Malam hari, Nella menelepon Vigo. Vigo menjawab panggilan. Setelah terdiam sesaat, Nella berucap dengan suara rendah, "Pak Vigo, aku akan meninggalkan Kota Brata. Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Aku akan menggunakan cara lain untuk menebusnya ....""Menebus?" Vigo menyesap anggurnya, lalu bersandar di sofa sambil terkekeh-kekeh. Dia bertanya, "Kenapa tiba-tiba bicara begini? Yang aku mau adalah kamu berada di sisiku. Aku ingin melihatmu kapan pun aku mau."Nella membenamkan wajahnya ke selimut dan terisak-isak. Dia memanggil lagi, "Pak Vigo ...."Vigo mencoba untuk membujuk. Nella yang awalnya telah bertekad seketika menjadi goyah kembali. Bagaimanapun, Vigo telah lama berkecimpung di dunia bisnis. Dia sangat pintar menilai isi hati seseorang.Setelah membujuk Nella, Vigo berkata dengan lembut, "Kita sudah bersama begitu lama, tapi nggak pernah makan bersama di luar. Gimana kalau kita membahas semua ini saat malam Natal? Aku sibuk sekali belakangan ini."Nella mencintai Vigo seh
Veren berkata, "Jangan membuat kami cemas lagi."Pada malam Natal, Vigo menjemput Renata pulang dan membujuknya. Meskipun keluarga Renata berada, reputasi Renata akan kurang baik jika bercerai dan membawa 2 anak. Itu sebabnya, orang tuanya membujuknya untuk tidak bercerai.Setelah mempertimbangkan dengan baik, Renata memutuskan untuk memaafkan Vigo. Malam ini, keduanya akhirnya berhubungan badan untuk mengakhiri perselisihan.Kali ini, orang tua Renata memberitahunya bahwa cara menilai pria mencintaimu atau tidak adalah dengan melihat jumlah uang yang diberikannya dan bagaimana dia memperlakukanmu di ranjang.Kini, Vigo selalu memberinya uang bulanan yang berlimpah dan membelikannya perhiasan mahal. Renata hanya perlu mencari cara untuk membuat Vigo lelah di ranjang sehingga tidak bisa mencari wanita lain lagi di luar.Renata akhirnya memahami semua itu. Dia berusaha keras menyenangkan Vigo di ranjang, bahkan menjadi lebih nakal dan berani.Vigo memeluk pinggang Renata dengan kuat dan
Suasana di ruang privat sontak menjadi hening. Vigo segera memandang ke arah pintu. Keduanya bertatapan. Mata Nella tampak berkaca-kaca dan dipenuhi ketidakpercayaan. Dia tidak menyangka Vigo akan mengkhianatinya dengan cara seperti ini. Vigo sengaja mengatur semua ini hanya untuk membuatnya malu.Bibir Nella bergetar. Dia tidak sanggup melontarkan pertanyaan apa pun karena hanya akan membuatnya malu. Pada akhirnya, dia mundur dan berkata, "Maaf, aku salah ruangan."Keluarga Renata tampak ragu-ragu, sedangkan Renata tidak bisa tinggal diam. Dua hari lalu, dia baru memberi Nella peringatan. Wanita ini mengatakan akan pergi, tetapi masih menggoda suaminya, bahkan berani muncul di hadapan istri sah. Parahnya, orang tua Renata juga berada di sini. Apa Nella ingin menantangnya secara terang-terangan?"Nella," panggil Renata. Dia bangkit dan menghampiri Nella, lalu menamparnya sambil memakinya dengan tatapan galak, "Dasar murahan! Tahunya cuma menggoda suami orang!"Renata sering mengatakan
Merry menggendong Amari mendekat. Begitu melihat sosok yang tergeletak di tanah, Merry langsung memekik, "Bu Nella! Apa yang kamu lakukan? Gimana nasib Amari kalau kamu pergi?"Amari baru berusia beberapa bulan, tetapi seperti memahami apa yang terjadi. Seketika, Amari menangis tanpa henti.Merry khawatir kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi Amari. Dia segera menutup mata Amari supaya anak itu tidak melihat kematian tragis sang ibu.Situasi di lantai bawah sungguh kacau. Tidak berselang lama, polisi datang dan memblokir tempat kejadian. Merry hanya bisa menggendong Amari sambil menatap jasad majikannya.Merry memang kompeten, tetapi tidak berdaya. Bagaimanapun, dia tidak punya siapa pun di Kota Brata.Tiba-tiba, Merry teringat pada Clara! Clara memberi tahu Merry untuk mengabarinya kalau ada masalah. Jadi, dia segera mencari kartu nama Clara dan mencoba menghubungi nomor ponsel yang tertera.Begitu menerima panggilan, Merry langsung menceritakan semuanya dengan suara bergetar
Sebelum naik ke mobil, Vigo akhirnya menoleh untuk melirik sekilas. Mobil polisi menghalangi pandangannya, tetapi dia tetap bisa melihat seorang wanita tergeletak di atas genangan darah. Penampilannya terlihat sangat tenang, seolah-olah tidak ada keengganan apa pun.Di dalam mobil, Axel menyuruh Vigo masuk ke mobil dan mengatakan yang mati adalah wanita jahat. Vigo tertegun sejenak sebelum masuk.Setelah pulang, entah mengapa Vigo merasa gelisah. Dia merasa puas dengan hasil ini, tetapi sosok Nella selalu muncul di benaknya setiap kali dia memejamkan mata. Vigo berbalik untuk memeluk Renata. Dia ingin melampiaskan hasratnya untuk melupakan kerisauannya.Namun, Renata malah menghindar. Dia bergeser dan memandang langit-langit yang gelap sambil mengatakan dirinya sangat lelah hari ini. Ini pertama kalinya dia merasa takut pada Vigo. Vigo terlalu kejam.Malam harinya, Vigo bermimpi tentang Nella. Dia ruang tamu vila yang terang benderang, wanita itu berdiri sambil melukis. Kadang, Nella a
Merry menyandarkan kepalanya ke kepala Amari. Kemudian, dia berkata, "Aku akan pergi. Tolong jaga Amari untuk Bu Nella."Satya menggendong Amari, lalu berujar, "Tenang saja, kami pasti akan menjaga Amari dengan baik. Kami akan memberinya masa kecil dan masa depan yang indah."Dengan mata berkaca-kaca, Merry pun pergi.....Tiga hari kemudian, Satya pergi ke Grup Sadali untuk mencari Vigo. Dia ingin memberi tahu semua kebenaran.Amari yang telah menyelamatkan putra Vigo, tetapi Vigo malah membalas kebaikan Nella dengan mencelakainya. Satya ingin mempertanyakan kejantanan Vigo. Bagaimana bisa seorang pria sejati menyulitkan wanita sampai seperti itu?Lagi pula, semua ini adalah rencana Satya. Jika ingin membalas dendam, Vigo seharusnya mencari Satya dan bukan menargetkan seorang wanita. Apalagi, wanita itu telah melahirkan seorang anak untuk Vigo.Namun, sekretaris Vigo memberi tahu Satya bahwa Vigo tidak ada di perusahaan dan keluar untuk menghadiri pertemuan bisnis.Satya memaksa sekre
"Aku terlambat selangkah. Aku memang nggak sempat menolongnya, tapi setidaknya aku bisa menghajarmu!" bentak Satya.Satya sontak meraih kerah baju Vigo dan meninjunya tanpa henti. Hidung Vigo sampai patah karena serangan yang bertubi-tubi itu.Pada akhirnya, wajah Vigo babak belur dan tangan Satya juga terluka. Meskipun begitu, Satya tidak merasa sakit karena dia ingin menyadarkan Vigo.Vigo tergeletak di karpet. Napasnya terengah-engah, sekujur tubuhnya bersimbah darah. Satya pun menendangnya, lalu berkata, "Kamu telah membunuh wanita yang mencintaimu."Dengan mata memerah, Satya mengeluarkan mancis dan menyalakan rokok. Dia tidak ingin berbasa-basi dengan Vigo lagi dan mengatakan menunggu Vigo mencarinya.Pintu ruang privat dibuka dan ditutup kembali. Dinding sampai bergetar karena Satya membanting dengan kuat.Meskipun wajahnya berdarah, Vigo tetap tersenyum. Dia merasa puas. Dia akhirnya merasakan sakit. Namun, mana mungkin dia mencari Satya.Vigo memang telah mencelakai Nella, tet
Selesai makan, Diana pun pergi, meninggalkan Clara dan Satya. Suasana hati keduanya sangat buruk. Satya berdiri di depan jendela dan mangeluarkan sebatang rokok, tetapi tidak menyalakannya. Dia merasa bersalah kepada Nella.Nella sangat kasihan dan menyedihkan. Satya masih ingat saat Nella berlutut kepadanya dan memohon untuk diterima. Dunia ini terlalu mengecewakannya. Sementara itu, Vigo yang paling melukainya.Larut malam, Clara bersandar di bahu suaminya sambil berkata dengan lirih, "Rumah kita memang nggak kekurangan apa pun. Tapi, aku ingin memberikan lingkungan terbaik untuk Amari. Aku ingin ada orang yang bisa merencanakan masa depannya dengan baik dan mengorbankan segalanya untuknya."Satya menunduk dan bertanya dengan suara serak, "Maksudmu Diana?"Clara membalas, "Ya, Diana orang yang bisa diandalkan dan menyayangi anak kecil. Dia pasti bisa memberikan yang terbaik kepada Amari. Aku tenang kalau Amari bersamanya."Satya merenung sesaat. Kemudian, dia berkata, "Diana memang b
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se