Beranda / Pernikahan / Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai / 150. Suara Sensualnya Menembus Dinding

Share

150. Suara Sensualnya Menembus Dinding

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-08 13:09:46
Pagi seharusnya menjadi awal yang bagus untuk memulai aktivitas selama satu hari penuh. Tetapi tidak bagi Fidel.

Hatinya sama sekali tidak tenang.

‘Sial!’ umpatnya dalam hati. ‘Aku tidak bisa melupakan yang aku dengar semalam.’

Ia duduk di ruang makan bersama kedua orang tuanya. Alih-alih melahap atau menikmati makanan yang ada di piringnya, ia justru mengaduknya tanpa henti.

Telinganya memang mendengar obrolan ayah dan ibunya. Raganya pun ada di sini, tetapi tidak dengan angannya yang melambung jauh memikirkan apa yang ia lihat dan dengar semalam.

‘Laura benar saat mengatakan aku salah kalau dia dan Jake tidak pernah melakukan apapun selama mereka menikah,’ batinnya berkecamuk.

Semalam ... Fidel pergi ikut kedua orang tuanya untuk bertemu dengan anggota keluarga mereka yang datang dari luar kota.

Kebetulannya … mereka memesan kamar di hotel milik HZ Empire. Dan ketidaksengajaan itu membuatnya melihat orang lain, sepasang suami istri yang tampak tampan dan cantik, yang tampak s
Almiftiafay

sampai jumpa besok pukul 12.00-12.30 WIB, follow 1nst4gram othor @almiftiafay. terima kasih sudah membaca 🤗🤗🦩

| 10
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Lilik Soeprijani
pasti fidel sdh punya anak yg disembunyikan atau fidel sdh tahu siapa Laura sesungguhnya... berharap setiap Laura pergi ada yg jagain biar tdk celaka lagi...semoga kebusukan alina kebongkar sm farren
goodnovel comment avatar
Eva
Nah rahasia apa lagi nih? Jangan jangan si fidel disana udah tidur sama cowok kesana kesini nih
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
punya rahasia apa lagi si pidel? semoga bapak nya pidel tetep seperti itu dan gak dukung anaknya yg gak waras
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   151. Pertemuan Beberapa Hati

    Ruang makan kehilangan kesibukannya dalam sesaat, Fidel hanya berdiri beberapa inci dari sang ibu yang ikut bangun dari duduknya dan berada di sebelah kanannya.Hela napas wanita bersanggul itu terdengar berat sebelum Fidel menoleh padanya dengan mata yang berkca-kaca.“Apakah Mama tidak bisa memberi tahu Papa agar aku tinggal di sini saja?” tanyanya—lebih terdengar seperti sebuah permohonan.“Sepertinya tidak bisa,” jawab sang ibu. “Sebenarnya Mama juga masih sakit hati dengan yang dilakukan oleh Jake dengan membatalkan pernikahan kalian yang saat itu hampir terlaksana,” lanjutnya. “Tapi Papamu benar … jika dia juga memiliki perasaan yang sama sepertimu, dia pasti akan memperjuangkannya. Tetapi nyatanya tidak.”“Mam—”“Kembali ke Paris mungkin adalah pilihan yang benar.”Malika menepuk lembut lengan anak perempuannya sebelum langkah kakinya menjauh meninggalkan ruang makan. Menyisakan Fidel yang berdiri di sana dengan mata yang terasa perih.Air mata yang membingkai kedua sisinya sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   152. Cemburu Menguras Hati

    “Maaf, kami akan pulang dulu, Pak Zafran,” kata Laura, menghancurkan keheningan yang memeluk mereka selama beberapa saat itu. Ia menarik tangan Jake untuk beranjak setelah menundukkan kepalanya pada Zafran yang mengangguk saat Laura berpamitan. “Ayo!” ajak Laura pada Jake yang akhirnya mengekor ke mana perginya. Hani yang datang dari kamar mandi sedikit bingung dengan apa yang terjadi. Tetapi melihat adanya ketegangan di sana, ia lebih memilih untuk diam—dan tidak pulang bersama dengan Laura. Di dalam mobil selama perjalanan meninggalkan hotel, tidak ada yang berbicara. Farren yang sibuk di balik setirnya memandang sekilas tuan dan nonanya yang duduk di kursi penumpang, turut bingung kenapa ada lomba tutup mulut di belakang punggungnya. Laura bukannya tidak ingin bicara, ia hanya membiarkan Jake menenangkan diri karena ia tahu betul ekspresi Jake adalah sebuah bentuk kecemburuan yang berusaha ia tutupi. Sayangnya itu gagal. “Terima kasih, Ren,” ujar Laura saat mereka tiba di hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   153. Tiba-tiba Coffee Date

    Zafran pergi dari hotel setelah acara pernikahan temannya itu usai. Ia merasa suntuk jika harus langsung kembali ke rumah sehingga ia memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe.Tempat dengan pencahayaan yang redup dan memberikan kesan hangat serta klasik ini milik kakaknya Andy—sekretarisnya—yang masih terbilang ramai padahal bisa dikatakan ini cukup malam.“Secangkir espresso sebelum pulang,” katanya pada diri sendiri kala ia mengayunkan kakinya untuk masuk.Beberapa langkah di dalam, sepasang matanya membola saat ia menemukan seseorang yang duduk di sudut ruangan, persis di dekat jendela. Sibuk dengan laptop dan beberapa lembar kertas yang ada di atas meja.Elsa.Meski tampilannya tampak berbeda dari biasanya karena ini pertama kalinya Zafran melihat rambutnya terikat seperti itu, tapi entah kenapa Zafran bisa mengenali Elsa dari kejauhan.“Dia masih bekerja selarut ini?” tanya Zafran, memutuskan untuk mendekat padanya dan mengetukkan jari telunjuknya ke meja.“Zafran?!” sebut Elsa, ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   154. Tak Semudah Itu Melepaskan

    “Aku tidak tahu akan bagaimana melakukannya, tapi jika takdir menghendaki, aku bisa apa?” tanya Zafran balik. “Kamu cukup pintar merangkai kata,” sahut Elsa. “Harusnya kamu juga jadi pengacara.” Zafran hanya tertawa mendengarnya. Ia lalu berpamitan untuk pulang dan berpisah malam ini. Setelah memastikan Elsa masuk lebih dulu ke dalam rumahnya, barulah Zafran pergi dari dari halaman luas itu. Senandung lagu kembali terdengar, mengantarnya tiba di rumahnya sendiri. Langkahnya bergema dari setiap dinding yang ia lewati. Memasuki kamarnya, ia melemparkan jasnya ke lantai. Kehampaan menyergap begitu ia tak memiliki teman untuk bicara. Ia menghela dalam napasnya, untuk menguraikan sesak yang mengikat sanubarinya ini. Pertemuan dengan Elsa dan obrolan santai bersama dengan gadis itu membuatnya sejenak lupa terhadap peristiwa yang ia hadapi sebelumnya. Tetapi begitu mereka berpisah, wajah tak santai Jake kembali memenuhi kedua netranya. “Apa Laura baik-baik saja sekarang?” tanyanya pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   155. Hidup Atau Mati Dalam Kobaran Api

    Jake baru saja keluar dari ruang meeting, dengan Farren yang berjalan di sebelah kirinya. Pemuda itu menoleh pada Jake saat bertanya, “Apakah Anda sudah memberi tahu Nona Laura jika Anda akan pulang terlambat begini?” Terdengar khawatir, Jake pikir mungkin karena Farren melihatnya murung sejak pagi.“Aku sudah memberi tahu Laura tadi pagi, Ren,” jawabnya. “Tapi aku tidak bilang kalau akan pulang selarut ini,” lanjutnya.“Saat mengantar Anda dan Nona semalam, Nona Laura bilang kalau Anda sedang cemburu,” tanggapnya. “Cemburu pada siapa?”“Zafran,” jawab Jake singkat. “Tidak baik cemburu berlebihan, Tuan Jake. Cemburulah sewajarnya.”“Ini juga sudah sewajarnya.” Jake menekan suku katanya, menghela napas cukup dalam untuk menguraikan beban yang melilit dada. “Aku masih belum bisa menerima sepenuhnya bahwa Zafran memiliki arti yang besar dalam hidup Laura.”“Nona punya masa lalu, Anda pun juga sama. Aku pikir Pak Zafran dan Nona adalah orang yang bisa dipercaya,” kata Farren. “Meski di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   156. Klien Misterius

    “Jake?” panggil Laura saat melihatnya yang tampak termangu. “Ada apa?” lanjutnya, memandang sepasang mata Jake yang tampak menunjukkan gurat rasa marah. “Tidak apa-apa, Sayangku,” jawabnya. Jika sebelumnya Jake yang terdiam, maka sekarang Laura. Ia membeku mendengar itu. Panggilan ‘Sayangku’ yang diperdengarkan untuknya di saat yang tepat. Saat Laura dilanda rasa cemas dan takut. ‘Sayangku’ dari Jake seperti sehangat angin musim semi yang memeluknya. “Kamu istirahatlah,” pinta Jake, sedikit mendekatkan tubuhnya dan membelai pipi Laura. “Jika kamu membaik lebih cepat, besok pagi kamu sudah boleh pulang.” “Benarkah?” tanya Laura memastikan. Jake mengangguk mengiyakannya. Ia membantu Laura untuk mendapatkan posisi nyamannya lagi. Membenarkan selimutnya dan membiarkannya memejamkan mata, selagi ia akan menanyakan sesuatu terlebih dahulu pada security yang ada di butik milik Laura. Ada hal yang harus ia pastikan! Jake hampir beranjak pergi dari duduknya sebelum pergelangan tanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   157. Duduk Di Pangkuanmu

    Setelah malam itu … Laura diperbolehkan untuk kembali ke rumah. Ia meliburkan aktivitas butik karena tempat itu masih dalam penyelidikan polisi.Dan selama beberapa hari terakhir ini … ia telah memindah kegiatan ke salah satu gedung milik Jake.Para penjahit bekerja di sana, memboyong sementara alat atau kain mereka yang masih bisa diselamatkan.Meeting dengan klien mereka lakukan di luar. Bisa di kafe atau di rumah milik klien—tentu saja hingga waktu yang tak bisa ditentukan.‘Mungkin akan sedikit lama kami menempati gedungmu, Jake,’ ujarnya hari itu pada Jake, saat beberapa barang mulai dibawa ke sana. ‘Sampai butik benar-benar layak untuk kembali beroperasi.’‘Tidak masalah,’ jawab Jake tak keberatan. ‘Aku senang karena bisa melakukan sesuatu untuk membantumu, Sayang.’Ah ….Pria itu sangat manis. Entah bagaimana Laura menjelaskan senyum yang terbit di kedua sudut bibirnya yang menawan itu. Kadang senyum Jake sangat kontras dengan wajahnya yang tegas dan dewasa, tapi semakin lama

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   158. Sebuah Kesaksian

    “K-kenapa kamu tanya begitu, Jake?” tanya Alina, menatap pada Jake, urung menyesap teh beraroma rosela yang cangkirnya telah ia ambil. Meski wajahnya tampak tenang, tapi tangannya bergerak gemetar. “Jawab saja, Mam,” ucap Jake. “Mama sudah mendengarnya ‘kan barusan?” “Jake—” “Apa benar Mama ada di butik milik Laura sesaat sebelum kebakaran itu terjadi?” “Tidak!” jawab Alina dengan cepat. Ia letakkan kembali cangkir di tangannya ke atas meja. “Untuk apa Mama di sana?” tanya Alina balik, mengelak dan menyanggah tanya dari anak lelakinya yang di telinganya lebih terdengar seperti sebuah tuduhan. “Kamu tidak boleh menuduh Mama seperti ini, Jake!” kata Alina, wajahnya mengeras, menentang. Jake menghela dalam napasnya. Kedua bahunya yang jatuh itu seolah mengatakan ia sudah lelah menghadapi Alina—dan kepura-puraannya. “Seorang saksi menyebut bahwa Mama membeli bahan bakar di hari yang sama saat kebakaran itu terjadi,” ucap Jake. Satu kalimatnya sepertinya telah berhasil menggetarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   336. Jika Aku Ditanya Ingin Menjadi Seperti Siapa Pada Kehidupan Berikutnya Seandainya Itu Ada, Aku Akan Menjawab, Menjadi Milik Eve Laura.

    Tiga tahun kemudian .... .... Musim yang tak menentu membuat siang hari ini sedikit lebih mendung ketimbang hari-hari biasanya. Hembusan angin dari timur membelai rambut Laura yang baru saja keluar dari mobil. Ia tak bisa untuk tak tersenyum saat melihat anak-anaknya yang berlarian sekeluarnya dari sedan yang pintunya baru saja dibukakan oleh si papa—Jake. “Jangan tarik tangannya Senna, Jayce!” pinta Jake. “Nanti Adik jatuh loh!” “Iya, Papa,” sahut Jayce dari seberang sana, pada sisi lain halaman dan memelankan langkahnya yang baru saja menarik Jasenna. Jake memang tak pergi ke kantor hari ini. Ia menyempatkan diri untuk mengantar Jayce dan Jasenna untuk pergi ke preschool mereka. Dan baru saja ia menjemput si kembar bersama dengan Laura. "Kamu tidak akan pergi ke kantor?" tanya Laura, menoleh pada Jake yang malah duduk di teras alih-alih masuk ke dalam rumah. "Tidak, Sayang," jawabnya. Ia mengarahkan tangannya ke depan, meraih tangan Laura agar duduk di sebelahnya.

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   335. Selamat Tinggal

    “Seandainya aku memperlakukannya dengan lebih baik, dan memintanya untuk mengakui kesalahan apa yang pernah dia perbuat pada Laura, dia pasti tidak akan sehancur itu di tangan takdir yang memberikan karmanya.” Laura dan Jake tahu betul bahwa yang disebutkan oleh Erick itu adalah Fidel. “Tapi kamu ‘kan juga tidak tahu kalau Fidel melakukan itu pada Laura,” tanggap Jake. “Kamu tahu saat semuanya sudah terlambat. Bukan sepenuhnya salahmu juga, kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri.” Erick tersenyum saat sekilas menoleh pada Jake, kemudian kembali memandang Jayce dan Jasenna yang sangat tampan dan cantik. Dua bayi mereka, anugerah setelah penderitaan panjang tak berkesudahan itu. “Mulailah hidup barumu, Erick,” kata Jake. “Kamu berhak mendapatkan hidupmu yang baru, dan terlepas dari semua ini.” Erick lalu bangun dari berlututnya. Ia menghadap pada Jake dan Laura yang tampak tulus saat memberinya nasehat. Ia mengangguk, “Iya, aku pikir juga begitu,” jawabnya. “Tapi mungkin tidak d

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   334. Bukan Hanya Jayce dan Jasenna Kesayanganku, Tapi Eve Laura Juga

    Sejak si kembar sudah dalam fase merangkak, Jake dibuat sedikit kewalahan menghadapi mereka yang sangat aktif.Setahunya, cheetah adalah salah satu pemilik lari tercepat di dunia dengan kecepatan seratus tiga puluh kilometer per jam, tapi apa itu cheetah?! Jayce dan Jasenna lebih cepat daripada cheetah dewasa yang tengah berlari saat mereka merangkak.Pagi ini saja, Jake baru selesai membawa Jayce keluar dari kamar mandi setelah berendam bersama dengan Laura. Tapi saat ia mengambilkan diapers, Jayce sudah pergi dari kamar dengan keadaan tanpa pakaian dalam sekejap mata.Jika Jake tak mendengar gelak tawanya yang seolah mengejek di luar, ia tak akan menemukan di mana anak lelakinya itu berada."Jayce, pakai baju dulu, Nak!" ucapnya saat menjumpai Jayce yang bermain slipper di dekat anak tangga.Ia menggendongnya untuk masuk ke dalam kamar, melihat Laura yang tak bisa menahan tawa saat membawa Jasenna keluar dari kamar mandi dengan handuknya yang bergambar panda."Loh? Aku kira sudah s

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   333. Di Atas Meja Yang Paling Berkesan

    "Jadi, mengajakku bulan madu ke Edinburgh adalah caramu untuk mewujudkan apa yang pernah kamu tulis di dalam kafe itu?" tanya Elsa pada Zafran setibanya mereka di dalam kamar hotel tempat keduanya menghabiskan waktu selama berada di sini. Setelah mereka menikmati kunjungan di kafe tadi, mereka pulang saat hari beranjak petang. "Iya," jawab Zafran yang menyusul dari belakangnya. "Tadinya aku ingin menjadikan Edinburgh sebagai tempat penutup yang kita datangi, tapi kamu ingin pergi ke sini lebih dulu, makanya ini jadi tujuan pertama kita," tuturnya panjang. "Tapi aku senang karena artinya saat itu prasangka buruk yang aku tuduhkan padamu itu terbukti salah." Elsa melepas coat panjang yang ia kenakan lalu menoleh pada Zafran yang berdiri di dekat ranjang, sedang melepas coatnya juga. "Prasangka apa?" tanya Zafran memperjelasnya. "Aku 'kan pernah berpikir kalau kepergianmu tahun lalu saat gosip kencanmu dengan Xandara berhembus kencang itu kamu mengkhianati hubungan kita," jawab Els

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   332. Late Honeymoon

    Mungkin ini sangat terlambat untuk disebut sebagai ‘bulan madu’ karena pernikahan mereka sudah berlalu cukup lama dan tidak juga layak bagi Elsa dan Zafran menyebut diri mereka sebagai ‘pengantin baru’—kecuali pengantin baru yang istrinya juga baru keluar dari rumah sakit.Setelah melihat keadaan Laura pasca melahirkan Jayce dan Jasenna, Elsa dan Zafran terbang meninggalkan Jakarta untuk menuju ke tempat ini, Edinburgh.Tempat di mana asal rasa cemburu menggila kala hubungan jarak jauh memisahkan keduanya, tahun lalu.Sekarang, Elsa benar-benar menginjakkan kakinya ke tempat ini bersama dengan Zafran. Wanita pertamanya yang ia ajak melihat pohon maple yang gugur, dan air mancur di sela dinginnya udara pergantian musim.“Cantik sekali,” puji Elsa yang bergandengan tangan dengan Zafran saat mereka berdua melewati sebuah kafe bernuansa klasik yang ramai oleh kehadiran wisatawan lokal dan asing. “Tapi sayang ramai,” lanjutnya.“Kamu ingin minum sesuatu?” tanya Zafran saat keduanya beranj

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   331. Berapa Kali Kamu Jatuh Cinta?

    Setelah meninggalkan rumah sakit dan membawa anak-anak mereka pulang, Jake tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia akan menjaga keluarganya, menemani Laura merawat si kembar Jayce dan Jasenna untuk mereka bertumbuh. Karena saat Laura membuka mata dan melihat pada jam yang ada di atas meja, waktu menunjukkan pukul tiga dini hari tetapi Jake tak ia jumpai tidur di samping kirinya. Prianya itu sedang berdiri di dekat jendela, tengah menggendong Jasenna. Laura perlahan bangun dan turun dari ranjang. Ia menghampiri anak lelakinya terlebih dahulu yang terlelap di dalam box bayi miliknya sebelum mendekat pada Jake yang menoleh ke arahnya dengan gerak bibirnya yang bertanya, ‘Kenapa bangun?’ Laura tak serta merta menjawabnya. Ia lebih dulu menengok Jasenna yang juga tengah terlelap. “Kenapa kamu menggendongnya?” tanya Laura, membelai lembut pipi Jasenna sebelum beralih pada pipi Jake. “Tadi dia bangun,” jawab Jake sama lirihnya. “Kenapa kamu tidak membangunkan aku?” “Untuk apa? Kamu

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   330. Laura, Jake, Jayce dan Jasenna

    Satu hari, bulan demi bulan yang berganti menjadi tahun di belakang sana terkenang seperti gambar-gambar di layar proyektor.Melewati itu, Laura sangat bersyukur ia tiba pada hari ini.Melihat Jake yang berada di sampingnya dan memasrahkan diri saat Laura mencengkeram tangannya untuk meredam rasa sakit yang bergejolak di perutnya menyadarkannya bahwa waktu benar-benar mengambil alih luka-luka itu dan menggantinya dengan kebahagiaan.Meski sekarang dirinya merasakan sakit, tapi ia tak bisa membendung senyumnya.Dadanya berdebar saat Jake menunduk dan berbisik, "Apakah sakit sekali?" tanyanya. "Operasi saja bagaimana? Aku tidak bisa melihatmu kesakitan seperti ini."Bibir Jake jatuh di kening Laura."Tidak perlu," jawab Laura. "Dokter bilang semuanya baik-baik saja, 'kan? Jangan khawatir, asalkan kamu denganku di sini, aku akan melewati hari ini, Jake.""Tentu aku di sini," balasnya. "Kamu bisa mengatakan padaku apapun hadiah yang kamu mau nanti setelah anak-anak kita lahir. Hm?"Laura

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   329. Kontraksi

    Sejak pulang dari resepsi pernikahan sekretarisnya Zafran—Andy—semalam, rasanya frekuensi rasa sakit yang diterima oleh perut Laura berinterval semakin sering. Rasanya berdenyut, nyeri berpusat lebih ke bawah. Dan ... si kembar yang ada di dalam perutnya juga lebih tenang. 'Apa aku akan melahirkan sebentar lagi?' tanya Laura dalam hati saat pagi ini baru saja keluar dari dalam kamar. Ia ingin menyusul Jake yang sedang berada di ruang gym, melakukan rutinitas yang hampir tak pernah ia lewatkan. "Selamat pagi," sapa para pelayan yang ada di dapur dan melihat kedatangannya. "Selamat pagi," balas Laura dengan melemparkan senyum pada mereka. "Mau mencicipi sedikit, Nona?" tawar Rani, yang membawa semangkuk besar soto ayam yang dibuatnya. Sarapan pagi ini bertemakan masakan Nusantara karena semalam Jake berpesan pada Rani ingin makan yang sedikit berbumbu, sehingga yang pagi ini menu-menu itu bisa dicium aromanya oleh Laura. "Nanti saja, Bu Rani," jawab Laura simpul. "Baiklah kal

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   328. Bagiku Sudah Usai

    Ketukan palu hakim menggema memenuhi ruang sidang. Fidel tertunduk dalam isak tangis.Sudah sejak awal dibacakannya vonis, Laura melihatnya tak kuasa menahan air mata.Laura lebih dulu bangun dari duduknya dan meminta Jake untuk segera pergi dari sana."Ayo, Jake!" ucapnya. Dan melihat istrinya yang tak ingin berlama-lama di sini, Jake pun dengan cepat bangun dari duduknya. Membiarkan Laura meraih dan melingkarkan tangan pada lengannya untuk beranjak."Laura," panggil suara yang dikenal betul oleh Laura adalah milik Fidel.Terdengar dari belakangnya, seperti penuh harap agar Laura menoleh sehingga mereka bisa berbicara.Laura memang berhenti. Tapi ia tidak menoleh pada wanita itu. "Aku ... ingin pergi dari sini," katanya lirih, sehingga Farren yang berada di depan bersama dengan Roy dan tim kuasa hukum keluarga Heizt dengan cepat membuka jalan untuk mereka dari kerumunan reporter yang meliput berita."Laura."Suara Fidel terdengar sekali lagi, nelangsa penuh dengan nestapa.Tapi Lau

DMCA.com Protection Status