Zakki duduk di dalam mobil dan memejamkan matanya untuk beristirahat. Tiba-tiba, dia teringat dengan murid yang disebut Wito barusan. Wito berkata bahwa muridnya itu menikahi sosok Romeo di dalam hatinya.Zakki kembali memikirkan Annika. Mereka sudah kenal sejak lama. Entah apakah wanita itu juga memiliki perasaan yang sama ketika menikah dengannya kala itu, yakni ingin menikah dan setia padanya selamanya.Biasanya, Zakki cenderung tenang, tetapi belakangan ini dia agak resah dengan masalah Annika. Dia menelepon asistennya, lalu bertanya, "Bagaimana perkembangan dari tugas yang kuberikan?"Orang di ujung telepon segera menjawab, "Pak Zakki, aku sudah menghubungi Pak Yoyok. Dalam 12 jam, pesawat dia akan mendarat di Bandara Internasional Solestin di Kota Brata. Pada saat itu, dia akan segera bergabung dengan tim pengacara untuk menangani kasus Keluarga Chandra."Zakki bertanya dengan tenang, "Seberapa yakin dia?"Asistennya terdiam sejenak, lalu berkata, "Pak Yoyok menetapkan biaya sebe
Setelah mengobrol sejenak lagi, keduanya baru rela menutup telepon. Usai itu, Annika meringkuk di sofa. Dia perlahan memeluk dirinya sendiri, seolah-olah itu bisa memberikannya sedikit rasa aman.Annika mengenang banyak hal. Dia teringat momen-momen indah bersama kakaknya ketika masih kecil. Annika teringat setelah ibunya meninggal, dia selalu merindukan ibunya .... Setiap malam, kakaknya selalu menghiburnya agar bisa tidur, membacakan dongeng, dan menyanyikan lagu-lagu anak untuknya.Kakaknya juga mengantarnya ke sekolah. Sopir mereka biasanya memarkir mobil di depan gerbang sekolah, lalu kakaknya akan menggendongnya masuk ke sekolah. Satya adalah kakak terbaik di dunia ....Setelah malam makin larut, Annika tertidur di dalam kamar pasien. Wajah mungilnya yang bersandar di atas lutut, tampak dingin dan cantik. Dia rapuh bagaikan botol kaca yang cantik dan bisa pecah kapan pun ....Di luar kamar pasien, Zakki berdiri dalam diam. Dia menatap Annika untuk waktu yang lama.Seorang perawat
Sebelum menanggapi perkataan Zakki, Annika sudah ditarik dan duduk di kaki Zakki. Saat Annika duduk, Zakki mendengus. Kemungkinan, luka Zakki tertarik.Annika berucap, "Aku turun saja."Zakki merangkul pinggang Annika sehingga mereka berdua sangat dekat. Annika bisa merasakan napas Zakki yang hangat. Zakki mengamati ekspresi Annika.Annika memakai baju pasien yang longgar dan duduk di kaki Zakki. Suasananya tampak ambigu. Zakki berkata dengan suara serak, "Kamu duduk di kakiku dan obati aku."Annika tidak membantah. Dia mengambil kotak obat yang diberikan Zakki dan mulai mengobati luka Zakki. Di bawah cahaya lampu, Zakki mengamati ekspresi Annika. Saat ini, Annika bersikap patuh dan bersedia duduk di kaki Zakki.Zakki sudah tahu pilihan Annika. Dia rela mengorbankan dirinya demi kakaknya. Tiba-tiba, Zakki merasa cemburu. Saat merasakan kecemburuan, Zakki suka menyiksa orang.Zakki memasukkan tangannya ke dalam baju Annika. Zakki terlihat tidak sabar, gerakannya agak kasar. Tangan Annik
Ini adalah persyaratan Annika, dia harus menjelaskannya kepada Zakki. Mereka berdua tidak saling mencintai, jadi lebih baik Annika bersikap realistis. Jika Zakki ingin Annika menjadi istrinya, Annika harus mengambil apa yang seharusnya didapatkannya.Zakki yang pintar tentu menyadari perubahan Annika. Saat ini, Annika sudah lebih dewasa. Annika sudah tahu caranya menahan perasaannya dan bernegosiasi dengan pria. Annika tidak berharap Zakki akan menyukainya, Annika telah menjadi wanita yang realistis.Zakki suka dengan orang yang realistis. Seperti adik Roy, Chika. Dulu, Zakki mengira kelak dia akan menikah dengan wanita yang pintar. Namun, akhirnya Zakki malah menikahi Annika yang lemah lembut.Hanya saja, ketika sekarang Annika menjadi realistis, sepertinya Zakki kurang menyukainya. Zakki merasa tidak nyaman. Zakki mendengus dan berkomentar, "Sekarang Nyonya Ruslan sudah pandai bernegosiasi."Annika berucap, "Aku punya persyaratan lain lagi. Zakki, aku nggak mau ambil uang dari kamu a
Zakki hendak memasangkan cincin pernikahan itu ke jari manis Annika. Namun, Annika tidak mengulurkan jarinya. Zakki menatap Annika, akhirnya Annika mengulurkan jarinya dan Zakki langsung memakaikan cincin itu.Cincin tersebut tampak berkilauan di jari Annika. Zakki berucap dengan suara serak, "Nyonya Ruslan, selamat datang kembali."Annika gemetaran. Akhirnya, Annika kembali ke sisi Zakki dan menjual dirinya kepada Zakki. Hanya saja, kelak dia bukan istri Zakki, tetapi ... Nyonya Ruslan.....Zakki tidak tinggal di rumah sakit. Keesokan harinya, Zakki tidak muncul. Yoyok langsung datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan Annika.Yoyok membawa 2 dokumen. Yang satu adalah surat pengalihan saham Grup Ruslan dan satunya lagi adalah berkas yang berkaitan dengan kasus Satya. Annika berbincang dengan Yoyok di ruang tamu kamar pasien.Yoyok terlihat lebih galak daripada di televisi, sepertinya dia adalah orang yang sulit didekati. Yoyok yang menyadari tatapan Annika tersenyum dan berujar, "Ny
Zakki memeluk Annika sembari berbicara dengan mesra. Annika merasa tidak terbiasa, dia memalingkan wajahnya dan berucap, "Iya, Pengacara Yoyok baru pergi."Annika ingin lanjut membereskan barangnya, tetapi Zakki memeluknya dengan erat. Zakki juga membelai tubuh Annika dengan pelan, tetapi tidak menginginkan apa pun. Sepertinya, dia hanya menghabiskan waktu. Annika sudah menikah dengan Zakki selama beberapa tahun, tentu saja dia tahu kebiasaan Zakki.Annika tidak memberontak, dia membiarkan Zakki menyentuh tubuhnya. Setelah beberapa saat, Zakki baru berhenti dan bertanya, "Apa yang kalian bicarakan?"Annika menjawab dengan datar, "Saham dan kasus kakakku."Sesudah menunggu beberapa lama, Annika tetap tidak mengungkit tentang Roy yang mengincarnya. Zakki menatap Annika lekat-lekat.Zakki tidak mengungkap hal itu, malah membicarakan masalah lain, "Oh, ya. Aku menyuruh Dania untuk mencari sebuah apartemen, lokasinya sangat bagus dan cocok ditinggali oleh ayahmu dan Bibi Shinta. Bagaimana k
Setelah Shinta pergi, Annika berdiri di depan jendela dan memandang ke luar. Dia melihat Shinta turun ke lantai bawah, lalu duduk di tepi jalan sambil menangis. Annika tidak pernah melihat Shinta seperti itu. Ketika Keluarga Chandra bangkrut, Shinta tetap bersikap tenang.Dania yang berdiri di belakang Annika bertanya, "Nyonya Ruslan, apa kamu menyesal?"Annika menunduk. Setelah beberapa saat, dia tersenyum datar dan menjawab, "Aku nggak akan pernah menyesal."Jika tidak ada pilihan lain lagi, apa Annika masih bisa menyesal? Annika meninggalkan apartemen pada sore hari dan hanya membawa koper kecil.....Langit senja sangat indah. Mobil hitam melewati pintu gerbang yang terbuka dan berhenti di tempat parkir vila. Zakki membukakan pintu untuk Annika dan memanggilnya, "Nyonya Ruslan."Zakki tersenyum senang dan berkata, "Koki di rumah memasak kepiting, kelihatannya sangat enak. Nanti kita makan dengan anggur."Annika tahu Zakki bersikap sangat ramah karena tidak pernah merasakan hal sepe
Zakki melihat Annika yang perlahan terbuai dalam kenikmatan. Jika Zakki membuat Annika merasa nyaman, Annika akan merangkul bahu Zakki secara refleks dan menempelkan wajahnya di leher Zakki. Hanya pada saat seperti ini, ekspresi Annika tidak begitu dingin lagi dan terlihat bergairah. Annika yang dulu sudah kembali.Zakki berciuman dengan Annika dan Zakki sangat menikmatinya. Zakki sudah tidak melakukannya untuk beberapa waktu, jadi saat ini dia melampiaskan hasratnya yang sudah lama terpendam.Setelah selesai, mereka berkeringat dan saling berpelukan untuk beristirahat sejenak. Sesudah beberapa saat, Annika baru duduk. Zakki merangkul pinggang Annika dan bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Aku mau makan obat," jawab Annika sambil merapikan rambutnya. Dia menjelaskan dengan datar, "Tadi kamu nggak memakai kondom, jadi aku makan obat dulu."Zakki tertegun. Dia dan Annika sama-sama sepakat untuk tidak punya anak. Namun, saat Annika mengucapkannya dengan sikap datar, entah kenapa Zakki