Dokter malah mengambil anestesia dan berucap, "Kami sudah mau mengambil sumsum tulang belakang. Pak, silakan keluar.""Diam kamu," sergah Satya. Dia menendang dada dokter itu dengan kuat. Dokter jatuh di lantai dan berteriak kesakitan.Kemudian, ratusan petugas keamanan Grup Chandra mengepung rumah sakit. Bawahan yang dibawa Malik tidak mungkin mampu melawan mereka. Aida yang sudah dibebaskan segera melepaskan Clara dan berujar sembari menangis, "Untung saja Tuan Satya datang. Kalau nggak, aku nggak berani membayangkan apa yang terjadi."Clara berlinang air mata. Dia sudah berjanji dengan Satya, dia akan pergi ke Kota Handa 3 hari lagi. Siapa sangka, Malik akan melakukan hal yang begitu mengerikan.Satya tidak sungkan lagi. Dia melepaskan jasnya dengan perlahan dan hanya memakai kemeja. Ototnya yang kekar pun terlihat. Satya menghajar dokter itu sampai sekarat terlebih dahulu. Sesudah itu, dia baru menghampiri Malik.Bawahan Malik mencegat Satya dan berkata, "Pak Satya, tenang dulu."S
Pihak rumah sakit berusaha keras untuk menyelamatkan Axel. Untung saja, Axel masih mampu bertahan. Tubuhnya juga tidak lumpuh. Namun, kondisinya makin lemah.Renata memeluk Axel sambil menangis. Dia telah melakukan hal yang kotor sehingga tidak punya hak bicara di Keluarga Sadali. Sekarang Renata hanya bisa menuruti Malik. Dia menyalahkan Clara yang tidak bijaksana untuk menyenangkan hati Malik.Malik yang merasa bersalah tidak memedulikan ucapan Renata. Dia menegur, "Kalau ada waktu, temani anakmu! Kamu malah bersenang-senang dengan pria lain di luar! Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa diancam Satya?"Renata merasa sangat malu karena ditegur Malik. Akan tetapi, dia benar-benar tidak rela mati. Jadi, Renata hanya bisa bersabar. Tentu saja, dia tidak berniat untuk memperbaiki kesalahannya. Hubungannya dengan Vigo sudah hancur. Renata tidak ingin meninggalkan kesenangannya. Kondisi Keluarga Sadali kacau balau.....Sementara itu, Satya sudah membawa Clara dan lainnya pergi. Dia merasa t
Aida pergi dari tempat itu. Satya mengalihkan pandangannya pada Clara dan berkata dengan lembut, "Kamu di atas saja, jangan sampai mengganggu Alaia .... Kalau dia tanya, bilang sana Ayah sedang dinas."Satya benar-benar tidak tenang meninggalkan istri dan anak-anaknya, sehingga berpesan banyak sekali pada Clara. Clara mengingat semua itu sambil menahan air mata. Sebelum makan siang, Satya pergi mengikuti mobil polisi. Clara berdiri di balkon menyaksikan mobilnya yang menjauh ....Selama Satya tidak ada, Clara benar-benar menderita menjalani hari demi hari. Dia menunggu selama tujuh hari, tetapi Satya tetap masih belum pulang. Clara bahkan tidak diperbolehkan untuk menemuinya saat pergi ke kantor polisi. Petugas hanya berkata, "Pak Satya terlibat kasus yang sangat besar."Orang bisa saja mencari-cari alasan untuk menambah kesalahannya. Clara sangat paham bahwa semua ini pasti ulah Malik! Dia lebih mengerti bahwa Malik tidak berencana akan membebaskan Satya. Dia ingin menunggu Clara untu
Tengah malam.Malik sedang duduk di ruang kerjanya, sambil bertanya pada Surya dengan muram, "Dia masih belum mengaku?"Surya menuangkan teh ke gelasnya. Mendengar hal itu, Surya tersenyum tipis, "Mana mungkin Pak Satya akan mengakui kasus sebesar itu dengan mudah? Katanya, sekujur tubuhnya sudah terluka parah, tapi dia tetap tidak mau mengakui sama sekali."Malik terkekeh-kekeh, "Dia benar-benar keras kepala."Sambil berkata demikian, Malik mengambil gelas teh dan meniupnya sejenak. "Mungkin harus menggunakan cara khusus untuk menghadapi orang keras kepala seperti ini .... Bukannya biasa mereka pandai melakukan hal seperti ini? Suruh mereka tunjukkan kehebatan mereka. Dengan cara apa pun, harus paksa Satya mengakui semuanya."Surya tersenyum tipis lagi, "Bukankah itu nggak baik?""Kamu perhatian sekali padanya?" tanya Malik sembari meletakkan gelas teh.Surya langsung menyergah, "Aku cuma takut hubungan Anda dengan Nona akan hancur .... Bagaimanapun, Nona dan Pak Satya sedang dekat se
Malam musim dingin, angin berembus terasa hingga menusuk tulang. Malik berdiri di lorong merasa tidak berdaya. Dari belakangnya terdengar suara, "Pak Malik ya?""Siapa itu?" Malik menoleh melihat orang yang datang. Pria itu adalah seorang kurir. Dia membawa karangan bunga dan memberikannya pada Malik, "Ini adalah karangan bunga dari Bu Clara, turut berdukacita."Karangan bunga .... Tebersit kilatan kebencian di mata Malik. Dia melemparkan karangan bunga itu dan menginjaknya hingga hancur. Dalam hatinya sangat yakin bahwa Clara sedang memperingatkannya .... Jika Malik masih terus mempersulit Satya, dia akan terus balas dendam pada Vigo hingga membunuhnya.Surya berlari mendekat. Dia sangat terkejut melihat pemandangan ini. "Ada apa ini sebenarnya?"Malik mendongak dan berkata, "Hentikan semua interogasi Satya, tapi jangan bebaskan dia .... Selain itu, cari masalah pada Grup Chandra."Surya telah bisa menebak secara garis besar apa yang telah terjadi. Dia menasihati dengan berhati-hati,
Setelah tidur dua jam, Clara akhirnya bangun. Seperti biasanya, dia mengurus kedua anaknya. Saat berganti pakaian, Alaia mengatakan bahwa dia merindukan ayahnya. Alaia bersandar di pundak ibunya dan berkata dengan manja, "Alaia kangen sama Ayah."Clara merasa seperti ingin menangis. Dia membujuk anak itu dengan lembut, "Ayah sedang dinas. Dia juga pasti sudah merindukan Alaia."Joe lebih memahami situasi. Setelah ragu-ragu sejenak, dia bertanya pada Clara, "Kapan Ayah akan pulang?"Clara terdiam. Selanjutnya, dia langsung mengelus kepala Joe dan berkata dengan suara yang tercekat, "Sebelum tahun baru! Joe, Ayah pasti akan pulang sebelum tahun baru."Setelah itu, Joe tidak banyak bertanya lagi. Saat sedang sendirian, Joe diam-diam mengusap air matanya di kamar .... Clara yang sudah berdiri lama di depan pintu kamar, akhirnya memutuskan untuk masuk. Melihatnya, Joe langsung berpaling."Apa dia nggak akan pulang lagi? Ayah sudah meninggal ya?" tanya Joe.Joe biasanya sangat gengsi, tetapi
Dengan nada datar, Satya berkata, "Aku mengerti."Petugas itu baru merasa lega. Selain itu, dia memberikan sebuah salep untuk Satya dan mengobrol dengannya sejenak. Tiba-tiba, Satya bertanya, "Dia menangis nggak?""Apa?" Orang itu kebingungan. Dia merasa bahwa wanita kaya seperti Nyonya Chandra biasanya tidak akan menangis demi suaminya. Bahkan ada juga yang malah merasa bahagia!Satya berkata, "Kamu nggak mengerti hubungan kita."....Pukul dua siang, Clara mengantarkan Joe dan Alaia ke rumah Zakki. Dia memberi tahu Annika bahwa dia akan pergi ke Kota Handa. Annika tidak setuju, dia yang ingin pergi menggantikan Clara."Zakki juga sedang memikirkan cara! Clara, terlalu bahaya kalau kamu ke Kota Handa sendirian. Kakakku juga pasti nggak akan tenang."Clara berkata, "Ini memang rencana kakakmu."Annika masih ingin bersikeras mempertahankan pendapatnya. Sambil melihat kedua anaknya di kejauhan, Clara berkata, "Seminggu. Kalau aku nggak kembali dalam seminggu, mungkin aku nggak akan perna
Di Kota Handa.Lantai dua teratas Hotel Queros telah dipesan seluruhnya oleh Gracia. Ada ratusan pengawal yang berjaga dengan ketat di sana untuk memastikan keselamatan Clara.Di dalam presidential suite. Gracia telah menyelesaikan pekerjaannya dan melapor pada Clara, "Semuanya sudah selesai diurus dan sudah dipastikan nggak akan ada bahaya. Besok pagi aku akan mengirimkan kartu nama ke rumah Jazli .... Menurutku, dia pasti nggak akan menolak mengingat hubungannya dengan Pak Satya."Di bawah lampu kristal, Clara memijat dahinya dan berkata dengan perlahan, "Kamu pasti mengira aku takut bahaya karena membawa pengawal sebanyak ini. Sebenarnya bukan begitu."Gracia tidak mengerti maksud Clara. Clara hanya tersenyum menjelaskan, "Satya sudah dipenjara. Pak Jazli ini pasti nggak akan menghiraukanku, sedangkan Malik juga nggak akan turun tangan padaku. Dia merasa aku pasti akan nggak berdaya dan bakal kembali untuk memohon padanya .... Jadi, semua pengawal ini sebenarnya hanya untuk menunjuk
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se