Rino tidak tahu kenapa Samudera selalu menebar kilat kebencian saat bertemu dengannya.
Seingatnya sejak kasus turnamen sepak bola antar kelas beberapa bulan yang lalu, Rino tak pernah lagi menyinggungnya.Setelah itu Rino juga tak pernah melihat Vella berhubungan dengan Samuel, jadi apa masalahnya?Rino pikir Samudera ini memang makhluk paling tidak ramah dan menyebalkan di dunia.Jika Samudera bukan putra pemilik yayasan. Rino pasti sudah membuat perhitungan dengan anak tersebut.Tidak ingin terlibat masalah, Rino memilih pergi dari hadapan Samudera dengan acuh tak acuh.***Ajang kompetisi menyanyi yang diselengggarakan salah satu stasiun televisi swasta tanah air menjadi topik perbicangan hangat oleh semua kalangan, termasuk para siswa siswi SMA Puncak Langit.Banyak pula siswa siswi dari SMA Puncak Langit yang mengikuti ajang kompetisi tersebut, namun semua berguguran karena tereliminasi.Dan kini hBerangsur-angsur Andin kembali dan duduk di sisi Rino dan Feli yang masih terbengong melihat betapa ramai dan serunya meja Vella.Kesenangan, kebahagiaan terpancar secara alami dari wajah mereka, sangat akrab, tapi juga terlihat menghormati Vella.Andin semakin terpuruk melihat Rino dan Feli mengabaikannya, mereka terus memperhatikan semua orang yang melayani Vella dengan segenap hati di sela canda tawa.Anak-anak di meja lain yang tadinya menahan diri dan hanya mengagumi Vella dari jauh, kini juga beranjak dari tempat duduk dan ikut gabung bersama Vella.Bahkan, sebagian anak-anak yang tadinya duduk bersama Andin juga ikut terseret pada gelombang keseruan di meja tersebut.Kapan lagi bisa bergabung dengan anak-anak konglomerat yang tidak pernah sekalipun duduk di kantin bawah, tapi kini bak turun dari kahyangan dan berbaur dengan rakyat jelata."Apa asiknya duduk bersama patung hidup seperti ini? Mending aku gabung dengan kakak
Vella dibuat frustrasi oleh Samudera, dia kembali memekik kesal."Siapa yang mau ninggalin sih? Kenapa kamu jadi keras kepala seperti ini? Dengan tinggal terpisah tidak akan mengubah fakta jika kita suami istri.""Tidak bisa! Aku tetap tidak mengizinkanmu tinggal terpisah denganku!""Aku juga tidak ingin memaksakan diri jika mama keberatan." Vella masih tak mau kalah.Segera Samudera menatap nyonya Baswara yang terbengong melihat pertengkaran putra dan menantunya ini."Mama keberatan dengan pernikahanku dengan Vella?" tanya Samudera dengan wajah keruh.Nyonya Baswara langsung mengerjapkan mata dan menggelengkan kepala cepat dengan binar wajah kosong."Lalu kenapa mama menakut-nakuti istriku seperti itu?"Nyonya Baswara masih terbengong, baru sadar ketika Samuel menepuk pahanya pelan sambil berkata, "Ma, ditanya kak Sam itu lho ....""Hah?" Nyonya Baswara menatap Samuel sejenak, kemudian beralih pada Sam
Venue konser musik sudah sangat ramai oleh para pendukung Vella dan Andin yang bersorak memberi semangat pada idolanya saat malam puncak final.Seperti sebelumnya Vella selalu dengan temperamen tenang dan menampilkan senyum pelit kala para coach menyampaikan komentarnya usai Vella menyanyi.Manik hitam kehijauannya sekilas menatap pada deretan para pendukung di jajaran penonton. Kekecewaan kembali hinggap di hati.Dan itu sempat ditangkap oleh Andin, dia mengira Vella terpuruk karena Edgar sama sekali tak mendukungnya.Hingga saat di belakang layar Andin selalu tersenyum mengejek, dengan wajah imut yang sangat menyebalkan.Ada Edgar dan Indina yang selalu menyertai Andin, sementara Vella hanya ditemani Sabrina yang sudah seperti asisten pribadi sekarang.Beberapa kali Edgar melihat ke arah Vella, namun dia tidak mendekat ataupun menyapa.Vella juga enggan menyapa papanya, sejak Edgar mengirim pesan jika keluarga Arganta
Ucapan penuh arogansi Vella tentu saja membuat Edgar menghela napas kasar. Putri sulung telah menjadi orang asing untuknya sekarang.Indina ingin bicara untuk menjadi pahlawan kesiangan. Namun, tangan Edgar segera memberi isyarat agar diam."Kapan kamu akan berhenti marah pada papa?" tanya Edgar pelan.Kembali Vella tersenyum ironi, dan berkata, "Marah atau tidak apakah itu penting? Aku hanya anak nakal yang mempermalukan keluarga Arganta 'kan?"Lagi, terdengar helaan napas dari hidung Edgar. "Papa minta maaf. Papa ingin kamu melupakan kejadian beberapa bulan ini, ayo kita pulang, sejak dulu kamu adalah putri tertua keluarga Arganta yang tak tergantikan. Kamu masih kebanggaan di hati papa."Seketika mata Andin melebar mendengar ucapan Edgar, hatinya mulai was-was, dia sungguh tak ingin Vella pulang ke rumah. Dia ingin menjadi putri raja satu-satunya di keluarga Arganta.Vella menangkap raut ketidaksenangan di wajah adiknya, dia p
Vella terus memindai laki-laki tinggi yang mengenakan topeng di depannya. Sejak awal acara puncak final dimulai tentu saja dia tahu bahwa itu adalah Renzo, coach yang mendampinginya di ajang kompetisi menyanyi selama berbulan-bulan ini. Kini dia baru sadar jika sebenarnya coach yang mendampingi ternyata adalah suaminya sendiri. Samudera melepas topengnya perlahan, senyum lembut dan hangat mengembang indah di wajah tampan. Vella membeku sesaat, sekarang dia bingung apa yang harus dilakukan? Haruskah dia melanjutkan keinginannya untuk marah? "Aku tidak pantas mendapatkan kemarahanmu," ucap Samudera tanpa basa-basi. Seketika pipi Vella memerah, dia langsung menunduk sembari bergumam, "Siapa suruh menyembunyikan identitasmu?" Samudera tersenyum geli, ingin meraih dagu Vella, namun gadis itu malah bergerak mundur selangkah. "Aku tidak mau minta maaf, aku juga korban pem
Samudera sungguh sangat tahu apa yang dirasakan Vella saat ini, sebagai seorang suami, muncul keinginan untuk melindungi."Jika Papa punya masalah, katakan saja padaku, aku yang memaksanya menikah denganku."Seketika Vella menoleh pada Samudera, dia yang meminta agar Samudera menikahinya demi akses kekayaan mamanya, apakah Vella sudah membuat masalah untuk Samudera sekarang?Ayah dan anak itu saling menatap dengan dingin hingga ruangan tampak membeku sesaat."Sayang, kenapa kamu mempermasalahkannya? Sudah bagus ternyata putramu masih normal. Jangan merusak malam yang indah ini. Ayo ucapkan selamat datang pada menantu kita." Nyonya Baswara mencoba memecah kekakuan.Tuan Baswara menaikan alisnya sekilas, meskipun terlihat sangat tidak berperasaan, tapi sepertinya dia adalah seorang pria lembut yang sangat memanjakan istri, terbukti ketika dia menuruti keinginan nyonya Baswara."Selamat datang di keluarga Baswara."Vella me
Keesokan harinya Andin dan Indina hanya bisa merasakan geram. Buzzer yang mereka kerahkan untuk menyerang Vella ternyata dilibas begitu saja. Mereka baru tahu jika Vella sekarang tergabung di manajement Star Entertainment yang tidak lain adalah milik Renzo.Melawan perusahaan musisi tersohor dunia tentu saja mereka tidak mampu, hingga Andin pun kini mulai panik dan merengek pada mamanya."Sekarang bagaimana, Ma? Kak Vella semakin bersinar dan sekarang dalam perlindungan management artis yang tidak kaleng-kaleng."Wajah Indina jelas sangat suram saat ini, kendati begitu dia masih berusaha bersikap tenang, meski otaknya sedang berpikir keras.Andin pun semakin meradang ketika mamanya tidak menjawab dan malah pergi begitu saja."Sial!" rutuk Andin memikirkan keberuntungan Vella.Hal yang dia takuti ketika Vella terlalu banyak mendapatkan kenyamanan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.Keserakahannya benar-benar berkembang seperti amuba, setelah berhasil menjadi putri di kediaman Arganta s
Sedikit canggung, tapi tidak mungkin membiarkan keheningan ini terus berlanjut. Perlahan Vella mendekati Samudera dengan senyum tipis yang sedikit berat."Sam ...," panggil Vella setelah tangannya melingkar di pinggang Samudera.Samudera tidak menjawab, ekspresinya masih sangat datar, tapi tak mampu mencegah kilat matanya menurun melihat paras cantik yang tengah mendongak menatapnya.Tidak bergerak untuk membalas pelukan Vella, terus membiarkan gadis itu merengkuhnya secara sepihak. Seakan meminta penjelasan, kenapa membawa kegaduhan ini pulang ke rumah setelah dua minggu sibuk dan nyaris tak pernah bertemu?"Maaf ya, Zoya sangat sedih karena putus dengan pacarnya, aku tidak tega membiarkannya di bawah sendirian jadi aku mengajaknya ke sini." Vella mulai menjelaskan, tapi sepertinya tidak memperbaiki wajah suram Samudera."Sam ... jangan marah ya ...," bujuk Vella berharap Samudera mau membuka mulut untuk bersuara.Tapi laki-laki itu terus bergeming sembari menatapnya datar, membuat
Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan
Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa
Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak
Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah
Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k
Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan
Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir
Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper
Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it