Vella terus memindai laki-laki tinggi yang mengenakan topeng di depannya.
Sejak awal acara puncak final dimulai tentu saja dia tahu bahwa itu adalah Renzo, coach yang mendampinginya di ajang kompetisi menyanyi selama berbulan-bulan ini. Kini dia baru sadar jika sebenarnya coach yang mendampingi ternyata adalah suaminya sendiri. Samudera melepas topengnya perlahan, senyum lembut dan hangat mengembang indah di wajah tampan. Vella membeku sesaat, sekarang dia bingung apa yang harus dilakukan? Haruskah dia melanjutkan keinginannya untuk marah? "Aku tidak pantas mendapatkan kemarahanmu," ucap Samudera tanpa basa-basi. Seketika pipi Vella memerah, dia langsung menunduk sembari bergumam, "Siapa suruh menyembunyikan identitasmu?" Samudera tersenyum geli, ingin meraih dagu Vella, namun gadis itu malah bergerak mundur selangkah. "Aku tidak mau minta maaf, aku juga korban pemSamudera sungguh sangat tahu apa yang dirasakan Vella saat ini, sebagai seorang suami, muncul keinginan untuk melindungi."Jika Papa punya masalah, katakan saja padaku, aku yang memaksanya menikah denganku."Seketika Vella menoleh pada Samudera, dia yang meminta agar Samudera menikahinya demi akses kekayaan mamanya, apakah Vella sudah membuat masalah untuk Samudera sekarang?Ayah dan anak itu saling menatap dengan dingin hingga ruangan tampak membeku sesaat."Sayang, kenapa kamu mempermasalahkannya? Sudah bagus ternyata putramu masih normal. Jangan merusak malam yang indah ini. Ayo ucapkan selamat datang pada menantu kita." Nyonya Baswara mencoba memecah kekakuan.Tuan Baswara menaikan alisnya sekilas, meskipun terlihat sangat tidak berperasaan, tapi sepertinya dia adalah seorang pria lembut yang sangat memanjakan istri, terbukti ketika dia menuruti keinginan nyonya Baswara."Selamat datang di keluarga Baswara."Vella me
Keesokan harinya Andin dan Indina hanya bisa merasakan geram. Buzzer yang mereka kerahkan untuk menyerang Vella ternyata dilibas begitu saja. Mereka baru tahu jika Vella sekarang tergabung di manajement Star Entertainment yang tidak lain adalah milik Renzo.Melawan perusahaan musisi tersohor dunia tentu saja mereka tidak mampu, hingga Andin pun kini mulai panik dan merengek pada mamanya."Sekarang bagaimana, Ma? Kak Vella semakin bersinar dan sekarang dalam perlindungan management artis yang tidak kaleng-kaleng."Wajah Indina jelas sangat suram saat ini, kendati begitu dia masih berusaha bersikap tenang, meski otaknya sedang berpikir keras.Andin pun semakin meradang ketika mamanya tidak menjawab dan malah pergi begitu saja."Sial!" rutuk Andin memikirkan keberuntungan Vella.Hal yang dia takuti ketika Vella terlalu banyak mendapatkan kenyamanan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.Keserakahannya benar-benar berkembang seperti amuba, setelah berhasil menjadi putri di kediaman Arganta s
Sedikit canggung, tapi tidak mungkin membiarkan keheningan ini terus berlanjut. Perlahan Vella mendekati Samudera dengan senyum tipis yang sedikit berat."Sam ...," panggil Vella setelah tangannya melingkar di pinggang Samudera.Samudera tidak menjawab, ekspresinya masih sangat datar, tapi tak mampu mencegah kilat matanya menurun melihat paras cantik yang tengah mendongak menatapnya.Tidak bergerak untuk membalas pelukan Vella, terus membiarkan gadis itu merengkuhnya secara sepihak. Seakan meminta penjelasan, kenapa membawa kegaduhan ini pulang ke rumah setelah dua minggu sibuk dan nyaris tak pernah bertemu?"Maaf ya, Zoya sangat sedih karena putus dengan pacarnya, aku tidak tega membiarkannya di bawah sendirian jadi aku mengajaknya ke sini." Vella mulai menjelaskan, tapi sepertinya tidak memperbaiki wajah suram Samudera."Sam ... jangan marah ya ...," bujuk Vella berharap Samudera mau membuka mulut untuk bersuara.Tapi laki-laki itu terus bergeming sembari menatapnya datar, membuat
"Kakak ipar kamu harus ikut, pemandangan di kota barat sangat bagus, kamu pasti senang berada di sana." Zoya yang tadinya murung kini wajahnya sudah sedikit membaik.Vella menatap Zoya sekilas, dia pikir dia belum siap untuk hadir di acara keluarga Baswara.Saat bertemu dengan papanya Samudera, dia harus menghabiskan banyak tenaga lantaran makan semeja dengan aura yang sangat kaku.Bagaimana dengan kakeknya? Kecuali mama mertua dan adik-adiknya, sepertinya keluarga ini mempunyai temperamen yang tidak ramah.Vella hanya takut tidak bisa bersikap jika berhadapan dengan keluarga besar Samudera."Aku tidak ikut, kalian berangkat saja. Lagi pula, aku ada beberapa syuting iklan dan juga harus mempersiapkan diri di acara Paris fashion week."Seketika raut wajah Samudera masam mendengar penolakan Vella. "Kamu masih merasa bukan bagian Samudera?""Bukan, begitu Sam ... hanya saja ini adalah acara keluargamu. Aku tidak ingin merecokinya, bersenang-senanglah dengan mereka.""Lalu siapa keluargam
Samudera sudah mencari tahu latar belakang Vella secara detail. Ayah Vella adalah pengusaha air mineral sementara ibunya adalah pengusaha fashion. Dengan usaha yang bersih seharusnya mereka sama sekali tidak terlibat dengan dunia gelap.Tapi kenapa ada dua kubu gangster yang sedang mencari keberadaan Vella? Sementara kehidupan Vella sendiri terlihat sangat lurus dan tidak neko-neko.Vella sangat polos untuk berhubungan dengan golongan gelap.Kecurigaan terarah pada ibu tiri Vella. Tapi setelah menggali lebih dalam wanita itu bukanlah siapa-siapa. Dia hanya penjahat kelas teri pada tingkatnya.Diam-diam Samudera memperkuat penjagaan di sekitar apartemen Permata Hijau. Meski keamanan di wilayah itu sulit ditembus, tapi Samudera sama sekali tak ingin kecolongan.Keesokan harinya cuaca kota Zaden sangat cerah, hanya wajah Samudera yang mendung saat Virgon menyerahkan paket barang yang baru datang."Lain kali jika belanja online, beli makanan yang sehat," tukas Samudera, tapi malah membua
"Sam ...."Vella memegang tangan Samudera yang hendak pergi."Tunggulah di sini," ucap Samudera datar berusaha melepas tangan Vella."Tuan, mereka hanya ingin bertemu dengan nyonya."Mata Vella berputar tajam mendengar keterangan Virgon. Jika ini berhubungan dengannya. Tidak mungkin dia hanya berdiam diri."Maka sertai aku menemui mereka." Tak menunggu pendapat Samudera, Vella mendahului Virgon keluar dari ruangan tersebut.Samudera tak lantas berdiam diri melihat Vella yang sudah mengambil keputusan, mencegahnya hanya akan membuat keributan.Di bawah, sekelompok orang berpakaian hitam dengan persenjataan lengkap mengepung Vella dan Samudera yang baru saja tiba.Sebelumnya Vella tidak pernah melihat orang-orang ini. Tapi dengan melihat mereka, Vella mulai sadar, Samudera bukan hanya seorang musisi dan pengusaha muda. Kemungkinan besar Samudera memang mempunyai pekerjaan tersembunyi yang tidak dapat dia bayangkan.Dada Vella berdebar, bertanya-tanya, suami seperti apa yang telah dia ni
Meski Samudera tak menginginkannya, pada akhirnya Eky tetap terseret arus. Dia masih yakin bisa melindungi gadisnya sendiri tanpa melibatkan orang lain, tapi Vella berkata 'iya' mana mungkin dia bisa menolak? Meski pada akhirnya di sepanjang perjalanan wajah Samudera terus diselimuti mendung hitam.Vella benar-benar tak tahan melihat makhluk kaku di sampingnya."Sam, bisakah kamu berhenti menunjukkan wajah buruk itu di depanku? Kamu ingin mengajakku bersenang-senang atau sedang menghukumku?""Dia memberimu bunga," jawab Samudera datar tanpa menoleh ke arah Vella, dan sudah pasti lengkap dengan wajah muramnya."Sam, itu hanya bunga. Kenapa kamu mempermasalahkannya?" kesal Vella, nada datar yang diucapkan Samudera itu benar-benar sangat menjengkelkan."Kamu menerima bunganya." Lagi Samudera berkata tanpa nada."Tapi aku juga sudah membuangnya 'kan? Lagi pula aku juga memilihmu. Kita sudah menikah sekarang.""Aku belum pernah memberimu bunga.""Ya sudah, nanti belikan aku bunga.""Dia ya
Kakek Baswara mulai menggertakkan gigi. Ternyata Vella tak sesederhana yang dia kira. Bahkan dia berani mengucapkan kalimat bernada ancaman kepadanya.Kakek Baswara pikir, bisa menguasai cucu sulungnya telah membuat Vella menjadi sangat sombong untuk berbicara dengannya.Arah pandang kakek Baswara beralih pada Samudera. Dan berkata, "Samudera, apa penglihatanmu sangat buruk hingga memilih gadis macam ini?""Kakek sedang mengutukku atau diri Kakek sendiri?" tanya Samudera setenang laut yang tak bergolak."Tentu saja kamu! Dibesarkan dengan susah payah malah hanya memilih putri pengusaha air mineral. Lain kali jangan membawa orang luar di acara keluarga kita. Kakek tidak mengizinkan!"Samudera sedikit mendesah dan menjawab, "Sepertinya kakek kebanyak makan pantat ayam akhir-akhir ini, hingga mulai sedikit pikun. Dua gadis di samping Kakek itu siapa?""Pfff ...." Nyonya Baswara sungguh tak bisa menahan tawa yang hampir meledak mendengar kata sederhana Samudera. Bukan apa-apa, sebenarnya
Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan
Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa
Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak
Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah
Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k
Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan
Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir
Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper
Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it