"Kakak ipar kamu harus ikut, pemandangan di kota barat sangat bagus, kamu pasti senang berada di sana." Zoya yang tadinya murung kini wajahnya sudah sedikit membaik.Vella menatap Zoya sekilas, dia pikir dia belum siap untuk hadir di acara keluarga Baswara.Saat bertemu dengan papanya Samudera, dia harus menghabiskan banyak tenaga lantaran makan semeja dengan aura yang sangat kaku.Bagaimana dengan kakeknya? Kecuali mama mertua dan adik-adiknya, sepertinya keluarga ini mempunyai temperamen yang tidak ramah.Vella hanya takut tidak bisa bersikap jika berhadapan dengan keluarga besar Samudera."Aku tidak ikut, kalian berangkat saja. Lagi pula, aku ada beberapa syuting iklan dan juga harus mempersiapkan diri di acara Paris fashion week."Seketika raut wajah Samudera masam mendengar penolakan Vella. "Kamu masih merasa bukan bagian Samudera?""Bukan, begitu Sam ... hanya saja ini adalah acara keluargamu. Aku tidak ingin merecokinya, bersenang-senanglah dengan mereka.""Lalu siapa keluargam
Samudera sudah mencari tahu latar belakang Vella secara detail. Ayah Vella adalah pengusaha air mineral sementara ibunya adalah pengusaha fashion. Dengan usaha yang bersih seharusnya mereka sama sekali tidak terlibat dengan dunia gelap.Tapi kenapa ada dua kubu gangster yang sedang mencari keberadaan Vella? Sementara kehidupan Vella sendiri terlihat sangat lurus dan tidak neko-neko.Vella sangat polos untuk berhubungan dengan golongan gelap.Kecurigaan terarah pada ibu tiri Vella. Tapi setelah menggali lebih dalam wanita itu bukanlah siapa-siapa. Dia hanya penjahat kelas teri pada tingkatnya.Diam-diam Samudera memperkuat penjagaan di sekitar apartemen Permata Hijau. Meski keamanan di wilayah itu sulit ditembus, tapi Samudera sama sekali tak ingin kecolongan.Keesokan harinya cuaca kota Zaden sangat cerah, hanya wajah Samudera yang mendung saat Virgon menyerahkan paket barang yang baru datang."Lain kali jika belanja online, beli makanan yang sehat," tukas Samudera, tapi malah membua
"Sam ...."Vella memegang tangan Samudera yang hendak pergi."Tunggulah di sini," ucap Samudera datar berusaha melepas tangan Vella."Tuan, mereka hanya ingin bertemu dengan nyonya."Mata Vella berputar tajam mendengar keterangan Virgon. Jika ini berhubungan dengannya. Tidak mungkin dia hanya berdiam diri."Maka sertai aku menemui mereka." Tak menunggu pendapat Samudera, Vella mendahului Virgon keluar dari ruangan tersebut.Samudera tak lantas berdiam diri melihat Vella yang sudah mengambil keputusan, mencegahnya hanya akan membuat keributan.Di bawah, sekelompok orang berpakaian hitam dengan persenjataan lengkap mengepung Vella dan Samudera yang baru saja tiba.Sebelumnya Vella tidak pernah melihat orang-orang ini. Tapi dengan melihat mereka, Vella mulai sadar, Samudera bukan hanya seorang musisi dan pengusaha muda. Kemungkinan besar Samudera memang mempunyai pekerjaan tersembunyi yang tidak dapat dia bayangkan.Dada Vella berdebar, bertanya-tanya, suami seperti apa yang telah dia ni
Meski Samudera tak menginginkannya, pada akhirnya Eky tetap terseret arus. Dia masih yakin bisa melindungi gadisnya sendiri tanpa melibatkan orang lain, tapi Vella berkata 'iya' mana mungkin dia bisa menolak? Meski pada akhirnya di sepanjang perjalanan wajah Samudera terus diselimuti mendung hitam.Vella benar-benar tak tahan melihat makhluk kaku di sampingnya."Sam, bisakah kamu berhenti menunjukkan wajah buruk itu di depanku? Kamu ingin mengajakku bersenang-senang atau sedang menghukumku?""Dia memberimu bunga," jawab Samudera datar tanpa menoleh ke arah Vella, dan sudah pasti lengkap dengan wajah muramnya."Sam, itu hanya bunga. Kenapa kamu mempermasalahkannya?" kesal Vella, nada datar yang diucapkan Samudera itu benar-benar sangat menjengkelkan."Kamu menerima bunganya." Lagi Samudera berkata tanpa nada."Tapi aku juga sudah membuangnya 'kan? Lagi pula aku juga memilihmu. Kita sudah menikah sekarang.""Aku belum pernah memberimu bunga.""Ya sudah, nanti belikan aku bunga.""Dia ya
Kakek Baswara mulai menggertakkan gigi. Ternyata Vella tak sesederhana yang dia kira. Bahkan dia berani mengucapkan kalimat bernada ancaman kepadanya.Kakek Baswara pikir, bisa menguasai cucu sulungnya telah membuat Vella menjadi sangat sombong untuk berbicara dengannya.Arah pandang kakek Baswara beralih pada Samudera. Dan berkata, "Samudera, apa penglihatanmu sangat buruk hingga memilih gadis macam ini?""Kakek sedang mengutukku atau diri Kakek sendiri?" tanya Samudera setenang laut yang tak bergolak."Tentu saja kamu! Dibesarkan dengan susah payah malah hanya memilih putri pengusaha air mineral. Lain kali jangan membawa orang luar di acara keluarga kita. Kakek tidak mengizinkan!"Samudera sedikit mendesah dan menjawab, "Sepertinya kakek kebanyak makan pantat ayam akhir-akhir ini, hingga mulai sedikit pikun. Dua gadis di samping Kakek itu siapa?""Pfff ...." Nyonya Baswara sungguh tak bisa menahan tawa yang hampir meledak mendengar kata sederhana Samudera. Bukan apa-apa, sebenarnya
Vella menarik napas dalam sembari sedikit mengangkat dagu, dia baru sadar ada gadis licik yang mirip dengan adik tirinya di sini.Dengan mengatakan bahwa Vella telah menantangnya berarti memaksa Vella untuk tetap tinggal. Jika dia pergi tentu saja Vella akan dianggap sebagai pengecut rendahan yang tak punya kualifikasi."Ah!"Vella terkejut manakala mendengar Sandra memekik kesakitan."Samudera! Berani sekali kamu memperlakukan Sandra seperti itu!" Suara kakek Baswara menghardik garang dari kejauhan, namun tak membuat Samudera mengurangi kadar kekejaman dari gestur tubuhnya.Sandra menegakkan wajah seraya memegangi pipi yang baru saja dihantam oleh Samudera."Sam, kenapa kamu memperlakukan ini padaku? Apa salahku?" Sandra yang sangat teraniaya mencoba meminta penjelasan."Apa kualifikasimu untuk bisa menindas gadisku? Mengatur siapa yang berhak berada di sisiku, kamu sama sekali tak pantas," timpal Samudera dengan suara rendah yang sangat dingin."Aku ... aku ... hanya ...." Sandra ge
Suara tembakan masih menggema dengan sangat berisik. Virgon melempar senjata api ke arah Samudera, dan laki-laki itu mulai menembaki lawan untuk mengamankan gadisnya.Sofa single tempatnya berlindung terlalu kecil untuk menampung dua orang. Vella tidak akan aman jika terus dekat dengannya."Mumu, jaga kakak iparmu!" teriak Samudera sambil mendorong Vella ke sofa besar yang saat ini sedang digunakan adik-adiknya untuk berlindung.Tanpa berkata Samuel menarik Vella dengan cepat untuk berlindung di sampingnya.Di tempat lain Sandra masih menjerit-jerit ketakutan meski sudah ditarik Zio ke tempat yang aman.Penyerangan mendadak ini memang membuat para wanita ketakutan. Evi dan Sabrina terus menutup telinga sembari berlinang air mata meski tak seberisik Sandra.Di sisi lain kakek Baswara juga bersembunyi di belakang sofa tanpa ada orang yang mengawalnya. Sementara musuh sudah semakin mendekat.Vella memperhatikan Samudera, Virgon, dan Eky sibuk berbaku tembak untuk melumpuhkan lawan.Pasuk
"Sandra!"Kecuali Evi dan kakek Baswara, tidak ada yang peduli dengan Sandra. Dua orang itu segera memeriksa keadaan gadis yang ambruk di rerumputan.Sementara yang lain masih tertawa terbahak-bahak, mengingat bagaimana Sandra menjerit tidak karuan sembari melindungi kepalanya ketika di tangan ada senjata untuk melindungi diri.Masih meragukan Vella yang hanya bisa membawa beban untuk Samudera, jelas itu sangat lucu.Sejak Vella menembak dua musuh yang hendak menyakiti kakek Baswara, itu saja sudah membuat semua orang tahu jika Vella adalah pemenangnya.Menembak target hidup jelas lebih sulit dari pada papan bundar yang jelas hanya benda mati. Tapi nyatanya Vella bisa melakukan itu dengan sempurna.Kecepatan tangan dan keefektifan membidik target sudah Vella tunjukkan dengan gamblang di depan semua orang.Meragukannya? Cih ....Tidak ingin melihat drama lagi, anak-anak beranjak pergi dari arena olahraga tembak."Vella, sini ikut mama," panggil nyonya Baswara.Vella pun menurut dan lan
"Sandra!"Kecuali Evi dan kakek Baswara, tidak ada yang peduli dengan Sandra. Dua orang itu segera memeriksa keadaan gadis yang ambruk di rerumputan.Sementara yang lain masih tertawa terbahak-bahak, mengingat bagaimana Sandra menjerit tidak karuan sembari melindungi kepalanya ketika di tangan ada senjata untuk melindungi diri.Masih meragukan Vella yang hanya bisa membawa beban untuk Samudera, jelas itu sangat lucu.Sejak Vella menembak dua musuh yang hendak menyakiti kakek Baswara, itu saja sudah membuat semua orang tahu jika Vella adalah pemenangnya.Menembak target hidup jelas lebih sulit dari pada papan bundar yang jelas hanya benda mati. Tapi nyatanya Vella bisa melakukan itu dengan sempurna.Kecepatan tangan dan keefektifan membidik target sudah Vella tunjukkan dengan gamblang di depan semua orang.Meragukannya? Cih ....Tidak ingin melihat drama lagi, anak-anak beranjak pergi dari arena olahraga tembak."Vella, sini ikut mama," panggil nyonya Baswara.Vella pun menurut dan lan
Suara tembakan masih menggema dengan sangat berisik. Virgon melempar senjata api ke arah Samudera, dan laki-laki itu mulai menembaki lawan untuk mengamankan gadisnya.Sofa single tempatnya berlindung terlalu kecil untuk menampung dua orang. Vella tidak akan aman jika terus dekat dengannya."Mumu, jaga kakak iparmu!" teriak Samudera sambil mendorong Vella ke sofa besar yang saat ini sedang digunakan adik-adiknya untuk berlindung.Tanpa berkata Samuel menarik Vella dengan cepat untuk berlindung di sampingnya.Di tempat lain Sandra masih menjerit-jerit ketakutan meski sudah ditarik Zio ke tempat yang aman.Penyerangan mendadak ini memang membuat para wanita ketakutan. Evi dan Sabrina terus menutup telinga sembari berlinang air mata meski tak seberisik Sandra.Di sisi lain kakek Baswara juga bersembunyi di belakang sofa tanpa ada orang yang mengawalnya. Sementara musuh sudah semakin mendekat.Vella memperhatikan Samudera, Virgon, dan Eky sibuk berbaku tembak untuk melumpuhkan lawan.Pasuk
Vella menarik napas dalam sembari sedikit mengangkat dagu, dia baru sadar ada gadis licik yang mirip dengan adik tirinya di sini.Dengan mengatakan bahwa Vella telah menantangnya berarti memaksa Vella untuk tetap tinggal. Jika dia pergi tentu saja Vella akan dianggap sebagai pengecut rendahan yang tak punya kualifikasi."Ah!"Vella terkejut manakala mendengar Sandra memekik kesakitan."Samudera! Berani sekali kamu memperlakukan Sandra seperti itu!" Suara kakek Baswara menghardik garang dari kejauhan, namun tak membuat Samudera mengurangi kadar kekejaman dari gestur tubuhnya.Sandra menegakkan wajah seraya memegangi pipi yang baru saja dihantam oleh Samudera."Sam, kenapa kamu memperlakukan ini padaku? Apa salahku?" Sandra yang sangat teraniaya mencoba meminta penjelasan."Apa kualifikasimu untuk bisa menindas gadisku? Mengatur siapa yang berhak berada di sisiku, kamu sama sekali tak pantas," timpal Samudera dengan suara rendah yang sangat dingin."Aku ... aku ... hanya ...." Sandra ge
Kakek Baswara mulai menggertakkan gigi. Ternyata Vella tak sesederhana yang dia kira. Bahkan dia berani mengucapkan kalimat bernada ancaman kepadanya.Kakek Baswara pikir, bisa menguasai cucu sulungnya telah membuat Vella menjadi sangat sombong untuk berbicara dengannya.Arah pandang kakek Baswara beralih pada Samudera. Dan berkata, "Samudera, apa penglihatanmu sangat buruk hingga memilih gadis macam ini?""Kakek sedang mengutukku atau diri Kakek sendiri?" tanya Samudera setenang laut yang tak bergolak."Tentu saja kamu! Dibesarkan dengan susah payah malah hanya memilih putri pengusaha air mineral. Lain kali jangan membawa orang luar di acara keluarga kita. Kakek tidak mengizinkan!"Samudera sedikit mendesah dan menjawab, "Sepertinya kakek kebanyak makan pantat ayam akhir-akhir ini, hingga mulai sedikit pikun. Dua gadis di samping Kakek itu siapa?""Pfff ...." Nyonya Baswara sungguh tak bisa menahan tawa yang hampir meledak mendengar kata sederhana Samudera. Bukan apa-apa, sebenarnya
Meski Samudera tak menginginkannya, pada akhirnya Eky tetap terseret arus. Dia masih yakin bisa melindungi gadisnya sendiri tanpa melibatkan orang lain, tapi Vella berkata 'iya' mana mungkin dia bisa menolak? Meski pada akhirnya di sepanjang perjalanan wajah Samudera terus diselimuti mendung hitam.Vella benar-benar tak tahan melihat makhluk kaku di sampingnya."Sam, bisakah kamu berhenti menunjukkan wajah buruk itu di depanku? Kamu ingin mengajakku bersenang-senang atau sedang menghukumku?""Dia memberimu bunga," jawab Samudera datar tanpa menoleh ke arah Vella, dan sudah pasti lengkap dengan wajah muramnya."Sam, itu hanya bunga. Kenapa kamu mempermasalahkannya?" kesal Vella, nada datar yang diucapkan Samudera itu benar-benar sangat menjengkelkan."Kamu menerima bunganya." Lagi Samudera berkata tanpa nada."Tapi aku juga sudah membuangnya 'kan? Lagi pula aku juga memilihmu. Kita sudah menikah sekarang.""Aku belum pernah memberimu bunga.""Ya sudah, nanti belikan aku bunga.""Dia ya
"Sam ...."Vella memegang tangan Samudera yang hendak pergi."Tunggulah di sini," ucap Samudera datar berusaha melepas tangan Vella."Tuan, mereka hanya ingin bertemu dengan nyonya."Mata Vella berputar tajam mendengar keterangan Virgon. Jika ini berhubungan dengannya. Tidak mungkin dia hanya berdiam diri."Maka sertai aku menemui mereka." Tak menunggu pendapat Samudera, Vella mendahului Virgon keluar dari ruangan tersebut.Samudera tak lantas berdiam diri melihat Vella yang sudah mengambil keputusan, mencegahnya hanya akan membuat keributan.Di bawah, sekelompok orang berpakaian hitam dengan persenjataan lengkap mengepung Vella dan Samudera yang baru saja tiba.Sebelumnya Vella tidak pernah melihat orang-orang ini. Tapi dengan melihat mereka, Vella mulai sadar, Samudera bukan hanya seorang musisi dan pengusaha muda. Kemungkinan besar Samudera memang mempunyai pekerjaan tersembunyi yang tidak dapat dia bayangkan.Dada Vella berdebar, bertanya-tanya, suami seperti apa yang telah dia ni
Samudera sudah mencari tahu latar belakang Vella secara detail. Ayah Vella adalah pengusaha air mineral sementara ibunya adalah pengusaha fashion. Dengan usaha yang bersih seharusnya mereka sama sekali tidak terlibat dengan dunia gelap.Tapi kenapa ada dua kubu gangster yang sedang mencari keberadaan Vella? Sementara kehidupan Vella sendiri terlihat sangat lurus dan tidak neko-neko.Vella sangat polos untuk berhubungan dengan golongan gelap.Kecurigaan terarah pada ibu tiri Vella. Tapi setelah menggali lebih dalam wanita itu bukanlah siapa-siapa. Dia hanya penjahat kelas teri pada tingkatnya.Diam-diam Samudera memperkuat penjagaan di sekitar apartemen Permata Hijau. Meski keamanan di wilayah itu sulit ditembus, tapi Samudera sama sekali tak ingin kecolongan.Keesokan harinya cuaca kota Zaden sangat cerah, hanya wajah Samudera yang mendung saat Virgon menyerahkan paket barang yang baru datang."Lain kali jika belanja online, beli makanan yang sehat," tukas Samudera, tapi malah membua
"Kakak ipar kamu harus ikut, pemandangan di kota barat sangat bagus, kamu pasti senang berada di sana." Zoya yang tadinya murung kini wajahnya sudah sedikit membaik.Vella menatap Zoya sekilas, dia pikir dia belum siap untuk hadir di acara keluarga Baswara.Saat bertemu dengan papanya Samudera, dia harus menghabiskan banyak tenaga lantaran makan semeja dengan aura yang sangat kaku.Bagaimana dengan kakeknya? Kecuali mama mertua dan adik-adiknya, sepertinya keluarga ini mempunyai temperamen yang tidak ramah.Vella hanya takut tidak bisa bersikap jika berhadapan dengan keluarga besar Samudera."Aku tidak ikut, kalian berangkat saja. Lagi pula, aku ada beberapa syuting iklan dan juga harus mempersiapkan diri di acara Paris fashion week."Seketika raut wajah Samudera masam mendengar penolakan Vella. "Kamu masih merasa bukan bagian Samudera?""Bukan, begitu Sam ... hanya saja ini adalah acara keluargamu. Aku tidak ingin merecokinya, bersenang-senanglah dengan mereka.""Lalu siapa keluargam
Sedikit canggung, tapi tidak mungkin membiarkan keheningan ini terus berlanjut. Perlahan Vella mendekati Samudera dengan senyum tipis yang sedikit berat."Sam ...," panggil Vella setelah tangannya melingkar di pinggang Samudera.Samudera tidak menjawab, ekspresinya masih sangat datar, tapi tak mampu mencegah kilat matanya menurun melihat paras cantik yang tengah mendongak menatapnya.Tidak bergerak untuk membalas pelukan Vella, terus membiarkan gadis itu merengkuhnya secara sepihak. Seakan meminta penjelasan, kenapa membawa kegaduhan ini pulang ke rumah setelah dua minggu sibuk dan nyaris tak pernah bertemu?"Maaf ya, Zoya sangat sedih karena putus dengan pacarnya, aku tidak tega membiarkannya di bawah sendirian jadi aku mengajaknya ke sini." Vella mulai menjelaskan, tapi sepertinya tidak memperbaiki wajah suram Samudera."Sam ... jangan marah ya ...," bujuk Vella berharap Samudera mau membuka mulut untuk bersuara.Tapi laki-laki itu terus bergeming sembari menatapnya datar, membuat