Share

BAB 6

Penulis: aishwarya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 12:48:23

[Publik dibuat gempar akan kehadiran model terkenal, Natalia, yang sempat menghilang selama beberapa tahun. Natalia hadir untuk pertama kalinya setelah menghilang di acara bisnis Agensi Star Music sebagai penerjemah khusus anak CEO agensi tersebut, yakni Alexander Adarsa.]

Bibi Anna yang baru saja menidurkan Alesia, mendengar suara televisi dari ruang tengah.

[Apakah ada kaitan di antara Alexander dan Natalia? Mengingat Alexander sudah mengkonfirmasi pernikahannya dengan wanita rahasia. Sayangnya sampai detik ini belum ada konfirmasi dari pihak terkait.]

Tak ingin ini menjadi tekanan bagi Lia, Bibi Anna segera meraih remote di sebelah Lia yang sedang duduk di atas sofa dan mengganti siaran yang menyebabkan Lia heran. "Bibi—"

"Nonton drama atau film kesukaanmu saja, Lia. Aku tidak mau kamu sakit lagi," pinta bibi.

"Aku hanya mau menonton itu, Bi," jawab Lia.

Bibi menghela nafas berat, melihat Lia iba. "Lia, apa Bibi boleh menanyakan sesuatu?"

Lia hanya menatap Bibi Anna, menunggu wanita itu melontarkan pertanyaannya.

"Apa alasanmu untuk menikah dengan Alex dan bertahan dengan kondisi seperti ini? Bibi tahu kamu pun dulunya adalah selebriti, tapi melihat kamu yang seperti ini—" Bibi Anna menjeda ucapannya sejenak. "Kamu sepertinya sangat rapuh, Lia."

Ucapan Bibi Anna membuat Lia menunduk, menatap kedua kakinya yang beralaskan sandal khusus. "Sejak kecil, aku tidak memiliki siapa siapa. Aku berhasil terkenal dengan kerja kerasku sendiri. Dan itu semua lenyap saat aku mengandung Alesia. Aku tidak menyalahkan kehadirannya, tapi—"

Bibi Anna mengusap punggung Lia agar untuk menguatkan dirinya.

"Aku merasa aku tidak memiliki siapa siapa di saat aku jatuh, Bi. Bahkan saat mengira aku akan hidup baik setelah menikah dengan Alex, ternyata tidak semudah itu bagiku." Akhirnya, Lia kembali menangis.

"Lia, kamu punya Bibi. Aku akan siap mendengarkan keluh kesahmu, semua ceritamu. Anggap aku ibumu, Lia. Bibi yakin kamu adalah wanita yang hebat. Kamu pasti bisa bertahan." Bibi pun memeluk Lia.

"Aku bertahan hanya untuk anakku, bi. Seandainya aku tidak melakukan kebodohan malam itu, mungkin Alesia tidak akan menderita seperti—"

Dengan tegas bibi menggeleng, memotong ucapan Lia. "Dia tidak menderita, Lia. Aku yakin dia akan bangga mempunyai ibu sepertimu. Kamu tidak boleh berpikiran buruk, kamu berharga untuk dia, Lia."

Akhirnya, Lia berusaha meredakan tangisnya.

Beberapa menit berselang, Lia pun dapat mengontrol kesedihannya. "Bi, terima kasih sudah menemani dan mendengarku."

"Justru aku lega kamu bisa mengeluarkan apa yang kamu pendam," balas bibi.

"Maaf aku menyita banyak waktumu."

"Bukan apa-apa, Lia. Lagipula Alesia—" ucapan bibi menggantung ketika mereka mendengar suara tangisan Alesia. Dengan sigap, Lia dan Bibi Anna bangkit untuk menghampiri Alesia.

Bibi Anna dan Lia menemukan wajah bayi itu yang kemerahan. Suhu tubuhnya juga menjadi sangat tinggi, bahkan tangisan Alesia semakin kencang.

"B–bibi, apa yang terjadi?" tanya Lia yang panik sama seperti Bibi Anna.

"Aku juga tidak tahu, Lia. Sebelum aku menidurkannya, dia baik-baik saja. A-apa mungkin karena susu formula baru, susu pengganti ASI yang baru dikonsumsi Alesia tadi pagi. Sepertinya Alesia tidak cocok dengan susu barunya," jelas bibi.

"A–aku akan membawanya ke rumah sakit," kata Lia dan bergegas meraih sebuah luaran untuk membalut pakaiannya.

Panik, takut, dan cemas menyatu dalam diri Lia saat ini. Lia tidak ingin anaknya akan merasakan sakit yang luar biasa. Jika seperti itu, Lia akan terus menyalahkan dirinya.

Setelah menyiapkan semua perlengkapannya, Lia kemudian menghubungi Resham, satu-satunya pengawal yang dapat dihubungi.

"Resham, aku ingin ke rumah sakit, aku ingin membawa Alesia. Dia tampak sangat kesakitan, aku mohon antar aku dan Alesia ke rumah sakit terdekat," kata Lia langsung setelah panggilannya tersambung.

"Baik, Nyonya, 5 menit lagi aku akan siap di depan lobby," jawab Resham dengan patuh.

"Terima kasih, Resham," tutup Lia dan menggendong Alesia untuk bergegas turun ke lantai dasar.

Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, Bibi Anna teringat akan suatu hal. "Lia, apa sebaiknya kita menghubungi Alex juga? Mungkin dia perlu untuk tahu hal ini."

"Aku sudah berusaha menghubunginya, tapi ponselnya tidak aktif, Bi," jawab Lia yang masih kalut.

Resham pun menengahi keduanya. "Tuan Alex sedang menghadiri rapat penting dan kemungkinan akan pulang terlambat, Nyonya. Jika Nyonya Lia tidak keberatan, apa aku boleh memberikan Nyonya penutup wajah?"

Apa yang dikatakan Resham benar. Lia tidak boleh muncul dengan wajah yang terlihat jelas oleh orang lain. Lia menyetujui tawaran Resham, dan menggunakan masker beserta topi hitam.

Sesampainya di rumah sakit, Lia turun bersama Alesia dan bibi, ditemani Resham yang menjaga situasi di sekitar Lia dan yang lainnya. Beruntungnya, Alesia mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat dari pihak medis yang berjaga.

"Bagaimana dengan keadaan anak saya, dokter?" tanya Lia pada salah satu dokter residen yang menangani Alesia.

"Kami mendiagnosa anak ibu mengalami alergi dengan komposisi pada susu yang dia konsumsi, seperti yang ibu jelaskan tadi. Terima kasih telah membawanya lebih awal, jadi dia bisa pulih lebih cepat dan tidak perlu rawat inap."

Penjelasan dokter membuat Lia menghela nafas lega, sama dengan bibi yang terus menemani Lia dan Alesia. Saat dokter menjelaskan segala macam keperluan obat dan vitamin yang harus diberi pada Alesia, Resham menghampiri Lia.

"Nyonya," panggil Resham kemudian berbisik di telinga Lia. "Tuan Alex ada di luar."

Walau Lia ragu, tetapi Bibi Anna dan Resham berusaha membujuk Lia. Pada akhirnya Lia beranjak keluar, menemukan Alex yang berdiri di depan pintu dengan pengawalan ketat yang membuat koridor itu sepi.

"Lia, seharusnya kamu tidak gegabah dengan membawa Alesia tanpa seizinku. Apalagi kamu ikut keluar seperti ini," kata Alex dengan kesal yang membuat Lia termangu.

"Dia anakku, Alex. Gila namanya jika aku membiarkan Alesia menunggu dengan kesakitan!" Suara Lia meninggi.

"Tapi, aku perlu mempertimbangkan semuanya!" Suara Alex tidak kalah meninggi. “Apa kamu tidak mempertimbangkan hal lain, Lia?!”

"Apa lagi, Alex?" tanya Lia penuh penekanan. “Anakku sedang kesakitan, tentu saja aku memikirkan kondisi anakku.”

"Bisa saja ada media yang menemukan informasimu dan Alesia, Natalia. Apa kamu bodoh? Oh, ayolah! Kamu benar-benar membuatku kerepotan karena banyak hal, Lia!"

Lia tak mampu membendung amarahnya yang memuncak karena ego dan pemikiran Alex. Akhirnya Lia menurunkan suaranya, tetapi lebih memberi penekanan karena lelah. “Kalau anakku sampai kenapa-napa, memangnya kamu bisa bertanggung jawab?”

“Resham, bawa Alesia keluar dari rumah sakit ini sekarang juga!” kata Alex dengan sangat tegas, kemudian pergi meninggalkan koridor itu.

Resham yang mendengar perintah itu dari belakang Lia langsung mengambil langkah.

Lia jelas ingin menentang, tetapi dia tidak memiliki kuasa. Hatinya dipenuhi dengan amarah terhadap keegoisan Alex.

Ketika semua telah selesai, Lia bersama Resham dan Bibi Anna pergi meninggalkan ruangan setelah koridor dipastikan aman. Namun, ketika di mereka hendak sampai di lobby rumah sakit, Lia justru mengatakan bahwa dia ingin ke toilet sebentar.

Akan tetapi, setelah hampir 30 menit berlalu, Lia yang membawa Alesia tidak kunjung kembali yang membuat Resham langsung tergerak untuk mencari keberadaan Lia. Sayangnya, usahanya tidak membuahkan hasil.

Resham bergegas menghubungi Alex. “Tuan Alex, Nyonya Natalia menghilang!”

Bab terkait

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 7

    Saat mendengarkan ucapan Resham, Alex terdiam sejenak seolah tidak percaya. "Jangan bercanda, Resh. Tidak mungkin Lia menghilang.""Kami berencana akan pergi ke rumah sakit, seperti ucapan Tuan tadi. Nyonya Lia setuju untuk pergi, tapi saat di dekat lobby, Nyonya berkata akan ke kamar kecil di rumah sakit, dia sudah tidak kembali, Tuan."Alex yang saat itu telah berada di kantornya lagi langsung meraih jasnya, masih memegang ponsel untuk terhubung dengan Resham. "Minta kepada staff setempat untuk mengecek kamar kecil itu, dan kamu cek CCTV di sekitarannya.""Kami sudah melakukan itu, tuan. Dan terakhir kali Lyonya Lia terekam CCTV di depan rumah sakit, selebihnya kami kehilangan jejak sejak 2 jam ini," jelas Resham."Apa dia membawa Alesia?" tanya Alex lagi."Ya, Tuan," jawab Resham singkat."Kalau begitu, temui aku di penthouse dalam 10 menit."Alex memutuskan sambungan dan langsung pergi meninggalkan kantor.Pun dalam perjalanan, Alex terus berusaha menghubungi Lia meski Alex kesuli

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 8

    Jauh dari kediaman Alexander Adarsa, tepatnya di tepi perkotaan, Natalia Nawasena terlihat diam dan menatap kosong hamparan tanah di depannya. Sudah sehari Lia melarikan diri dari Alex.Lia tampak begitu menyedihkan, membawa Alesia yang terlelap di gendongannya. Lia memutuskan pergi karena menyerah, tertekan jika harus terus bersama Alex."Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku mempercayai pria jahat itu." Ucap Lia dalam kesendiriannya.Apalagi saat Rika menghubungi telepon rumah Alex siang kemarin, dan secara kebetulan Lia yang menjawab telepon itu. Lia masih ingat dengan jelas apa yang Rika katakan."Aku yakin Alex memanfaatkanmu, karena aku sangat mengenal dia. Aku yakin dia akan menceraikanmu setahun lagi." Sekiranya itu kata-kata Rika yang masih tertinggal di kepala Lia."Dasar brengsek." Ucap Lia dengan air matanya yang mengalir.Di sisi lain, Alex yang disibukkan dengan pekerjaannya juga harus disibukkan dengan mencari keberadaan Lia. Alex mengerahkan semua suruhannya untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 9

    Hari ini, Alexander Adarsa akan kembali menggelar jumpa pers dengan wartawan untuk meredakan rasa keingin tahuan publik mengenai kehidupan pribadinya yang terus dikuliti oleh banyak media.Alex bertujuan agar Lia dapat melihat Alex yang masih berdiri untuk menjaga informasi pribadi keluarganya, seolah ingin Lia tahu bahwa Alex ingin memperbaiki keadaan.Sebelum melangkahkan kakinya keluar dari mobil miliknya, Alex terdiam sejenak dan teringat akan pertemuan pertamanya dengan Lia setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan mereka lost contact.Malam itu, tepatnya 3 bulan yang lalu, Alex melihat Lia yang terus berjalan dengan pikirannya yang kosong, bahkan Lia tidak menyadari jika lampu merah untuk pejalan kaki sedang menyala.Lia terus berjalan bersama bayinya, tak mendengarkan sama sekali teriakan orang-orang dan kendaraan yang terus berdatangan nyaris menabraknya.Tin tin tin!Suara klakson itu menggema di dalam telinga Lia. Secara bersamaan, seorang pria berpostur tinggi meraih tub

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 10

    Kembali pada hari ini, hari di mana Alex akan menghadiri jumpa pers yang akan digelarnya. Alex harus meluruskan berita yang terus dibicarakan banyak orang, yang bisa saja terus penasaran. Alex pun muncul di tengah-tengah para wartawan yang meliput, fokus kepada Alex yang akan mengkonfirmasi semua isu. Wajah Alex tampaknya berusaha tenang menghadapi banyak wartawan. Alex menghembuskan nafas untuk meyakinkan dirinya sebelum buka suara. "Jadi bagaimana dengan kabar yang beredar mengenai istri anda, tuan Alexander?" Tanya seorang wartawan yang diikuti suasana hening untuk menunggu pengakuan satu-satunya penerus Agensi Star Music. "Untuk pemberitaan itu, aku tidak akan menanggapinya karena satu-satunya yang dapat aku katakan saat ini adalah aku ingin menjaga privasi dari istriku." Tegas Alex. "Bagaimana dengan kabar seorang anak yang bernama Alesia? Nama ini terdengar familiar dengan nama anda, tuan Alexander." Alex yang sebelumnya sengaja memberi nama Alesia untuk anak Lia menjadi t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 11

    Alexander Adarsa tampak berjalan gontai menuju kendaraan yang sedang menjemputnya, meninggalkan gedung yang menjadi tempatnya menggelar pers.Alex kembali diam, menerka hasil yang dia harapkan. 'Ini aneh, kenapa aku terus dihantui rasa bersalah?' Batin Alex selagi memejamkan matanya.'Aku harus menemukan Lia, aku harus membuat dia kembali. Aku harus meminta maaf akan keegoisan yang tidak aku sadari selama ini.' Tutur Alex meningkatkan harapannya sendiri.* * *Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 2 dini hari, Lia menguatkan dirinya untuk kembali ke rumah lamanya. Lia merasa kondisi apartemen kelas menengah yang masih menjadi haknya itu sudah aman dari pemantauan bawahan Alex.Dengan langkah yang terseok, Lia berusaha membuka pintu dan masuk ke dalam salah satu unit yang disewanya. Lia lalu menidurkan Alesia di atas ranjang kecil miliknya.Terdengar helaan nafas Lia yang akhirnya dapat menidurkan Alesia di atas ranjang setelah beberapa hari berusaha menghindari pencarian yang dilakuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 12

    Mobil yang ditumpangi oleh Alex dan Lia akhirnya memasuki area Zeus Residence, yang berarti Alex berhasil membawa Lia untuk kembali ke rumahnya.Saat mobil berhenti di depan pintu lift tepatnya di lantai dasar, Alex menoleh pada Lia hendak membangunkan wanita itu. Namun ternyata Lia terlelap, membuat Alex tidak tega membangunkannya."Resh, tolong beritahu Hani untuk menunggu saya di depan pintu penthouse." Pinta Alex yang diangguki Resham. "Baik, tuan."Alex lalu turun, mengitari mobil dan membuka pintu di sebelah Lia. Perlahan, Alex meringkuk untuk meraih tubuh Lia dan menggendongnya menuju lantai teratas di mana penthouse-nya berada.Sementara itu, Hani yang baru saja mendapat pesan dari Resham atas perintah Alex segera bergegas menuju pintu depan. Perasaan Hani begitu campur aduk, menanti kembalinya Lia.Bibi Anna yang baru saja keluar dari ruangan asisten menemukan Hani yang sepertinya sedang menahan tangis. "Hani, ada apa?" Tanya bibi selagi menghampiri Hani."Nyonya Lia sudah pu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 13

    "Apa kamu mau sesuatu sebelum kita berangkat ke rumah sakit?" Tanya Alex pada Lia yang sedang duduk dengan pakaian yang baru dia kenakan.Lia menggeleng menanggapi Alex."Apa kamu sudah sarapan saat aku bersiap tadi?"Kali ini, Lia mengangguk. Dua hari setelah Lia didiagnosa menderita Disartria, atau gangguan saraf yang terhubung dengan bicaranya. Lia pun terlihat begitu lemah, meski dia berusaha kuat di depan semua orang.Lia pun masih memikirkan bagaimana sikap Alex ke depannya, takut kalau saja Alex akan menggunakan keterbatasannya untuk lebih dimanfaatkan. Namun sebenarnya, sejak dua hari kemarin pun, Alex benar-benar memperhatikan kondisi Lia dengan baik."Apa kalian akan berangkat sekarang?" Tanya bibi Anna yang baru saja muncul, menemukan Alex dan Lia dengan pakaian rapi namun cukup simple. Tentu, agar mereka tidak menarik perhatian orang yang mengenal mereka."Lia harus hadir di rumah sakit lebih dulu dan harus secepatnya, bi. Aku khawatir jika itu dibiarkan, maka—" ucapan Ale

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 14

    Kilas balik pada setahun yang lalu, tepatnya pada malam yang gemerlap, malam di mana kumpulan para pesohor merayakan pesta perayaan hari jadi Agensi Highlight yang kelima tahun.Natalia Nawasena tentunya hadir di sana sebagai super model terkenal yang diundang langsung oleh CEO Agensi Highlight. Di malam perayaan itulah, Lia bertemu dengan Jacob yang perlahan menggodanya saat meneguk segelas alkohol.Jacob datang menghampirinya di dalam balutan kemeja hitam dan celana kain dengan warna senada. "Kamu model Natalia, bukan?"Lia tersenyum hangat. "Ya, tentu saja.""Ingin menari bersamaku?"Merasa tak dapat mengontrol dirinya lagi, Lia yang nyaris berada di bawah alam sadarnya mengiyakan ajakan Jacob. Keduanya terlihat menikmati pesta dengan menari bersama, bahkan bermesraan seolah telah saling mengenal sejak lama.Baik Jacob maupun Lia tampaknya tertarik satu sama lain, hanya di malam itu. Lambat laun Jacob membawa Lia menjauhi pesta, membawanya menuju sebuah kamar dengan fasilitas mewah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 111

    Di tengah kilau cahaya malam yang membentang, tampak Evan dan Rika yang tengah bercumbu dengan begitu liarnya di dalam kendaraan pribadi mereka. Rika tampak lebih mendominan, menguasai permainan dengan lihai sekaligus menyalurkan hasratnya yang semakin membara. Di tengah-tengah permainan keduanya, tiba-tiba saja Evan sedikit mendorong tubuh Rika agar dapat melepas cumbuannya. Awalnya Rika terperanjat dengan nafasnya yang memburu, menatap Evan dilema dan penuh nafsu. Tetapi tak berselang lama, Rika bersua. "Ada apa kali ini?" Evan gelisah. "Aku hanya tak nyaman melakukannya di dalam mobil." "Kamu hanya belum terbiasa." "Ya, dan aku tak suka ini." Rika menatap Evan kesal dan skeptis. "Mengapa akhir-akhir ini kamu begitu menyebalkan dan manja? Kamu seperti wanita yang lemah." "Erika Odeline, hari ini aku cukup lelah, tidak... Aku lebih lelah hari ini." Dahi Rika mengernyit. "Oke, apa yang membuatmu sangat lelah hari ini?" "Pihak Alex mulai mencurigai rencana yang sedang kujalan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 110

    Ketika pagi menyambut seorang Natalia Nawasena, tubuh wanita itu dibuat meringkuk sebentar di dalam selimutnya yang tebal. Lia menetralisir suhu ruangan agar bisa beradaptasi, mengingat di luar sana sedang hujan deras. Lalu tak sengaja, tangan Lia menyentuh sisi ranjang yang kosong di sampingnya. Sontak dahi Lia mengernyit, menemukan Alex yang beranjak tanpa kata seperti biasa. "Alex?" Panggil Lia dengan suara yang memenuhi kamar, berniat memanggil Alex yang mungkin saja ada di dalam kamar kecil. "Alexander Adarsa." Nihil, tak ada jawaban sama sekali. Lia heran, kemudian bangkit menggunakan handuk kimononya. "Alex—" Lia terhenti begitu membuka pintu kamar kecil, dan menemukan isinya tak berpenghuni. Lantas Lia beranjak keluar dari kamar pribadinya bersama Alex, mencari-cari kehadiran pria itu ke setiap sudut penthouse atau kediaman tersebut. "Hani." Panggil Lia ketika melihat si kepala asisten rumah tangga tengah berbenah di atas meja makan. "Ya nyonya, apa ada yang bisa kuban

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 109

    Apa yang terjadi hari esok adalah misteri yang tak akan terpecahkan oleh siapapun. Baik itu Alexander Adarsa seorang, yang kini hanya mampu terdiam menatapi hamparan pemandangan kota malam. "Tuan." Wajah Alex menoleh, menemukan kehadiran Resham yang muncul dengan sebuah Pad yang berada pada genggamannnya. "Bagaimana?" Tanya Alex memastikan. Sebelum menjawab, Resham menyerahkan Pad di tangannya pada Alex terlebih dulu. "Kami hanya bisa menemukan informasi mengenai ibu dari Evan, selebihnya kami belum menemukan petunjuk yang bisa kami hubungkan dengan tuan Andreas, ayah anda." Alex menjadi bimbang. Jika memang Evan adalah anak dari ayahnya, tuan Andreas, mengapa status di antara mereka masih abu-abu bagi Alex? 'Mungkin, Evan memang hanya mengincar aset dari perusahaan?' Batin Alex berusaha menerka. Bagaimana pun juga, belum ada titik temu yang bisa dijumpai Alex. Bahkan Alex harus lebih menjaga banyaknya saham di dalam perusahaan keluarga Adarsa. Hari yang melelahkan tak akan m

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 108

    Rapat pertemuan yang begitu tiba-tiba sengaja diadakan oleh Alexander Adarsa hari ini. Mulai dari petinggi hingga para pemegang saham terpenting ikut hadir, tak terkecuali tuan Erik, kakek dari Natalia Nawasena. "Jadi, bagaimana bisa ada orang yang secara mendadak ingin mengklaim aset dari perusahaan ini bahkan memiliki akses tanpa sepengetahuan anda, tuan Alexander?" Pertanyaan dari salah satu petinggi membuat Alex terdiam sejenak. 'Sudah kuduga akan ada yang menanyakan hal ini. Sepertinya, ada orang dalam yang ikut membantu kelicikan Evan dan Rika.' Batin Alex. Tak lama berselang, seorang pemegang saham kemudian ikut melontarkan tanya. "Apa kondisi tuan Andreas akan berdampak pada keamanan saham perusahaan ini? Bagaimana dengan aset yang ingin diklaim itu adalah aset hasil investasi kami?" Alex menghela nafas tenang, kemudian buka suara. "Baik, para tamu terhormat. Saya sangat memahami akan kekhawatiran dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan." Lalu Alex mengambil jeda sejen

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 107

    "Pelan-pelan sayang, ah..." "Tahan sedikit sayang, aku, akan, ah!" "Ah!" Sahutan panas itu usai, membiarkan peluh keringat di antara keduanya mengalir deras, melawan dinginnya suhu ruangan di kamar pribadi mereka. Mereka ialah Alex dan Lia, tentunya, yang melakukan 'permainan' mereka di waktu yang jarang digunakan. Setelah mengeluarkan puncak masing-masing, Alex dan Lia terbaring di atas ranjang. "Kukira semalam kamu tak bisa sehebat ini." Bisik Lia merehatkan tubuhnya yang menjadi lumayan lelah. "Selelah apa pun aku, melihat dirimu yang selalu indah dan hebat ini tak akan bisa kubiarkan berlalu begitu saja, sayang." Balas Alex dengan baritonnya. Keduanya terdiam sejenak, membiarkan raga dan jiwa masing-masing mengisi energi di pagi hari. Ya, begitu Lia melirik jam di atas nakas, netranya menemukan bahwa kini sudah pukul setengah enam pagi. "Alex." "Ya, sayang." "Apa kamu bisa berangkat kerja setelah..." Mendengar Lia mengambil jeda, Alex dibuat heran. Namun setelah mencern

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 106

    Apa yang dihadapi Alex di gedung perkantoran, semaksimal mungkin enggan ditampakkan olehnya di depan keluarga kecilnya yang selalu Alex banggakan. Banyak masalah yang berkecamuk, tetapi sebisa mungkin Alex meletakkan itu sebelum memasuki kediamannya. Saat membuka pintu rumah, akan ada sambutan hangat yang menyertai. "Selamat datang ayah." Ujar Lia yang menggendong Reksa, anak semata wayang mereka, di depan pintu masuk. Lelah dan tekanan seolah lari beterbangan di dalam kepala Alexander Adarsa, membuatnya semakin mengobarkan tekat untuk menjaga apa yang masih ada bersamanya. Kali ini Alex sekadar mengukir senyum manis, karena hanya itu satu-satunya hal yang mampu Alex lakukan. Di samping itu, Lia sangat mengerti dengan keadaan yang sedang dihadapi oleh sang suami. Alex dan Lia berjalan beriringan menuju kamar yang dulunya hanya dimiliki oleh Alex, kini tentunya sudah resmi menjadi kamar pribadi mereka. "Begitu melelahkan bukan?" Tanya Lia di sela-sela langkah mereka yang gontai.

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 105

    Ketegangan yang terjadi di antara Alex dan Evan menimbulkan titik kegaduhan di antara tatapan keduanya. Alex berupaya menahan nafasnya yang tersengal, lalu memberi isyarat pada Resham. "Tunggu perintahku di luar ruangan." Kata Alex. Resham menunduk. "Baik tuan." Seperginya Resham, Alex dan Evan kembali saling menatap. "Apa yang kamu inginkan?" Tanya Alex skeptis pada Evan. Usai mendengar Alex, Evan tertawa remeh. "Apa kamu sedang berpura-pura bodoh atau kamu memang sengaja tak ingin mengetahuinya?" Tubuh Alex menegap, nafasnya terhela tenang. "Aku ingin penjelasan darimu sebagai seseorang yang jujur dan bertanggung jawab. Selama ini, kamu sekadar menyampaikan semuanya pada orang lain atau melalui perantara." "Oh, jadi maksudmu, aku bukan orang yang baik." 'Tentu saja.' Kata Alex dalam hatinya karena sudah tak mungkin dia melontarkan kata yang akan membuat situasi ini memanas. "Kamu sudah tahu bukan bahwa kita memiliki ikatan darah?" Tanya Evan penuh penekanan. "Lalu?" Mende

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 104

    Siapa pun yang berada di dalam posisi Alexander Adarsa akan terus merasakan dilema yang berkepanjangan. Alex sendiri bahkan kerap merasa kewalahan, apa lagi sudah seminggu sejak tuan Andreas Adarsa, ayahnya, terbaring koma. Hari ini, dengan berat hati Alex harus kembali bekerja, menjalankan rutinitasnya, sekaligus tugas tambahan yakni menggantikan sementara posisi tuan Andreas. "Kamu harus yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja, Alex." Kata Lia merapikan dasi suaminya yang beroman wajah suram pagi ini. "Aku yang akan menjaga ayah hari ini, jadi kamu tenang saja." "Bagaimana dengan Reksa?" Tanya Alex dengan baritonnya. "Aku sudah meminta Resham mencarikan pengasuh tambahan kemarin. Bukannya kamu bersamaku saat meneleponnya?" Alex terdiam, berusaha mengingat kembali ucapan itu. "Ah, kamu benar. Maaf, aku lupa akan hal itu." "Tak apa, aku paham kamu sedang banyak pikiran." Helaan nafas Alex terdengar cukup berat. "Aku tak dapat membayangkan jika kamu tak ada di sisiku, aku akan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 103

    Manik mata Lia dan Alex hanya mampu terpaku pada tuan Andreas yang kini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Tuan Andreas pun diberi alat bantuan pernafasan, dan sejak tadi belum sadar dari kondisinya. Lia menutup mulutnya dengan satu tangan, membuat Alex dengan cepat meraih tubuh sang istri untuk didekapnya dengan erat. "Alex... Bagaimana bisa ayah seperti ini?" Ujar Lia pelan masih tak percaya dengan kondisi sang mertua yang mendadak drop dalam semalam. Mendengar tanya yang terlontar dari mulut istrinya, Alex dengan tenang, guna menutupi keterpurukannya, menjawab Lia. "Entahlah, bahkan dua hari lalu beliau masih terlihat baik-baik saja." Keduanya kembali terdiam, dan kini hanya mampu tenggelam dalam duka. Keduanya masih bingung, mengingat tuan Andreas sungguh tak pernah terlihat kesakitan. Dalam benaknya, Alex membatin. 'Ayah, apa kamu telah mengalami satu hal hingga menyebabkan kondisimu drop seperti ini?' Begitu menghabiskan waktu sejam, akhirnya asisten tuan Andrea

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status