Ketika mendengar ucapan Roy yang sedikit provokatif, Zakki menyunggingkan senyum. Dia memberi isyarat kepada pramugolf untuk meletakkan bola, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan dan mulai memukul bola.Setelah bola itu mendarat, Zakki menuju ke sana sambil berkata dengan santai, "Sejak kapan kamu begitu memahamiku? Ya, aku harus mengawasi istriku dengan ketat supaya nggak dilirik oleh pria lain. Menurutmu bagaimana, Roy?"Ekspresi Roy tampak muram. Setelah diam sejenak, dia tersenyum sinis sembari membalas, "Tapi, terkadang kalau diawasi dengan ketat pun nggak ada gunanya! Seperti sebuah pepatah, cinta itu bagaikan pasir dalam genggaman tangan, makin digenggam erat, makin cepat tumpah!"Di bawah langit senja, Zakki yang mengenakan pakaian santai berwarna putih terlihat tampan saat memasang kuda-kuda. Kemudian, dia menunduk dan mengayunkan stik pemukul di atas padang rumput hijau. Bola berhasil masuk lubang dalam 2 pukulan.Zakki sudah tidak berniat untuk lanjut bermain. Dia menyerahka
Ketika mendapatkan transferan dari Zakki, Annika sedang berada di kafe bersama Sania.Sania sudah mengetahui kabar tentang Yoyok. Dia sengaja mengajak Annika keluar untuk memberitahukan semua yang dirinya ketahui kepada Annika."Yoyok sedang berada di suatu pedalaman di Negara Afrata. Katanya, dia mendirikan firma hukum di sana. Saat ini, dia nggak bisa dihubungi. Asistennya bilang dia nggak akan kembali dalam 1 atau 2 tahun ini! Aku heran, kenapa para pengacara terkenal suka memandang rendah dunia? Mereka bisa mendapatkan banyak uang di kota besar, tapi mereka malah nggak mau!"Selesai melontarkan ucapannya, Sania menyesap kopi sambil mengernyit. Dia sangat kesal dengan orang yang munafik.Annika menunduk seraya mengaduk kopi yang ada di gelasnya dengan perlahan.Sania khawatir sahabatnya tidak bisa menerima hal ini. Dia menghibur, "Nanti, kita cari pengacara lain lagi. Aku yakin, masih ada pengacara yang bisa menangani kasusmu!"Annika mengangguk setuju. Ketika hendak mengatakan sesu
Zakki menyindir, "Matre sekali! Apa kamu bisa menghabiskannya?" Annika mendengus dingin, lalu membalas, "Kamu nggak perlu pedulikan hal itu! Berikan 4 miliar, nggak boleh kurang sepeser pun. Kalau kamu setuju, aku akan membantumu."Zakki memicingkan matanya sembari menimpali, "Bagaimana kalau aku nggak berhasil mendapat proyeknya?"Mendengar ini, Annika tersenyum sinis dan berseru, "Itu berarti, Pak Zakki nggak berkompeten!"....Selama ini, belum pernah ada seorang pun yang berani memprovokasinya seperti ini. Zakki merasa wanita ini cukup menarik. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Annika, lalu berbisik di telinganya, "Sepertinya, aku harus berhasil mendapatkan proyek ini. Kalau nggak, istriku akan benar-benar menganggapku payah."Ketika Zakki mendekat, napas maskulinnya berembus ke telinga Annika. Hal ini membuat wanita ini sontak tertegun. Annika mendorong Zakki menjauh, lalu memekik, "Bukannya hanya mau membahas sesuatu? Jangan berbuat mesum!"Annika masih merasa jijik dengan keja
Roy sama sekali tidak terkejut saat melihat Annika. Dia melirik Annika dari ujung kepala sampai ujung kaki dan gaun mewah yang dikenakan wanita ini.Beberapa saat kemudian, Roy menuruni anak tangga dan berjalan menghampiri Annika. Dia memuji, "Gaunmu sangat cantik. Tapi, menurutku, gaun yang kamu pakai di rumah sakit saat itu lebih cocok denganmu."Kini, Annika adalah seorang wanita dewasa. Dia bisa merasakan sesuatu saat Roy mengucapkan perkataan yang aneh dan datang ke Hotel Harington setiap hari. Akan tetapi, Annika memilih untuk berpura-pura bingung karena Roy bukan orang yang bisa dia singgung.Sementara itu, Melisa sepertinya sudah melupakan sesuatu. Dia malah tertawa dan memperkenalkan, "Annika, dia adalah kerabat jauh suamiku. Sejak kecil, dia memang blak-blakan .... Dia juga sering mengunjungi kami."Annika tersenyum tipis sembari menimpali, "Kamu sudah saling mengenal."Melisa menepuk-nepuk pundak Annika, lalu berucap, "Aku sudah lupa kalau Roy dan Zakki adalah teman masa kec
Zakki menatapnya lekat-lekat. Setelah sekian lama, dia baru bertanya sambil tersenyum lembut, "Apakah wanita sangat memperhatikan hal ini?"Usai berkata demikian, Zakki merendahkan suaranya dan melanjutkan dengan nada agak lembut, "Kalau begitu, Annika, sejak kapan kamu memahami semua ini? Apakah ketika kamu menjadi Nyonya Ruslan?"Perkataan ini terdengar agak merayu. Itu adalah jenis godaan yang hanya ada di antara suami istri. Akan tetapi, Annika tidak memiliki pikiran seperti itu. Dia memalingkan wajahnya ke luar jendela mobil sambil berkata dengan tak acuh, "Aku hanya memahaminya saja."Zakki masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi lampu hijau di persimpangan depan menyala. Mobil di belakang mereka sudah tidak sabar dan terus membunyikan klakson .... Zakki pun terpaksa menginjak pedal gas dengan ringan, lalu bergegas pergi.....Zakki membawa Annika ke salon tata rambut paling mewah di Kota Brata. Lantaran memiliki identitas khusus, dia pun dilayani oleh manajer secara langsung.Ma
Tubuh kedua orang itu sangat menempel, juga saling bergesekan sekarang. Tidak mungkin jika Annika tidak merasakan apa pun. Akan tetapi, pada akhirnya dia tetap menolak Zakki dengan mencari alasan, "Pesta pukul 19.00 akan segera dimulai. Kamu begitu menghargai proyek itu, jadi pasti nggak ingin terlambat, 'kan?"Mendengar itu, Zakki pun perlahan melepaskan genggamannya. Dia menatap Annika yang berada di cermin, lalu berkata sambil tersenyum lembut, "Nyonya Ruslan, kamu benar-benar tahu cara merusak suasana."Namun, masalah akhirnya terselesaikan. Begitu kembali ke mobil, keduanya tidak berkata apa pun.Pada pukul 19.00, mobil hitam milik Zakki perlahan memasuki vila Keluarga Lukito .... Dia turun dari mobil, lalu membuka pintu untuk Annika. Ketika wanita itu turun, tangannya digandeng oleh Zakki.Annika pun tak kuasa menatap suaminya. Sembari merasakan embusan angin malam, mereka saling menatap di bawah cahaya yang indah.Zakki perlahan merapatkan genggaman tangannya, memeluknya, lalu b
Kevin tahu jelas bahwa istrinya sedang membicarakan proyek itu. Berhubung memiliki pertemuan lain, Kevin pun pergi terlebih dahulu ....Zakki mengucapkan terima kasih kepada Melisa.Ketika melihat kepergian suaminya, mata Melisa tampak berkaca-kaca. Dia menoleh ke arah Zakki, lalu berkata, "Zakki, kamu mungkin nggak tahu, dulunya suamiku pernah berselingkuh dengan wanita lain, bahkan berniat untuk cerai denganku. Kala itu, siapa di antara orang-orang kalangan atas yang bersedia menghormatiku?"Melisa menambahkan, "Suatu kali, aku bertemu dengan Annika di sebuah acara. Pada saat itu, dia baru berusia 15 atau 16 tahun, tapi sangat pandai menghibur orang .... Annika datang bersama Satya dengan mengenakan gaun putri yang sangat cantik. Dia menari balet di tempat yang sepi untukku.""Kamu nggak tahu, entah berapa lama aku nggak pernah tersenyum lagi pada saat itu. Aku benar-benar terlihat sangat putus asa." Usai bercerita, Melisa melanjutkan sambil tersenyum, "Maaf sudah bercerita panjang l
Setelah Annika keluar dari toilet, raut wajahnya terlihat suram. Zakki meletakkan gelas anggur, lalu menunduk untuk melihatnya sambil bertanya, "Kenapa? Apa kamu merasa nggak nyaman? Aku bisa pamit dengan Pak Kevin bahwa kita akan pergi dulu."Annika tidak menolaknya. Zakki pun mengirim pesan WhatsApp kepada Kevin dan Melisa, lalu pergi bersama Annika.Setelah masuk ke dalam mobil, Zakki menoleh ke arah istrinya. Dia berbicara dengan ekspresi yang sangat lembut, "Proyek itu seharusnya akan didapatkan olehku! Nyonya Ruslan, aku seharusnya berterima kasih padamu. Aku nggak pernah tahu bahwa kamu begitu hebat."Sementara itu, Annika bersandar di belakang kursi asli. Dia telah sibuk sepanjang hari sehingga begitu kelelahan hingga tidak ingin bergerak sedikit pun.Setelah sekian lama, Annika baru menoleh ke arah suaminya, lalu berkata dengan nada lembut dan penuh kasih, "Sebenarnya, dulu aku juga seperti ini! Hanya saja, Zakki, kamu nggak pernah memperhatikanku."Selama 3 tahun pernikahan,
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se