Menjelang malam, di penjara Kota Brata. Di antara jendela besi, terlihat sepasang majikan dan mantan bawahannya. Malik mendapat sebatang rokok. Dia mengisapnya sambil berkata pada Surya, "Surya, dulu aku meremehkan merek ini. Aku selalu merasa orang yang mengisap rokok merek ini adalah orang rendahan. Nggak kusangka suatu hari aku butuh bantuanmu hanya demi mendapatkan sebatang rokok ini. Waktu memang sudah berubah."Asap yang samar-samar mengepul di udara .... Malik terbatuk sejenak. Mungkin karena sudah terbiasa, Surya berkata dengan penuh perhatian, "Kamu harus jaga kesehatanmu."Malik mendongak dengan ekspresi sinis. "Surya, kamu ini terlalu mendalami peran sampai nggak bisa balik lagi sampai sekarang ya? Kamu merahasiakannya dengan sangat baik, tapi sekarang aku tahu, pasti Keluarga Cahyadi yang mengutusmu, 'kan? Mereka benar-benar bersusah payah .... Akhirnya aku dikalahkan olehmu."Bagaimanapun, Malik tetap merasa sangat tidak puas. Dia bertanya lagi, "Satya pernah menyogokmu ng
Dengan tangan gemetaran, Malik menyalakan rokok kesukaannya. Setelah mengisapnya sekali, dia melanjutkan, "Satya memang hebat, kalian beruntung."Clara tidak menjawab. Dia memang merasa dirinya beruntung. Kalau tidak, Ivander pasti sudah diberikan pada Keluarga Sadali. Clara juga tidak mengungkit soal Nella yang mendonorkan tali pusar anaknya kepada Axel.Pada saat ini, Malik telah menghabiskan setengah dari rokoknya. Akhirnya dia mulai masuk ke topik pembicaraan, "Kamu benci aku ya?"Clara menggeleng perlahan. Dia menatap pria tua di hadapannya ini dengan ekspresi datar, "Aku nggak benci kamu! Aku juga nggak merasa bisa menggantikan posisi Vigo dalam hatimu. Karena saat kekuasaanmu benar-benar terancam, kamu bahkan bisa mengorbankan Kakak dan Vigo .... Apa gunanya aku peduli pada hubungan yang sudah dipertimbangkan dengan cermat?"Setelah mengatakan semua itu, hati Clara akhirnya menjadi lega. Kini, dia punya keluarga dan anak-anak sendiri. Suaminya juga merupakan sebuah tokoh besar y
Baru saja Diana selesai bicara, terdengar suara dehaman dari depan pintu. Ternyata orang yang datang itu adalah Jazli. Dia datang ke Kota Brata untuk melaporkan tugas. Mendengar bahwa hari ini adalah ulang tahun Clara, dia menyempatkan diri untuk datang mengantarkan hadiah. Tak disangka, dia malah mendengar gosip dari mantan istrinya.Suasana terasa sangat canggung. Setelah beberapa saat, Diana kembali menimpali, "Dia itu sudah kayak toilet umum."Jazli menatap mantan istrinya. Sejenak kemudian, dia memberikan hadiah itu pada Clara dan berkata dengan tulus, "Ini adalah hadiah ulang tahun dariku untuk Bu Clara dan sedikit hadiah untuk Ivander. Aku baru lihat anaknya, kelihatannya sehat sekali."Clara tidak menolaknya, dia tidak ingin menambah musuh di saat seperti ini. Dia menerima hadiah dan berbasa-basi sejenak dengan Jazli. Namun, Jazli terlihat jelas sedang tidak fokus. Terutama setelah Diana berpamitan, beberapa kali Jazli memberikan jawaban yang tidak nyambung dengan pertanyaan Cl
Melihat penampilan Jazli yang rapi, pelayan di rumah itu langsung tahu bahwa pria ini adalah tamu terhormat. Oleh karena itu, mereka melayaninya dengan hangat.Diana mengerutkan alisnya, "Daun teh mahal waktu itu aku beli khusus untuk menjamu Pak Juan. Buatkan teh merah untuk Pak Jazli saja."Jazli memprotes, "Sekarang aku bahkan nggak bisa dibandingkan lagi sama orang luar? Apa hubunganmu sama Juan itu?"Diana sama sekali tidak ingin menggubrisnya. Di duduk di sofa sambil menelepon seseorang, "Dokter, mohon datang ke sini sebentar. Aku mau periksakan seseorang punya penyakit menular seksual atau nggak."Jazli kesal mendengar ucapannya. Dia menunjuk Diana sambil memarahinya, "Kita baru cerai tiga bulan. Apa perlu sampai periksa kesehatan dulu sebelum tidur denganmu? Aku nggak sakit .... Sudah berapa banyak pria yang kamu periksa sebelumnya? Diana, kamu ke kota ini cuma untuk cari pria ya?"Diana menutup teleponnya, lalu menyalakan sebatang rokok lagi. Dia berkata dengan tak acuh, "Kala
Jazli merasa sangat puas. Setelahnya, Diana pergi berendam untuk membersihkan diri, sedangkan dia bersandar di divan ranjang sambil merokok dan membayangkan pengalaman yang baru saja dirasakannya tadi. Jazli merasa dirinya masih bisa melakukannya lagi ....Pertemuan kembali setelah berpisah sekian lama, membuatnya merasakan sensasi baru. Semua pria pasti akan merasa senang dengan kejutan seperti ini! Setelah Jazli menghabiskan dua batang rokok, Diana baru keluar dari kamar mandi. Tubuhnya masih belum dikeringkan sepenuhnya dan hanya terbungkus dengan jubah mandi berwarna putih. Tubuhnya tampak berkilau karena tetesan air. Pemandangan ini membuatnya tampak menggoda.Saat Diana mengoleskan produk perawatan kulit, siluetnya semakin terlihat memesona.Jazli turun dari tempat tidur dan memeluknya dari belakang. Setelah mendapat kenyamanan, Jazli telah melupakan penghinaan dan kemarahan yang dirasakannya karena pemeriksaan dokter sebelumnya. Sekarang, dia hanya merasa Diana sangat manis dan
Clara menanyakan pendapat Diana, tetapi Diana hanya membalas dengan tenang, "Dia mengira aku punya kehidupan seksual yang menyenangkan di Kota Brata, aku juga nggak menjelaskan panjang lebar .... Pokoknya kami nggak akan kembali bersama lagi, jadi aku malas menjelaskan."Clara setuju dengan pendapat Diana. Dia merasa Diana akan memiliki kehidupan yang lebih baik.....Dalam sekejap mata, hari ulang tahun Clara telah tiba. Ivander juga sudah berusia 100 hari. Satya memesan sebuah restoran yang megah untuk merayakan ulang tahun istrinya. Kini, Satya adalah orang yang berkuasa di Kota Brata.Malam itu, ada banyak sekali tokoh berpengaruh yang hadir. Bahkan Roy juga ikut datang meramaikan acara. Saat teringat dengan isi pembicaraan di telepon dulu, Satya masih merasa agak cemburu sekarang. Hampir saja dia bentrok fisik dengan Roy. Namun untungnya, keduanya adalah orang yang memiliki reputasi besar sehingga mereka memutuskan untuk bersabar.Di samping mereka, Annika menatap Zakki dengan ter
Malam itu, Satya hanya minum sedikit alkohol. Dia tidak mabuk, tetapi malah terus menempel pada istrinya dan bersikeras untuk duduk di mobil yang sama dengan istrinya. Jika Satya mulai bersikap seperti ini, tidak ada yang bisa menghalanginya lagi.Beberapa saat ini, Clara sibuk mengurus ketiga anaknya sehingga mengabaikan Satya. Oleh karena itu, dia terpaksa menuruti keinginan Satya ....Tak disangka, saat baru saja meninggalkan hotel, mereka bertemu dengan Vigo. Satya memicingkan matanya dengan perlahan. Malam ini dia telah memesan seluruh restoran ini, jadi tidak mungkin pertemuan ini adalah sebuah kebetulan. Keduanya saling memandang dengan tatapan dingin.Jalanan yang sepi itu terasa begitu mencekam bagi mereka bertiga. Pada akhirnya, mereka tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya saling berpapasan ........Di tempat parkiran, Clara tampak diam setelah masuk ke mobil. Satya bersandar di kursinya, lalu menoleh pada Clara sambil tersenyum tipis, "Belakangan ini si Vigo se
Setelah sekian lama, mereka akhirnya bertemu lagi. Sudah setahun sejak terakhir kali mereka bertemu.Vigo telah melalui banyak cobaan, sementara tatapan wanita itu masih penuh dengan kepolosan yang amat membuatnya kesal. Setelah menipunya, bagaimana bisa Nella masih bisa hidup dengan tenang dan muncul lagi di dunianya seolah tidak terjadi apa-apa?Vigo begitu membencinya hingga ingin merusak semua itu. Dia pun menyapa, "Lama nggak bertemu."Mereka berdiri berhadapan. Sedikit cahaya neon menerpa wajah Vigo sehingga tidak terlihat jelas ekspresinya. Namun, suaranya terdengar sangat lembut bak sedang menyapa kekasih sendiri.Cahaya bintang berkilauan.Nella berpakaian sederhana. Dia membawa tas yang berisi apel. Wanita itu hendak membuat pure apel untuk Dessy nanti. Dessy adalah anaknya dengan Vigo. Putrinya itu sedang sakit, jadi Nella membawanya ke Kota Brata untuk berobat. Setelah satu bulan, penyakitnya sudah hampir sembuh ....Selama itu, Nella tidak mengganggu Satya dan Clara. Dia j
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se