Malam itu, Satya hanya minum sedikit alkohol. Dia tidak mabuk, tetapi malah terus menempel pada istrinya dan bersikeras untuk duduk di mobil yang sama dengan istrinya. Jika Satya mulai bersikap seperti ini, tidak ada yang bisa menghalanginya lagi.Beberapa saat ini, Clara sibuk mengurus ketiga anaknya sehingga mengabaikan Satya. Oleh karena itu, dia terpaksa menuruti keinginan Satya ....Tak disangka, saat baru saja meninggalkan hotel, mereka bertemu dengan Vigo. Satya memicingkan matanya dengan perlahan. Malam ini dia telah memesan seluruh restoran ini, jadi tidak mungkin pertemuan ini adalah sebuah kebetulan. Keduanya saling memandang dengan tatapan dingin.Jalanan yang sepi itu terasa begitu mencekam bagi mereka bertiga. Pada akhirnya, mereka tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya saling berpapasan ........Di tempat parkiran, Clara tampak diam setelah masuk ke mobil. Satya bersandar di kursinya, lalu menoleh pada Clara sambil tersenyum tipis, "Belakangan ini si Vigo se
Setelah sekian lama, mereka akhirnya bertemu lagi. Sudah setahun sejak terakhir kali mereka bertemu.Vigo telah melalui banyak cobaan, sementara tatapan wanita itu masih penuh dengan kepolosan yang amat membuatnya kesal. Setelah menipunya, bagaimana bisa Nella masih bisa hidup dengan tenang dan muncul lagi di dunianya seolah tidak terjadi apa-apa?Vigo begitu membencinya hingga ingin merusak semua itu. Dia pun menyapa, "Lama nggak bertemu."Mereka berdiri berhadapan. Sedikit cahaya neon menerpa wajah Vigo sehingga tidak terlihat jelas ekspresinya. Namun, suaranya terdengar sangat lembut bak sedang menyapa kekasih sendiri.Cahaya bintang berkilauan.Nella berpakaian sederhana. Dia membawa tas yang berisi apel. Wanita itu hendak membuat pure apel untuk Dessy nanti. Dessy adalah anaknya dengan Vigo. Putrinya itu sedang sakit, jadi Nella membawanya ke Kota Brata untuk berobat. Setelah satu bulan, penyakitnya sudah hampir sembuh ....Selama itu, Nella tidak mengganggu Satya dan Clara. Dia j
Kemudian, Nella tersenyum. Dengan latar belakangnya yang begitu rendah, mana mungkin dia bisa menolak Vigo?Nella duduk di mobilnya, sebuah Land Rovar hitam. Dulu, Vigo tidak pernah mengendarai mobil seperti itu. Biasanya, dia akan duduk di kursi belakang mobil hitam dengan sopir yang mengemudi. Dia juga tidak pernah merokok sembarangan di dalam mobil.Orang yang berada di depannya sekarang tetap Vigo, tetapi juga bukan. Dia telah banyak berubah.Vigo tidak bertanya lagi di mana dia tinggal, dia sudah tidak peduli. Dia langsung menginjak pedal gas dan membawanya ke sebuah kompleks.Saat mobil memasuki gang yang familier, Nella bertanya dengan kaget, "Kenapa kita ke sini?""Kenapa nggak?" tanya Vigo yang mematikan mesin mobil dan menoleh padanya. Di dalam mobil yang gelap, wajah mereka samar-samar terlihat.Vigo menatapnya lama sebelum berbicara dengan dingin, "Bulan lalu, aku beli lagi tempat ini. Nella, jangan kira aku mau bernostalgia. Aku cuma mau mengingatkan diri sendiri untuk ngg
Nella berpikir, Vigo baru melakukan beberapa ronde, tetapi sudah bosan. Meskipun Vigo tidak mengungkitnya, Nella bisa menilai bahwa kehidupan seks pria ini sangat bebas.Nella menggenggam kartu emas itu, lalu berkata dengan lirih, "Aku punya tempat tinggal. Aku akan datang lebih awal kalau kamu mencariku."Mendengar ini, Vigo tidak menolak. Dia tidak peduli Nella tinggal di mana, hanya ingin melampiaskan kebenciannya. Yang Vigo inginkan bukan sekadar pelampiasan melalui fisik, tetapi dia ingin membuat Nella hancur dan merasakan bagaimana rasanya dikhianati orang yang dicintai.Vigo akan terlalu bermurah hati jika hanya menidurinya. Malam itu juga, Vigo pergi.....Setelah waktu yang cukup lama, Nella memaksa tubuhnya yang lelah untuk pergi mandi. Tidak ada perubahan apa pun di sini. Bahkan, jubah mandi juga masih diletakkan di tempat yang sama.Nella memakai jubah mandinya dan becermin. Wajahnya agak pucat. Terlihat pula beberapa bekas merah di tubuhnya yang ditinggalkan oleh Vigo tadi
Nella tidak berani membayangkan dirinya menikah degan Vigo. Meskipun status wanita simpanan terdengar rendahan, Nella tidak keberatan sedikit pun.Nella mencintai Vigo, begitu juga sebaliknya. Mereka bahkan memiliki seorang anak yang menggemaskan. Nella tampak ragu untuk sejenak. Dia tidak yakin harus memberi tahu Vigo tentang Amari atau tidak.Vigo tiba-tiba berkata, "Aku agak sibuk belakangan ini. Aku mungkin nggak bisa menemanimu selama seminggu ini. Gimana kalau kita makan bersama saat malam natal? Aku ingin memberimu kejutan."Vigo memberi tahu bahwa dirinya telah memesan ruang privat mewah untuk makan malam bersamanya. Nella tentu merasa senang.Namun, Nella juga khawatir hal ini menggusarkan Renata. Dia membujuk dengan lembut, "Hubungan kalian hancur sebelumnya gara-gara aku. Sebaiknya kamu memperlakukannya dengan lebih baik."Tebersit ejekan pada sorot mata Vigo. Dia memeluk Nella dan membenamkan wajahnya di leher Nella sambil menyahut, "Aku baru tahu kesayanganku ternyata begi
Clara mengajak Diana jalan-jalan dan minum kopi. Diana tidak sengaja tersandung. Clara pun tersenyum lucu melihatnya.Sore harinya, Clara pergi ke perusahaan suaminya, lalu keduanya pergi ke restoran favorit mereka. Hari-hari berlalu dengan tenang. Clara tidak kekurangan uang, anak-anak dijaga oleh Aida dan pengasuh. Dengan demikian, Clara punya waktu berduaan dengan Satya. Selesai makan, Satya tiba-tiba mengajak Clara ke bar. Clara tentu menolak. Dalam perjalanan pulang, mereka tidak sengaja bertemu Nella.Di sebuah toko perlengkapan bayi, terlihat Nella sedang memilih pakaian anak-anak. Dilihat dari penampilan Nella, sepertinya kehidupannya cukup baik.Ketika melihat Clara, Nella pun terkejut dan menyapa, "Bu Clara."Clara tidak menyalahkan Nella. Dia mengambil pakaian di tangan Nella, lalu berkata, "Anakmu sudah sebesar ini."Nella menyahut, "Penyakit anakku nggak bisa disembuhkan di Kota Cerios, makanya kami datang ke Kota Brata. Dokter spesialis anak di sini sangat hebat. Anakku
Harus diakui bahwa Merry memiliki penilaian yang tajam.Hubungan Clara dengan Keluarga Sadali telah retak, tetapi jodoh adalah sesuatu yang sangat menarik. Clara dan Amari baru bertemu, tetapi Clara sudah sangat menyukainya, bahkan telah merencanakan masa depan untuknya.Nella membelai kepala putrinya. Tiba-tiba, bel berbunyi. Merry membuka pintu, lalu mendapati seorang nyonya dengan penampilan berwibawa. Merry pun bertanya, "Maaf, kamu salah rumah ya?"Wanita itu tidak lain adalah Renata. Kemarin malam, Renata mendapati bahwa suaminya memiliki wanita simpanan di luar. Dia mengikuti petunjuk yang ada dan akhirnya menemukan wanita itu. Renata awalnya mengira itu adalah seorang gadis muda yang cantik. Tanpa disangka, ternyata adalah Nella yang mencelakai Vigo masuk penjara.Begitu masuk, Renata langsung melihat anak haram itu. Bagaimana mungkin dia tidak marah? Sejak menikah dengan Vigo, Renata harus melayani mertuanya dan merawat kedua anaknya. Dia bahkan menutup sebelah mata atas perse
Malam hari, Nella menelepon Vigo. Vigo menjawab panggilan. Setelah terdiam sesaat, Nella berucap dengan suara rendah, "Pak Vigo, aku akan meninggalkan Kota Brata. Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Aku akan menggunakan cara lain untuk menebusnya ....""Menebus?" Vigo menyesap anggurnya, lalu bersandar di sofa sambil terkekeh-kekeh. Dia bertanya, "Kenapa tiba-tiba bicara begini? Yang aku mau adalah kamu berada di sisiku. Aku ingin melihatmu kapan pun aku mau."Nella membenamkan wajahnya ke selimut dan terisak-isak. Dia memanggil lagi, "Pak Vigo ...."Vigo mencoba untuk membujuk. Nella yang awalnya telah bertekad seketika menjadi goyah kembali. Bagaimanapun, Vigo telah lama berkecimpung di dunia bisnis. Dia sangat pintar menilai isi hati seseorang.Setelah membujuk Nella, Vigo berkata dengan lembut, "Kita sudah bersama begitu lama, tapi nggak pernah makan bersama di luar. Gimana kalau kita membahas semua ini saat malam Natal? Aku sibuk sekali belakangan ini."Nella mencintai Vigo seh