Zakki menyindir, "Matre sekali! Apa kamu bisa menghabiskannya?" Annika mendengus dingin, lalu membalas, "Kamu nggak perlu pedulikan hal itu! Berikan 4 miliar, nggak boleh kurang sepeser pun. Kalau kamu setuju, aku akan membantumu."Zakki memicingkan matanya sembari menimpali, "Bagaimana kalau aku nggak berhasil mendapat proyeknya?"Mendengar ini, Annika tersenyum sinis dan berseru, "Itu berarti, Pak Zakki nggak berkompeten!"....Selama ini, belum pernah ada seorang pun yang berani memprovokasinya seperti ini. Zakki merasa wanita ini cukup menarik. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Annika, lalu berbisik di telinganya, "Sepertinya, aku harus berhasil mendapatkan proyek ini. Kalau nggak, istriku akan benar-benar menganggapku payah."Ketika Zakki mendekat, napas maskulinnya berembus ke telinga Annika. Hal ini membuat wanita ini sontak tertegun. Annika mendorong Zakki menjauh, lalu memekik, "Bukannya hanya mau membahas sesuatu? Jangan berbuat mesum!"Annika masih merasa jijik dengan keja
Roy sama sekali tidak terkejut saat melihat Annika. Dia melirik Annika dari ujung kepala sampai ujung kaki dan gaun mewah yang dikenakan wanita ini.Beberapa saat kemudian, Roy menuruni anak tangga dan berjalan menghampiri Annika. Dia memuji, "Gaunmu sangat cantik. Tapi, menurutku, gaun yang kamu pakai di rumah sakit saat itu lebih cocok denganmu."Kini, Annika adalah seorang wanita dewasa. Dia bisa merasakan sesuatu saat Roy mengucapkan perkataan yang aneh dan datang ke Hotel Harington setiap hari. Akan tetapi, Annika memilih untuk berpura-pura bingung karena Roy bukan orang yang bisa dia singgung.Sementara itu, Melisa sepertinya sudah melupakan sesuatu. Dia malah tertawa dan memperkenalkan, "Annika, dia adalah kerabat jauh suamiku. Sejak kecil, dia memang blak-blakan .... Dia juga sering mengunjungi kami."Annika tersenyum tipis sembari menimpali, "Kamu sudah saling mengenal."Melisa menepuk-nepuk pundak Annika, lalu berucap, "Aku sudah lupa kalau Roy dan Zakki adalah teman masa kec
Zakki menatapnya lekat-lekat. Setelah sekian lama, dia baru bertanya sambil tersenyum lembut, "Apakah wanita sangat memperhatikan hal ini?"Usai berkata demikian, Zakki merendahkan suaranya dan melanjutkan dengan nada agak lembut, "Kalau begitu, Annika, sejak kapan kamu memahami semua ini? Apakah ketika kamu menjadi Nyonya Ruslan?"Perkataan ini terdengar agak merayu. Itu adalah jenis godaan yang hanya ada di antara suami istri. Akan tetapi, Annika tidak memiliki pikiran seperti itu. Dia memalingkan wajahnya ke luar jendela mobil sambil berkata dengan tak acuh, "Aku hanya memahaminya saja."Zakki masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi lampu hijau di persimpangan depan menyala. Mobil di belakang mereka sudah tidak sabar dan terus membunyikan klakson .... Zakki pun terpaksa menginjak pedal gas dengan ringan, lalu bergegas pergi.....Zakki membawa Annika ke salon tata rambut paling mewah di Kota Brata. Lantaran memiliki identitas khusus, dia pun dilayani oleh manajer secara langsung.Ma
Tubuh kedua orang itu sangat menempel, juga saling bergesekan sekarang. Tidak mungkin jika Annika tidak merasakan apa pun. Akan tetapi, pada akhirnya dia tetap menolak Zakki dengan mencari alasan, "Pesta pukul 19.00 akan segera dimulai. Kamu begitu menghargai proyek itu, jadi pasti nggak ingin terlambat, 'kan?"Mendengar itu, Zakki pun perlahan melepaskan genggamannya. Dia menatap Annika yang berada di cermin, lalu berkata sambil tersenyum lembut, "Nyonya Ruslan, kamu benar-benar tahu cara merusak suasana."Namun, masalah akhirnya terselesaikan. Begitu kembali ke mobil, keduanya tidak berkata apa pun.Pada pukul 19.00, mobil hitam milik Zakki perlahan memasuki vila Keluarga Lukito .... Dia turun dari mobil, lalu membuka pintu untuk Annika. Ketika wanita itu turun, tangannya digandeng oleh Zakki.Annika pun tak kuasa menatap suaminya. Sembari merasakan embusan angin malam, mereka saling menatap di bawah cahaya yang indah.Zakki perlahan merapatkan genggaman tangannya, memeluknya, lalu b
Kevin tahu jelas bahwa istrinya sedang membicarakan proyek itu. Berhubung memiliki pertemuan lain, Kevin pun pergi terlebih dahulu ....Zakki mengucapkan terima kasih kepada Melisa.Ketika melihat kepergian suaminya, mata Melisa tampak berkaca-kaca. Dia menoleh ke arah Zakki, lalu berkata, "Zakki, kamu mungkin nggak tahu, dulunya suamiku pernah berselingkuh dengan wanita lain, bahkan berniat untuk cerai denganku. Kala itu, siapa di antara orang-orang kalangan atas yang bersedia menghormatiku?"Melisa menambahkan, "Suatu kali, aku bertemu dengan Annika di sebuah acara. Pada saat itu, dia baru berusia 15 atau 16 tahun, tapi sangat pandai menghibur orang .... Annika datang bersama Satya dengan mengenakan gaun putri yang sangat cantik. Dia menari balet di tempat yang sepi untukku.""Kamu nggak tahu, entah berapa lama aku nggak pernah tersenyum lagi pada saat itu. Aku benar-benar terlihat sangat putus asa." Usai bercerita, Melisa melanjutkan sambil tersenyum, "Maaf sudah bercerita panjang l
Setelah Annika keluar dari toilet, raut wajahnya terlihat suram. Zakki meletakkan gelas anggur, lalu menunduk untuk melihatnya sambil bertanya, "Kenapa? Apa kamu merasa nggak nyaman? Aku bisa pamit dengan Pak Kevin bahwa kita akan pergi dulu."Annika tidak menolaknya. Zakki pun mengirim pesan WhatsApp kepada Kevin dan Melisa, lalu pergi bersama Annika.Setelah masuk ke dalam mobil, Zakki menoleh ke arah istrinya. Dia berbicara dengan ekspresi yang sangat lembut, "Proyek itu seharusnya akan didapatkan olehku! Nyonya Ruslan, aku seharusnya berterima kasih padamu. Aku nggak pernah tahu bahwa kamu begitu hebat."Sementara itu, Annika bersandar di belakang kursi asli. Dia telah sibuk sepanjang hari sehingga begitu kelelahan hingga tidak ingin bergerak sedikit pun.Setelah sekian lama, Annika baru menoleh ke arah suaminya, lalu berkata dengan nada lembut dan penuh kasih, "Sebenarnya, dulu aku juga seperti ini! Hanya saja, Zakki, kamu nggak pernah memperhatikanku."Selama 3 tahun pernikahan,
Zakki menatapnya dengan lembut, lalu berkata dengan suara serak, "Gaunmu terlihat bagus."Mungkin ini adalah momen paling romantis dalam 3 tahun pernikahan mereka. Annika merasa sedikit terharu, tetapi pada akhirnya dia hanya berkata sambil tersenyum ringan, "Terima kasih."Keduanya pun naik ke atas bersama. Fasilitas lama dari gedung ini membuat Zakki mengernyit. Untungnya, lampu yang rusak di lorong telah diperbaiki.Di belakang mereka, sebuah mobil perak berhenti di kegelapan malam. Dania yang duduk di dalam mobil, diam-diam menatap ke arah mereka yang menghilang. Sementara itu, dia mengenakan gaun putih yang seharusnya dikenakannya untuk menghadiri pesta .... Gaun itu begitu indah dan mencolok.Dania telah mengikuti mereka dari vila Keluarga Lukito. Dia melihat Zakki yang membawa Annika keluar. Dania belum pernah melihat ekspresi lembut seperti itu di wajah Zakki sebelumnya, juga belum pernah melihat gerakan yang begitu posesif dari pria itu. Tangannya hampir selalu memegang pingga
Zakki langsung bertindak. Dia berjalan ke dapur yang sempit, lalu memeluk Annika dari belakang dan mencium telinga Annika. Kemesraan yang mendadak ini membuat Annika kewalahan. Kaki Annika terasa lemas.Annika menunduk dan melihat piring-piring yang belum dicuci, lalu berucap, "Zakki, kamu bilang mau makan mie, sekarang ... apa yang kamu lakukan?"Zakki memeluk Annika lebih erat dan berkata di telinga Annika, "Annika, ikut aku pulang."Tubuh Annika menegang. Ini adalah pertama kalinya Zakki tidak menyuruh Annika pulang dengan nada memerintah, tetapi dengan nada memohon. Perubahan ini membuat Annika merasa canggung. Annika hanya menunduk dan tidak berbicara.Zakki mencium rambut Annika dan memelas, "Ikut aku pulang, ya?"Tiba-tiba, ponsel Zakki berdering. Zakki mengernyit dan tidak memedulikannya. Namun, Annika yang sudah tersadar berucap, "Kamu jawab panggilan telepon dulu."Zakki melihat ponselnya, ternyata Shilla yang menelepon. Zakki berniat menjelaskan setelah mengakhiri panggilan