Setelah Shinta pergi, Annika berdiri di depan jendela dan memandang ke luar. Dia melihat Shinta turun ke lantai bawah, lalu duduk di tepi jalan sambil menangis. Annika tidak pernah melihat Shinta seperti itu. Ketika Keluarga Chandra bangkrut, Shinta tetap bersikap tenang.Dania yang berdiri di belakang Annika bertanya, "Nyonya Ruslan, apa kamu menyesal?"Annika menunduk. Setelah beberapa saat, dia tersenyum datar dan menjawab, "Aku nggak akan pernah menyesal."Jika tidak ada pilihan lain lagi, apa Annika masih bisa menyesal? Annika meninggalkan apartemen pada sore hari dan hanya membawa koper kecil.....Langit senja sangat indah. Mobil hitam melewati pintu gerbang yang terbuka dan berhenti di tempat parkir vila. Zakki membukakan pintu untuk Annika dan memanggilnya, "Nyonya Ruslan."Zakki tersenyum senang dan berkata, "Koki di rumah memasak kepiting, kelihatannya sangat enak. Nanti kita makan dengan anggur."Annika tahu Zakki bersikap sangat ramah karena tidak pernah merasakan hal sepe
Zakki melihat Annika yang perlahan terbuai dalam kenikmatan. Jika Zakki membuat Annika merasa nyaman, Annika akan merangkul bahu Zakki secara refleks dan menempelkan wajahnya di leher Zakki. Hanya pada saat seperti ini, ekspresi Annika tidak begitu dingin lagi dan terlihat bergairah. Annika yang dulu sudah kembali.Zakki berciuman dengan Annika dan Zakki sangat menikmatinya. Zakki sudah tidak melakukannya untuk beberapa waktu, jadi saat ini dia melampiaskan hasratnya yang sudah lama terpendam.Setelah selesai, mereka berkeringat dan saling berpelukan untuk beristirahat sejenak. Sesudah beberapa saat, Annika baru duduk. Zakki merangkul pinggang Annika dan bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Aku mau makan obat," jawab Annika sambil merapikan rambutnya. Dia menjelaskan dengan datar, "Tadi kamu nggak memakai kondom, jadi aku makan obat dulu."Zakki tertegun. Dia dan Annika sama-sama sepakat untuk tidak punya anak. Namun, saat Annika mengucapkannya dengan sikap datar, entah kenapa Zakki
Zakki tidak langsung melepaskan Annika. Dia menahan Annika di depan pintu lemari dan memasukkan tangannya ke dalam jubah tidur Annika. Zakki membelai tubuh Annika dan bertanya, "Apa ada urusan yang lebih penting dariku?"Annika tentu tahu trik Zakki. Annika mengangkat kepalanya dan menahan godaan Zakki. Sesekali, dia mendesah.Setelah itu, Annika berkata dengan mata berkaca-kaca, "Zakki, aku pernah bilang jangan harap kamu bisa mengurungku. Aku bebas pergi ke mana pun dan melakukan apa pun yang kumau."Zakki yang tidak mendapatkan jawaban melepaskan Annika. Dia mendengus dan menimpali, "Kelihatannya, Nyonya Ruslan mau mengejar kariernya."Kemudian, Zakki melepaskan jubah mandinya dan memakai baju di depan Annika. Bodi Zakki sangat bagus. Tubuhnya tinggi dan berotot. Sekarang, Zakki hanya memakai celana dalam hitam.Annika yang malu memalingkan wajahnya. Wajah Annika yang memerah membuatnya terlihat menawan. Zakki sangat suka melihat penampilan Annika yang seperti ini. Zakki membelai wa
Zakki pulang ke vila. Pelayan agak terkejut saat melihat Zakki pulang. Ketika naik ke lantai atas, Zakki bertanya, "Annika ada di mana? Dia nggak keluar?"Pelayan segera menjawab, "Nyonya masih di rumah, tapi tadi Nyonya berpesan kepada sopir sebentar lagi dia mau keluar."Zakki menghentikan langkahnya sebentar dan tidak mengatakan apa pun. Dia berjalan ke lantai 2 dan membuka pintu kamar. Zakki melihat Annika yang sudah mengganti baju dan bersiap-siap keluar. Annika memakai kemeja sutra yang dipadukan dengan rok sepan.Annika terlihat seksi. Zakki memperhatikan Annika sesaat, lalu melepaskan jas dan duduk di sofa. Zakki menatap Annika lekat-lekat sambil berucap, "Kamu baru pulang, tapi langsung menghadiri acara. Tolak saja dan temani aku makan malam."Annika akan bertemu dengan Wito, jadi dia tidak mungkin menolaknya. Namun, Annika tidak ingin membuat Zakki marah.Annita menjelaskan dengan lembut, "Aku nggak tahu kamu pulang lebih awal. Zakki, kelak kamu bisa memberitahuku dulu kalau
Annika segera menimpali, "Pak Wito sangat rendah hati." Dia tidak bermaksud menyanjung Wito, tetapi status Wito sangat tinggi dan dia sangat terkenal di dunia internasional.Wito sangat menyukai Annika. Dia memandang Justin dan berkomentar, "Aku suka mendengar Annika menyanjungku."Justin menuang teh untuk Wito sambil menanggapi ucapannya, "Hari ini, Bapak bisa mengobrol dengan santai dan nggak perlu begitu tegang lagi. Terakhir kali saat bertemu dengan Nona Shilla, Bapak tampak tertekan sekali. Bapak sampai berusaha keras agar nggak terlihat kesal."Wito menepuk punggung tangan Justin dan menyergah, "Untuk apa kamu mengungkit tentang dia?"Justin yang memahami maksud Wito segera meminta maaf kepada Annika, "Ini salahku, aku memang ceroboh. Aku minta maaf."Annika tidak bodoh, sebenarnya mereka berdua ingin mencari tahu tentang Shilla. Annika menebak Zakki membawa Shilla bertemu dengan Wito. Namun, Wito tidak menyukai Shilla. Hanya saja, Wito juga tertarik dengan uang Zakki.Annika ter
Annika membiarkan Zakki menyentuh wajahnya. Dibandingkan dulu, Annika lebih patuh. Namun, Zakki tetap merasa Annika sudah berubah. Hanya saja, di mana perbedaannya?Mungkin karena sekarang Annika menganggap status Nyonya Ruslan sebagai pekerjaan. Annika berusaha memenuhi permintaan Zakki dan melakukan pekerjaan rumah untuk membuat hidup Zakki nyaman. Namun, Annika tidak mencintai Zakki lagi.Sebenarnya, pria bisa membedakan perasaan dicintai dan tidak dicintai. Zakki memang tidak peduli, tetapi dia tetap merasa tidak nyaman.Annika tidak menjawab pertanyaan Zakki. Jadi, Zakki yang menanyakan, "Tadi aku melihat Kak Jony. Apa Nyonya Ruslan nggak bisa mengendalikan diri karena bertemu dia?"Annika memandang Zakki. Mereka saling bertatapan, seolah-olah sedang berusaha mencari tahu pemikiran satu sama lain.Setelah beberapa saat, Annika baru berkata, "Zakki, kamu nggak usah curiga kepadaku. Aku nggak diam-diam berhubungan dengan Jony. Kita hanya kebetulan bertemu."Zakki menatap Annika leka
Zakki mendongak sedikit dan perlahan mengembuskan asap rokoknya, lalu menatap Jeremy seraya berkata, "Aku bukan badut!"Jeremy terdiam mendengar jawaban Zakki. Tepat ketika dia hendak mengorek informasi tentang Annika, Chika mendekat sambil membawa anggur merah.Hari ini, Chika merias diri dengan penuh pertimbangan. Dia mengenakan rok pendek yang memamerkan tubuh indahnya setiap kali bergerak. Dia duduk di samping Zakki dan bertanya dengan nada akrab, "Zakki, kenapa kamu nggak mengajak Annika ke sini? Setelah kalian menikah, sepertinya kamu jarang membawanya keluar. Bos, kamu meremehkanku atau meremehkan istrimu, sih?"Chika melontarkan pertanyaan ini dengan maksud memancing reaksi Zakki sekaligus menggodanya. Saat bicara begitu, tubuhnya hampir menempel ke bahu Zakki. Payudara lembutnya menekan lembut kemeja putih pria itu. Chika yakin tidak ada pria yang sanggup menahan godaan halus seperti ini.Jeremy tidak sanggup menahan jijik melihatnya. Namun, dia berpura-pura bodoh dan terus me
Annika memahami maksud Chika, tetapi dia tidak melawan. Biar Zakki saja yang mengambil keputusan. Lagi pula, wanita bijaksana tidak perlu menjadi pusat perhatian dalam suasana seperti ini.Semua orang berasumsi Zakki akan menolak. Tak disangka, Zakki justru berkata dengan datar seraya mematikan puntung rokoknya, "Ayo main sama-sama!" Dahulu, Zakki tidak terlalu menyukai permainan kekanak-kanakan seperti ini saat berkumpul. Hari ini, untuk pertama kalinya dia berpartisipasi.Annika duduk di samping Zakki, membiarkan bahunya dirangkul lembut oleh sang suami. Mereka benar-benar terlihat seperti pasangan yang saling mencintai. Terkadang, saat Annika sedang dihukum, Zakki akan tiba-tiba memeluk Annika erat-erat, lalu mengelus wajah lembut sang istri dengan tangan hangatnya. Zakki sengaja memamerkan kemesraan di depan semua orang.Annika tahu Zakki sengaja melakukan ini, jadi dia pun menemani pria itu bersandiwara. Semua orang yang bersenda gurau, tetapi ekspresi Roy dan Chika makin lama mak