Tubuh kedua orang itu sangat menempel, juga saling bergesekan sekarang. Tidak mungkin jika Annika tidak merasakan apa pun. Akan tetapi, pada akhirnya dia tetap menolak Zakki dengan mencari alasan, "Pesta pukul 19.00 akan segera dimulai. Kamu begitu menghargai proyek itu, jadi pasti nggak ingin terlambat, 'kan?"Mendengar itu, Zakki pun perlahan melepaskan genggamannya. Dia menatap Annika yang berada di cermin, lalu berkata sambil tersenyum lembut, "Nyonya Ruslan, kamu benar-benar tahu cara merusak suasana."Namun, masalah akhirnya terselesaikan. Begitu kembali ke mobil, keduanya tidak berkata apa pun.Pada pukul 19.00, mobil hitam milik Zakki perlahan memasuki vila Keluarga Lukito .... Dia turun dari mobil, lalu membuka pintu untuk Annika. Ketika wanita itu turun, tangannya digandeng oleh Zakki.Annika pun tak kuasa menatap suaminya. Sembari merasakan embusan angin malam, mereka saling menatap di bawah cahaya yang indah.Zakki perlahan merapatkan genggaman tangannya, memeluknya, lalu b
Kevin tahu jelas bahwa istrinya sedang membicarakan proyek itu. Berhubung memiliki pertemuan lain, Kevin pun pergi terlebih dahulu ....Zakki mengucapkan terima kasih kepada Melisa.Ketika melihat kepergian suaminya, mata Melisa tampak berkaca-kaca. Dia menoleh ke arah Zakki, lalu berkata, "Zakki, kamu mungkin nggak tahu, dulunya suamiku pernah berselingkuh dengan wanita lain, bahkan berniat untuk cerai denganku. Kala itu, siapa di antara orang-orang kalangan atas yang bersedia menghormatiku?"Melisa menambahkan, "Suatu kali, aku bertemu dengan Annika di sebuah acara. Pada saat itu, dia baru berusia 15 atau 16 tahun, tapi sangat pandai menghibur orang .... Annika datang bersama Satya dengan mengenakan gaun putri yang sangat cantik. Dia menari balet di tempat yang sepi untukku.""Kamu nggak tahu, entah berapa lama aku nggak pernah tersenyum lagi pada saat itu. Aku benar-benar terlihat sangat putus asa." Usai bercerita, Melisa melanjutkan sambil tersenyum, "Maaf sudah bercerita panjang l
Setelah Annika keluar dari toilet, raut wajahnya terlihat suram. Zakki meletakkan gelas anggur, lalu menunduk untuk melihatnya sambil bertanya, "Kenapa? Apa kamu merasa nggak nyaman? Aku bisa pamit dengan Pak Kevin bahwa kita akan pergi dulu."Annika tidak menolaknya. Zakki pun mengirim pesan WhatsApp kepada Kevin dan Melisa, lalu pergi bersama Annika.Setelah masuk ke dalam mobil, Zakki menoleh ke arah istrinya. Dia berbicara dengan ekspresi yang sangat lembut, "Proyek itu seharusnya akan didapatkan olehku! Nyonya Ruslan, aku seharusnya berterima kasih padamu. Aku nggak pernah tahu bahwa kamu begitu hebat."Sementara itu, Annika bersandar di belakang kursi asli. Dia telah sibuk sepanjang hari sehingga begitu kelelahan hingga tidak ingin bergerak sedikit pun.Setelah sekian lama, Annika baru menoleh ke arah suaminya, lalu berkata dengan nada lembut dan penuh kasih, "Sebenarnya, dulu aku juga seperti ini! Hanya saja, Zakki, kamu nggak pernah memperhatikanku."Selama 3 tahun pernikahan,
Zakki menatapnya dengan lembut, lalu berkata dengan suara serak, "Gaunmu terlihat bagus."Mungkin ini adalah momen paling romantis dalam 3 tahun pernikahan mereka. Annika merasa sedikit terharu, tetapi pada akhirnya dia hanya berkata sambil tersenyum ringan, "Terima kasih."Keduanya pun naik ke atas bersama. Fasilitas lama dari gedung ini membuat Zakki mengernyit. Untungnya, lampu yang rusak di lorong telah diperbaiki.Di belakang mereka, sebuah mobil perak berhenti di kegelapan malam. Dania yang duduk di dalam mobil, diam-diam menatap ke arah mereka yang menghilang. Sementara itu, dia mengenakan gaun putih yang seharusnya dikenakannya untuk menghadiri pesta .... Gaun itu begitu indah dan mencolok.Dania telah mengikuti mereka dari vila Keluarga Lukito. Dia melihat Zakki yang membawa Annika keluar. Dania belum pernah melihat ekspresi lembut seperti itu di wajah Zakki sebelumnya, juga belum pernah melihat gerakan yang begitu posesif dari pria itu. Tangannya hampir selalu memegang pingga
Zakki langsung bertindak. Dia berjalan ke dapur yang sempit, lalu memeluk Annika dari belakang dan mencium telinga Annika. Kemesraan yang mendadak ini membuat Annika kewalahan. Kaki Annika terasa lemas.Annika menunduk dan melihat piring-piring yang belum dicuci, lalu berucap, "Zakki, kamu bilang mau makan mie, sekarang ... apa yang kamu lakukan?"Zakki memeluk Annika lebih erat dan berkata di telinga Annika, "Annika, ikut aku pulang."Tubuh Annika menegang. Ini adalah pertama kalinya Zakki tidak menyuruh Annika pulang dengan nada memerintah, tetapi dengan nada memohon. Perubahan ini membuat Annika merasa canggung. Annika hanya menunduk dan tidak berbicara.Zakki mencium rambut Annika dan memelas, "Ikut aku pulang, ya?"Tiba-tiba, ponsel Zakki berdering. Zakki mengernyit dan tidak memedulikannya. Namun, Annika yang sudah tersadar berucap, "Kamu jawab panggilan telepon dulu."Zakki melihat ponselnya, ternyata Shilla yang menelepon. Zakki berniat menjelaskan setelah mengakhiri panggilan
Dulu, orang tua Shilla pernah bekerja di kediaman Keluarga Chandra. Kemudian, pelayan menyajikan ikan kukus. Namun, Shinta tidak selera makan. Shinta yang kesal berkomentar, "Pasti ada yang nggak beres dengan Keluarga Barani."Annika juga merasa sedih. Dia menggenggam tangan Shinta dan berusaha menghiburnya. Annika bisa memahami Shinta.Latar belakang keluarga Shinta sangat bagus. Waktu itu, Shinta yang berusia 26 tahun memutuskan untuk menikah dengan Denny yang berusia 40 tahun dan memiliki 2 anak. Alhasil, Shinta malah berselisih dengan keluarganya sampai-sampai memutuskan hubungan dengan mereka.Shinta yang percaya diri bersumpah akan menjalani kehidupan yang baik. Dia ingin menunjukkan kepada keluarganya bahwa pilihannya tidak salah. Namun, sekarang pelayan yang pernah bekerja dengan Shinta malah menginjak-injaknya. Mana mungkin Shinta bisa menerima keadaan seperti ini?Annika terus menghibur Shinta. Dia juga mengungkit tentang uang 4 miliar, "Dengan adanya uang ini, hidup kita aka
Pemikiran Annika sangat sederhana. Dia akan mencari cara untuk mengobati penyakit ayahnya dan menyelamatkan kakaknya. Setelah itu, keluarga mereka akan memulai hidup baru. Namun, takdir terus menyiksa Annika ....Zakki juga tidak berniat melepaskan Annika. Malam itu, saat Annika sedang tampil di Hotel Harington, dia menerima panggilan telepon dari Sania.Sania berbicara dengan cemas, "Annika, cepat datang ke rumah sakit! Ada masalah besar!"Annika terkejut, dia segera bertanya, "Ada apa?"Sania terdiam sejenak, lalu menyahut, "Bibi Shinta dan Shilla bertengkar sampai-sampai menimbulkan keributan. Polisi bahkan sudah datang. Annika, kamu harus mempersiapkan mentalmu ... kemungkinan Bibi Shinta akan dibawa ke kantor polisi."Ponsel Annika terjatuh dari tangannya. Akhirnya, Jeremy yang mengantar Annika ke rumah sakit. Untung saja, jarak dari hotel ke rumah sakit tidak jauh sehingga Annika sampai dalam waktu kurang dari setengah jam. Namun, Annika tetap saja terlambat.Saat sampai, Shinta
Shilla yang sedang bergembira langsung menegur, "Ayah!"Zakki berujar, "Oke." Dia melepaskan tangannya, tetapi mungkin Harry tidak hati-hati sehingga Shilla terjatuh di lantai.Kaki Shilla yang baru dioperasi patah lagi. Luka di lengannya juga tergores. Shilla yang kesakitan berkeringat.Harry yang panik segera menggendong Shilla .... Sementara itu, Zakki menunduk dan berkata dengan dingin, "Ada urusan penting di perusahaan, aku pergi dulu." Begitu pintu lift terbuka, Zakki pun pergi. Dania juga segera mengikuti Zakki.Shilla berteriak dengan manja, "Tuan Zakki ...."Harry yang menggendong Shilla mendesah dan menyela, "Shilla, sepertinya tindakan kita sudah keterlaluan. Kamu bukan hanya mencelakai Bu Shinta, ibumu juga memukul Nona Annika. Bagaimana kalau nanti Tuan Zakki nggak menikahimu?"Shilla sangat kesal. Dia menggigit bibirnya dan menyahut, "Aku nggak percaya aku nggak bisa memikat hati Zakki."....Ketika Sania kembali dari kantor polisi, dia kebetulan melihat Annika ditampar.