akaaak terima kasih sudah membaca ya 🤗 jangan lupa follow 1nst4gram othor 💓 tinggalkan komentar dan gems untuk othor biar semangat update setiap hari 😌
Ini akan menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Laura.Karena saat ia memiliki tekad untuk bangkit, takdir seolah tengah membuka jalan yang lebar untuknya bersinar. Sekali lagi, ia mendapatkan tamu yang datang untuk memesan gaun padanya. Malam harinya, ia duduk di dalam kamar, tersenyum dan tidak bisa menjelaskan perasaan bahagianya ini.“Capeknya ….” katanya sembari memijat kakinya sebentar.‘Tidak apa-apa …’ lanjutnya dalam hati. Lelah ini adalah lelah yang ia anggap sebagai hadiah atas dirinya yang baru saja mengalami luka-luka.Terutama luka akibat kehilangan anaknya.Setelah memijat kakinya, ia mengangkat kepala dan memandang pantulan wajahnya yang ada di cermin. Laura menyentuh pipinya, “Kenapa rasanya pipiku menghilang?” Karena ia terlihat tirus dan tampak … menyedihkan.“Apa karena rambut panjang ini penyebabnya?” Laura berpindah menyentuh rambutnya yang tiba-tiba terlihat tidak cocok dengannya.Laura memutar kepala ke arah pintu saat mendengar ketukan dari luar. Sewaktu ia
“Jake,” sebut Fidel begitu lirih. “Kenapa kamu ….” Gadis itu melepaskan tangannya dari dasi milik Jake, menggigit bibirnya saat matanya tampak berkaca-kaca. Bibirnya terbuka tetapi tak ada kalimat yang bisa didengar keluar dari sana. “Aku berterima kasih karena kamu mendonorkan darahmu saat aku kecelakaan dan sekarat, Fi. Tapi—” Jake menghela dalam napasnya, tatapannya pada Fidel barangkali disadari oleh gadis itu sebagai sebuah keputusasaan sebab ia dengan cepat meminta maaf. “M-maaf ….” kata Fidel. “Aku sama sekali tidak ingin membuatmu merasa terkekang. Aku pun juga tidak setuju dengan yang diinginkan oleh Tante Alina karena aku pasti akan menyakiti Laura,” lanjutnya dengan suara yang gemetar. “Aku hanya … datang karena Papa dan Mama yang meminta,” ucapnya. “Dan mereka pun datang karena memenuhi undangan orang tuamu, ‘kan?” Jake mengangguk, “Benar,” akunya. “Orang tuaku begitu karena mereka merasa bersalah sebab aku sudah membuat pernikahan kita batal di masa lalu.” “Dengar—”
Jake mengayunkan kakinya untuk menghampiri mereka.Tetapi, pada langkah pertama, ia berhenti. Gerak sendi radiokarpal yang ada di pergelangan kakinya seolah membeku saat ia menyadari satu hal.Laura, ia tak pernah terlihat sebahagia itu.Ia juga tampak ceria ketimbang saat dulu bersama dengan Jake yang wajahnya selalu murung. Dan ... Laura terlihat cantik dengan rambut sebahunya. Jemari tangan Jake merapat saat hatinya yang sudah panas sedari tadi kini seperti sedang terkoyak saat ia berpikir, ‘Apa dia memotong rambutnya untuk benar-benar memulai hidup baru tanpaku?’Meski kabut memenuhi matanya, tetapi ia masih bisa melihat dengan jelas, wanita di seberang sana yang terlihat gembira dengan hal yang ia lakukan sekarang. Menjadi dirinya sendiri, seorang desainer. Yang pernah dikatakan oleh Jake sebagai sebuah hal yang ‘memalukan’ di kala pameran yang ia gagas kapan hari berakhir kacau.“Kamu bisa bahagia tanpaku, Laura ….” gumamnya lirih. Setitik cairan hangat yang menggantung di
Setelah semalam berkutat dengan senyum yang penuh dengan kepalsuan, tapi saat pagi datang, Laura seolah kembali mendapatkan kekuatannya untuk menghadapi dunia. Jam menunjuk pada angka sepuluh saat Laura sibuk dengan kegiatannya di butik. Hari-hari barunya yang ia jalani dengan hati yang gembira. Sepagi ini, ia bahkan baru saja menyelesaikan meeting dengan salah seorang klien yang tempo hari membawa anak kembarnya untuk membuat gaun ulang tahun di tempatnya. Laura duduk di ruang kerjanya, sedang mengirim desain gaun permintaan ibunya Samantha untuk malam resepsi. “Bu Laura,” panggil salah seorang stafnya yang bernama Hani, yang berdiri berseberangan meja dengannya. “Iya, Han?” Wajah gadis itu terlihat ceria saat ia menunjukkan ponselnya, “Followers kita naik dua puluh ribu di sosmed,” katanya. Sontak saja itu membuat sepasang mata Laura membola. “Bagaimana bisa?” “Apakah Bu Laura tahu kalau Nona Samantha Adam memposting foto yang menunjukkan kalau dia sedang fitting baju dan d
Laura tak serta merta menanggapi Fidel, atau kalimatnya yang lebih terdengar seperti sebuah pengusiran.Laura justru menatapnya cukup lama sebelum akhirnya tersenyum dan bertanya, “Kenapa kamu terlihat sangat marah, Fi?”Mendengar itu, alis Fidel yang tadinya seolah akan bersinggungan kembali ke sedia kala. “Tidak,” jawabnya, ia kemudian menunjukkan senyumnya yang tampak sangat aneh di mata Laura karena itu tidak cocok dengan matanya yang penuh dengan kebencian.“Aku hanya … tidak mau kamu malu karena salah mengambil tempat duduk, Lau,” lanjutnya.Sepertinya, keributan kecil yang mereka lakukan telah membuat salah seorang petugas yang berjaga di sana menghampiri mereka.“Ada masalah di sini, Nona-Nona?” tanya pria dengan pakaian serba hitam itu.“Sepertinya ada kesalahan, Pak,” jawab Fidel lebih dulu. “Sepertinya teman saya ini salah mengambil tempat duduk.”Pria itu menoleh pada Laura dan mengarahkan salah satu tangannya ke depan, “Maaf, jika Nona berkenan, apakah Anda bersedia menu
“Laura, bagaimana kamu bisa bekerja sama dengan Samantha untuk membuatkan gaun pernikahannya?” tanya salah seorang reporter. “Kami dengar kalau kamu membuka kembali butikmu setelah dua tahun vakum ya?” Pertanyaan dari reporter terdengar bergantian dan dijawab oleh Laura serta Samantha. Sepertinya … jawaban itu juga sampai di telinga Fidel karena gadis itu menoleh pada Alina dan Rosa seolah memastikan apakah benar butik miliknya yang tutup itu kembali beroperasi, bahkan menangani gaun pernikahan seorang supermodel sekelas Samantha. Cukup lama Fidel berdiri di sana, menyimak wawancara hingga usai dan melihat Laura berfoto dengan banyak model lain serta mendengar mereka yang mengatakan akan mengunjungi Laura untuk membuat baju di tempatnya. Beberapa bilang untuk menghadiri pesta, yang lainnya mengatakan untuk menghadiri acara penghargaan dan festival film. ‘Dia pergi juga akhirnya?’ batin Laura saat melihat Fidel bergegas meninggalkan keramaian yang masih hadir di sekitarnya. Lang
Meski kepalanya pening setelah mabuk semalam, pagi hari ini Jake sudah keluar dari ruang gym. Ia baru saja menyiksa tubuhnya untuk meredakan batinnya yang bergejolak akibat hal yang ia akui semalam—kerinduannya pada Laura.Saat ia memasuki kamar dan memeriksa ponselnya, ia melihat ada beberapa pesan masuk dari Farren.[Apakah Pak Jake sudah melihat ini?]Alis Jake berkerut saat ia melihat ada foto yang dilampirkan oleh Farren. Foto Laura yang tampak menghadiri sebuah acara peragaan busana semalam.Ia sangat cantik dalam balutan gaun berwarna hitam yang ia kenakan.Tak hanya itu, Farren juga mengirim beberapa artikel yang menunjukkan kedekatannya dengan para model papan atas, salah satunya adalah Samantha Adam.“Dia bisa berada di antara mereka karena terbebas dariku,” akunya meski sesak mengekang dadanya.Jake melemparkan ponselnya ke atas meja, berdiri sembari memijit keningnya yang terasa nyeri. Meski ia benci mengatakan ini, tapi Jake harus mengakuinya, “Tanpaku dia tetap menjadi
Elsa beringsut pergi dari duduknya dan segera memeluk Laura. Mereka tidak mengatakan apapun selama beberapa menit berjalan selain Elsa yang membiarkan Laura meluapkan tangisnya. Ponsel Laura yang ada di lantai kembali berdering, Elsa dengan sigap mengambilnya. Dan melihat sepertinya kondisi Laura tidak mengungkinkan untuk menerimanya, Elsa memutuskan untuk mengangkat panggilan dari dokter Liu itu. “Saya pengacaranya Laura, Dokter,” ucap Elsa. “Silahkan berbicara pada saya, karena Laura sepertinya masih shock dan tidak bisa bicara untuk sekarang.” Beberapa menit kemudian panggilan itu mati. Elsa meletakkan ponsel milik Laura ke atas meja, di samping gelas kopi yang mereka pesan. Saat Elsa duduk di samping Laura, ia merangkul bahunya. “Dokter bilang kamu harus berhenti meminum obat itu, Lau,” kata Elsa. “Katanya besok adalah jadwal kontrolmu, mereka akan membicarakan lebih lanjut secara langsung denganmu besok.” Elsa mengatakannya pelan-pelan karena ia tahu bahwa Laura masih sangat