Seminggu setelah kematian mendiang bibi Anna dan penangkapan Rika serta Jacob, Lia seperti mengurung diri di dalam kamarnya. Bukan karena Lia ketakutan, namun kepergian bibi seolah meninggalkan luka di dalam benaknya.Alex yang juga masih merasakan duka tak mampu berbuat banyak, apalagi hal tempo hari tentu akan menambah trauma dalam diri Lia.Yang biasanya mereka akan menemukan kehadiran bibi Anna sedang menjaga Alesia, kini tiba-tiba dihadapkan dengan takdir di mana sosok beliau tak akan pernah kembali dalam hidup mereka.Walau begitu, setidaknya Alex dapat menghela nafas cukup lega, mengingat Rika dan Jacob yang sudah diproses oleh kepolisian.Saat ini, usai menghadiri rapat penting, Alex meminta supir untuk pergi ke gedung tahanan di mana Rika dan Jacob sedang dibui. Di dalamnya, Alex dapat menemukan Rika yang menggunakan baju tahanan dan menatapnya murka.Ketika dirinya dipertemukan dengan saling berhadapan, Rika mengolok Alex karena begitu jengkel. "Jadi ini balasanmu atas apa y
Kilas balik pada saat Alex dan Lia baru saja melangsungkan pernikahan mereka, para pengawal ditugaskan untuk menjaga area yang telah dirundingkan bagi masing-masing anggota.Haris yang baru saja mengantar Alex dan Lia keluar menuju kendaraan mewah lantas berbalik, hendak menghampiri Resham sebagai kepala pengawal yang akan memberi tugas pada semua bawahannya.Resham yang melihat Haris lantas memanggilnya. "Ris, kemarilah.""Baik, pak. Apa saya harus berjaga bersama bapak?" Tanya Haris."Tidak perlu. Sebaiknya kamu berjaga di kediaman tuan Alex karena di sana masih ada Alesia, anak tuan dan nyonya, bersama pengasuhnya. Beri kabar secepat mungkin bila terjadi sesuatu."Haris menunduk ringan. "Baik, pak"Lantas Haris beranjak, kini hendak menuju sebuah mobil yang akan dia gunakan untuk kembali ke kediaman Alex di Zeus Residence. Begitu masuk, Haris terkejut karena ada orang asing yang muncul di kursi penumpang."Si-siapa kamu?!" Tanya Haris dengan begitu panik."Ssst, kamu tidak perlu ce
Derita Natalia Nawasena akan kejahatan yang direncanakan oleh Rika dan Jacob akhirnya memiliki ujung yang sudah lama dinantikan.Pihak berwajib telah menetapkan mereka termasuk Haris sebagai tersangka atas kasus penculikan, penyerangan, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan berujung korban jiwa.Tak ada penangguhan penahanan, Alex berupaya agar ketiganya dihukum semaksimal mungkin. Alex tak ingin sampai ketiganya bebas karena pengaruh uang maupun Rika yang berasal dari keluarga terpandang.Hari ini, Alex sedang menikmati hari istirahatnya di rumah. Dan seperti biasa, bila Alex telah berolahraga ringan dan membersihkan tubuhnya, maka Alex akan menengok kondisi Lia di dalam kamar wanita itu.Dari celah pintu yang dibukanya, Alex menemukan Lia telah bangun dari tidurnya. Namun Lia masih saja diam, dan saat ini sedang melamun di samping jendela kamarnya.Kian hari, Lia kian diam sejak kematian bibi Anna. Lia tak seperti dulu yang akan menjawab pertanyaan dengan baik, pun sekadar menanyakan
Malam yang terasa berat bagi Natalia Nawasena. Wanita yang akrab disapa Lia itu kini sedang terpaku menatap hamparan perkotaan ramai melalui jendela besar dari unit hotel yang dihuninya.Sudah sebulan ini Lia resmi menjadi Nyonya Adarsa. Alias istri dari Alexander Adarsa, seorang anak dan founder Agensi Star Music.Tubuh Lia terasa dingin, terus merasa sendiri di dalam kemewahan yang diberikan Alex. Sementara pria itu masih saja berkutat di kamarnya yang berbeda dengan kamar Lia.Ya, keduanya berbeda ruangan pribadi karena hanya menjalankan pernikahan kontrak. Hal itu sudah berlangsung selama sebulan.Lia membalikkan badannya, hendak memasuki kamar tidur miliknya. Namun Lia terhenti begitu Alex keluar dari kamarnya."Apa kamu sudah makan? Kamu harus menjaga kesehatanmu, karena kamu harus menjaga dirimu untuk pernikahan kontrak ini." Tanya Alex.'Dia memastikan kesehatanku agar rencananya berjalan lancar saja.' Kata Lia dalam hati. Lia pun menjawab Alex. "Aku tidak berselera untuk maka
Dua hari selepas media memberitakan Alex diam-diam telah menikah, Alex berusaha membawa Lia pulang dari hotel bintang 5 menuju rumahnya, untuk menghindari adanya pemberitaan tambahan dari media. Selama dua hari itu, baik Alex maupun Lia sama sekali tidak pernah meninggalkan hotel. Dan sekarang, mereka harus pulang pada larut malam dan menggunakan jalur khusus untuk menghindari wartawan.Sedari kamar yang mereka huni, Alex terlihat cukup kalang kabut, meminta Resham sebagai pengawal yang membawa mobil untuk mengantar mereka pulang. Di sisi lain, Lia sendiri begitu lemas dengan wajah yang pucat dan tetesan keringat yang membanjiri pelipisnya. Karena terfokus pada perjalanan pulangnya, Alex tidak menyadari kondisi Lia.Beruntungnya, Resham berhasil membawa kedua atasannya meninggalkan hotel bintang 5 itu meski ada beberapa wartawan yang sengaja tinggal di depan bangunan tersebut.Resham yang tidak sengaja melihat melalui cermin dashboard berusaha memastikan kondisi Lia dengan baik. "Tu
"Saya memutuskan merahasiakan pernikahan ini dan istri sah saya, untuk terus menjaga privasi keluarga kami nantinya."Lalu, seorang wartawan mengajukan pertanyaan lain. "Apa istri anda adalah seseorang yang berasal dari keluarga konglomerat juga, atau mungkin berasal dari dunia hiburan?"Alex terdiam sejenak, kemudian melanjutkan. "Saya tidak bisa membahas hal apa pun yang berkaitan dengan istri saya untuk sekarang. Saya masih sepakat untuk mengumumkan pernikahan saja.""Apa anda benar-benar tidak bisa membahasnya sedikit pun?"Dengan tegas Alex menjawabnya. "Ya, ini merupakan hal penting yang harus saya jaga. Dan siapa saja yang berani melanggar privasi keluarga saya, maka saya─""Saya akan mengambil tindakan hukum, terima kasih." Tutup Alex atas pembahasan pernikahannya yang mendadak itu. Sorot lampu dari jepretan kamera semakin banyak, para pengawal berusaha melindungi Alex.Lia yang masih menatap layar menjadi risau, menjaga privasi bahkan sekadar merencanakan itu semua ternyata t
Hari demi hari berganti, Natalia Nawasena mulai pulih pasca sakit selama kurang lebih 3 hari. Pagi ini, Lia bangun lebih awal dan menemukan Bibi Anna telah mempersiapkan kebutuhan untuk Alesia hari ini.Seperti hari hari sebelumnya, Lia hanya boleh menghabiskan waktu yang membosankan di rumah Alex. Lia tidak pernah menginjakkan kaki ke luar kediaman ini apalagi saat ini pernikahannya sudah terendus oleh publik.Saat Lia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, Alex juga muncul seraya merapikan kerah kemejanya. Tidak ada tegur sapa di antara mereka, keduanya menjadikan situasi terasa hampa. Bahkan saat keduanya mulai sarapan, masih terasa sangat sunyi.Di sela-sela sarapannya, Alex dibuat kewalahan dengan dasi yang hendak dia kenakan hari ini. Alex tidak paham, bahan dari dasinya hari ini terasa kaku dan sulit untuk dibentuk.Awalnya Lia ingin cuek, namun karena Alex semakin membuat dasinya tidak berbentuk, Lia meletakkan alat makannya lalu bangkit menghampiri Alex. Pria itu terkeju
Dengan raut bingung, Lia meraih pemberian Alex dan mendapati ponsel mahal dan keluaran terbaru. Tentunya Lia terkejut menemukan barang mahal itu."Aku tidak suka jika kamu terus menerus ditelepon oleh orang asing itu. Makanya, aku membelikan kamu ponsel dan nomor baru." Tutur Alex."Lalu bagaimana dengan ponsel lamaku?""Buang.""Tapi—""Kali ini, aku tidak menerima penolakan, Natalia Nawasena."Lia menghela nafas pasrah, merogoh saku bajunya, lalu memberikan ponselnya pada Alex. Setelah menerima ponsel tersebut, Alex memanggil asisten. "Hani!"Dengan tergopoh-gopoh, Hani muncul sambil menunduk. "Ya, tuan.""Buang ini." Perintah Alex dengan memberikan ponsel Lia. "Buang sekarang!""Baik, tuan.""Ah, dan satu lagi. Kamu fasih berbahasa Prancis kan?""Ya, ada apa?""Aku ingin kamu ikut bersamaku besok di dalam acara pertemuanku dengan seorang klien."Lia semakin bimbang. "Jika aku ikut denganmu, bukannya nanti orang akan tahu kalau aku adalah istrimu?""Kamu tidak akan ikut sebagai istr
Derita Natalia Nawasena akan kejahatan yang direncanakan oleh Rika dan Jacob akhirnya memiliki ujung yang sudah lama dinantikan.Pihak berwajib telah menetapkan mereka termasuk Haris sebagai tersangka atas kasus penculikan, penyerangan, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan berujung korban jiwa.Tak ada penangguhan penahanan, Alex berupaya agar ketiganya dihukum semaksimal mungkin. Alex tak ingin sampai ketiganya bebas karena pengaruh uang maupun Rika yang berasal dari keluarga terpandang.Hari ini, Alex sedang menikmati hari istirahatnya di rumah. Dan seperti biasa, bila Alex telah berolahraga ringan dan membersihkan tubuhnya, maka Alex akan menengok kondisi Lia di dalam kamar wanita itu.Dari celah pintu yang dibukanya, Alex menemukan Lia telah bangun dari tidurnya. Namun Lia masih saja diam, dan saat ini sedang melamun di samping jendela kamarnya.Kian hari, Lia kian diam sejak kematian bibi Anna. Lia tak seperti dulu yang akan menjawab pertanyaan dengan baik, pun sekadar menanyakan
Kilas balik pada saat Alex dan Lia baru saja melangsungkan pernikahan mereka, para pengawal ditugaskan untuk menjaga area yang telah dirundingkan bagi masing-masing anggota.Haris yang baru saja mengantar Alex dan Lia keluar menuju kendaraan mewah lantas berbalik, hendak menghampiri Resham sebagai kepala pengawal yang akan memberi tugas pada semua bawahannya.Resham yang melihat Haris lantas memanggilnya. "Ris, kemarilah.""Baik, pak. Apa saya harus berjaga bersama bapak?" Tanya Haris."Tidak perlu. Sebaiknya kamu berjaga di kediaman tuan Alex karena di sana masih ada Alesia, anak tuan dan nyonya, bersama pengasuhnya. Beri kabar secepat mungkin bila terjadi sesuatu."Haris menunduk ringan. "Baik, pak"Lantas Haris beranjak, kini hendak menuju sebuah mobil yang akan dia gunakan untuk kembali ke kediaman Alex di Zeus Residence. Begitu masuk, Haris terkejut karena ada orang asing yang muncul di kursi penumpang."Si-siapa kamu?!" Tanya Haris dengan begitu panik."Ssst, kamu tidak perlu ce
Seminggu setelah kematian mendiang bibi Anna dan penangkapan Rika serta Jacob, Lia seperti mengurung diri di dalam kamarnya. Bukan karena Lia ketakutan, namun kepergian bibi seolah meninggalkan luka di dalam benaknya.Alex yang juga masih merasakan duka tak mampu berbuat banyak, apalagi hal tempo hari tentu akan menambah trauma dalam diri Lia.Yang biasanya mereka akan menemukan kehadiran bibi Anna sedang menjaga Alesia, kini tiba-tiba dihadapkan dengan takdir di mana sosok beliau tak akan pernah kembali dalam hidup mereka.Walau begitu, setidaknya Alex dapat menghela nafas cukup lega, mengingat Rika dan Jacob yang sudah diproses oleh kepolisian.Saat ini, usai menghadiri rapat penting, Alex meminta supir untuk pergi ke gedung tahanan di mana Rika dan Jacob sedang dibui. Di dalamnya, Alex dapat menemukan Rika yang menggunakan baju tahanan dan menatapnya murka.Ketika dirinya dipertemukan dengan saling berhadapan, Rika mengolok Alex karena begitu jengkel. "Jadi ini balasanmu atas apa y
Para tamu duka datang dengan pakaian serba hitam, memberi penghormatan terakhir pada orang yang sangat berjasa pada hidup Alexander Adarsa. Keluarga mendiang bibi Anna begitu tak kuasa menahan tangis mereka.Faktanya, bibi Anna memiliki seorang suami dan anak angkat yang begitu dirindukan olehnya. Dan karena insiden kemarin hari, mereka tak sempat mengucapkan kata perpisahan dengan baik pada bibi Anna.Alex dan Lia hanya bisa terdiam, menemukan duka yang tak akan pernah mereka lupakan. Lelah tak menjadi faktor mereka untuk meninggalkan rumah duka, dan mereka hanya bisa merenung dalam pemikiran masing-masing."Tuan Alex." Panggil anak angkat bibi dengan wajah sembabnya. "Aku anak dari mendiang ibu Anna, namaku Tya."Alex hanya bisa menunduk, masih tak tega menemukan keterpurukan di wajah keluarga mendiang bibi. "Aku telah banyak mendengar tentangmu, karena ibu selalu menceritakan tentangmu dan nyonya Lia. Terima kasih karena memberikan kesempatan pada ibu untuk kembali bekerja, untuk
Keesokan hari setelah insiden penabrakan bibi Anna, Alex dan Lia kembali terlihat mendampingi beliau yang masih menjalani perawatan intensif pada ruang ICU.Alex yang baru saja mengerjapkan matanya dan tak sengaja tidur dalam posisi duduknya di atas sofa menoleh, menemukan Lia yang juga terlelap di sebelahnya.Kursi ruang tunggu di hadapan ICU memang tidak nyaman, namun setidaknya Alex bisa beristirahat sejenak. Alex lebih tak tega menemukan Lia yang menolak pulang dan ingin menunggu bibi Anna.Lambat laun, beberapa orang kembali berlalu-lalang. Resah masih menyelimuti Alex dan Lia, mengingat sudah sejak kemarin tak ada perkembangan dari bibi.Dua jam berlalu sejak Alex terbangun, Lia ikut melakukan hal yang sama. Matanya mengerjap, lalu menyadari jika dirinya dan Alex masih berada di depan ruang ICU."Apa kamu baik-baik saja tidur seperti tadi?" Tanya Alex."Ya, setidaknya aku bisa tidur sedikit." Balas Lia seraya menepuk-nepuk tengkuknya yang sedikit kaku.Tak lama berselang, muncul
Kini, Alex dan Lia harus kembali menginjak lantai koridor rumah sakit, bergegas mendampingi bibi Anna yang menjadi korban tabrak lari oleh orang tak dikenal.Dengan nafas yang terengah serta Alesia yang terus menangis di dalam dekapannya, Lia berusaha menenangkan diri walau rasanya mustahil karena Lia tak pernah menduga hal ini akan terjadi."Mohon maaf, batas untuk keluarga pasien hanya sampai di sini." Ujar seorang perawat medis untuk mencegat Alex dan Lia.Bibi Anna sepertinya berada dalam kondisi kritis, mengingat tabrakan yang dialaminya sangatlah keras. Dengan mulut yang bergetar, Lia bergumam. "Bibi—bagaimana ini?"Alex mendengar risau dari mulut wanita Nawasena tersebut, lantas tergerak untuk mengusap pundaknya. "Tenanglah, kita harus yakin jika beliau akan baik-baik saja."Meski dirinya sendiri sedang kalut, sedih, marah, dan juga kesal, tetapi Alex harus menenangkan situasi terlebih dulu, apalagi situasi Lia. Ini adalah ke sekian kalinya mereka melihat orang-orang di sekitar
Pagi yang cerah menyinari awal hari ini. Sinar mentari yang masuk melalui celah gorden mengusik kulit Alex membuatnya melenguh dan perlahan mulai terbangun dari istirahatnya.Tapi kamar Lia begitu nyaman rasanya, hingga Alex masih ingin mengeratkan pelukannya pada sebuah bantal. Tak lama berselang, setelah melenguh, Alex mendengar suara deheman yang begitu dekat darinya.Awalnya Alex ingin menghiraukan itu, namun telinganya mendengar Lia yang memanggil namanya dengan suara yang parau. "Lex."Sontak Alex membuka kedua matanya, menemukan Lia yang sebenarnya sejak tadi dia peluk seperti bantal. "Astaga, maafkan aku." Katanya dan melepas Lia, kemudian menjauh dengan rasa bersalah.Melihat Alex yang berdiri membuat Lia sedikit kikuk dengan mengusap tengkuknya. "Ti-tidak apa-apa." Kata Lia berusaha tenang dan tak gugup."Aku tak sadar jika aku melakukan itu, padahal seharusnya—ah, maafkan aku.""Ya, aku pun tidak tega membangunkanmu karena sepertinya kamu begitu pulas."Alex menggaruk pelip
Alex dan Lia pun kembali pada kediaman Alex. Hunian elit tersebut terasa lebih sepi dibanding hari-hari biasanya, karena dalam perjalanan tadi, Alex meminta bibi Anna membawa Alesia untuk berlindung di rumah tuan Adarsa, ayahnya.Tentu, Alex tak ingin menemukan masalah lain jika saja dirinya tetap membiarkan mereka berada di rumah tanpa pengawasan ketat, mengingat Alex baru bisa mendapatkan perlindungan ekstra dari pihak kepolisian."Lia, maaf hari ini aku tidak bisa menemanimu. Aku sangat lelah." Ucap Alex yang diangguki Lia."Kamu harus istirahat, hari ini pastinya melelahkan bagimu.""Ya, aku akan mandi terlebih dulu lalu beristirahat. Bila kamu membutuhkan sesuatu, beritahu aku."Lia kembali mengangguk untuk yang kedua kalinya, menatap Alex yang mulai berjalan memasuki kamar pribadinya. Wanita itu tak masuk begitu saja ke dalam kamarnya sendiri.Tak ingin hal buruk terjadi, Lia bergerak untuk memastikan semua akses mulai dari pintu, jendela, hingga ventilasi terdekat terkunci deng
Beberapa jam usai peristiwa mencekam di Agensi Star Music, pihak terkait mengatakan akan menempuh jalur hukum dan akan menemukan pelaku penembakan terhadap Alexander Adarsa secepat mungkin.Tak hanya merugikan Alex atau agensi, namun peristiwa itu menyebabkan banyak pihak yang menjadi cemas akan keseharian mereka hingga mengalami trauma ringan.Begitu banyak media yang memberitakan kejadian ini, mengingat ini adalah tindakan kriminal yang membahayakan. Lia yang menjadi saksi penembakan itu dibuat kalang-kabut oleh kondisi Alex. Dia meminta pada Resham untuk membawanya menuju rumah sakit yang menangani kondisi Alex usai penembakan tersebut.Pada koridor rumah sakit yang dilaluinya, Lia tampak begitu cemas dan kalut, berusaha mengontrol benaknya yang begitu terganggu. Saat tiba di sebuah ruangan yang dihuni Alex, Lia menemukan pria itu sedang duduk dengan bahu yang baru saja diperban."Alex, bagaimana dengan—"Tak ingin Lia begitu panik, Alex segera menyanggah pertanyaan wanita Nawasen