Zakki hanya tidur 3 jam. Saat bangun, dia masih memeluk Annika dengan erat. Baju tidur sutra yang dikenakan Annika agak berantakan sehingga bahunya yang mulus terlihat.Ternyata, Annika tetap membiarkan Zakki memeluknya. Zakki menempelkan wajahnya di leher Annika. Rasanya sangat hangat dan nyaman. Setelah beberapa saat, Zakki pun bangun.Zakki harus pergi ke kantor karena ada rapat tender yang penting di pagi hari. Zakki mandi, lalu mengganti baju. Saat memakai dasi, Zakki berjalan kembali ke kamar tidur.Annika sudah bangun, dia sedang duduk di tempat tidur sambil melamun. Ketika mendengar suara langkah kaki, Annika mendongak dan bertatapan dengan Zakki. Kemudian, Annika teringat masalah semalam.Annika berucap dengan datar, "Zakki, sebenarnya kebenaran nggak terlalu penting lagi. Kejadiannya sudah berlalu begitu lama, aku juga nggak peduli lagi. Hidup terus berjalan."Annika melanjutkan ucapannya dengan tenang, "Kamu pertimbangkan baik-baik omonganku semalam."Zakki tidak menanggapi
Sekarang, rasanya sangat konyol jika dipikirkan kembali. Annika masih mengkhawatirkan Sania sehingga dia mengajak Sania bertemu di kafe. Sania sampai terlebih dahulu, dia duduk di dekat jendela.Melihat Annika yang menyetir sendiri, Sania bertanya setelah Annika masuk, "Kenapa kamu menyetir sendiri? Bukannya istri orang kaya seperti kalian punya sopir pribadi?"Annika duduk dan tersenyum, lalu menjawab, "Kelak aku ingin menyetir sendiri."Begitu mendengar ucapan Annika, Sania tahu Annika sudah membuat keputusan. Sania bertanya lagi, "Apa kamu benar-benar ingin bercerai? Aku lihat belakangan ini Zakki sangat lengket denganmu."Annika tidak ingin membicarakan masalah itu. Dia bertanya kepada Sania dengan serius, "Bagaimana dengan kamu dan Jeremy? Apa rencanamu?"Sania agak malu, dia merapikan rambutnya dan berusaha menutupi, "Kami berdua nggak ada hubungan spesial, hanya pernah tidur bersama. Tapi, kami sama sekali nggak terikat dengan satu sama lain."Annika tidak menanggapi ucapan Sani
Annika pulang ke vila. Begitu mobil Moseratti berhenti, pelayan membuka pintu mobil. Pelayan berujar dengan gembira, "Nyonya, tadi ada yang datang ke rumah untuk mengantar barang-barang mewah."Pelayan menambahkan dengan ekspresi misterius, "Seharusnya Tuan yang membelikannya untukmu." Pelayan juga senang karena merasa akhirnya Annika bisa merasakan kebahagiaan setelah mengalami penderitaan. Namun, dia tidak tahu bahwa pernikahan ini sangat kejam bagi Annika dan Annika sama sekali tidak bersalah.Annika tidak menyalahkan pelayan, dia hanya tersenyum datar. Kemudian, Annika naik ke lantai 2 dan membuka pintu kamar. Di atas sofa, terdapat tumpukan kotak barang-barang bermerek. Ada baju mewah, perhiasan, sepatu hak tinggi, bahkan gaun haute couture yang ditampilkan di pekan busana Parisha 2 hari yang lalu juga dibeli Zakki.Zakki benar-benar royal. Dia berjalan masuk secara diam-diam, lalu memeluk Annika dari belakang dan bertanya dengan lembut, "Kamu suka, nggak?"Annika tidak menjawab p
Selesai bicara, tatapan Zakki makin misterius. Sebenarnya, dia ingin memulai hidup baru dengan Annika bukan hanya untuk menebus kesalahannya. Zakki benar-benar ingin hidup bersama Annika. Seperti yang dikatakan Zakki tadi, dalam pernikahan mereka juga ada momen yang menyenangkan dan Zakki tidak pernah merasakannya saat bersama dengan orang lain.Zakki hanya menginginkan Annika dan tidak ada hubungannya dengan hal lain. Annika tidak ingin melanjutkan pembicaraan lagi, dia berusaha mengusir Zakki, "Bukannya kamu mau bertemu dengan Shilla? Kenapa kamu masih di sini?"Zakki menyadari bahwa Annika terdengar cuek saat berbicara. Rasanya benar-benar tidak nyaman, Annika tidak memedulikan Zakki lagi. Bahkan, Annika sama sekali tidak peduli dengan kedatangan Shilla. Annika menyimpan semua perasaannya sehingga Zakki tidak bisa merasakan perhatian Annika sedikit pun.....Kondisi Shilla sangat kritis. Dia mengancam akan bunuh diri dan memaksa suster untuk membawanya ke vila Zakki. Bahkan, Elina j
Setelah mengantar Shilla pergi, Zakki kembali ke kamar di lantai 2. Dia ingin memanggil Annika untuk makan. Mereka sudah lama tidak makan bersama, kelak Zakki ingin menjalani kehidupan yang harmonis dengan Annika.Begitu membuka pintu kamar, Zakki melihat barang-barang yang dibelinya ditumpuk dengan asal di sudut, seakan-akan Annika mengabaikan niat baik Zakki. Namun, Zakki tahu Annika sengaja berbuat seperti ini. Annika ingin membalas perlakuan Zakki kepadanya dulu.Terdengar suara di ruang ganti, sepertinya Annika sedang membereskan koper. Zakki segera pergi ke ruangan itu. Sesuai dugaan, Annika memang sedang membereskan barang-barangnya. Semua pakaian dan aksesori yang biasanya dikenakan Annika dimasukkan ke dalam koper.Zakki merasa pusing saat melihat ini. Dia meraih pergelangan tangan Annika, lalu menariknya dan menindihnya di sofa. Zakki bertanya dengan nada mengintimidasi, "Kamu mau ke mana?"Annika tidak memberontak. Dia memandang suaminya yang tampak cemas, seperti sangat mem
Pelayan berkata, "Ya! Nyonya sendiri yang bawa kopernya!""Hebat sekali dia!" ujar Zakki. Dia pun naik dan melihat jam masih terlalu pagi, jadi berbaring kembali di ranjang. Aroma tubuh Annika yang samar-samar masih tersisa di bantal sangat memikat baginya. Dia menyukai aroma tubuh dan aroma sabun mandi ini.Setiap kali melakukan hubungan dengan Annika, Zakki tidak bisa menahan diri untuk membenamkan kepala di rambut wanita ini dan memeluknya dengan erat. Hanya memikirkan hal itu, Zakki sudah bergairah lagi.Ketika mandi dan mengganti pakaian, Zakki berpikir apakah ini karena Annika terlalu seksi atau hasratnya yang terlalu tinggi? Namun, dia makin marah karena Annika tidak kunjung meneleponnya sampai sekarang! Annika benar-benar cuek padanya!....Siang hari, pesawat Annika mendarat di Kota Handa. Justin mendadak meminta bantuan padanya karena ada kendala di lahan Kota Handa yang harus segera ditangani. Justin tidak dapat meluangkan waktu, makanya dia meminta Annika pergi ke Kota Hand
Zakki naik pesawat untuk terbang ke Kota Handa. Pukul 21.00, mobilnya tiba di Hotel Union. Malam hari di Kota Handa dihiasi oleh lampu-lampu yang terkesan harmonis. Begitu keluar dari mobil hitamnya, Zakki melihat istrinya yang sedang berjalan berdampingan dengan pria lain.Annika mengenakan mantel berwarna cokelat gelap, rambut hitam panjangnya yang agak bergelombang tergerai di belakang bahu, menambah nuansa romantis pada malam yang dingin. Wajahnya kalem dan ekspresinya agak gembira. Tatapannya fokus saat berbicara dengan Jony, tidak dingin seperti saat menatap Zakki.Di tengah lobi, Zakki yang berpakaian mewah sedang melirik arlojinya. Dia melihat foto itu pada pukul 18.00 dan sekarang sudah pukul 21.00. Artinya, Annika terus bersama Jony dalam waktu 3 jam ini layaknya sepasang kekasih.Annika menoleh dan tanpa sengaja melihat Zakki yang menghampiri mereka. Senyuman di wajahnya langsung hilang. Zakki menghampiri Annika, tetapi berucap pada Jony, "Kak Jony, kebetulan sekali!"Sesaat
Tidak lama kemudian, Zakki mengakhiri ciuman tersebut. Dia bergumam seraya menempelkan bibirnya pada bibir Annika, "Kamu nggak boleh menyukainya!"Annika mendorongnya, lalu berkata dengan nada cuek, "Aku pesankan makanan! Apa-apaan kamu ini!"Namun, Zakki malah menarik Annika dan menciumnya lagi, bahkan mengangkatnya. Setelah bertahun-tahun sejak menikah, Annika baru sadar seberapa gilanya Zakki dalam melakukan hubungan intim.Saat Zakki menurunkan Annika, kedua kakinya gemetar. Dia benar-benar malu untuk memikirkan apa yang terjadi barusan. Zakki sungguh pria bajingan! Zakki hanya berlagak sopan untuk menyembunyikan jati dirinya sebagai pria mesum, dia tidak ada bedanya dengan preman, bahkan lebih gila daripada mereka.Hati Annika tidak tergerak. Dulu, dia sangat mencintai Zakki. Dia telah mengetahui keangkuhan dan kekayaan Zakki, serta kelembutan yang ditunjukkannya di saat tertentu. Semua itu sangat sulit ditolak oleh gadis yang telah jatuh cinta. Namun, Annika telah disakiti oleh Z