Share

BAB 2

Author: aishwarya
last update Last Updated: 2024-12-10 12:06:19

Dua hari selepas media memberitakan Alex yang diam-diam telah menikah, Alex berencana membawa Lia pulang untuk menghindari adanya pemberitaan tambahan dari media.

Selama dua hari itu, baik Alex maupun Lia sama sekali tidak pernah meninggalkan hotel. Dan sekarang, mereka harus keluar pada larut malam dengan menggunakan jalur khusus untuk menghindari wartawan.

Sejak dari kamar yang mereka huni, Alex terlihat cukup kalang kabut, meminta Resham sebagai pengawal yang membawa mobil untuk mengantar mereka pulang.

Di sisi lain, Lia sendiri begitu lemas dengan wajah yang pucat dan tetesan keringat yang membanjiri pelipisnya. Sejak berada di hotel, pikiran Lia terpecah antara nasibnya jika sampai identitasnya sebagai istri Alex tersebar dan keadaan anaknya saat ini yang entah bagaimana.

Karena terfokus pada perjalanan pulangnya, Alex tidak menyadari kondisi Lia. Beruntungnya, Resham berhasil membawa kedua atasannya meninggalkan hotel bintang 5 itu meski ada beberapa wartawan yang sengaja tinggal di depan bangunan tersebut.

Resham yang tidak sengaja melihat melalui cermin dashboard berusaha memastikan kondisi Lia dengan baik. "Tuan, apa nyonya baik baik saja?"

Barulah setelah Resham mengajukan tanya, Alex menoleh menatap Lia dalam cahaya yang minim.

"Kamu sakit?" Alex bertanya dengan tangan yang menyentuh dahi Lia. "Atau kamu teringat anakmu? Toh kita sudah menyewa babysitter untuk itu."

Lia berusaha menghindari tangan Alex meski gagal dan menjawab seadanya. "Tidak, aku━aku baik baik saja."

Alex menghela nafas, menemukan Lia yang berbohong di saat-saat genting seperti ini.

Resham lalu memberi usul, "Apa kita perlu membawanya ke rumah sakit?"

Alex menggeleng dengan cepat tanpa mempertimbangkan ide Resham. "Kita tidak bisa muncul meski ini sudah malam, Resham. Bisa saja ada yang menyebarkan identitas Lia. Panggil dokter ke rumah saja.”

"Baik, tuan." Resham tidak lagi melanjutkan pembicaraan.

Lia sekadar menyimak percakapan di antara Alex dan Resham, merasakan tubuhnya semakin kedinginan meski suhu di sekitarnya tidak sedingin yang Lia bayangkan.

Sepertinya, jadwal makan Lia yang berantakan, sikap Alex yang seenaknya, hingga beban pikiran dan ketakutan Lia tentang pemberitaan media membuat kondisinya menurun di luar perkiraan.

**

Hujan di pagi hari menyambut Lia yang baru saja membuka matanya. Lia merasakan dirinya sedikit lebih baik dari semalam, dan menyadari jika tangannya sedang terhubung dengan selang infus.

Baru saja Lia hendak bangun, Bibi Anna, salah satu pelayan senior di rumah Alex yang telah merawat Alex sejak kecil, muncul bersama Alesia di dalam gendongannya. "Lia, kamu berbaring saja dan biarkan tubuhmu beristirahat penuh. Sarapanmu akan dibawakan ke sini.”

Lia mengangguk ringan, melihat Alesia yang sangat tenang bersama bibi. "Bi, apa Alesia rewel?"

Bibi dengan tenang menjawab Lia. "Di hari pernikahanmu sampai kemarin, dia sama sekali tidak rewel. Barulah semalam, dia menangis. Mungkin dia tahu kondisimu sedang sakit, Lia."

Roman wajah Lia menjadi murung. "Maafkan aku, bi."

Dengan cepat bibi menggeleng. "Kamu juga tidak mau kondisimu menurun seperti ini. Fokuslah untuk sembuh, karena Alesia juga sudah lebih baik."

"Terima kasih, Bi. Oh ya, bagaimana dengan Alex? Apa dia sudah berangkat kerja?"

Bibi menurunkan Alesia untuk terbaring di samping Lia, kemudian meraih sebuah remote untuk menyalakan televisi yang berada di dalam kamar Lia.

Selagi menunggu benda persegi panjang besar yang canggih itu menyala, bibi berkata. "Aku tidak tahu apa ini bisa disebut bekerja. Aku mau kamu sendiri yang melihatnya."

Lia melihat televisi, menampilkan berita terkini yang meliput sebuah pers yang diadakan oleh Alexander Adarsa. Mata Lia nyaris terbelalak.

Melihat respon Lia, bibi menambahkan ucapannya. "Dia mengadakan pers ini untuk meluruskan berita yang terus muncul dan terus mengejar keberadaan kalian."

Tatapan berubah Lia menjadi sayu, melihat layar yang menunjukkan keberadaan Alex di tengah-tengah pengawalan dan para wartawan.

Dengan gagah, Alexander Adarsa buka suara perihal pernikahannya yang sangat tiba-tiba dan tidak dipublikasikan.

"Memang benar, saya telah melangsungkan pernikahan dengan seorang yang wanita, yang tentunya … sangat saya cintai," jelas Alex untuk menjawab pertanyaan utama itu.

Mendengar Alex menyebutkan kata mencintai, membuat Lia merasakan getaran yang aneh di dalam benaknya. Lia berusaha menganggap itu omong kosong, lalu kembali fokus pada layar.

Bagi orang lain yang melihatnya, mereka pasti berpikir jika Alex adalah suami yang penyayang. Namun kenyataannya, itu hanya untuk menutup pernikahan palsunya.

"Saya memutuskan merahasiakan pernikahan ini dan istri sah saya, untuk terus menjaga privasi keluarga kami nantinya."

Lalu, seorang wartawan mengajukan pertanyaan lain. "Apa istri Anda adalah seseorang yang berasal dari keluarga konglomerat juga, atau mungkin berasal dari dunia hiburan?"

Alex terdiam sejenak, kemudian melanjutkan. "Saya tidak bisa membahas hal apa pun yang berkaitan dengan istri saya untuk sekarang. Saya masih sepakat untuk mengumumkan pernikahan saja."

"Apa Anda benar-benar tidak bisa membahasnya sedikit pun?"

Dengan tegas Alex menjawabnya. "Ya, ini merupakan hal penting yang harus saya jaga. Dan siapa saja yang berani melanggar privasi keluarga saya, maka saya akan mengambil tindakan hukum, terima kasih." Tutup Alex atas pembahasan pernikahannya yang mendadak itu.

Sorot lampu dari jepretan kamera semakin banyak, para pengawal berusaha melindungi Alex.

Lia yang masih menatap layar menjadi risau, menjaga privasi bahkan sekadar merencanakan itu semua ternyata tidak mudah. Secara tidak sadar, Lia menggigiti kuku ibu jarinya karena cemas.

Pikirannya terus berlarian tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi di hari esok.

Bibi Anna menemukan Lia yang kembali khawatir, dan beliau akhirnya berusaha menenangkan Lia. "Semuanya akan baik-baik saja, Lia. Kamu akan baik-baik saja, percaya aku."

Ucapan Bibi Anna merupakan salah satu harapan Lia saat ini, mengingat Alex sering kali membuat Lia linglung dan bingung. Alex yang arogan itu menjengkelkan hanya enggan membuat namanya buruk di publik.

Jika bukan karena ingin menyelamatkan kehidupan dan anaknya yang tidak ingin diakui oleh ayah kandungnya, Lia tidak akan berani bertindak sejauh ini.

Tok tok tok!

Lia tersadar dari pemikirannya karena seseorang yang mungkin adalah asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar Lia.

"Ya, silahkan masuk," ujar Lia berusaha mengeraskan suaranya.

Seorang asisten kemudian masuk, mengundang tanya dari Lia. "Ada apa, Hani?"

"Ada yang datang, nyonya," kata asisten yang bernama Hani itu membuat Lia dan bibi menatap satu sama lain.

Lia kembali bertanya, "apa itu rekan Alex?"

Asisten menggeleng. "Itu … itu Tuan Andreas, Nyonya."

Related chapters

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 3

    Mata Lia terbelalak, mendapati Tuan Andreas Adarsa atau ayah dari Alex datang.Lia berniat bangkit tetapi Bibi Anna segera menahannya. "Tidak perlu, Lia. Alex yang memberitahukan ayahnya kalau kamu sedang sakit.""Tapi, Bi━"Ucapan Lia segera disergah lagi oleh Bibi Anna. "Dengarkan dan percaya aku, karena Tuan Andreas akan mengerti keadaanmu. Tenang saja, Lia."Lia menghela nafas pasrah. "Baik jika seperti itu, Bi."Akhirnya, Bibi Anna dan Hani keluar dari dalam kamar Lia untuk menyambut Tuan Andreas yang baru saja tiba. Lia hanya bisa menatap Alesia yang tidur dan cukup berjarak darinya.Lia kembali menyadari jika Alesia semakin lucu, semakin membuat Lia dapat menerima keadaan dan takdir ini. Lia dibuat untuk tak mudah menyerah dan meyakinkan diri untuk bertahan hingga akhir.Saat Lia tersenyum menatap Alesia, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Tuan Andreas muncul dengan wajah datar sama seperti anaknya, berjalan dalam diam dan menghampiri sang menantu."Apa sakitmu parah?" tany

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 4

    Hari demi hari berganti, Natalia Nawasena mulai pulih pasca sakit selama kurang lebih 3 hari. Pagi ini, Lia bangun lebih awal dan menemukan Bibi Anna telah mempersiapkan kebutuhan untuk Alesia hari ini.Seperti hari hari sebelumnya, Lia hanya boleh menghabiskan waktu yang membosankan di rumah Alex. Lia tidak pernah menginjakkan kaki ke luar kediaman ini apalagi saat ini pernikahannya sudah terendus oleh publik.Saat Lia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, Alex juga muncul seraya merapikan kerah kemejanya. Tidak ada tegur sapa di antara mereka, keduanya menjadikan situasi terasa hampa. Bahkan saat keduanya mulai sarapan, masih terasa sangat sunyi.Di sela-sela sarapannya, Alex dibuat kewalahan dengan dasi yang hendak dia kenakan hari ini. Alex tidak paham, bahan dari dasinya hari ini terasa kaku dan sulit untuk dibentuk.Awalnya Lia ingin cuek, tetapi karena Alex semakin membuat dasinya tidak berbentuk, Lia meletakkan alat makannya lalu bangkit menghampiri Alex.Pria itu terkeju

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 5

    Dengan raut bingung, Lia meraih pemberian Alex dan mendapati ponsel mahal dan keluaran terbaru. Tentunya Lia terkejut menemukan barang mahal itu."Aku tidak suka jika kamu terus menerus ditelepon oleh orang asing itu. Makanya, aku membelikanmu ponsel dan nomor baru," tutur Alex."Tapi, ponsel lamaku masih bagus, seharusnya tidak perlu sampai beli baru," kata Lia dengan sedikit bingung."Buang saja," jawab Alex tanpa beban."Apa mengganti nomor saja tidak cukup?" tanya Lia lagi. Bagaimanapun juga, di dalam ponsel itu masih ada beberapa hal yang cukup berharga baginya."Kali ini, aku tidak menerima penolakan, Natalia Nawasena," jawab Alex yang justru seperti tidak menjawab pertanyaan Lia.“Alex, di ponsel itu masih ada beberapa hal berharga buatku. Menurutku, mengganti nomor telepon saja sudah cukup,” sanggah Lia lagi, berusaha meyakinkan Alex. “Apa hal berharga itu? Belakangan hidupmu saja sudah susah mencari pertanggung jawaban untuk anakmu,” kata Alex dengan tatapan tegasnya. “Kalau

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 6

    [Publik dibuat gempar akan kehadiran model terkenal, Natalia, yang sempat menghilang selama beberapa tahun. Natalia hadir untuk pertama kalinya setelah menghilang di acara bisnis Agensi Star Music sebagai penerjemah khusus anak CEO agensi tersebut, yakni Alexander Adarsa.]Bibi Anna yang baru saja menidurkan Alesia, mendengar suara televisi dari ruang tengah.[Apakah ada kaitan di antara Alexander dan Natalia? Mengingat Alexander sudah mengkonfirmasi pernikahannya dengan wanita rahasia. Sayangnya sampai detik ini belum ada konfirmasi dari pihak terkait.]Tak ingin ini menjadi tekanan bagi Lia, Bibi Anna segera meraih remote di sebelah Lia yang sedang duduk di atas sofa dan mengganti siaran yang menyebabkan Lia heran. "Bibi—""Nonton drama atau film kesukaanmu saja, Lia. Aku tidak mau kamu sakit lagi," pinta bibi."Aku hanya mau menonton itu, Bi," jawab Lia.Bibi menghela nafas berat, melihat Lia iba. "Lia, apa Bibi boleh menanyakan sesuatu?"Lia hanya menatap Bibi Anna, menunggu wanit

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 7

    Saat mendengarkan ucapan Resham, Alex terdiam sejenak seolah tidak percaya. "Jangan bercanda, Resh. Tidak mungkin Lia menghilang.""Kami berencana akan pergi ke rumah sakit, seperti ucapan Tuan tadi. Nyonya Lia setuju untuk pergi, tapi saat di dekat lobby, Nyonya berkata akan ke kamar kecil di rumah sakit, dia sudah tidak kembali, Tuan."Alex yang saat itu telah berada di kantornya lagi langsung meraih jasnya, masih memegang ponsel untuk terhubung dengan Resham. "Minta kepada staff setempat untuk mengecek kamar kecil itu, dan kamu cek CCTV di sekitarannya.""Kami sudah melakukan itu, tuan. Dan terakhir kali Lyonya Lia terekam CCTV di depan rumah sakit, selebihnya kami kehilangan jejak sejak 2 jam ini," jelas Resham."Apa dia membawa Alesia?" tanya Alex lagi."Ya, Tuan," jawab Resham singkat."Kalau begitu, temui aku di penthouse dalam 10 menit."Alex memutuskan sambungan dan langsung pergi meninggalkan kantor.Pun dalam perjalanan, Alex terus berusaha menghubungi Lia meski Alex kesuli

    Last Updated : 2024-12-17
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 8

    Jauh dari kediaman Alexander Adarsa, tepatnya di tepi perkotaan, Natalia Nawasena terlihat diam dan menatap kosong hamparan tanah di depannya. Sudah sehari Lia melarikan diri dari Alex.Lia tampak begitu menyedihkan, membawa Alesia yang terlelap di gendongannya. Lia memutuskan pergi karena menyerah, tertekan jika harus terus bersama Alex."Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku mempercayai pria jahat itu." Ucap Lia dalam kesendiriannya.Apalagi saat Rika menghubungi telepon rumah Alex siang kemarin, dan secara kebetulan Lia yang menjawab telepon itu. Lia masih ingat dengan jelas apa yang Rika katakan."Aku yakin Alex memanfaatkanmu, karena aku sangat mengenal dia. Aku yakin dia akan menceraikanmu setahun lagi." Sekiranya itu kata-kata Rika yang masih tertinggal di kepala Lia."Dasar brengsek." Ucap Lia dengan air matanya yang mengalir.Di sisi lain, Alex yang disibukkan dengan pekerjaannya juga harus disibukkan dengan mencari keberadaan Lia. Alex mengerahkan semua suruhannya untuk men

    Last Updated : 2024-12-22
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 9

    Hari ini, Alexander Adarsa akan kembali menggelar jumpa pers dengan wartawan untuk meredakan rasa keingin tahuan publik mengenai kehidupan pribadinya yang terus dikuliti oleh banyak media.Alex bertujuan agar Lia dapat melihat Alex yang masih berdiri untuk menjaga informasi pribadi keluarganya, seolah ingin Lia tahu bahwa Alex ingin memperbaiki keadaan.Sebelum melangkahkan kakinya keluar dari mobil miliknya, Alex terdiam sejenak dan teringat akan pertemuan pertamanya dengan Lia setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan mereka lost contact.Malam itu, tepatnya 3 bulan yang lalu, Alex melihat Lia yang terus berjalan dengan pikirannya yang kosong, bahkan Lia tidak menyadari jika lampu merah untuk pejalan kaki sedang menyala.Lia terus berjalan bersama bayinya, tak mendengarkan sama sekali teriakan orang-orang dan kendaraan yang terus berdatangan nyaris menabraknya.Tin tin tin!Suara klakson itu menggema di dalam telinga Lia. Secara bersamaan, seorang pria berpostur tinggi meraih tub

    Last Updated : 2024-12-25
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 10

    Kembali pada hari ini, hari di mana Alex akan menghadiri jumpa pers yang akan digelarnya. Alex harus meluruskan berita yang terus dibicarakan banyak orang, yang bisa saja terus penasaran. Alex pun muncul di tengah-tengah para wartawan yang meliput, fokus kepada Alex yang akan mengkonfirmasi semua isu. Wajah Alex tampaknya berusaha tenang menghadapi banyak wartawan. Alex menghembuskan nafas untuk meyakinkan dirinya sebelum buka suara. "Jadi bagaimana dengan kabar yang beredar mengenai istri anda, tuan Alexander?" Tanya seorang wartawan yang diikuti suasana hening untuk menunggu pengakuan satu-satunya penerus Agensi Star Music. "Untuk pemberitaan itu, aku tidak akan menanggapinya karena satu-satunya yang dapat aku katakan saat ini adalah aku ingin menjaga privasi dari istriku." Tegas Alex. "Bagaimana dengan kabar seorang anak yang bernama Alesia? Nama ini terdengar familiar dengan nama anda, tuan Alexander." Alex yang sebelumnya sengaja memberi nama Alesia untuk anak Lia menjadi t

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 111

    Di tengah kilau cahaya malam yang membentang, tampak Evan dan Rika yang tengah bercumbu dengan begitu liarnya di dalam kendaraan pribadi mereka. Rika tampak lebih mendominan, menguasai permainan dengan lihai sekaligus menyalurkan hasratnya yang semakin membara. Di tengah-tengah permainan keduanya, tiba-tiba saja Evan sedikit mendorong tubuh Rika agar dapat melepas cumbuannya. Awalnya Rika terperanjat dengan nafasnya yang memburu, menatap Evan dilema dan penuh nafsu. Tetapi tak berselang lama, Rika bersua. "Ada apa kali ini?" Evan gelisah. "Aku hanya tak nyaman melakukannya di dalam mobil." "Kamu hanya belum terbiasa." "Ya, dan aku tak suka ini." Rika menatap Evan kesal dan skeptis. "Mengapa akhir-akhir ini kamu begitu menyebalkan dan manja? Kamu seperti wanita yang lemah." "Erika Odeline, hari ini aku cukup lelah, tidak... Aku lebih lelah hari ini." Dahi Rika mengernyit. "Oke, apa yang membuatmu sangat lelah hari ini?" "Pihak Alex mulai mencurigai rencana yang sedang kujalan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 110

    Ketika pagi menyambut seorang Natalia Nawasena, tubuh wanita itu dibuat meringkuk sebentar di dalam selimutnya yang tebal. Lia menetralisir suhu ruangan agar bisa beradaptasi, mengingat di luar sana sedang hujan deras. Lalu tak sengaja, tangan Lia menyentuh sisi ranjang yang kosong di sampingnya. Sontak dahi Lia mengernyit, menemukan Alex yang beranjak tanpa kata seperti biasa. "Alex?" Panggil Lia dengan suara yang memenuhi kamar, berniat memanggil Alex yang mungkin saja ada di dalam kamar kecil. "Alexander Adarsa." Nihil, tak ada jawaban sama sekali. Lia heran, kemudian bangkit menggunakan handuk kimononya. "Alex—" Lia terhenti begitu membuka pintu kamar kecil, dan menemukan isinya tak berpenghuni. Lantas Lia beranjak keluar dari kamar pribadinya bersama Alex, mencari-cari kehadiran pria itu ke setiap sudut penthouse atau kediaman tersebut. "Hani." Panggil Lia ketika melihat si kepala asisten rumah tangga tengah berbenah di atas meja makan. "Ya nyonya, apa ada yang bisa kuban

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 109

    Apa yang terjadi hari esok adalah misteri yang tak akan terpecahkan oleh siapapun. Baik itu Alexander Adarsa seorang, yang kini hanya mampu terdiam menatapi hamparan pemandangan kota malam. "Tuan." Wajah Alex menoleh, menemukan kehadiran Resham yang muncul dengan sebuah Pad yang berada pada genggamannnya. "Bagaimana?" Tanya Alex memastikan. Sebelum menjawab, Resham menyerahkan Pad di tangannya pada Alex terlebih dulu. "Kami hanya bisa menemukan informasi mengenai ibu dari Evan, selebihnya kami belum menemukan petunjuk yang bisa kami hubungkan dengan tuan Andreas, ayah anda." Alex menjadi bimbang. Jika memang Evan adalah anak dari ayahnya, tuan Andreas, mengapa status di antara mereka masih abu-abu bagi Alex? 'Mungkin, Evan memang hanya mengincar aset dari perusahaan?' Batin Alex berusaha menerka. Bagaimana pun juga, belum ada titik temu yang bisa dijumpai Alex. Bahkan Alex harus lebih menjaga banyaknya saham di dalam perusahaan keluarga Adarsa. Hari yang melelahkan tak akan m

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 108

    Rapat pertemuan yang begitu tiba-tiba sengaja diadakan oleh Alexander Adarsa hari ini. Mulai dari petinggi hingga para pemegang saham terpenting ikut hadir, tak terkecuali tuan Erik, kakek dari Natalia Nawasena. "Jadi, bagaimana bisa ada orang yang secara mendadak ingin mengklaim aset dari perusahaan ini bahkan memiliki akses tanpa sepengetahuan anda, tuan Alexander?" Pertanyaan dari salah satu petinggi membuat Alex terdiam sejenak. 'Sudah kuduga akan ada yang menanyakan hal ini. Sepertinya, ada orang dalam yang ikut membantu kelicikan Evan dan Rika.' Batin Alex. Tak lama berselang, seorang pemegang saham kemudian ikut melontarkan tanya. "Apa kondisi tuan Andreas akan berdampak pada keamanan saham perusahaan ini? Bagaimana dengan aset yang ingin diklaim itu adalah aset hasil investasi kami?" Alex menghela nafas tenang, kemudian buka suara. "Baik, para tamu terhormat. Saya sangat memahami akan kekhawatiran dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan." Lalu Alex mengambil jeda sejen

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 107

    "Pelan-pelan sayang, ah..." "Tahan sedikit sayang, aku, akan, ah!" "Ah!" Sahutan panas itu usai, membiarkan peluh keringat di antara keduanya mengalir deras, melawan dinginnya suhu ruangan di kamar pribadi mereka. Mereka ialah Alex dan Lia, tentunya, yang melakukan 'permainan' mereka di waktu yang jarang digunakan. Setelah mengeluarkan puncak masing-masing, Alex dan Lia terbaring di atas ranjang. "Kukira semalam kamu tak bisa sehebat ini." Bisik Lia merehatkan tubuhnya yang menjadi lumayan lelah. "Selelah apa pun aku, melihat dirimu yang selalu indah dan hebat ini tak akan bisa kubiarkan berlalu begitu saja, sayang." Balas Alex dengan baritonnya. Keduanya terdiam sejenak, membiarkan raga dan jiwa masing-masing mengisi energi di pagi hari. Ya, begitu Lia melirik jam di atas nakas, netranya menemukan bahwa kini sudah pukul setengah enam pagi. "Alex." "Ya, sayang." "Apa kamu bisa berangkat kerja setelah..." Mendengar Lia mengambil jeda, Alex dibuat heran. Namun setelah mencern

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 106

    Apa yang dihadapi Alex di gedung perkantoran, semaksimal mungkin enggan ditampakkan olehnya di depan keluarga kecilnya yang selalu Alex banggakan. Banyak masalah yang berkecamuk, tetapi sebisa mungkin Alex meletakkan itu sebelum memasuki kediamannya. Saat membuka pintu rumah, akan ada sambutan hangat yang menyertai. "Selamat datang ayah." Ujar Lia yang menggendong Reksa, anak semata wayang mereka, di depan pintu masuk. Lelah dan tekanan seolah lari beterbangan di dalam kepala Alexander Adarsa, membuatnya semakin mengobarkan tekat untuk menjaga apa yang masih ada bersamanya. Kali ini Alex sekadar mengukir senyum manis, karena hanya itu satu-satunya hal yang mampu Alex lakukan. Di samping itu, Lia sangat mengerti dengan keadaan yang sedang dihadapi oleh sang suami. Alex dan Lia berjalan beriringan menuju kamar yang dulunya hanya dimiliki oleh Alex, kini tentunya sudah resmi menjadi kamar pribadi mereka. "Begitu melelahkan bukan?" Tanya Lia di sela-sela langkah mereka yang gontai.

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 105

    Ketegangan yang terjadi di antara Alex dan Evan menimbulkan titik kegaduhan di antara tatapan keduanya. Alex berupaya menahan nafasnya yang tersengal, lalu memberi isyarat pada Resham. "Tunggu perintahku di luar ruangan." Kata Alex. Resham menunduk. "Baik tuan." Seperginya Resham, Alex dan Evan kembali saling menatap. "Apa yang kamu inginkan?" Tanya Alex skeptis pada Evan. Usai mendengar Alex, Evan tertawa remeh. "Apa kamu sedang berpura-pura bodoh atau kamu memang sengaja tak ingin mengetahuinya?" Tubuh Alex menegap, nafasnya terhela tenang. "Aku ingin penjelasan darimu sebagai seseorang yang jujur dan bertanggung jawab. Selama ini, kamu sekadar menyampaikan semuanya pada orang lain atau melalui perantara." "Oh, jadi maksudmu, aku bukan orang yang baik." 'Tentu saja.' Kata Alex dalam hatinya karena sudah tak mungkin dia melontarkan kata yang akan membuat situasi ini memanas. "Kamu sudah tahu bukan bahwa kita memiliki ikatan darah?" Tanya Evan penuh penekanan. "Lalu?" Mende

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 104

    Siapa pun yang berada di dalam posisi Alexander Adarsa akan terus merasakan dilema yang berkepanjangan. Alex sendiri bahkan kerap merasa kewalahan, apa lagi sudah seminggu sejak tuan Andreas Adarsa, ayahnya, terbaring koma. Hari ini, dengan berat hati Alex harus kembali bekerja, menjalankan rutinitasnya, sekaligus tugas tambahan yakni menggantikan sementara posisi tuan Andreas. "Kamu harus yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja, Alex." Kata Lia merapikan dasi suaminya yang beroman wajah suram pagi ini. "Aku yang akan menjaga ayah hari ini, jadi kamu tenang saja." "Bagaimana dengan Reksa?" Tanya Alex dengan baritonnya. "Aku sudah meminta Resham mencarikan pengasuh tambahan kemarin. Bukannya kamu bersamaku saat meneleponnya?" Alex terdiam, berusaha mengingat kembali ucapan itu. "Ah, kamu benar. Maaf, aku lupa akan hal itu." "Tak apa, aku paham kamu sedang banyak pikiran." Helaan nafas Alex terdengar cukup berat. "Aku tak dapat membayangkan jika kamu tak ada di sisiku, aku akan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 103

    Manik mata Lia dan Alex hanya mampu terpaku pada tuan Andreas yang kini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Tuan Andreas pun diberi alat bantuan pernafasan, dan sejak tadi belum sadar dari kondisinya. Lia menutup mulutnya dengan satu tangan, membuat Alex dengan cepat meraih tubuh sang istri untuk didekapnya dengan erat. "Alex... Bagaimana bisa ayah seperti ini?" Ujar Lia pelan masih tak percaya dengan kondisi sang mertua yang mendadak drop dalam semalam. Mendengar tanya yang terlontar dari mulut istrinya, Alex dengan tenang, guna menutupi keterpurukannya, menjawab Lia. "Entahlah, bahkan dua hari lalu beliau masih terlihat baik-baik saja." Keduanya kembali terdiam, dan kini hanya mampu tenggelam dalam duka. Keduanya masih bingung, mengingat tuan Andreas sungguh tak pernah terlihat kesakitan. Dalam benaknya, Alex membatin. 'Ayah, apa kamu telah mengalami satu hal hingga menyebabkan kondisimu drop seperti ini?' Begitu menghabiskan waktu sejam, akhirnya asisten tuan Andrea

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status