Share

BAB 4

Author: aishwarya
last update Last Updated: 2024-12-10 12:06:35

Hari demi hari berganti, Natalia Nawasena mulai pulih pasca sakit selama kurang lebih 3 hari. Pagi ini, Lia bangun lebih awal dan menemukan Bibi Anna telah mempersiapkan kebutuhan untuk Alesia hari ini.

Seperti hari hari sebelumnya, Lia hanya boleh menghabiskan waktu yang membosankan di rumah Alex. Lia tidak pernah menginjakkan kaki ke luar kediaman ini apalagi saat ini pernikahannya sudah terendus oleh publik.

Saat Lia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, Alex juga muncul seraya merapikan kerah kemejanya. Tidak ada tegur sapa di antara mereka, keduanya menjadikan situasi terasa hampa. Bahkan saat keduanya mulai sarapan, masih terasa sangat sunyi.

Di sela-sela sarapannya, Alex dibuat kewalahan dengan dasi yang hendak dia kenakan hari ini. Alex tidak paham, bahan dari dasinya hari ini terasa kaku dan sulit untuk dibentuk.

Awalnya Lia ingin cuek, tetapi karena Alex semakin membuat dasinya tidak berbentuk, Lia meletakkan alat makannya lalu bangkit menghampiri Alex.

Pria itu terkejut saat Lia menyentuh dasi yang masih bertengger di tubuhnya. "Apa yang ingin kamu–"

"Diamlah." Lia nampak telaten membentuk dasi pada dada bidang Alex, mengikis jarak di antara mereka hingga mereka dapat merasakan deru nafas satu sama lain.

Alex merasakan sesuatu membuncah dalam dirinya tatkala Lia memastikan dasi bagian belakang tengkuknya masuk ke dalam kerah kemejanya. Wangi segar wanita itu menyeruak meski ini masih pagi.

Hal yang sama dirasakan Lia, meski dia berhasil menyembunyikan rasa aneh itu di dalam dirinya. Rasa aneh yang dapat menggelitik perutnya jika berdekatan dengan Alex.

Akhirnya Lia berhasil membantu Alex dengan dasi tersebut, Lia lalu kembali ke kursinya dan melanjutkan sarapannya. Dengan bariton yang terdengar datar dan singkat, Alex berkata, "Thanks."

Setidaknya Alex bisa mengucapkan satu kata terima kasih meski dalam versi yang begitu singkat.

Ketika keduanya menikmati sarapan masing-masing, ponsel Lia tiba-tiba berdering. Muncul sebuah nomor asing, membuat Lia mengernyitkan dahi.

Alex sendiri berusaha terlihat tidak peduli meski dirinya dibuat penasaran. Lia pun menggeser tombol hijau di layar ponselnya. "Halo."

"Ah, ternyata kamu belum mengganti nomor ponselmu?"

Lia reflek termangu menemukan suara Jacob Sagara, ayah biologis dari anaknya yang tiba-tiba menelepon. Raut wajah cemas Lia tentunya mengundang perhatian Alex yang semakin penasaran.

"Ada apa?" tanya Alex, tetapi Lia tidak menjawab.

"Ternyata selama ini kamu sudah menikah? Dasar wanita murahan."

Alex dapat menemukan kepanikan dalam wajah Lia yang baru saja menerima telepon dari seseorang. Lia segera meneguk segelas air mineral dan bangkit, sepertinya ingin meninggalkan ruang makan.

"Kamu mau ke mana—" pertanyaan Alex tidak selesai karena Lia tidak menggubris Alex sama sekali. Alex mengernyitkan dahinya, melihat gelagat aneh dari wanita tersebut.

Sementara Lia bergegas masuk ke dalam kamar kecil dan mengunci pintunya. Lia pun kembali pada sambungan telepon. "Mau apa kamu, Jac? Kamu sudah mengatakan jika kamu tidak peduli denganku."

"Hahaha, jadi sekarang kamu sudah sangat sombong karena menikah dengan orang penting?"

"Apa maksudmu?" Lia masih berusaha menutupi pernikahannya.

"Ternyata kamu pembohong dan murahan."

Lia yang kesal dengan cepat memotong pembicaraan Jacob. "Kamu sendiri yang tidak mau lagi bertanggung jawab, dan kenapa sekarang kamu seolah mengatur hidupku?"

"Karena kamu tidak pantas menikah dengan seorang petinggi!" sahut Jacob dengan penuh penekanan.

"Apa pedulimu, Jacob? Biarkan aku menjalani hidupku!" jawab Lia tak kalah tegas.

"Ah, ternyata ini sifat aslimu? Apa kamu akan memperalat semua pria yang bersamamu?"

"Tanya itu pada dirimu sendiri, sialan," tutup Lia dan menekan tombol merah pada layar ponselnya untuk memutuskan sambungan. Nafas Lia memburu, merasakan ketidaknyamanan akan hidupnya.

Lia tak mengerti mengapa Jacob kembali muncul seperti mengancamnya, padahal Jacob sendiri yang dulunya enggan mengakui darah dagingnya sendiri dan meremehkan kehidupan Lia usai melahirkan.

Dalam sedih dan cemasnya, Lia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Lia berusaha menenangkan dirinya dan menguatkan mentalnya yang kembali dipermainkan oleh Jacob.

Setelah merasa cukup damai, Lia akhirnya berniat keluar dari kamar kecil. Saat langkahnya sudah mencapai pintu, Lia dikejutkan dengan kehadiran Alex. Keduanya saling menatap dalam sorot yang berbeda.

Alex menatap Lia tajam, sementara Lia menatap Alex dengan sendu dan gelisah. Tanpa basa-basi, Alex pun bertanya. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Lia?"

"Ti–tidak ada."

Alex maju untuk terus memangkas jarak di antara mereka dan mendesak Lia.

"Beri tahu aku," desak Alex penuh penekanan.

Lia memejamkan matanya, lalu menghembuskan nafas berat. "Beri aku waktu untuk menenangkan diriku, dan jika aku sudah siap, aku akan memberitahukannya pada kamu."

"Memangnya kenapa sampai aku harus menunggu?" Tanya Alex semakin mendekat hingga aroma tubuhnya dapat tercium dengan jelas pada Lia.

"Karena aku punya hak untuk ini, Alexander Adarsa." Balas Lia yang ikut memberi penekanan. "Selama aku tidak meninggalkan rumah ini, kamu tidak perlu panik."

Tangan Lia berusaha mendorong Alex, membebaskan dirinya dari tekanan yang ditimbulkan Alex. Lia hanya enggan tenggelam dalam beban pikiran yang akan membuatnya sakit.

* * *

Menikmati waktu dan berusaha beradaptasi, Lia kini mulai melalui 2 bulan pertamanya di kediaman Alex. Setidaknya Lia bisa merasakan kehangatan bersama Alesia dan Bibi Anna yang selalu ada di rumah bersamanya.

Di sisi lain, Alex disibukkan dengan bisnis akuisisi yang akan dijalankan oleh Andreas Adarsa, ayahnya. Maka dari itu, akhir-akhir ini Alex tak banyak memantau Lia dan Alesia.

Lia sendiri masih saja berusaha dihubungi ditelepon oleh Jacob, padahal pria yang kini terkenal sebagai aktor papan atas itu terlihat memiliki banyak proyek drama, pemotretan, hingga film. Tentu saja Lia tahu, karena Jacob merupakan orang yang populer dan selalu muncul di layar dan papan periklanan.

Sudah banyak cara Lia lakukan, tetapi gilanya, Jacob tetap mencoba mengusik Lia melalui nomor ponsel yang lain.

Saat ingin melangsungkan makan malam hari ini, Alex belum juga pulang. Sudah beberapa kali Alex terlambat pulang dari jam biasanya, namun Lia berusaha untuk tidak menggubris.

Ya, Lia sering kali merasa kosong karena kesibukan Alex. Meski keduanya hanya melangsungkan pernikahan kontrak, tetapi Lia merasa tidak ada yang berbeda jauh dari hidupnya yang dulu.

Hani, si kepala asisten, ikut terdiam menatap Lia. Hani sering kali menemukan Lia duduk dan melamun. Memang Hani tak tahu banyak hal mengenai majikannya tersebut, namun Hani merasa iba.

Lia tidak pernah terlihat bahagia selama melangsungkan pernikahannya.

"Nyonya, apa Nyonya baik baik saja?" tanya Hani membuyarkan lamunan Lia.

Lia reflek tersenyum pada Hani, "tentu saja."

"Apa … masakanku kurang enak hari ini?" kata Hani berhati-hati

Lia segera membantah. "Kamu selalu membuat masakan yang lezat, Hani."

Terdengar Hani menghela nafas lega. "Syukurlah jika seperti itu, Nyonya."

Lia mengangguk lalu bangkit setelah meneguk air mineral.

"Terima kasih ya," ucapnya lembut. Lia berniat mengangkat piring yang tadi dia gunakan, tetapi Hani segera mencegatnya.

"Jangan, Nyonya. Biar aku saja dan yang lainnya membereskan ini. Nyonya tidak perlu repot."

"Astaga, aku hanya ingin meletakkannya di wastafel." Balas Lia.

Hani menggeleng. "Ini sudah tugas kami, nyonya. Dan jika tuan Alex melihat nyonya masuk ke dapur dan melakukan hal seperti ini, makan tuan Alex akan marah."

Lia menggigit bibir bawahnya mendengar penuturan Hani. Jadi selain keluar rumah, Alex juga membatasinya untuk pergi ke ruangan lain?

Dengan berat hati, Lia memberikan piringnya pada Hani. "Sekali lagi terima kasih, Hani."

"Sama-sama, Nyonya."

Lia mengangguk lagi dan kini berbalik untuk kembali ke dalam kamarnya. Secara bersamaan, Alex muncul pertanda dia sudah kembali dari pekerjaannya. Alex tampak menggenggam sebuah tas plastik kecil.

Karena mereka saling berhadapan, maka mau tak mau Lia berhenti. Tanpa diduga, Alex menyodorkan tas plastik tersebut. "Gunakan ini dari sekarang, dan buang milikmu yang lama."

Related chapters

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 5

    Dengan raut bingung, Lia meraih pemberian Alex dan mendapati ponsel mahal dan keluaran terbaru. Tentunya Lia terkejut menemukan barang mahal itu."Aku tidak suka jika kamu terus menerus ditelepon oleh orang asing itu. Makanya, aku membelikanmu ponsel dan nomor baru," tutur Alex."Tapi, ponsel lamaku masih bagus, seharusnya tidak perlu sampai beli baru," kata Lia dengan sedikit bingung."Buang saja," jawab Alex tanpa beban."Apa mengganti nomor saja tidak cukup?" tanya Lia lagi. Bagaimanapun juga, di dalam ponsel itu masih ada beberapa hal yang cukup berharga baginya."Kali ini, aku tidak menerima penolakan, Natalia Nawasena," jawab Alex yang justru seperti tidak menjawab pertanyaan Lia.“Alex, di ponsel itu masih ada beberapa hal berharga buatku. Menurutku, mengganti nomor telepon saja sudah cukup,” sanggah Lia lagi, berusaha meyakinkan Alex. “Apa hal berharga itu? Belakangan hidupmu saja sudah susah mencari pertanggung jawaban untuk anakmu,” kata Alex dengan tatapan tegasnya. “Kalau

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 6

    [Publik dibuat gempar akan kehadiran model terkenal, Natalia, yang sempat menghilang selama beberapa tahun. Natalia hadir untuk pertama kalinya setelah menghilang di acara bisnis Agensi Star Music sebagai penerjemah khusus anak CEO agensi tersebut, yakni Alexander Adarsa.]Bibi Anna yang baru saja menidurkan Alesia, mendengar suara televisi dari ruang tengah.[Apakah ada kaitan di antara Alexander dan Natalia? Mengingat Alexander sudah mengkonfirmasi pernikahannya dengan wanita rahasia. Sayangnya sampai detik ini belum ada konfirmasi dari pihak terkait.]Tak ingin ini menjadi tekanan bagi Lia, Bibi Anna segera meraih remote di sebelah Lia yang sedang duduk di atas sofa dan mengganti siaran yang menyebabkan Lia heran. "Bibi—""Nonton drama atau film kesukaanmu saja, Lia. Aku tidak mau kamu sakit lagi," pinta bibi."Aku hanya mau menonton itu, Bi," jawab Lia.Bibi menghela nafas berat, melihat Lia iba. "Lia, apa Bibi boleh menanyakan sesuatu?"Lia hanya menatap Bibi Anna, menunggu wanit

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 7

    Saat mendengarkan ucapan Resham, Alex terdiam sejenak seolah tidak percaya. "Jangan bercanda, Resh. Tidak mungkin Lia menghilang.""Kami berencana akan pergi ke rumah sakit, seperti ucapan Tuan tadi. Nyonya Lia setuju untuk pergi, tapi saat di dekat lobby, Nyonya berkata akan ke kamar kecil di rumah sakit, dia sudah tidak kembali, Tuan."Alex yang saat itu telah berada di kantornya lagi langsung meraih jasnya, masih memegang ponsel untuk terhubung dengan Resham. "Minta kepada staff setempat untuk mengecek kamar kecil itu, dan kamu cek CCTV di sekitarannya.""Kami sudah melakukan itu, tuan. Dan terakhir kali Lyonya Lia terekam CCTV di depan rumah sakit, selebihnya kami kehilangan jejak sejak 2 jam ini," jelas Resham."Apa dia membawa Alesia?" tanya Alex lagi."Ya, Tuan," jawab Resham singkat."Kalau begitu, temui aku di penthouse dalam 10 menit."Alex memutuskan sambungan dan langsung pergi meninggalkan kantor.Pun dalam perjalanan, Alex terus berusaha menghubungi Lia meski Alex kesuli

    Last Updated : 2024-12-17
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 8

    Jauh dari kediaman Alexander Adarsa, tepatnya di tepi perkotaan, Natalia Nawasena terlihat diam dan menatap kosong hamparan tanah di depannya. Sudah sehari Lia melarikan diri dari Alex.Lia tampak begitu menyedihkan, membawa Alesia yang terlelap di gendongannya. Lia memutuskan pergi karena menyerah, tertekan jika harus terus bersama Alex."Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku mempercayai pria jahat itu." Ucap Lia dalam kesendiriannya.Apalagi saat Rika menghubungi telepon rumah Alex siang kemarin, dan secara kebetulan Lia yang menjawab telepon itu. Lia masih ingat dengan jelas apa yang Rika katakan."Aku yakin Alex memanfaatkanmu, karena aku sangat mengenal dia. Aku yakin dia akan menceraikanmu setahun lagi." Sekiranya itu kata-kata Rika yang masih tertinggal di kepala Lia."Dasar brengsek." Ucap Lia dengan air matanya yang mengalir.Di sisi lain, Alex yang disibukkan dengan pekerjaannya juga harus disibukkan dengan mencari keberadaan Lia. Alex mengerahkan semua suruhannya untuk men

    Last Updated : 2024-12-22
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 9

    Hari ini, Alexander Adarsa akan kembali menggelar jumpa pers dengan wartawan untuk meredakan rasa keingin tahuan publik mengenai kehidupan pribadinya yang terus dikuliti oleh banyak media.Alex bertujuan agar Lia dapat melihat Alex yang masih berdiri untuk menjaga informasi pribadi keluarganya, seolah ingin Lia tahu bahwa Alex ingin memperbaiki keadaan.Sebelum melangkahkan kakinya keluar dari mobil miliknya, Alex terdiam sejenak dan teringat akan pertemuan pertamanya dengan Lia setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan mereka lost contact.Malam itu, tepatnya 3 bulan yang lalu, Alex melihat Lia yang terus berjalan dengan pikirannya yang kosong, bahkan Lia tidak menyadari jika lampu merah untuk pejalan kaki sedang menyala.Lia terus berjalan bersama bayinya, tak mendengarkan sama sekali teriakan orang-orang dan kendaraan yang terus berdatangan nyaris menabraknya.Tin tin tin!Suara klakson itu menggema di dalam telinga Lia. Secara bersamaan, seorang pria berpostur tinggi meraih tub

    Last Updated : 2024-12-25
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 10

    Kembali pada hari ini, hari di mana Alex akan menghadiri jumpa pers yang akan digelarnya. Alex harus meluruskan berita yang terus dibicarakan banyak orang, yang bisa saja terus penasaran. Alex pun muncul di tengah-tengah para wartawan yang meliput, fokus kepada Alex yang akan mengkonfirmasi semua isu. Wajah Alex tampaknya berusaha tenang menghadapi banyak wartawan. Alex menghembuskan nafas untuk meyakinkan dirinya sebelum buka suara. "Jadi bagaimana dengan kabar yang beredar mengenai istri anda, tuan Alexander?" Tanya seorang wartawan yang diikuti suasana hening untuk menunggu pengakuan satu-satunya penerus Agensi Star Music. "Untuk pemberitaan itu, aku tidak akan menanggapinya karena satu-satunya yang dapat aku katakan saat ini adalah aku ingin menjaga privasi dari istriku." Tegas Alex. "Bagaimana dengan kabar seorang anak yang bernama Alesia? Nama ini terdengar familiar dengan nama anda, tuan Alexander." Alex yang sebelumnya sengaja memberi nama Alesia untuk anak Lia menjadi t

    Last Updated : 2024-12-27
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 11

    Alexander Adarsa tampak berjalan gontai menuju kendaraan yang sedang menjemputnya, meninggalkan gedung yang menjadi tempatnya menggelar pers.Alex kembali diam, menerka hasil yang dia harapkan. 'Ini aneh, kenapa aku terus dihantui rasa bersalah?' Batin Alex selagi memejamkan matanya.'Aku harus menemukan Lia, aku harus membuat dia kembali. Aku harus meminta maaf akan keegoisan yang tidak aku sadari selama ini.' Tutur Alex meningkatkan harapannya sendiri.* * *Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 2 dini hari, Lia menguatkan dirinya untuk kembali ke rumah lamanya. Lia merasa kondisi apartemen kelas menengah yang masih menjadi haknya itu sudah aman dari pemantauan bawahan Alex.Dengan langkah yang terseok, Lia berusaha membuka pintu dan masuk ke dalam salah satu unit yang disewanya. Lia lalu menidurkan Alesia di atas ranjang kecil miliknya.Terdengar helaan nafas Lia yang akhirnya dapat menidurkan Alesia di atas ranjang setelah beberapa hari berusaha menghindari pencarian yang dilakuka

    Last Updated : 2024-12-30
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 12

    Mobil yang ditumpangi oleh Alex dan Lia akhirnya memasuki area Zeus Residence, yang berarti Alex berhasil membawa Lia untuk kembali ke rumahnya.Saat mobil berhenti di depan pintu lift tepatnya di lantai dasar, Alex menoleh pada Lia hendak membangunkan wanita itu. Namun ternyata Lia terlelap, membuat Alex tidak tega membangunkannya."Resh, tolong beritahu Hani untuk menunggu saya di depan pintu penthouse." Pinta Alex yang diangguki Resham. "Baik, tuan."Alex lalu turun, mengitari mobil dan membuka pintu di sebelah Lia. Perlahan, Alex meringkuk untuk meraih tubuh Lia dan menggendongnya menuju lantai teratas di mana penthouse-nya berada.Sementara itu, Hani yang baru saja mendapat pesan dari Resham atas perintah Alex segera bergegas menuju pintu depan. Perasaan Hani begitu campur aduk, menanti kembalinya Lia.Bibi Anna yang baru saja keluar dari ruangan asisten menemukan Hani yang sepertinya sedang menahan tangis. "Hani, ada apa?" Tanya bibi selagi menghampiri Hani."Nyonya Lia sudah pu

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 111

    Di tengah kilau cahaya malam yang membentang, tampak Evan dan Rika yang tengah bercumbu dengan begitu liarnya di dalam kendaraan pribadi mereka. Rika tampak lebih mendominan, menguasai permainan dengan lihai sekaligus menyalurkan hasratnya yang semakin membara. Di tengah-tengah permainan keduanya, tiba-tiba saja Evan sedikit mendorong tubuh Rika agar dapat melepas cumbuannya. Awalnya Rika terperanjat dengan nafasnya yang memburu, menatap Evan dilema dan penuh nafsu. Tetapi tak berselang lama, Rika bersua. "Ada apa kali ini?" Evan gelisah. "Aku hanya tak nyaman melakukannya di dalam mobil." "Kamu hanya belum terbiasa." "Ya, dan aku tak suka ini." Rika menatap Evan kesal dan skeptis. "Mengapa akhir-akhir ini kamu begitu menyebalkan dan manja? Kamu seperti wanita yang lemah." "Erika Odeline, hari ini aku cukup lelah, tidak... Aku lebih lelah hari ini." Dahi Rika mengernyit. "Oke, apa yang membuatmu sangat lelah hari ini?" "Pihak Alex mulai mencurigai rencana yang sedang kujalan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 110

    Ketika pagi menyambut seorang Natalia Nawasena, tubuh wanita itu dibuat meringkuk sebentar di dalam selimutnya yang tebal. Lia menetralisir suhu ruangan agar bisa beradaptasi, mengingat di luar sana sedang hujan deras. Lalu tak sengaja, tangan Lia menyentuh sisi ranjang yang kosong di sampingnya. Sontak dahi Lia mengernyit, menemukan Alex yang beranjak tanpa kata seperti biasa. "Alex?" Panggil Lia dengan suara yang memenuhi kamar, berniat memanggil Alex yang mungkin saja ada di dalam kamar kecil. "Alexander Adarsa." Nihil, tak ada jawaban sama sekali. Lia heran, kemudian bangkit menggunakan handuk kimononya. "Alex—" Lia terhenti begitu membuka pintu kamar kecil, dan menemukan isinya tak berpenghuni. Lantas Lia beranjak keluar dari kamar pribadinya bersama Alex, mencari-cari kehadiran pria itu ke setiap sudut penthouse atau kediaman tersebut. "Hani." Panggil Lia ketika melihat si kepala asisten rumah tangga tengah berbenah di atas meja makan. "Ya nyonya, apa ada yang bisa kuban

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 109

    Apa yang terjadi hari esok adalah misteri yang tak akan terpecahkan oleh siapapun. Baik itu Alexander Adarsa seorang, yang kini hanya mampu terdiam menatapi hamparan pemandangan kota malam. "Tuan." Wajah Alex menoleh, menemukan kehadiran Resham yang muncul dengan sebuah Pad yang berada pada genggamannnya. "Bagaimana?" Tanya Alex memastikan. Sebelum menjawab, Resham menyerahkan Pad di tangannya pada Alex terlebih dulu. "Kami hanya bisa menemukan informasi mengenai ibu dari Evan, selebihnya kami belum menemukan petunjuk yang bisa kami hubungkan dengan tuan Andreas, ayah anda." Alex menjadi bimbang. Jika memang Evan adalah anak dari ayahnya, tuan Andreas, mengapa status di antara mereka masih abu-abu bagi Alex? 'Mungkin, Evan memang hanya mengincar aset dari perusahaan?' Batin Alex berusaha menerka. Bagaimana pun juga, belum ada titik temu yang bisa dijumpai Alex. Bahkan Alex harus lebih menjaga banyaknya saham di dalam perusahaan keluarga Adarsa. Hari yang melelahkan tak akan m

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 108

    Rapat pertemuan yang begitu tiba-tiba sengaja diadakan oleh Alexander Adarsa hari ini. Mulai dari petinggi hingga para pemegang saham terpenting ikut hadir, tak terkecuali tuan Erik, kakek dari Natalia Nawasena. "Jadi, bagaimana bisa ada orang yang secara mendadak ingin mengklaim aset dari perusahaan ini bahkan memiliki akses tanpa sepengetahuan anda, tuan Alexander?" Pertanyaan dari salah satu petinggi membuat Alex terdiam sejenak. 'Sudah kuduga akan ada yang menanyakan hal ini. Sepertinya, ada orang dalam yang ikut membantu kelicikan Evan dan Rika.' Batin Alex. Tak lama berselang, seorang pemegang saham kemudian ikut melontarkan tanya. "Apa kondisi tuan Andreas akan berdampak pada keamanan saham perusahaan ini? Bagaimana dengan aset yang ingin diklaim itu adalah aset hasil investasi kami?" Alex menghela nafas tenang, kemudian buka suara. "Baik, para tamu terhormat. Saya sangat memahami akan kekhawatiran dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan." Lalu Alex mengambil jeda sejen

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 107

    "Pelan-pelan sayang, ah..." "Tahan sedikit sayang, aku, akan, ah!" "Ah!" Sahutan panas itu usai, membiarkan peluh keringat di antara keduanya mengalir deras, melawan dinginnya suhu ruangan di kamar pribadi mereka. Mereka ialah Alex dan Lia, tentunya, yang melakukan 'permainan' mereka di waktu yang jarang digunakan. Setelah mengeluarkan puncak masing-masing, Alex dan Lia terbaring di atas ranjang. "Kukira semalam kamu tak bisa sehebat ini." Bisik Lia merehatkan tubuhnya yang menjadi lumayan lelah. "Selelah apa pun aku, melihat dirimu yang selalu indah dan hebat ini tak akan bisa kubiarkan berlalu begitu saja, sayang." Balas Alex dengan baritonnya. Keduanya terdiam sejenak, membiarkan raga dan jiwa masing-masing mengisi energi di pagi hari. Ya, begitu Lia melirik jam di atas nakas, netranya menemukan bahwa kini sudah pukul setengah enam pagi. "Alex." "Ya, sayang." "Apa kamu bisa berangkat kerja setelah..." Mendengar Lia mengambil jeda, Alex dibuat heran. Namun setelah mencern

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 106

    Apa yang dihadapi Alex di gedung perkantoran, semaksimal mungkin enggan ditampakkan olehnya di depan keluarga kecilnya yang selalu Alex banggakan. Banyak masalah yang berkecamuk, tetapi sebisa mungkin Alex meletakkan itu sebelum memasuki kediamannya. Saat membuka pintu rumah, akan ada sambutan hangat yang menyertai. "Selamat datang ayah." Ujar Lia yang menggendong Reksa, anak semata wayang mereka, di depan pintu masuk. Lelah dan tekanan seolah lari beterbangan di dalam kepala Alexander Adarsa, membuatnya semakin mengobarkan tekat untuk menjaga apa yang masih ada bersamanya. Kali ini Alex sekadar mengukir senyum manis, karena hanya itu satu-satunya hal yang mampu Alex lakukan. Di samping itu, Lia sangat mengerti dengan keadaan yang sedang dihadapi oleh sang suami. Alex dan Lia berjalan beriringan menuju kamar yang dulunya hanya dimiliki oleh Alex, kini tentunya sudah resmi menjadi kamar pribadi mereka. "Begitu melelahkan bukan?" Tanya Lia di sela-sela langkah mereka yang gontai.

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 105

    Ketegangan yang terjadi di antara Alex dan Evan menimbulkan titik kegaduhan di antara tatapan keduanya. Alex berupaya menahan nafasnya yang tersengal, lalu memberi isyarat pada Resham. "Tunggu perintahku di luar ruangan." Kata Alex. Resham menunduk. "Baik tuan." Seperginya Resham, Alex dan Evan kembali saling menatap. "Apa yang kamu inginkan?" Tanya Alex skeptis pada Evan. Usai mendengar Alex, Evan tertawa remeh. "Apa kamu sedang berpura-pura bodoh atau kamu memang sengaja tak ingin mengetahuinya?" Tubuh Alex menegap, nafasnya terhela tenang. "Aku ingin penjelasan darimu sebagai seseorang yang jujur dan bertanggung jawab. Selama ini, kamu sekadar menyampaikan semuanya pada orang lain atau melalui perantara." "Oh, jadi maksudmu, aku bukan orang yang baik." 'Tentu saja.' Kata Alex dalam hatinya karena sudah tak mungkin dia melontarkan kata yang akan membuat situasi ini memanas. "Kamu sudah tahu bukan bahwa kita memiliki ikatan darah?" Tanya Evan penuh penekanan. "Lalu?" Mende

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 104

    Siapa pun yang berada di dalam posisi Alexander Adarsa akan terus merasakan dilema yang berkepanjangan. Alex sendiri bahkan kerap merasa kewalahan, apa lagi sudah seminggu sejak tuan Andreas Adarsa, ayahnya, terbaring koma. Hari ini, dengan berat hati Alex harus kembali bekerja, menjalankan rutinitasnya, sekaligus tugas tambahan yakni menggantikan sementara posisi tuan Andreas. "Kamu harus yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja, Alex." Kata Lia merapikan dasi suaminya yang beroman wajah suram pagi ini. "Aku yang akan menjaga ayah hari ini, jadi kamu tenang saja." "Bagaimana dengan Reksa?" Tanya Alex dengan baritonnya. "Aku sudah meminta Resham mencarikan pengasuh tambahan kemarin. Bukannya kamu bersamaku saat meneleponnya?" Alex terdiam, berusaha mengingat kembali ucapan itu. "Ah, kamu benar. Maaf, aku lupa akan hal itu." "Tak apa, aku paham kamu sedang banyak pikiran." Helaan nafas Alex terdengar cukup berat. "Aku tak dapat membayangkan jika kamu tak ada di sisiku, aku akan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 103

    Manik mata Lia dan Alex hanya mampu terpaku pada tuan Andreas yang kini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Tuan Andreas pun diberi alat bantuan pernafasan, dan sejak tadi belum sadar dari kondisinya. Lia menutup mulutnya dengan satu tangan, membuat Alex dengan cepat meraih tubuh sang istri untuk didekapnya dengan erat. "Alex... Bagaimana bisa ayah seperti ini?" Ujar Lia pelan masih tak percaya dengan kondisi sang mertua yang mendadak drop dalam semalam. Mendengar tanya yang terlontar dari mulut istrinya, Alex dengan tenang, guna menutupi keterpurukannya, menjawab Lia. "Entahlah, bahkan dua hari lalu beliau masih terlihat baik-baik saja." Keduanya kembali terdiam, dan kini hanya mampu tenggelam dalam duka. Keduanya masih bingung, mengingat tuan Andreas sungguh tak pernah terlihat kesakitan. Dalam benaknya, Alex membatin. 'Ayah, apa kamu telah mengalami satu hal hingga menyebabkan kondisimu drop seperti ini?' Begitu menghabiskan waktu sejam, akhirnya asisten tuan Andrea

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status