Di vila.Di atas ranjang bulat yang mewah, suara napas pria dan wanita perlahan mereda. Namun, pria itu masih merasa tidak puas. Dia memeluk si wanita dengan erat di dalam dekapannya. Tindakannya ini membuat sekujur tubuh wanita itu gemetar.Satya memegang erat kedua tangan Clara, lalu menekannya di atas bantal. Matanya yang hitam terus menatap istrinya tanpa berkedip.Mata Clara terbuka dengan air mata yang membasahi bulu matanya. Tubuhnya gemetar dan menunjukkan kerapuhan yang tak terucapkan. Wajah kecilnya pucat dengan sedikit kemerahan. Clara tampak seperti terbungkus dalam embun.Saat ini, Satya menjilati dagu hingga ke telinganya. Dia berbisik dengan suara serak, "Kamu benar-benar cantik."Semenjak hamil, Clara selalu sangat patuh dan hanya akan menolak suaminya sesekali. Perasaan itu berbeda dari biasanya sehingga Satya sungguh menyukainya. Kini, dia membujuk lagi, "Sekali lagi … ya?"Clara menunduk dan memejamkan mata perlahan. Dia menolak dengan gemetar, "Terlalu lelah!"Sayan
Sopir itu terdiam sejenak, lalu berucap, "Nyonya, kebaikanmu membuatku lebih terharu daripada mendapatkan uang."Sopir itu menceritakan semua yang dia tahu kepada Clara, "Ketika Nona Benira melihat koran itu, dia sangat marah. Malam itu, dia minum sebotol arak dan akhirnya masuk rumah sakit pada tengah malam. Keesokan harinya, Tuan Satya pergi ke sana sebelum senja ... dan tinggal di sana sekitar 2 sampai 3 jam."Mendengar kabar ini, Clara hanya tersenyum.Sopir itu melanjutkan dengan hati-hati, "Setelah Nona Benira keluar dari rumah sakit, dia sangat senang dan pergi membeli gaun pesta putih yang sangat mahal. Aku dengar dari pembantu, katanya harga satu gaun itu sampai miliaran. Itu dibeli dengan kartu Tuan Satya."Berhubung takut Clara kesal, sopir itu pun berhenti berbicara. Clara malah mengangkat cangkir teh dan meneguknya. Dia berbicara dengan cuek, "Sudah pasti Satya yang membuatnya senang."Sopir itu hanya seorang pekerja kasar. Dia mengira ini adalah permainan antara dua wanit
Suasana musim gugur kian kental. Tanpa terasa, hari pernikahan putra konglomerat itu sudah tiba.Benira bangun pagi-pagi sekali, lalu merias diri dan mengenakan gaun putih polosnya. Dia harus tiba di Gereja sebelum pukul 10 pagi dan mengejutkan semua orang dengan gaun mewahnya. Benira ingin semua orang tahu bahwa dia lebih baik dari Clara dan lebih pantas menjadi Nyonya Chandra.Benira membelanjakan banyak uang untuk persiapannya. Dia bahkan menghabiskan 600 juta hanya untuk membayar tim rias. Selain itu, mobil mewah yang dinaikinya juga seharga puluhan miliar. Kepuasan material ini tentu saja didanai oleh Satya. Namun, Benira sama sekali belum puas. Dia tetap ingin menjadi Nyonya Chandra!Pada pukul 8.30 pagi, Benira berangkat dengan mobil. Dia duduk di kursi belakang sambil membayangkan bagaimana Satya akan terpesona saat melihat dirinya. Mungkin saja mereka bisa menghabiskan waktu bersama malam ini. Benira tetaplah wanita yang memiliki kebutuhan biologis. Setelah sekian lama tidak m
Di ruang ganti vila, Satya sedang bermesraan dengan Clara. Hari ini, Clara mengenakan gaun model rumbai berwarna perak. Gaun mewah yang membalut tubuh elok dan rampingnya membuatnya terkesan sangat menawan. Lengan dan dadanya yang ditonjolkan juga sangat menggoda.Ruangan luas itu dipasangi cermin di tiap sisi. Si pria kian menunjukkan dominasinya, sementara si wanita makin luluh. Rintihan minta ampun yang terucap dari bibir Clara malah menambah gairah Satya. Sambil terus menggoda tubuh wanitanya, Satya membisikkan kata-kata rayuan yang meninggalkan hawa panas ke leher Clara, "Sudah seperti ini, kamu masih bilang nggak mau, hm?"Tubuh Clara yang sedang hamil menjadi sangat sintal. Satya tidak bisa menahan diri untuk memujanya. Ponsel di saku jas Satya terus menyala dan menunjukkan notifikasi panggilan, tetapi Clara sudah mengaktifkan mode senyap. Saat ini, Satya sedang terbelenggu gelora asmara, mana sempat dia memedulikan panggilan telepon?Satya terus merayu Clara untuk berhubungan i
Namun, Satya tidak mendengar ucapan Clara. Dia buru-buru pergi dengan sosok Benira memenuhi pikirannya. Dia tidak mungkin mengira, bayi yang lama dia nantikan kelahirannya sudah meninggal di perut ibunya.Satya pergi dengan amarah memuncak, sementara Clara ditinggal sendirian, menahan sakitnya keguguran. Tubuhnya sangat kesakitan hingga bergetar hebat. Dia memegangi perutnya sambil memandang tetesan darah yang perlahan mengubah warna karpet menjadi merah.Semua ini terasa ironis. Padahal belum lama ini, Satya memeluk Clara dan mengajaknya untuk menjalani hidup dengan baik. Kini, dia malah menamparnya demi Benira. Janji manis pria itu memang tidak pernah bisa dipercaya.Bayi dalam perutnya seperti mendesak untuk keluar. Rasa sakit yang menusuk menghantam Clara. Dengan bertumpu pada dinding, dia melangkah pelan-pelan menuju tangga. Kemudian, dia memanggil dengan suara serak, "Bi Aida ... Bi Aida!"Kebetulan Aida ada di lantai bawah. Sewaktu mendengar namanya dipanggil dan mendongak ke at
Gracia menatap atasannya dengan ekspresi rumit, lalu berujar pelan, "Pak Satya, Clara keguguran. Dokter bilang perutnya terkena hantaman keras hingga menyebabkan keguguran. Saat ini ... janin sudah keluar sepenuhnya dan rahim Clara sudah bersih."Satya langsung tertegun. Dia melupakan rokok di sela-sela jarinya dan segala sesuatu yang ada di sekitar. Yang ada dalam benaknya sekarang hanyalah kata-kata Gracia."Janin sudah keluar sepenuhnya dan rahim Clara sudah bersih."Di luar jendela, suasana akhir musim gugur kian kental, ditandai dengan daun-daun yang berguguran. Di dalam gedung rumah sakit, seorang pria tampan berkemeja putih tampak termenung untuk waktu yang lama. Satya sangat syok dan tidak bisa menerima fakta ini.Gracia juga tidak kalah sedih. Dia berkata dengan nada tersendat, "Clara sudah dilarikan ke rumah sakit dan kondisinya sangat lemah. Pak Satya, kamu mau menemani Nona Benira atau pergi menemui istrimu?"Satya langsung melangkah menuju lift. Gracia bergegas mengikutiny
Clara menarik lepas tangannya dari genggaman Satya. Dia tidak butuh penjelasan pria itu dan tidak ingin ditemani olehnya. Dengan berderai air mata, Clara berujar pelan, "Aku nggak mau melihatmu."Clara menutup wajahnya dengan selimut dan menangis sendirian. Satya mungkin menyesali kepergian anak mereka. Dia mungkin akan bersedih selama beberapa hari. Namun, setelah beberapa lama, luka itu akan sembuh.Berbeda dengan Clara. Anak yang hilang itu bagaikan sepotong bagian tubuh yang diambil langsung darinya. Rasa sakit karena kehilangan ini tidak akan pernah bisa terlupakan seumur hidupnya.....Satya menemani Clara semalam di rumah sakit. Keesokan harinya, dia memiliki acara sosial penting, jadi dia harus kembali ke vila.Ruang ganti sudah dirapikan. Noda darah bekas keguguran Clara juga sudah dibersihkan tanpa meninggalkan jejak. Hanya saja, samar-samar masih tercium bau darah di udara. Satya membuka pintu lemari, lalu mengambil dasi dan mengikatnya. Dia mengganti pakaian yang rapi dan
Setelah beberapa saat, Satya berkata dengan pelan, "Aku akan menemanimu di sini, nggak akan ke mana-mana."Clara tersenyum tipis. Dia tidak mengungkit kebohongan Satya, melainkan ikut bersandiwara bersamanya. Clara menatap dingin Satya yang berperan sebagai suami dan ayah yang baik. Hatinya tidak tersentuh lagi karena dia tahu bahwa janji pria bagaikan sepatu kaca Cinderella. Janjinya akan hilang setelah tengah malam tiba dan sifatnya akan kembali seperti biasanya.Satya tidak meninggalkan Clara sepanjang hari. Dia bahkan menonaktifkan ponselnya.Ketika hari sudah senja, Joe mengantuk. Dia menyandarkan kepalanya, tetapi tidak mau tidur. Melihat ini, Satya pun menggendong Joe, lalu berkata kepada Clara, "Aku bawa dia pulang untuk tidur dulu. Aku akan datang lagi besok pagi."Clara memandang Satya dengan tenang. Dia menduga bahwa Satya menonaktifkan ponselnya seharian karena akan menemui Benira pada malam hari. Sampai saat ini, Clara masih belum mengungkit kebohongan Satya. Ketika Satya
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se