Share

BAB 6

Penulis: aishwarya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 12:48:23

Bagi Lia, tidak ada yang lebih meresahkan daripada perubahan Jacob Sagara yang selalu memberi hinaan dan ancaman jika mereka bertemu. Lia merasa bimbang, ada apa dengan semua pria yang ada di sekitarnya?

Alexander Adarsa yang kini sudah berstatus sebagai suaminya pun terkadang plin-plan, membingungkan jiwa dan raga Lia yang berada di bawah kendalinya.

Dalam perjalanan pulangnya, Lia hanya bisa terdiam dan mematung melihat jalan raya. Semua beban di dalam pikirannya kembali meluas, menguasai apa saja yang Lia lakukan.

Tentu, Alex sadar akan diamnya Natalia Nawasena. Namun Alex kira, itu hanya karena mereka bertemu dengan Jacob, tidak mengira jika dirinya pun berperan buruk di dalam kepala Lia.

"Apa kamu memikirkan hal tadi?"

Lia terdiam, belum menyadari kalau Alex sedang menanyakan kondisinya.

Akhirnya Alex perlahan mengguncang bahu Lia. "Natalia."

Barulah Lia dapat meninggalkan lamunannya dan menatap Alex. "Ah, ya."

"Ya untuk apa?" Ulang Alex kembali memastikan.

"A-aku—aku baik-baik saja." Balas Lia seperlunya namun tentu saja Alex tidak dapat dibohongi dengan jawaban segugup itu.

"Kamu tidak perlu memikirkan dia, aku akan menanganinya. Aku hanya perlu kamu menurutiku." Tutur Alex.

Lia hanya diam.

"Lia."

"Ya Alex, ya." Secara tidak sadar, Lia meninggikan suaranya. "Aku mendengarmu, aku akan patuh padamu. Aku tidak bodoh sehingga kamu tidak perlu mengulang itu."

Alex dibuat terkejut karena Lia sepertinya memendam sesuatu, apalagi Lia sering melamun dan tiba-tiba meninggikan suaranya, pun hanya diam seperti batu.

Pria Adarsa itu memutuskan untuk lebih tenang kali ini, ingin memberi celah agar Lia tak begitu murka karena dirinya. "Baiklah, kamu istirahat saja saat sampai di rumah nanti."

Lia tidak merasakan kelegaan akan jawaban Alex. Karena setiap harinya pun, Lia seperti terkurung di dalam penthouse milik Alex. Banyak hal yang tidak boleh dilakukan Lia, dan dia merasa dirinya seperti budak.

Tanpa sadar, Lia meneteskan air matanya. Lia sendiri bingung mengapa air matanya tak dapat dibendung, karena untuk saat ini Lia hanya merasa lelah dengan keadaan.

Mendengar isakan kecil Lia, Alex hanya bisa memandangi wanita itu. Sebenarnya Alex merasa ada yang mengganjal, namun Alex juga merasa dia memiliki hak untuk memegang kendali.

* * *

"Publik dibuat gempar akan kehadiran model terkenal, Natalia, yang sempat menghilang selama beberapa tahun. Natalia hadir untuk pertama kalinya setelah menghilang di acara bisnis Agensi Star Music sebagai penerjemah khusus anak CEO agensi tersebut, yakni Alexander Adarsa."

Bibi Anna yang baru saja menidurkan Alesia, mendengar suara televisi dari ruang tengah.

"Apakah ada kaitan di antara Alexander dan Natalia? Mengingat Alexander sudah mengkonfirmasi pernikahannya dengan wanita rahasia. Sayangnya sampai detik ini belum ada konfirmasi dari pihak terkait."

Tak ingin ini menjadi tekanan bagi Lia, bibi segera meraih remote di sebelah Lia yang sedang duduk di atas sofa. Bibi pun mengganti siaran dan menyebabkan Lia heran. "Bibi—"

"Nonton drama atau film kesukaanmu saja, Lia. Aku tidak mau kamu sakit lagi." Pinta bibi.

"Aku hanya mau menonton itu, bi."

Bibi menghela nafas berat, melihat Lia iba. "Lia, apa bibi boleh menanyakan sesuatu?" Katanya nyaris berbisik.

"Apa itu, bi?"

"Apa alasanmu untuk menikah dengan Alex dan bertahan dengan kondisi seperti ini? Bibi tahu kamu pun dulunya adalah selebriti, namun melihat kamu yang seperti ini—"

Lia menatap bibi sendu.

"Kamu sepertinya sangat rapuh, Lia."

Ucapan bibi membuat Lia menunduk, menatap kedua kakinya yang beralaskan sandal khusus. "Aku memang pernah merasakan kekayaan atas kerja kerasku, bi."

Bibi mengangguk dan melihat Lia dengan pandangan yang sangat lembut agar Lia merasa nyaman.

"Tapi sejak kecil, aku tidak memiliki siapa siapa. Aku berhasil terkenal dengan kerja kerasku sendiri. Dan itu semua lenyap saat aku mengandung Alesia. Aku tidak menyalahkan kehadirannya, tapi—"

Bibi mengusap punggung Lia agar dia bisa menguatkan dirinya.

"Aku merasa aku tidak memiliki siapa siapa di saat aku jatuh, bi. Bahkan saat mengira aku akan hidup baik setelah menikah dengan Alex, ternyata tidak semudah itu bagiku." Akhirnya, Lia kembali menangis.

"Lia, kamu punya bibi. Aku akan siap mendengarkan keluh kesahmu, semua ceritamu. Anggap aku ibumu, Lia. Bibi yakin kamu adalah wanita yang hebat. Kamu pasti bisa bertahan."

Bibi pun memeluk Lia. "Aku bertahan hanya untuk anakku, bi. Seandainya aku tidak melakukan kebodohan malam itu, mungkin Alesia tidak akan menderita seperti—"

Dengan tegas bibi menggeleng. "Dia tidak menderita, Lia. Aku yakin dia akan bangga mempunyai ibu sepertimu. Kamu tidak boleh berpikiran buruk, kamu berharga untuk dia, Lia."

Akhirnya, Lia berusaha meredakan tangisnya.

Beberapa menit berselang, Lia pun dapat mengontrol kesedihannya. "Bi, terima kasih sudah menemani dan mendengarku."

"Justru aku lega kamu bisa mengeluarkan apa yang kamu pendam." Balas bibi.

"Maaf aku menyita banyak waktumu."

"Bukan apa-apa, Lia. Lagipula Alesia—" ucapan bibi menggantung ketika mereka mendengar suara tangisan Alesia. Dengan sigap, Lia dan bibi bangkit untuk menghampiri Alesia.

Sesampainya di ranjang Alesia, bibi dan Lia menemukan wajah bayi itu yang kemerahan. Suhu tubuhnya juga menjadi sangat tinggi, bahkan tangisan Alesia semakin kencang.

"Bi-bibi, apa yang terjadi?" Tanya Lia yang panik sama seperti bibi.

"Aku juga tidak tahu, Lia. Sebelum aku menidurkannya, dia baik-baik saja. A-apa mungkin karena—"

Lia semakin panik dan bimbang. "Karena apa, bi?"

"Susu formula baru, susu pengganti ASI yang baru dikonsumsi Alesia tadi pagi. Sepertinya Alesia tidak cocok dengan susu barunya." Jelas bibi.

"A-aku akan membawanya ke rumah sakit." Kata Lia dan bergegas meraih sebuah luaran untuk membalut pakaiannya.

Panik, takut, dan cemas menyatu dalam diri Lia saat ini. Lia tidak ingin anaknya akan merasakan sakit yang luar biasa. Jika seperti itu, Lia akan terus menyalahkan dirinya.

Setelah menyiapkan semua perlengkapannya, Lia kemudian menghubungi Resham, satu-satunya pengawal yang dapat dihubungi. 

"Selamat sore, nyonya." Kata Resham di seberang sana. "Apa ada sesuatu, nyonya?"

"Ya, Resham. Aku ingin ke rumah sakit, aku ingin membawa Alesia. Dia tampak sangat kesakitan, aku mohon antar aku dan Alesia ke rumah sakit terdekat."

"Tenang, nyonya. Tentunya aku akan mengantar nyonya, 5 menit lagi aku akan siap di depan lobby."

"Terima kasih, Resham." Tutup Lia dan menggendong Alesia untuk bergegas turun ke lantai dasar.

Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, bibi teringat akan suatu hal. "Lia, apa sebaiknya kita menghubungi Alex juga? Mungkin dia perlu untuk tahu hal ini."

"Aku sudah berusaha menghubunginya, namun ponselnya tidak aktif, bi." Jawab Lia yang masih kalut.

Resham pun menengahi keduanya. "Tuan Alex sedang menghadiri rapat penting dan kemungkinan akan pulang terlambat, nyonya. Dan bila nyonya Lia tidak keberatan, apa aku boleh memberikan nyonya penutup wajah?"

Apa yang dikatakan Resham benar. Lia tidak boleh muncul dengan wajah yang terlihat jelas oleh orang lain. Lia menyetujui tawaran Resham, dan menggunakan masker beserta topi hitam.

Sesampainya di rumah sakit, Lia turun bersama Alesia dan bibi, ditemani Resham yang menjaga situasi di sekitar Lia dan yang lainnya. Beruntungnya, Alesia mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat dari pihak medis yang berjaga.

"Bagaimana dengan keadaan anak saya, dokter?" Tanya Lia pada salah satu dokter residen yang menangani Alesia.

"Kami mendiagnosa anak ibu mengalami alergi dengan komposisi pada susu yang dia konsumsi, seperti yang ibu jelaskan tadi. Terima kasih telah membawanya lebih awal, jadi dia bisa pulih lebih cepat dan tidak perlu rawat inap."

Penjelasan dokter membuat Lia menghela nafas lega, sama dengan bibi yang terus menemani Lia dan Alesia. Saat dokter menjelaskan segala macam keperluan obat dan vitamin yang harus diberi pada Alesia, Resham menghampiri Lia.

"Nyonya." Panggil Resham kemudian berbisik di telinga Lia. "Tuan Alex ada di luar."

Walau Lia ragu, namun bibi dan Resham berusaha membujuk Lia. Pada akhirnya Lia beranjak keluar, menemukan Alex yang berdiri di depan pintu dengan pengawalan ketat yang membuat koridor itu sepi.

"Lia, seharusnya kamu tidak gegabah dengan membawa Alesia tanpa seizinku. Apalagi kamu ikut keluar seperti ini." Kesal Alex yang membuat Lia termangu.

"Apa katamu? Dia anakku, Alex. Gila namanya jika aku membiarkan Alesia menunggu!" Suara Lia meninggi.

"Tapi aku perlu mempertimbangkan semuanya!"

"Apa lagi, Alex?" Tanya Lia penuh penekanan.

"Bisa saja ada media yang menemukan informasimu dan Alesia, Natalia. Apa kamu bodoh? Oh, ayolah!"

Lia tak mampu membendung amarahnya yang memuncak karena ego dan pemikiran Alex. Akhirnya Lia menurunkan suaranya, namun lebih memberi penekanan karena lelah.

"Kalau begitu, urus semuanya sendiri sampai semuanya benar-benar berakhir."

Bab terkait

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 7

    Langit yang menggelap kini menjadi saksi bagaimana Lia sedang terpuruk. Lia terus berjalan menyusuri sebuah taman meski hari sudah mulai malam, sekadar ingin lari sesaat dari kenyataan. Tubuh Lia lalu mendarat pada sebuah bangku, duduk mematung di sana dengan tatapan hampa. Apa keputusan Lia untuk menerima pernikahan kontrak ini adalah kesalahan yang fatal baginya? Lia lalu menghela, tidak menyadari jika rintik hujan mulai turun menghujam jalanan dan dirinya sendiri. Detik demi detik berlalu, akhirnya Lia kembali menangis. Merasakan kelemahan yang semakin menjadi di dalam tubuhnya. "Tuhan, haruskah aku merelakan diriku saja?" Kata Lia putus asa dan terus terisak di bawah hujan dan langit yang gelap. Tiba-tiba, sebuah lampu taman yang berdiri kokoh di sampingnya menyala, disusul air hujan yang tiba-tiba berhenti. Namun tak lama berselang, Lia mengernyitkan dahinya karena tepat di depannya, hujan masih berlangsung. Lia mendongak, menemukan sebuah payung hitam yang meneduhkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 8

    Saat mendengarkan ucapan Resham, Alex terdiam sejenak seolah tidak percaya. "Jangan bercanda, Resh. Tidak mungkin Lia menghilang.""Kami berencana akan pergi ke rumah sakit, seperti ucapan tuan tadi. Nyonya Lia setuju untuk pergi, namun saat nyonya berkata akan ke kamar kecil di rumah sakit, dia sudah tidak kembali, tuan."Alex meraih jasnya, masih memegang ponsel untuk terhubung dengan Resham. "Minta kepada staff setempat untuk mengecek kamar kecil itu, dan kamu cek CCTV di sekitarannya.""Kami sudah melakukan itu, tuan. Dan terakhir kali nyonya Lia terekam CCTV adalah di depan rumah sakit, selebihnya kami kehilangan jejak sejak 2 jam ini.""Apa dia membawa Alesia?""Ya, tuan.""Kalau begitu, temui aku di penthouse dalam 10 menit ke depan."Alex memutuskan sambungan dan hendak meninggalkan kantor, namun Rika segera mencegat tangan Alex. "Apa kamu akan meninggalkan aku meski aku telah memberi tantangan padamu?"Dengan tatapan tajamnya, Alex melihat Rika kesal dan melepas tangan wanita

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 9

    Jauh dari kediaman Alexander Adarsa, tepatnya di tepi perkotaan, Natalia Nawasena terlihat diam dan menatap kosong hamparan tanah di depannya. Sudah sehari Lia melarikan diri dari Alex.Lia tampak begitu menyedihkan, membawa Alesia yang terlelap di gendongannya. Lia memutuskan pergi karena menyerah, tertekan jika harus terus bersama Alex."Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku mempercayai pria jahat itu." Ucap Lia dalam kesendiriannya.Apalagi saat Rika menghubungi telepon rumah Alex siang kemarin, dan secara kebetulan Lia yang menjawab telepon itu. Lia masih ingat dengan jelas apa yang Rika katakan."Aku yakin Alex memanfaatkanmu, karena aku sangat mengenal dia. Aku yakin dia akan menceraikanmu setahun lagi." Sekiranya itu kata-kata Rika yang masih tertinggal di kepala Lia."Dasar brengsek." Ucap Lia dengan air matanya yang mengalir.Di sisi lain, Alex yang disibukkan dengan pekerjaannya juga harus disibukkan dengan mencari keberadaan Lia. Alex mengerahkan semua suruhannya untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 10

    Hari ini, Alexander Adarsa akan kembali menggelar jumpa pers dengan wartawan untuk meredakan rasa keingin tahuan publik mengenai kehidupan pribadinya yang terus dikuliti oleh banyak media.Alex bertujuan agar Lia dapat melihat Alex yang masih berdiri untuk menjaga informasi pribadi keluarganya, seolah ingin Lia tahu bahwa Alex ingin memperbaiki keadaan.Sebelum melangkahkan kakinya keluar dari mobil miliknya, Alex terdiam sejenak dan teringat akan pertemuan pertamanya dengan Lia setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan mereka lost contact.Malam itu, tepatnya 3 bulan yang lalu, Alex melihat Lia yang terus berjalan dengan pikirannya yang kosong, bahkan Lia tidak menyadari jika lampu merah untuk pejalan kaki sedang menyala.Lia terus berjalan bersama bayinya, tak mendengarkan sama sekali teriakan orang-orang dan kendaraan yang terus berdatangan nyaris menabraknya.Tin tin tin!Suara klakson itu menggema di dalam telinga Lia. Secara bersamaan, seorang pria berpostur tinggi meraih tub

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 11

    Kembali pada hari ini, hari di mana Alex akan menghadiri jumpa pers yang akan digelarnya. Alex harus meluruskan berita yang terus dibicarakan banyak orang, yang bisa saja terus penasaran.Alex pun muncul di tengah-tengah para wartawan yang meliput, fokus kepada Alex yang akan mengkonfirmasi semua isu.Wajah Alex tampaknya berusaha tenang menghadapi banyak wartawan. Alex menghembuskan nafas untuk meyakinkan dirinya sebelum buka suara."Jadi bagaimana dengan kabar yang beredar mengenai istri anda, tuan Alexander?" Tanya seorang wartawan yang diikuti suasana hening untuk menunggu pengakuan satu-satunya penerus Agensi Star Music."Untuk pemberitaan itu, aku tidak akan menanggapinya karena satu-satunya yang dapat aku katakan saat ini adalah aku ingin menjaga privasi dari istriku." Tegas Alex."Bagaimana dengan kabar seorang anak yang bernama Alesia? Nama ini terdengar familiar dengan nama anda, tuan Alexander."Alex yang sebelumnya sengaja memberi nama Alesia untuk anak Lia menjadi terdiam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 12

    Alexander Adarsa tampak berjalan gontai menuju kendaraan yang sedang menjemputnya, meninggalkan gedung yang menjadi tempatnya menggelar pers.Alex kembali diam, menerka hasil yang dia harapkan. 'Ini aneh, kenapa aku terus dihantui rasa bersalah?' Batin Alex selagi memejamkan matanya.'Aku harus menemukan Lia, aku harus membuat dia kembali. Aku harus meminta maaf akan keegoisan yang tidak aku sadari selama ini.' Tutur Alex meningkatkan harapannya sendiri.* * *Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 2 dini hari, Lia menguatkan dirinya untuk kembali ke rumah lamanya. Lia merasa kondisi apartemen kelas menengah yang masih menjadi haknya itu sudah aman dari pemantauan bawahan Alex.Dengan langkah yang terseok, Lia berusaha membuka pintu dan masuk ke dalam salah satu unit yang disewanya. Lia lalu menidurkan Alesia di atas ranjang kecil miliknya.Terdengar helaan nafas Lia yang akhirnya dapat menidurkan Alesia di atas ranjang setelah beberapa hari berusaha menghindari pencarian yang dilakuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 13

    Mobil yang ditumpangi oleh Alex dan Lia akhirnya memasuki area Zeus Residence, yang berarti Alex berhasil membawa Lia untuk kembali ke rumahnya.Saat mobil berhenti di depan pintu lift tepatnya di lantai dasar, Alex menoleh pada Lia hendak membangunkan wanita itu. Namun ternyata Lia terlelap, membuat Alex tidak tega membangunkannya."Resh, tolong beritahu Hani untuk menunggu saya di depan pintu penthouse." Pinta Alex yang diangguki Resham. "Baik, tuan."Alex lalu turun, mengitari mobil dan membuka pintu di sebelah Lia. Perlahan, Alex meringkuk untuk meraih tubuh Lia dan menggendongnya menuju lantai teratas di mana penthouse-nya berada.Sementara itu, Hani yang baru saja mendapat pesan dari Resham atas perintah Alex segera bergegas menuju pintu depan. Perasaan Hani begitu campur aduk, menanti kembalinya Lia.Bibi Anna yang baru saja keluar dari ruangan asisten menemukan Hani yang sepertinya sedang menahan tangis. "Hani, ada apa?" Tanya bibi selagi menghampiri Hani."Nyonya Lia sudah pu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 14

    "Apa kamu mau sesuatu sebelum kita berangkat ke rumah sakit?" Tanya Alex pada Lia yang sedang duduk dengan pakaian yang baru dia kenakan.Lia menggeleng menanggapi Alex."Apa kamu sudah sarapan saat aku bersiap tadi?"Kali ini, Lia mengangguk. Dua hari setelah Lia didiagnosa menderita Disartria, atau gangguan saraf yang terhubung dengan bicaranya. Lia pun terlihat begitu lemah, meski dia berusaha kuat di depan semua orang.Lia pun masih memikirkan bagaimana sikap Alex ke depannya, takut kalau saja Alex akan menggunakan keterbatasannya untuk lebih dimanfaatkan. Namun sebenarnya, sejak dua hari kemarin pun, Alex benar-benar memperhatikan kondisi Lia dengan baik."Apa kalian akan berangkat sekarang?" Tanya bibi Anna yang baru saja muncul, menemukan Alex dan Lia dengan pakaian rapi namun cukup simple. Tentu, agar mereka tidak menarik perhatian orang yang mengenal mereka."Lia harus hadir di rumah sakit lebih dulu dan harus secepatnya, bi. Aku khawatir jika itu dibiarkan, maka—" ucapan Alex

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 47

    Derita Natalia Nawasena akan kejahatan yang direncanakan oleh Rika dan Jacob akhirnya memiliki ujung yang sudah lama dinantikan.Pihak berwajib telah menetapkan mereka termasuk Haris sebagai tersangka atas kasus penculikan, penyerangan, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan berujung korban jiwa.Tak ada penangguhan penahanan, Alex berupaya agar ketiganya dihukum semaksimal mungkin. Alex tak ingin sampai ketiganya bebas karena pengaruh uang maupun Rika yang berasal dari keluarga terpandang.Hari ini, Alex sedang menikmati hari istirahatnya di rumah. Dan seperti biasa, bila Alex telah berolahraga ringan dan membersihkan tubuhnya, maka Alex akan menengok kondisi Lia di dalam kamar wanita itu.Dari celah pintu yang dibukanya, Alex menemukan Lia telah bangun dari tidurnya. Namun Lia masih saja diam, dan saat ini sedang melamun di samping jendela kamarnya.Kian hari, Lia kian diam sejak kematian bibi Anna. Lia tak seperti dulu yang akan menjawab pertanyaan dengan baik, pun sekadar menanyakan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 46

    Kilas balik pada saat Alex dan Lia baru saja melangsungkan pernikahan mereka, para pengawal ditugaskan untuk menjaga area yang telah dirundingkan bagi masing-masing anggota.Haris yang baru saja mengantar Alex dan Lia keluar menuju kendaraan mewah lantas berbalik, hendak menghampiri Resham sebagai kepala pengawal yang akan memberi tugas pada semua bawahannya.Resham yang melihat Haris lantas memanggilnya. "Ris, kemarilah.""Baik, pak. Apa saya harus berjaga bersama bapak?" Tanya Haris."Tidak perlu. Sebaiknya kamu berjaga di kediaman tuan Alex karena di sana masih ada Alesia, anak tuan dan nyonya, bersama pengasuhnya. Beri kabar secepat mungkin bila terjadi sesuatu."Haris menunduk ringan. "Baik, pak"Lantas Haris beranjak, kini hendak menuju sebuah mobil yang akan dia gunakan untuk kembali ke kediaman Alex di Zeus Residence. Begitu masuk, Haris terkejut karena ada orang asing yang muncul di kursi penumpang."Si-siapa kamu?!" Tanya Haris dengan begitu panik."Ssst, kamu tidak perlu ce

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 45

    Seminggu setelah kematian mendiang bibi Anna dan penangkapan Rika serta Jacob, Lia seperti mengurung diri di dalam kamarnya. Bukan karena Lia ketakutan, namun kepergian bibi seolah meninggalkan luka di dalam benaknya.Alex yang juga masih merasakan duka tak mampu berbuat banyak, apalagi hal tempo hari tentu akan menambah trauma dalam diri Lia.Yang biasanya mereka akan menemukan kehadiran bibi Anna sedang menjaga Alesia, kini tiba-tiba dihadapkan dengan takdir di mana sosok beliau tak akan pernah kembali dalam hidup mereka.Walau begitu, setidaknya Alex dapat menghela nafas cukup lega, mengingat Rika dan Jacob yang sudah diproses oleh kepolisian.Saat ini, usai menghadiri rapat penting, Alex meminta supir untuk pergi ke gedung tahanan di mana Rika dan Jacob sedang dibui. Di dalamnya, Alex dapat menemukan Rika yang menggunakan baju tahanan dan menatapnya murka.Ketika dirinya dipertemukan dengan saling berhadapan, Rika mengolok Alex karena begitu jengkel. "Jadi ini balasanmu atas apa y

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 44

    Para tamu duka datang dengan pakaian serba hitam, memberi penghormatan terakhir pada orang yang sangat berjasa pada hidup Alexander Adarsa. Keluarga mendiang bibi Anna begitu tak kuasa menahan tangis mereka.Faktanya, bibi Anna memiliki seorang suami dan anak angkat yang begitu dirindukan olehnya. Dan karena insiden kemarin hari, mereka tak sempat mengucapkan kata perpisahan dengan baik pada bibi Anna.Alex dan Lia hanya bisa terdiam, menemukan duka yang tak akan pernah mereka lupakan. Lelah tak menjadi faktor mereka untuk meninggalkan rumah duka, dan mereka hanya bisa merenung dalam pemikiran masing-masing."Tuan Alex." Panggil anak angkat bibi dengan wajah sembabnya. "Aku anak dari mendiang ibu Anna, namaku Tya."Alex hanya bisa menunduk, masih tak tega menemukan keterpurukan di wajah keluarga mendiang bibi. "Aku telah banyak mendengar tentangmu, karena ibu selalu menceritakan tentangmu dan nyonya Lia. Terima kasih karena memberikan kesempatan pada ibu untuk kembali bekerja, untuk

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 43

    Keesokan hari setelah insiden penabrakan bibi Anna, Alex dan Lia kembali terlihat mendampingi beliau yang masih menjalani perawatan intensif pada ruang ICU.Alex yang baru saja mengerjapkan matanya dan tak sengaja tidur dalam posisi duduknya di atas sofa menoleh, menemukan Lia yang juga terlelap di sebelahnya.Kursi ruang tunggu di hadapan ICU memang tidak nyaman, namun setidaknya Alex bisa beristirahat sejenak. Alex lebih tak tega menemukan Lia yang menolak pulang dan ingin menunggu bibi Anna.Lambat laun, beberapa orang kembali berlalu-lalang. Resah masih menyelimuti Alex dan Lia, mengingat sudah sejak kemarin tak ada perkembangan dari bibi.Dua jam berlalu sejak Alex terbangun, Lia ikut melakukan hal yang sama. Matanya mengerjap, lalu menyadari jika dirinya dan Alex masih berada di depan ruang ICU."Apa kamu baik-baik saja tidur seperti tadi?" Tanya Alex."Ya, setidaknya aku bisa tidur sedikit." Balas Lia seraya menepuk-nepuk tengkuknya yang sedikit kaku.Tak lama berselang, muncul

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 42

    Kini, Alex dan Lia harus kembali menginjak lantai koridor rumah sakit, bergegas mendampingi bibi Anna yang menjadi korban tabrak lari oleh orang tak dikenal.Dengan nafas yang terengah serta Alesia yang terus menangis di dalam dekapannya, Lia berusaha menenangkan diri walau rasanya mustahil karena Lia tak pernah menduga hal ini akan terjadi."Mohon maaf, batas untuk keluarga pasien hanya sampai di sini." Ujar seorang perawat medis untuk mencegat Alex dan Lia.Bibi Anna sepertinya berada dalam kondisi kritis, mengingat tabrakan yang dialaminya sangatlah keras. Dengan mulut yang bergetar, Lia bergumam. "Bibi—bagaimana ini?"Alex mendengar risau dari mulut wanita Nawasena tersebut, lantas tergerak untuk mengusap pundaknya. "Tenanglah, kita harus yakin jika beliau akan baik-baik saja."Meski dirinya sendiri sedang kalut, sedih, marah, dan juga kesal, tetapi Alex harus menenangkan situasi terlebih dulu, apalagi situasi Lia. Ini adalah ke sekian kalinya mereka melihat orang-orang di sekitar

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 41

    Pagi yang cerah menyinari awal hari ini. Sinar mentari yang masuk melalui celah gorden mengusik kulit Alex membuatnya melenguh dan perlahan mulai terbangun dari istirahatnya.Tapi kamar Lia begitu nyaman rasanya, hingga Alex masih ingin mengeratkan pelukannya pada sebuah bantal. Tak lama berselang, setelah melenguh, Alex mendengar suara deheman yang begitu dekat darinya.Awalnya Alex ingin menghiraukan itu, namun telinganya mendengar Lia yang memanggil namanya dengan suara yang parau. "Lex."Sontak Alex membuka kedua matanya, menemukan Lia yang sebenarnya sejak tadi dia peluk seperti bantal. "Astaga, maafkan aku." Katanya dan melepas Lia, kemudian menjauh dengan rasa bersalah.Melihat Alex yang berdiri membuat Lia sedikit kikuk dengan mengusap tengkuknya. "Ti-tidak apa-apa." Kata Lia berusaha tenang dan tak gugup."Aku tak sadar jika aku melakukan itu, padahal seharusnya—ah, maafkan aku.""Ya, aku pun tidak tega membangunkanmu karena sepertinya kamu begitu pulas."Alex menggaruk pelip

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 40

    Alex dan Lia pun kembali pada kediaman Alex. Hunian elit tersebut terasa lebih sepi dibanding hari-hari biasanya, karena dalam perjalanan tadi, Alex meminta bibi Anna membawa Alesia untuk berlindung di rumah tuan Adarsa, ayahnya.Tentu, Alex tak ingin menemukan masalah lain jika saja dirinya tetap membiarkan mereka berada di rumah tanpa pengawasan ketat, mengingat Alex baru bisa mendapatkan perlindungan ekstra dari pihak kepolisian."Lia, maaf hari ini aku tidak bisa menemanimu. Aku sangat lelah." Ucap Alex yang diangguki Lia."Kamu harus istirahat, hari ini pastinya melelahkan bagimu.""Ya, aku akan mandi terlebih dulu lalu beristirahat. Bila kamu membutuhkan sesuatu, beritahu aku."Lia kembali mengangguk untuk yang kedua kalinya, menatap Alex yang mulai berjalan memasuki kamar pribadinya. Wanita itu tak masuk begitu saja ke dalam kamarnya sendiri.Tak ingin hal buruk terjadi, Lia bergerak untuk memastikan semua akses mulai dari pintu, jendela, hingga ventilasi terdekat terkunci deng

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 39

    Beberapa jam usai peristiwa mencekam di Agensi Star Music, pihak terkait mengatakan akan menempuh jalur hukum dan akan menemukan pelaku penembakan terhadap Alexander Adarsa secepat mungkin.Tak hanya merugikan Alex atau agensi, namun peristiwa itu menyebabkan banyak pihak yang menjadi cemas akan keseharian mereka hingga mengalami trauma ringan.Begitu banyak media yang memberitakan kejadian ini, mengingat ini adalah tindakan kriminal yang membahayakan. Lia yang menjadi saksi penembakan itu dibuat kalang-kabut oleh kondisi Alex. Dia meminta pada Resham untuk membawanya menuju rumah sakit yang menangani kondisi Alex usai penembakan tersebut.Pada koridor rumah sakit yang dilaluinya, Lia tampak begitu cemas dan kalut, berusaha mengontrol benaknya yang begitu terganggu. Saat tiba di sebuah ruangan yang dihuni Alex, Lia menemukan pria itu sedang duduk dengan bahu yang baru saja diperban."Alex, bagaimana dengan—"Tak ingin Lia begitu panik, Alex segera menyanggah pertanyaan wanita Nawasen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status