Share

47. Bayangmu Menyiksa

Ini akan menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Laura.

Karena saat ia memiliki tekad untuk bangkit, takdir seolah tengah membuka jalan yang lebar untuknya bersinar. Sekali lagi, ia mendapatkan tamu yang datang untuk memesan gaun padanya.

Malam harinya, ia duduk di dalam kamar, tersenyum dan tidak bisa menjelaskan perasaan bahagianya ini.

“Capeknya ….” katanya sembari memijat kakinya sebentar.

‘Tidak apa-apa …’ lanjutnya dalam hati. Lelah ini adalah lelah yang ia anggap sebagai hadiah atas dirinya yang baru saja mengalami luka-luka.

Terutama luka akibat kehilangan anaknya.

Setelah memijat kakinya, ia mengangkat kepala dan memandang pantulan wajahnya yang ada di cermin.

Laura menyentuh pipinya, “Kenapa rasanya pipiku menghilang?” Karena ia terlihat tirus dan tampak … menyedihkan.

“Apa karena rambut panjang ini penyebabnya?” Laura berpindah menyentuh rambutnya yang tiba-tiba terlihat tidak cocok dengannya.

Laura memutar kepala ke arah pintu saat mendengar ketukan dari luar. Sewaktu ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Dwi Nur Fatimah
dasar ondel-ondel ondel gatel..
goodnovel comment avatar
Eva
Satu kalimat tapi bikin mak jleb! Berati si jake emang bener2 se muak itu sama perkedel...
goodnovel comment avatar
Nissya
amit amit itu laki apa bencong sih mau nya diatur sama mbok e ne dasar ndak punya pendirian ndak punya hati ndak punya rasa hihiiiiiii pingin tak sepak saja itu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status