella, namun gadis itu malah bergerak mundur selangkah. "Aku tidak mau minta maaf, aku juga korban pem
Samudera sungguh sangat tahu apa yang dirasakan Vella saat ini, sebagai seorang suami, muncul keinginan untuk melindungi."Jika Papa punya masalah, katakan saja padaku, aku yang memaksanya menikah denganku."Seketika Vella menoleh pada Samudera, dia yang meminta agar Samudera menikahinya demi akses kekayaan mamanya, apakah Vella sudah membuat masalah untuk Samudera sekarang?Ayah dan anak itu saling menatap dengan dingin hingga ruangan tampak membeku sesaat."Sayang, kenapa kamu mempermasalahkannya? Sudah bagus ternyata putramu masih normal. Jangan merusak malam yang indah ini. Ayo ucapkan selamat datang pada menantu kita." Nyonya Baswara mencoba memecah kekakuan.Tuan Baswara menaikan alisnya sekilas, meskipun terlihat sangat tidak berperasaan, tapi sepertinya dia adalah seorang pria lembut yang sangat memanjakan istri, terbukti ketika dia menuruti keinginan nyonya Baswara."Selamat datang di keluarga Baswara."Vella me
Keesokan harinya Andin dan Indina hanya bisa merasakan geram. Buzzer yang mereka kerahkan untuk menyerang Vella ternyata dilibas begitu saja. Mereka baru tahu jika Vella sekarang tergabung di manajement Star Entertainment yang tidak lain adalah milik Renzo.Melawan perusahaan musisi tersohor dunia tentu saja mereka tidak mampu, hingga Andin pun kini mulai panik dan merengek pada mamanya."Sekarang bagaimana, Ma? Kak Vella semakin bersinar dan sekarang dalam perlindungan management artis yang tidak kaleng-kaleng."Wajah Indina jelas sangat suram saat ini, kendati begitu dia masih berusaha bersikap tenang, meski otaknya sedang berpikir keras.Andin pun semakin meradang ketika mamanya tidak menjawab dan malah pergi begitu saja."Sial!" rutuk Andin memikirkan keberuntungan Vella.Hal yang dia takuti ketika Vella terlalu banyak mendapatkan kenyamanan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.Keserakahannya benar-benar berkembang seperti amuba, setelah berhasil menjadi putri di kediaman Arganta s
Sedikit canggung, tapi tidak mungkin membiarkan keheningan ini terus berlanjut. Perlahan Vella mendekati Samudera dengan senyum tipis yang sedikit berat."Sam ...," panggil Vella setelah tangannya melingkar di pinggang Samudera.Samudera tidak menjawab, ekspresinya masih sangat datar, tapi tak mampu mencegah kilat matanya menurun melihat paras cantik yang tengah mendongak menatapnya.Tidak bergerak untuk membalas pelukan Vella, terus membiarkan gadis itu merengkuhnya secara sepihak. Seakan meminta penjelasan, kenapa membawa kegaduhan ini pulang ke rumah setelah dua minggu sibuk dan nyaris tak pernah bertemu?"Maaf ya, Zoya sangat sedih karena putus dengan pacarnya, aku tidak tega membiarkannya di bawah sendirian jadi aku mengajaknya ke sini." Vella mulai menjelaskan, tapi sepertinya tidak memperbaiki wajah suram Samudera."Sam ... jangan marah ya ...," bujuk Vella berharap Samudera mau membuka mulut untuk bersuara.Tapi laki-laki itu terus bergeming sembari menatapnya datar, membuat
"Kakak ipar kamu harus ikut, pemandangan di kota barat sangat bagus, kamu pasti senang berada di sana." Zoya yang tadinya murung kini wajahnya sudah sedikit membaik.Vella menatap Zoya sekilas, dia pikir dia belum siap untuk hadir di acara keluarga Baswara.Saat bertemu dengan papanya Samudera, dia harus menghabiskan banyak tenaga lantaran makan semeja dengan aura yang sangat kaku.Bagaimana dengan kakeknya? Kecuali mama mertua dan adik-adiknya, sepertinya keluarga ini mempunyai temperamen yang tidak ramah.Vella hanya takut tidak bisa bersikap jika berhadapan dengan keluarga besar Samudera."Aku tidak ikut, kalian berangkat saja. Lagi pula, aku ada beberapa syuting iklan dan juga harus mempersiapkan diri di acara Paris fashion week."Seketika raut wajah Samudera masam mendengar penolakan Vella. "Kamu masih merasa bukan bagian Samudera?""Bukan, begitu Sam ... hanya saja ini adalah acara keluargamu. Aku tidak ingin merecokinya, bersenang-senanglah dengan mereka.""Lalu siapa keluargam
"Vella, kamu sudah bangun, Nak? Ayo kita sarapan dulu." Nyonya Baswara mengejutkan Vella yang melamun.Mendengar suara mamanya kakak beradik yang ada di teras juga menoleh."Sam, Mumu, ayo sarapan," ajak nyonya Baswara pada dua putranya.Vella duduk di sebelah Samudera tanpa berkata-kata. Sementara Samudera selalu bersikap tenang seperti biasanya tanpa memperlihatkan kegelisahan sedikitpun di wajah.Samuel, dan kedua orang tuanya juga tampak biasa saja. Vella tahu keluarga barunya ini memang sangat menjaga hatinya meski saat ini mereka sedang terdesak karena dia.Vella jadi merasa bersalah. Sebagai menantu yang baik mana mungkin dia hanya bisa menerima semua kebaikan ini dengan cuma-cuma. Dia harus memperjuangkan diri agar pantas untuk Samudera.Dia melihat Sandra juga tak lagi ada di meja makan. Kabarnya pagi-pagi sekali dia sudah keluar dari vila bersama Evi.Tentu saja, orang yang mempermalukan dirinya sendiri, kulit wajahnya pasti seperti dikelupas untuk bisa bertemu dengan keluar
"Keluar!" titah Samudera, membuat Sabrina melonjak dari tempat tidur.Gadis itu terlalu takut membantah ucapan Samudera."Ini sudah malam, kamu menyuruh Sabrina ke mana?"Vella hendak menyusul asisten sekaligus sahabatnya, namun ia malah terempas ke tempat tidur kala Samudera menariknya dan membungkus dalam pelukan"Sam, kamu ini apa-apaan? Lepaskan, kasihan Sabrina di luar sendirian." Vella tidak bisa berkutik dengan dekapan tangan dan kaki secara bersamaan."Ssttt ... diamlah! Zoya sudah menunggunya di depan pintu, sekarang kita tidur," bisik Samudera di belakang kepala Vella.Saat itu juga mata Vella melebar, dia terkejut, tapi juga ada sedikit kemarahan di matanya. "Karena itu kamu menyelinap seperti pencuri?""Apa boleh masuk secara terang-terangan?"Pertanyaan Samudera langsung membuat Vella terkesiap. Mereka sudah sepakat untuk menyembunyikan status pernikahan mereka. Apalagi saat ini ada Sandra dan Evi di vila, tidur bersama secara terang-terangan hanya akan memberi tahu pada
"Sandra!"Kecuali Evi dan kakek Baswara, tidak ada yang peduli dengan Sandra. Dua orang itu segera memeriksa keadaan gadis yang ambruk di rerumputan.Sementara yang lain masih tertawa terbahak-bahak, mengingat bagaimana Sandra menjerit tidak karuan sembari melindungi kepalanya ketika di tangan ada senjata untuk melindungi diri.Masih meragukan Vella yang hanya bisa membawa beban untuk Samudera, jelas itu sangat lucu.Sejak Vella menembak dua musuh yang hendak menyakiti kakek Baswara, itu saja sudah membuat semua orang tahu jika Vella adalah pemenangnya.Menembak target hidup jelas lebih sulit dari pada papan bundar yang jelas hanya benda mati. Tapi nyatanya Vella bisa melakukan itu dengan sempurna.Kecepatan tangan dan keefektifan membidik target sudah Vella tunjukkan dengan gamblang di depan semua orang.Meragukannya? Cih ....Tidak ingin melihat drama lagi, anak-anak beranjak pergi dari arena olahraga tembak."Vella, sini ikut mama," panggil nyonya Baswara.Vella pun menurut dan lan
Suara tembakan masih menggema dengan sangat berisik. Virgon melempar senjata api ke arah Samudera, dan laki-laki itu mulai menembaki lawan untuk mengamankan gadisnya.Sofa single tempatnya berlindung terlalu kecil untuk menampung dua orang. Vella tidak akan aman jika terus dekat dengannya."Mumu, jaga kakak iparmu!" teriak Samudera sambil mendorong Vella ke sofa besar yang saat ini sedang digunakan adik-adiknya untuk berlindung.Tanpa berkata Samuel menarik Vella dengan cepat untuk berlindung di sampingnya.Di tempat lain Sandra masih menjerit-jerit ketakutan meski sudah ditarik Zio ke tempat yang aman.Penyerangan mendadak ini memang membuat para wanita ketakutan. Evi dan Sabrina terus menutup telinga sembari berlinang air mata meski tak seberisik Sandra.Di sisi lain kakek Baswara juga bersembunyi di belakang sofa tanpa ada orang yang mengawalnya. Sementara musuh sudah semakin mendekat.Vella memperhatikan Samudera, Virgon, dan Eky sibuk berbaku tembak untuk melumpuhkan lawan.Pasuk
Vella menarik napas dalam sembari sedikit mengangkat dagu, dia baru sadar ada gadis licik yang mirip dengan adik tirinya di sini.Dengan mengatakan bahwa Vella telah menantangnya berarti memaksa Vella untuk tetap tinggal. Jika dia pergi tentu saja Vella akan dianggap sebagai pengecut rendahan yang tak punya kualifikasi."Ah!"Vella terkejut manakala mendengar Sandra memekik kesakitan."Samudera! Berani sekali kamu memperlakukan Sandra seperti itu!" Suara kakek Baswara menghardik garang dari kejauhan, namun tak membuat Samudera mengurangi kadar kekejaman dari gestur tubuhnya.Sandra menegakkan wajah seraya memegangi pipi yang baru saja dihantam oleh Samudera."Sam, kenapa kamu memperlakukan ini padaku? Apa salahku?" Sandra yang sangat teraniaya mencoba meminta penjelasan."Apa kualifikasimu untuk bisa menindas gadisku? Mengatur siapa yang berhak berada di sisiku, kamu sama sekali tak pantas," timpal Samudera dengan suara rendah yang sangat dingin."Aku ... aku ... hanya ...." Sandra ge
Kakek Baswara mulai menggertakkan gigi. Ternyata Vella tak sesederhana yang dia kira. Bahkan dia berani mengucapkan kalimat bernada ancaman kepadanya.Kakek Baswara pikir, bisa menguasai cucu sulungnya telah membuat Vella menjadi sangat sombong untuk berbicara dengannya.Arah pandang kakek Baswara beralih pada Samudera. Dan berkata, "Samudera, apa penglihatanmu sangat buruk hingga memilih gadis macam ini?""Kakek sedang mengutukku atau diri Kakek sendiri?" tanya Samudera setenang laut yang tak bergolak."Tentu saja kamu! Dibesarkan dengan susah payah malah hanya memilih putri pengusaha air mineral. Lain kali jangan membawa orang luar di acara keluarga kita. Kakek tidak mengizinkan!"Samudera sedikit mendesah dan menjawab, "Sepertinya kakek kebanyak makan pantat ayam akhir-akhir ini, hingga mulai sedikit pikun. Dua gadis di samping Kakek itu siapa?""Pfff ...." Nyonya Baswara sungguh tak bisa menahan tawa yang hampir meledak mendengar kata sederhana Samudera. Bukan apa-apa, sebenarnya
Meski Samudera tak menginginkannya, pada akhirnya Eky tetap terseret arus. Dia masih yakin bisa melindungi gadisnya sendiri tanpa melibatkan orang lain, tapi Vella berkata 'iya' mana mungkin dia bisa menolak? Meski pada akhirnya di sepanjang perjalanan wajah Samudera terus diselimuti mendung hitam.Vella benar-benar tak tahan melihat makhluk kaku di sampingnya."Sam, bisakah kamu berhenti menunjukkan wajah buruk itu di depanku? Kamu ingin mengajakku bersenang-senang atau sedang menghukumku?""Dia memberimu bunga," jawab Samudera datar tanpa menoleh ke arah Vella, dan sudah pasti lengkap dengan wajah muramnya."Sam, itu hanya bunga. Kenapa kamu mempermasalahkannya?" kesal Vella, nada datar yang diucapkan Samudera itu benar-benar sangat menjengkelkan."Kamu menerima bunganya." Lagi Samudera berkata tanpa nada."Tapi aku juga sudah membuangnya 'kan? Lagi pula aku juga memilihmu. Kita sudah menikah sekarang.""Aku belum pernah memberimu bunga.""Ya sudah, nanti belikan aku bunga.""Dia ya
"Sam ...."Vella memegang tangan Samudera yang hendak pergi."Tunggulah di sini," ucap Samudera datar berusaha melepas tangan Vella."Tuan, mereka hanya ingin bertemu dengan nyonya."Mata Vella berputar tajam mendengar keterangan Virgon. Jika ini berhubungan dengannya. Tidak mungkin dia hanya berdiam diri."Maka sertai aku menemui mereka." Tak menunggu pendapat Samudera, Vella mendahului Virgon keluar dari ruangan tersebut.Samudera tak lantas berdiam diri melihat Vella yang sudah mengambil keputusan, mencegahnya hanya akan membuat keributan.Di bawah, sekelompok orang berpakaian hitam dengan persenjataan lengkap mengepung Vella dan Samudera yang baru saja tiba.Sebelumnya Vella tidak pernah melihat orang-orang ini. Tapi dengan melihat mereka, Vella mulai sadar, Samudera bukan hanya seorang musisi dan pengusaha muda. Kemungkinan besar Samudera memang mempunyai pekerjaan tersembunyi yang tidak dapat dia bayangkan.Dada Vella berdebar, bertanya-tanya, suami seperti apa yang telah dia ni
Samudera sudah mencari tahu latar belakang Vella secara detail. Ayah Vella adalah pengusaha air mineral sementara ibunya adalah pengusaha fashion. Dengan usaha yang bersih seharusnya mereka sama sekali tidak terlibat dengan dunia gelap.Tapi kenapa ada dua kubu gangster yang sedang mencari keberadaan Vella? Sementara kehidupan Vella sendiri terlihat sangat lurus dan tidak neko-neko.Vella sangat polos untuk berhubungan dengan golongan gelap.Kecurigaan terarah pada ibu tiri Vella. Tapi setelah menggali lebih dalam wanita itu bukanlah siapa-siapa. Dia hanya penjahat kelas teri pada tingkatnya.Diam-diam Samudera memperkuat penjagaan di sekitar apartemen Permata Hijau. Meski keamanan di wilayah itu sulit ditembus, tapi Samudera sama sekali tak ingin kecolongan.Keesokan harinya cuaca kota Zaden sangat cerah, hanya wajah Samudera yang mendung saat Virgon menyerahkan paket barang yang baru datang."Lain kali jika belanja online, beli makanan yang sehat," tukas Samudera, tapi malah membua