Ini adalah persyaratan Annika, dia harus menjelaskannya kepada Zakki. Mereka berdua tidak saling mencintai, jadi lebih baik Annika bersikap realistis. Jika Zakki ingin Annika menjadi istrinya, Annika harus mengambil apa yang seharusnya didapatkannya.Zakki yang pintar tentu menyadari perubahan Annika. Saat ini, Annika sudah lebih dewasa. Annika sudah tahu caranya menahan perasaannya dan bernegosiasi dengan pria. Annika tidak berharap Zakki akan menyukainya, Annika telah menjadi wanita yang realistis.Zakki suka dengan orang yang realistis. Seperti adik Roy, Chika. Dulu, Zakki mengira kelak dia akan menikah dengan wanita yang pintar. Namun, akhirnya Zakki malah menikahi Annika yang lemah lembut.Hanya saja, ketika sekarang Annika menjadi realistis, sepertinya Zakki kurang menyukainya. Zakki merasa tidak nyaman. Zakki mendengus dan berkomentar, "Sekarang Nyonya Ruslan sudah pandai bernegosiasi."Annika berucap, "Aku punya persyaratan lain lagi. Zakki, aku nggak mau ambil uang dari kamu a
Zakki hendak memasangkan cincin pernikahan itu ke jari manis Annika. Namun, Annika tidak mengulurkan jarinya. Zakki menatap Annika, akhirnya Annika mengulurkan jarinya dan Zakki langsung memakaikan cincin itu.Cincin tersebut tampak berkilauan di jari Annika. Zakki berucap dengan suara serak, "Nyonya Ruslan, selamat datang kembali."Annika gemetaran. Akhirnya, Annika kembali ke sisi Zakki dan menjual dirinya kepada Zakki. Hanya saja, kelak dia bukan istri Zakki, tetapi ... Nyonya Ruslan.....Zakki tidak tinggal di rumah sakit. Keesokan harinya, Zakki tidak muncul. Yoyok langsung datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan Annika.Yoyok membawa 2 dokumen. Yang satu adalah surat pengalihan saham Grup Ruslan dan satunya lagi adalah berkas yang berkaitan dengan kasus Satya. Annika berbincang dengan Yoyok di ruang tamu kamar pasien.Yoyok terlihat lebih galak daripada di televisi, sepertinya dia adalah orang yang sulit didekati. Yoyok yang menyadari tatapan Annika tersenyum dan berujar, "Ny
Zakki memeluk Annika sembari berbicara dengan mesra. Annika merasa tidak terbiasa, dia memalingkan wajahnya dan berucap, "Iya, Pengacara Yoyok baru pergi."Annika ingin lanjut membereskan barangnya, tetapi Zakki memeluknya dengan erat. Zakki juga membelai tubuh Annika dengan pelan, tetapi tidak menginginkan apa pun. Sepertinya, dia hanya menghabiskan waktu. Annika sudah menikah dengan Zakki selama beberapa tahun, tentu saja dia tahu kebiasaan Zakki.Annika tidak memberontak, dia membiarkan Zakki menyentuh tubuhnya. Setelah beberapa saat, Zakki baru berhenti dan bertanya, "Apa yang kalian bicarakan?"Annika menjawab dengan datar, "Saham dan kasus kakakku."Sesudah menunggu beberapa lama, Annika tetap tidak mengungkit tentang Roy yang mengincarnya. Zakki menatap Annika lekat-lekat.Zakki tidak mengungkap hal itu, malah membicarakan masalah lain, "Oh, ya. Aku menyuruh Dania untuk mencari sebuah apartemen, lokasinya sangat bagus dan cocok ditinggali oleh ayahmu dan Bibi Shinta. Bagaimana k
Setelah Shinta pergi, Annika berdiri di depan jendela dan memandang ke luar. Dia melihat Shinta turun ke lantai bawah, lalu duduk di tepi jalan sambil menangis. Annika tidak pernah melihat Shinta seperti itu. Ketika Keluarga Chandra bangkrut, Shinta tetap bersikap tenang.Dania yang berdiri di belakang Annika bertanya, "Nyonya Ruslan, apa kamu menyesal?"Annika menunduk. Setelah beberapa saat, dia tersenyum datar dan menjawab, "Aku nggak akan pernah menyesal."Jika tidak ada pilihan lain lagi, apa Annika masih bisa menyesal? Annika meninggalkan apartemen pada sore hari dan hanya membawa koper kecil.....Langit senja sangat indah. Mobil hitam melewati pintu gerbang yang terbuka dan berhenti di tempat parkir vila. Zakki membukakan pintu untuk Annika dan memanggilnya, "Nyonya Ruslan."Zakki tersenyum senang dan berkata, "Koki di rumah memasak kepiting, kelihatannya sangat enak. Nanti kita makan dengan anggur."Annika tahu Zakki bersikap sangat ramah karena tidak pernah merasakan hal sepe
Zakki melihat Annika yang perlahan terbuai dalam kenikmatan. Jika Zakki membuat Annika merasa nyaman, Annika akan merangkul bahu Zakki secara refleks dan menempelkan wajahnya di leher Zakki. Hanya pada saat seperti ini, ekspresi Annika tidak begitu dingin lagi dan terlihat bergairah. Annika yang dulu sudah kembali.Zakki berciuman dengan Annika dan Zakki sangat menikmatinya. Zakki sudah tidak melakukannya untuk beberapa waktu, jadi saat ini dia melampiaskan hasratnya yang sudah lama terpendam.Setelah selesai, mereka berkeringat dan saling berpelukan untuk beristirahat sejenak. Sesudah beberapa saat, Annika baru duduk. Zakki merangkul pinggang Annika dan bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Aku mau makan obat," jawab Annika sambil merapikan rambutnya. Dia menjelaskan dengan datar, "Tadi kamu nggak memakai kondom, jadi aku makan obat dulu."Zakki tertegun. Dia dan Annika sama-sama sepakat untuk tidak punya anak. Namun, saat Annika mengucapkannya dengan sikap datar, entah kenapa Zakki
Zakki tidak langsung melepaskan Annika. Dia menahan Annika di depan pintu lemari dan memasukkan tangannya ke dalam jubah tidur Annika. Zakki membelai tubuh Annika dan bertanya, "Apa ada urusan yang lebih penting dariku?"Annika tentu tahu trik Zakki. Annika mengangkat kepalanya dan menahan godaan Zakki. Sesekali, dia mendesah.Setelah itu, Annika berkata dengan mata berkaca-kaca, "Zakki, aku pernah bilang jangan harap kamu bisa mengurungku. Aku bebas pergi ke mana pun dan melakukan apa pun yang kumau."Zakki yang tidak mendapatkan jawaban melepaskan Annika. Dia mendengus dan menimpali, "Kelihatannya, Nyonya Ruslan mau mengejar kariernya."Kemudian, Zakki melepaskan jubah mandinya dan memakai baju di depan Annika. Bodi Zakki sangat bagus. Tubuhnya tinggi dan berotot. Sekarang, Zakki hanya memakai celana dalam hitam.Annika yang malu memalingkan wajahnya. Wajah Annika yang memerah membuatnya terlihat menawan. Zakki sangat suka melihat penampilan Annika yang seperti ini. Zakki membelai wa
Zakki pulang ke vila. Pelayan agak terkejut saat melihat Zakki pulang. Ketika naik ke lantai atas, Zakki bertanya, "Annika ada di mana? Dia nggak keluar?"Pelayan segera menjawab, "Nyonya masih di rumah, tapi tadi Nyonya berpesan kepada sopir sebentar lagi dia mau keluar."Zakki menghentikan langkahnya sebentar dan tidak mengatakan apa pun. Dia berjalan ke lantai 2 dan membuka pintu kamar. Zakki melihat Annika yang sudah mengganti baju dan bersiap-siap keluar. Annika memakai kemeja sutra yang dipadukan dengan rok sepan.Annika terlihat seksi. Zakki memperhatikan Annika sesaat, lalu melepaskan jas dan duduk di sofa. Zakki menatap Annika lekat-lekat sambil berucap, "Kamu baru pulang, tapi langsung menghadiri acara. Tolak saja dan temani aku makan malam."Annika akan bertemu dengan Wito, jadi dia tidak mungkin menolaknya. Namun, Annika tidak ingin membuat Zakki marah.Annita menjelaskan dengan lembut, "Aku nggak tahu kamu pulang lebih awal. Zakki, kelak kamu bisa memberitahuku dulu kalau
Annika segera menimpali, "Pak Wito sangat rendah hati." Dia tidak bermaksud menyanjung Wito, tetapi status Wito sangat tinggi dan dia sangat terkenal di dunia internasional.Wito sangat menyukai Annika. Dia memandang Justin dan berkomentar, "Aku suka mendengar Annika menyanjungku."Justin menuang teh untuk Wito sambil menanggapi ucapannya, "Hari ini, Bapak bisa mengobrol dengan santai dan nggak perlu begitu tegang lagi. Terakhir kali saat bertemu dengan Nona Shilla, Bapak tampak tertekan sekali. Bapak sampai berusaha keras agar nggak terlihat kesal."Wito menepuk punggung tangan Justin dan menyergah, "Untuk apa kamu mengungkit tentang dia?"Justin yang memahami maksud Wito segera meminta maaf kepada Annika, "Ini salahku, aku memang ceroboh. Aku minta maaf."Annika tidak bodoh, sebenarnya mereka berdua ingin mencari tahu tentang Shilla. Annika menebak Zakki membawa Shilla bertemu dengan Wito. Namun, Wito tidak menyukai Shilla. Hanya saja, Wito juga tertarik dengan uang Zakki.Annika ter