Share

BAB 4

Author: aishwarya
last update Last Updated: 2024-12-10 12:06:35

Hari demi hari berganti, Natalia Nawasena mulai pulih pasca sakit selama kurang lebih 3 hari. Pagi ini, Lia bangun lebih awal dan menemukan Bibi Anna telah mempersiapkan kebutuhan untuk Alesia hari ini.

Seperti hari hari sebelumnya, Lia hanya boleh menghabiskan waktu yang membosankan di rumah Alex. Lia tidak pernah menginjakkan kaki ke luar kediaman ini apalagi saat ini pernikahannya sudah terendus oleh publik.

Saat Lia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, Alex juga muncul seraya merapikan kerah kemejanya. Tidak ada tegur sapa di antara mereka, keduanya menjadikan situasi terasa hampa. Bahkan saat keduanya mulai sarapan, masih terasa sangat sunyi.

Di sela-sela sarapannya, Alex dibuat kewalahan dengan dasi yang hendak dia kenakan hari ini. Alex tidak paham, bahan dari dasinya hari ini terasa kaku dan sulit untuk dibentuk.

Awalnya Lia ingin cuek, namun karena Alex semakin membuat dasinya tidak berbentuk, Lia meletakkan alat makannya lalu bangkit menghampiri Alex.

Pria itu terkejut saat Lia menyentuh dasi yang masih bertengger di tubuhnya. "Apa yang ingin kau─"

"Diamlah." Lia nampak telaten membentuk dasi pada dada bidang Alex, mengikis jarak di antara mereka hingga mereka dapat merasakan deru nafas satu sama lain.

Alex merasakan sesuatu membuncah dalam dirinya tatkala Lia memastikan dasi bagian belakang tengkuknya masuk ke dalam kerah kemejanya. Wangi segar wanita itu menyeruak meski ini masih pagi.

Hal yang sama dirasakan Lia, meski dia berhasil menyembunyikan rasa aneh itu di dalam dirinya. Rasa aneh yang dapat menggelitik perutnya jika berdekatan dengan Alex.

Akhirnya Lia berhasil membantu Alex dengan dasi tersebut, Lia lalu kembali ke kursinya dan melanjutkan sarapannya. Dengan bariton yang terdengar datar dan singkat, Alex berkata. "Thanks."

Setidaknya Alex bisa mengucapkan satu kata terima kasih meski dalam versi yang begitu singkat.

Ketika keduanya menikmati sarapan masing-masing, ponsel Lia tiba-tiba berdering. Muncul sebuah nomor asing, membuat Lia mengernyitkan dahi.

Alex sendiri berusaha terlihat tidak peduli meski dirinya dibuat penasaran. Lia pun menggeser tombol hijau di layar ponselnya. "Halo."

"Ah, ternyata kamu belum mengganti nomor ponselmu?"

Lia reflek termangu menemukan suara Jacob Sagara, ayah biologis dari anaknya yang tiba-tiba menelepon. Raut wajah cemas Lia tentunya mengundang perhatian Alex yang semakin penasaran.

"Ada apa?" Tanya Alex namun Lia tidak menjawab.

"Ternyata selama ini kamu sudah menikah? Dasar wanita murahan."

Alex dapat menemukan kepanikan dalam wajah Lia yang baru saja menerima telepon dari seseorang. Lia segera meneguk segelas air mineral dan bangkit, sepertinya ingin meninggalkan ruang makan.

"Kamu mau ke mana—" pertanyaan Alex tidak selesai karena Lia tidak menggubris Alex sama sekali. Alex mengernyitkan dahinya, melihat gelagat aneh dari wanita tersebut.

Sementara Lia bergegas masuk ke dalam kamar kecil dan mengunci pintunya. Lia pun kembali pada sambungan telepon. "Mau apa kamu, Jac? Kamu sudah mengatakan jika kamu tidak peduli denganku."

"Hahaha, jadi sekarang kamu sudah sangat sombong karena menikah dengan orang penting?"

"Apa maksudmu?" Lia masih berusaha menutupi pernikahannya.

"Ternyata kamu pembohong dan murahan."

Lia yang kesal dengan cepat memotong pembicaraan Jacob. "Kamu sendiri yang tidak mau lagi bertanggung jawab, dan kenapa sekarang kamu seolah mengatur hidupku?"

"Karena kamu tidak pantas menikah dengan seorang petinggi!"

"Apa pedulimu, Jacob? Biarkan aku menjalani hidupku!"

"Ah, ternyata ini sifat aslimu? Apa kamu akan memperalat semua pria yang bersamamu?"

"Tanya itu pada dirimu sendiri, sialan." Tutup Lia dan menekan tombol merah pada layar ponselnya untuk memutuskan sambungan. Nafas Lia memburu, merasakan ketidak-nyamanan akan hidupnya.

Lia tak mengerti mengapa Jacob kembali muncul seperti mengancamnya, padahal Jacob sendiri yang dulunya enggan mengakui darah dagingnya sendiri dan meremehkan kehidupan Lia usai melahirkan.

Dalam sedih dan cemasnya, Lia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Lia berusaha menenangkan dirinya dan menguatkan mentalnya yang kembali dipermainkan oleh Jacob.

Setelah merasa cukup damai, Lia akhirnya berniat keluar dari kamar kecil. Saat langkahnya sudah mencapai pintu, Lia dikejutkan dengan kehadiran Alex. Keduanya saling menatap dalam sorot yang berbeda.

Alex menatap Lia tajam, sementara Lia menatap Alex dengan sendu dan gelisah. Tanpa basa-basi, Alex pun bertanya. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Lia?"

"Ti-tidak ada." 

Alex maju untuk terus memangkas jarak di antara mereka dan mendesak Lia. "Beri tahu aku." Imbuh Alex penuh penekanan.

Lia memejamkan matanya, lalu menghembuskan nafas berat. "Beri aku waktu untuk menenangkan diriku, dan jika aku sudah siap, aku akan memberitahukannya pada kamu."

"Memangnya kenapa sampai aku harus menunggu?" Tanya Alex semakin mendekat hingga aroma tubuhnya dapat tercium dengan jelas pada Lia.

"Karena aku punya hak untuk ini, Alexander Adarsa." Balas Lia yang ikut memberi penekanan. "Selama aku tidak meninggalkan rumah ini, kamu tidak perlu panik."

Tangan Lia berusaha mendorong Alex, membebaskan dirinya dari tekanan yang ditimbulkan Alex. Lia hanya enggan tenggelam dalam beban pikiran yang akan membuatnya sakit.

* * *

Menikmati waktu dan berusaha beradaptasi, Lia kini mulai melalui 2 bulan pertamanya di kediaman Alex. Setidaknya Lia bisa merasakan kehangatan bersama Alesia dan Bibi Anna yang selalu ada di rumah bersamanya.

Di sisi lain, Alex disibukkan dengan bisnis akuisisi yang akan dijalankan oleh tuan Andreas Adarsa, ayahnya. Maka dari itu, akhir-akhir ini Alex tak banyak memantau Lia dan Alesia.

Lia sendiri masih saja berusaha dihubungi ditelepon oleh Jacob, padahal pria yang kini terkenal sebagai aktor papan atas itu terlihat memiliki banyak proyek drama, pemotretan, hingga film. Tentu saja Lia tahu, karena Jacob merupakan orang yang populer dan selalu muncul di layar dan papan periklanan.

Sudah banyak cara Lia lakukan, tetapi gilanya, Jacob tetap mencoba mengusik Lia melalui nomor ponsel yang lain.

Saat ingin melangsungkan makan malam hari ini, Alex belum juga pulang. Sudah beberapa kali Alex terlambat pulang dari jam biasanya, namun Lia berusaha untuk tidak menggubris.

Ya, Lia sering kali merasa kosong karena kesibukan Alex. Meski keduanya hanya melangsungkan pernikahan kontrak, tetapi Lia merasa tidak ada yang berbeda jauh dari hidupnya yang dulu.

Hani, si kepala asisten, ikut terdiam menatap Lia. Hani sering kali menemukan Lia duduk dan melamun. Memang Hani tak tahu banyak hal mengenai majikannya tersebut, namun Hani merasa iba.

Lia tidak pernah terlihat bahagia selama melangsungkan pernikahannya.

"Nyonya, apa nyonya baik baik saja?" Tanya Hani membuyarkan lamunan Lia.

Lia reflek tersenyum pada Hani, "tentu saja."

"Apa—masakanku kurang enak hari ini?" Kata Hani berhati-hati yang segera dibantah Lia. "Kamu selalu membuat masakan yang lezat, Hani."

Terdengar Hani menghela nafas lega. "Syukurlah jika seperti itu, nyonya."

Lia mengangguk lalu bangkit setelah meneguk air mineral. "Terima kasih ya." Ucapnya lembut. Lia berniat mengangkat piring yang tadi dia gunakan, tetapi Hani segera mencegatnya.

"Jangan, nyonya. Biar aku saja dan yang lainnya membereskan ini. Nyonya tidak perlu repot." 

"Astaga, aku hanya ingin meletakkannya di wastafel." Balas Lia.

Hani menggeleng. "Ini sudah tugas kami, nyonya. Dan jika tuan Alex melihat nyonya masuk ke dapur dan melakukan hal seperti ini, makan tuan Alex akan marah."

Lia menggigiti bibir bawahnya mendengar penuturan Hani. Jadi selain keluar rumah, Alex juga membatasinya untuk pergi ke ruangan lain?

Dengan berat hati, Lia memberikan piringnya pada Hani. "Sekali lagi terima kasih, Hani."

"Sama-sama, nyonya."

Lia mengangguk lagi dan kini berbalik untuk kembali ke dalam kamarnya. Secara bersamaan, Alex muncul pertanda dia sudah kembali dari pekerjaannya. Alex tampak menggenggam sebuah tas plastik kecil.

Karena mereka saling berhadapan, maka mau tak mau Lia berhenti. Tanpa diduga, Alex menyodorkan tas plastik tersebut. "Gunakan ini dari sekarang, dan buang milikmu yang lama."

Related chapters

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 5

    Dengan raut bingung, Lia meraih pemberian Alex dan mendapati ponsel mahal dan keluaran terbaru. Tentunya Lia terkejut menemukan barang mahal itu."Aku tidak suka jika kamu terus menerus ditelepon oleh orang asing itu. Makanya, aku membelikan kamu ponsel dan nomor baru." Tutur Alex."Lalu bagaimana dengan ponsel lamaku?""Buang.""Tapi—""Kali ini, aku tidak menerima penolakan, Natalia Nawasena."Lia menghela nafas pasrah, merogoh saku bajunya, lalu memberikan ponselnya pada Alex. Setelah menerima ponsel tersebut, Alex memanggil asisten. "Hani!"Dengan tergopoh-gopoh, Hani muncul sambil menunduk. "Ya, tuan.""Buang ini." Perintah Alex dengan memberikan ponsel Lia. "Buang sekarang!""Baik, tuan.""Ah, dan satu lagi. Kamu fasih berbahasa Prancis kan?""Ya, ada apa?""Aku ingin kamu ikut bersamaku besok di dalam acara pertemuanku dengan seorang klien."Lia semakin bimbang. "Jika aku ikut denganmu, bukannya nanti orang akan tahu kalau aku adalah istrimu?""Kamu tidak akan ikut sebagai istr

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 6

    Bagi Lia, tidak ada yang lebih meresahkan daripada perubahan Jacob Sagara yang selalu memberi hinaan dan ancaman jika mereka bertemu. Lia merasa bimbang, ada apa dengan semua pria yang ada di sekitarnya?Alexander Adarsa yang kini sudah berstatus sebagai suaminya pun terkadang plin-plan, membingungkan jiwa dan raga Lia yang berada di bawah kendalinya.Dalam perjalanan pulangnya, Lia hanya bisa terdiam dan mematung melihat jalan raya. Semua beban di dalam pikirannya kembali meluas, menguasai apa saja yang Lia lakukan.Tentu, Alex sadar akan diamnya Natalia Nawasena. Namun Alex kira, itu hanya karena mereka bertemu dengan Jacob, tidak mengira jika dirinya pun berperan buruk di dalam kepala Lia."Apa kamu memikirkan hal tadi?"Lia terdiam, belum menyadari kalau Alex sedang menanyakan kondisinya.Akhirnya Alex perlahan mengguncang bahu Lia. "Natalia."Barulah Lia dapat meninggalkan lamunannya dan menatap Alex. "Ah, ya.""Ya untuk apa?" Ulang Alex kembali memastikan."A-aku—aku baik-baik s

    Last Updated : 2024-12-10
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 7

    Langit yang menggelap kini menjadi saksi bagaimana Lia sedang terpuruk. Lia terus berjalan menyusuri sebuah taman meski hari sudah mulai malam, sekadar ingin lari sesaat dari kenyataan. Tubuh Lia lalu mendarat pada sebuah bangku, duduk mematung di sana dengan tatapan hampa. Apa keputusan Lia untuk menerima pernikahan kontrak ini adalah kesalahan yang fatal baginya? Lia lalu menghela, tidak menyadari jika rintik hujan mulai turun menghujam jalanan dan dirinya sendiri. Detik demi detik berlalu, akhirnya Lia kembali menangis. Merasakan kelemahan yang semakin menjadi di dalam tubuhnya. "Tuhan, haruskah aku merelakan diriku saja?" Kata Lia putus asa dan terus terisak di bawah hujan dan langit yang gelap. Tiba-tiba, sebuah lampu taman yang berdiri kokoh di sampingnya menyala, disusul air hujan yang tiba-tiba berhenti. Namun tak lama berselang, Lia mengernyitkan dahinya karena tepat di depannya, hujan masih berlangsung. Lia mendongak, menemukan sebuah payung hitam yang meneduhkan diri

    Last Updated : 2024-12-17
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 8

    Saat mendengarkan ucapan Resham, Alex terdiam sejenak seolah tidak percaya. "Jangan bercanda, Resh. Tidak mungkin Lia menghilang.""Kami berencana akan pergi ke rumah sakit, seperti ucapan tuan tadi. Nyonya Lia setuju untuk pergi, namun saat nyonya berkata akan ke kamar kecil di rumah sakit, dia sudah tidak kembali, tuan."Alex meraih jasnya, masih memegang ponsel untuk terhubung dengan Resham. "Minta kepada staff setempat untuk mengecek kamar kecil itu, dan kamu cek CCTV di sekitarannya.""Kami sudah melakukan itu, tuan. Dan terakhir kali nyonya Lia terekam CCTV adalah di depan rumah sakit, selebihnya kami kehilangan jejak sejak 2 jam ini.""Apa dia membawa Alesia?""Ya, tuan.""Kalau begitu, temui aku di penthouse dalam 10 menit ke depan."Alex memutuskan sambungan dan hendak meninggalkan kantor, namun Rika segera mencegat tangan Alex. "Apa kamu akan meninggalkan aku meski aku telah memberi tantangan padamu?"Dengan tatapan tajamnya, Alex melihat Rika kesal dan melepas tangan wanita

    Last Updated : 2024-12-20
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 9

    Jauh dari kediaman Alexander Adarsa, tepatnya di tepi perkotaan, Natalia Nawasena terlihat diam dan menatap kosong hamparan tanah di depannya. Sudah sehari Lia melarikan diri dari Alex.Lia tampak begitu menyedihkan, membawa Alesia yang terlelap di gendongannya. Lia memutuskan pergi karena menyerah, tertekan jika harus terus bersama Alex."Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku mempercayai pria jahat itu." Ucap Lia dalam kesendiriannya.Apalagi saat Rika menghubungi telepon rumah Alex siang kemarin, dan secara kebetulan Lia yang menjawab telepon itu. Lia masih ingat dengan jelas apa yang Rika katakan."Aku yakin Alex memanfaatkanmu, karena aku sangat mengenal dia. Aku yakin dia akan menceraikanmu setahun lagi." Sekiranya itu kata-kata Rika yang masih tertinggal di kepala Lia."Dasar brengsek." Ucap Lia dengan air matanya yang mengalir.Di sisi lain, Alex yang disibukkan dengan pekerjaannya juga harus disibukkan dengan mencari keberadaan Lia. Alex mengerahkan semua suruhannya untuk men

    Last Updated : 2024-12-22
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 10

    Hari ini, Alexander Adarsa akan kembali menggelar jumpa pers dengan wartawan untuk meredakan rasa keingin tahuan publik mengenai kehidupan pribadinya yang terus dikuliti oleh banyak media.Alex bertujuan agar Lia dapat melihat Alex yang masih berdiri untuk menjaga informasi pribadi keluarganya, seolah ingin Lia tahu bahwa Alex ingin memperbaiki keadaan.Sebelum melangkahkan kakinya keluar dari mobil miliknya, Alex terdiam sejenak dan teringat akan pertemuan pertamanya dengan Lia setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan mereka lost contact.Malam itu, tepatnya 3 bulan yang lalu, Alex melihat Lia yang terus berjalan dengan pikirannya yang kosong, bahkan Lia tidak menyadari jika lampu merah untuk pejalan kaki sedang menyala.Lia terus berjalan bersama bayinya, tak mendengarkan sama sekali teriakan orang-orang dan kendaraan yang terus berdatangan nyaris menabraknya.Tin tin tin!Suara klakson itu menggema di dalam telinga Lia. Secara bersamaan, seorang pria berpostur tinggi meraih tub

    Last Updated : 2024-12-25
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 11

    Kembali pada hari ini, hari di mana Alex akan menghadiri jumpa pers yang akan digelarnya. Alex harus meluruskan berita yang terus dibicarakan banyak orang, yang bisa saja terus penasaran.Alex pun muncul di tengah-tengah para wartawan yang meliput, fokus kepada Alex yang akan mengkonfirmasi semua isu.Wajah Alex tampaknya berusaha tenang menghadapi banyak wartawan. Alex menghembuskan nafas untuk meyakinkan dirinya sebelum buka suara."Jadi bagaimana dengan kabar yang beredar mengenai istri anda, tuan Alexander?" Tanya seorang wartawan yang diikuti suasana hening untuk menunggu pengakuan satu-satunya penerus Agensi Star Music."Untuk pemberitaan itu, aku tidak akan menanggapinya karena satu-satunya yang dapat aku katakan saat ini adalah aku ingin menjaga privasi dari istriku." Tegas Alex."Bagaimana dengan kabar seorang anak yang bernama Alesia? Nama ini terdengar familiar dengan nama anda, tuan Alexander."Alex yang sebelumnya sengaja memberi nama Alesia untuk anak Lia menjadi terdiam

    Last Updated : 2024-12-27
  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 12

    Alexander Adarsa tampak berjalan gontai menuju kendaraan yang sedang menjemputnya, meninggalkan gedung yang menjadi tempatnya menggelar pers.Alex kembali diam, menerka hasil yang dia harapkan. 'Ini aneh, kenapa aku terus dihantui rasa bersalah?' Batin Alex selagi memejamkan matanya.'Aku harus menemukan Lia, aku harus membuat dia kembali. Aku harus meminta maaf akan keegoisan yang tidak aku sadari selama ini.' Tutur Alex meningkatkan harapannya sendiri.* * *Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 2 dini hari, Lia menguatkan dirinya untuk kembali ke rumah lamanya. Lia merasa kondisi apartemen kelas menengah yang masih menjadi haknya itu sudah aman dari pemantauan bawahan Alex.Dengan langkah yang terseok, Lia berusaha membuka pintu dan masuk ke dalam salah satu unit yang disewanya. Lia lalu menidurkan Alesia di atas ranjang kecil miliknya.Terdengar helaan nafas Lia yang akhirnya dapat menidurkan Alesia di atas ranjang setelah beberapa hari berusaha menghindari pencarian yang dilakuka

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 47

    Derita Natalia Nawasena akan kejahatan yang direncanakan oleh Rika dan Jacob akhirnya memiliki ujung yang sudah lama dinantikan.Pihak berwajib telah menetapkan mereka termasuk Haris sebagai tersangka atas kasus penculikan, penyerangan, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan berujung korban jiwa.Tak ada penangguhan penahanan, Alex berupaya agar ketiganya dihukum semaksimal mungkin. Alex tak ingin sampai ketiganya bebas karena pengaruh uang maupun Rika yang berasal dari keluarga terpandang.Hari ini, Alex sedang menikmati hari istirahatnya di rumah. Dan seperti biasa, bila Alex telah berolahraga ringan dan membersihkan tubuhnya, maka Alex akan menengok kondisi Lia di dalam kamar wanita itu.Dari celah pintu yang dibukanya, Alex menemukan Lia telah bangun dari tidurnya. Namun Lia masih saja diam, dan saat ini sedang melamun di samping jendela kamarnya.Kian hari, Lia kian diam sejak kematian bibi Anna. Lia tak seperti dulu yang akan menjawab pertanyaan dengan baik, pun sekadar menanyakan

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 46

    Kilas balik pada saat Alex dan Lia baru saja melangsungkan pernikahan mereka, para pengawal ditugaskan untuk menjaga area yang telah dirundingkan bagi masing-masing anggota.Haris yang baru saja mengantar Alex dan Lia keluar menuju kendaraan mewah lantas berbalik, hendak menghampiri Resham sebagai kepala pengawal yang akan memberi tugas pada semua bawahannya.Resham yang melihat Haris lantas memanggilnya. "Ris, kemarilah.""Baik, pak. Apa saya harus berjaga bersama bapak?" Tanya Haris."Tidak perlu. Sebaiknya kamu berjaga di kediaman tuan Alex karena di sana masih ada Alesia, anak tuan dan nyonya, bersama pengasuhnya. Beri kabar secepat mungkin bila terjadi sesuatu."Haris menunduk ringan. "Baik, pak"Lantas Haris beranjak, kini hendak menuju sebuah mobil yang akan dia gunakan untuk kembali ke kediaman Alex di Zeus Residence. Begitu masuk, Haris terkejut karena ada orang asing yang muncul di kursi penumpang."Si-siapa kamu?!" Tanya Haris dengan begitu panik."Ssst, kamu tidak perlu ce

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 45

    Seminggu setelah kematian mendiang bibi Anna dan penangkapan Rika serta Jacob, Lia seperti mengurung diri di dalam kamarnya. Bukan karena Lia ketakutan, namun kepergian bibi seolah meninggalkan luka di dalam benaknya.Alex yang juga masih merasakan duka tak mampu berbuat banyak, apalagi hal tempo hari tentu akan menambah trauma dalam diri Lia.Yang biasanya mereka akan menemukan kehadiran bibi Anna sedang menjaga Alesia, kini tiba-tiba dihadapkan dengan takdir di mana sosok beliau tak akan pernah kembali dalam hidup mereka.Walau begitu, setidaknya Alex dapat menghela nafas cukup lega, mengingat Rika dan Jacob yang sudah diproses oleh kepolisian.Saat ini, usai menghadiri rapat penting, Alex meminta supir untuk pergi ke gedung tahanan di mana Rika dan Jacob sedang dibui. Di dalamnya, Alex dapat menemukan Rika yang menggunakan baju tahanan dan menatapnya murka.Ketika dirinya dipertemukan dengan saling berhadapan, Rika mengolok Alex karena begitu jengkel. "Jadi ini balasanmu atas apa y

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 44

    Para tamu duka datang dengan pakaian serba hitam, memberi penghormatan terakhir pada orang yang sangat berjasa pada hidup Alexander Adarsa. Keluarga mendiang bibi Anna begitu tak kuasa menahan tangis mereka.Faktanya, bibi Anna memiliki seorang suami dan anak angkat yang begitu dirindukan olehnya. Dan karena insiden kemarin hari, mereka tak sempat mengucapkan kata perpisahan dengan baik pada bibi Anna.Alex dan Lia hanya bisa terdiam, menemukan duka yang tak akan pernah mereka lupakan. Lelah tak menjadi faktor mereka untuk meninggalkan rumah duka, dan mereka hanya bisa merenung dalam pemikiran masing-masing."Tuan Alex." Panggil anak angkat bibi dengan wajah sembabnya. "Aku anak dari mendiang ibu Anna, namaku Tya."Alex hanya bisa menunduk, masih tak tega menemukan keterpurukan di wajah keluarga mendiang bibi. "Aku telah banyak mendengar tentangmu, karena ibu selalu menceritakan tentangmu dan nyonya Lia. Terima kasih karena memberikan kesempatan pada ibu untuk kembali bekerja, untuk

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 43

    Keesokan hari setelah insiden penabrakan bibi Anna, Alex dan Lia kembali terlihat mendampingi beliau yang masih menjalani perawatan intensif pada ruang ICU.Alex yang baru saja mengerjapkan matanya dan tak sengaja tidur dalam posisi duduknya di atas sofa menoleh, menemukan Lia yang juga terlelap di sebelahnya.Kursi ruang tunggu di hadapan ICU memang tidak nyaman, namun setidaknya Alex bisa beristirahat sejenak. Alex lebih tak tega menemukan Lia yang menolak pulang dan ingin menunggu bibi Anna.Lambat laun, beberapa orang kembali berlalu-lalang. Resah masih menyelimuti Alex dan Lia, mengingat sudah sejak kemarin tak ada perkembangan dari bibi.Dua jam berlalu sejak Alex terbangun, Lia ikut melakukan hal yang sama. Matanya mengerjap, lalu menyadari jika dirinya dan Alex masih berada di depan ruang ICU."Apa kamu baik-baik saja tidur seperti tadi?" Tanya Alex."Ya, setidaknya aku bisa tidur sedikit." Balas Lia seraya menepuk-nepuk tengkuknya yang sedikit kaku.Tak lama berselang, muncul

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 42

    Kini, Alex dan Lia harus kembali menginjak lantai koridor rumah sakit, bergegas mendampingi bibi Anna yang menjadi korban tabrak lari oleh orang tak dikenal.Dengan nafas yang terengah serta Alesia yang terus menangis di dalam dekapannya, Lia berusaha menenangkan diri walau rasanya mustahil karena Lia tak pernah menduga hal ini akan terjadi."Mohon maaf, batas untuk keluarga pasien hanya sampai di sini." Ujar seorang perawat medis untuk mencegat Alex dan Lia.Bibi Anna sepertinya berada dalam kondisi kritis, mengingat tabrakan yang dialaminya sangatlah keras. Dengan mulut yang bergetar, Lia bergumam. "Bibi—bagaimana ini?"Alex mendengar risau dari mulut wanita Nawasena tersebut, lantas tergerak untuk mengusap pundaknya. "Tenanglah, kita harus yakin jika beliau akan baik-baik saja."Meski dirinya sendiri sedang kalut, sedih, marah, dan juga kesal, tetapi Alex harus menenangkan situasi terlebih dulu, apalagi situasi Lia. Ini adalah ke sekian kalinya mereka melihat orang-orang di sekitar

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 41

    Pagi yang cerah menyinari awal hari ini. Sinar mentari yang masuk melalui celah gorden mengusik kulit Alex membuatnya melenguh dan perlahan mulai terbangun dari istirahatnya.Tapi kamar Lia begitu nyaman rasanya, hingga Alex masih ingin mengeratkan pelukannya pada sebuah bantal. Tak lama berselang, setelah melenguh, Alex mendengar suara deheman yang begitu dekat darinya.Awalnya Alex ingin menghiraukan itu, namun telinganya mendengar Lia yang memanggil namanya dengan suara yang parau. "Lex."Sontak Alex membuka kedua matanya, menemukan Lia yang sebenarnya sejak tadi dia peluk seperti bantal. "Astaga, maafkan aku." Katanya dan melepas Lia, kemudian menjauh dengan rasa bersalah.Melihat Alex yang berdiri membuat Lia sedikit kikuk dengan mengusap tengkuknya. "Ti-tidak apa-apa." Kata Lia berusaha tenang dan tak gugup."Aku tak sadar jika aku melakukan itu, padahal seharusnya—ah, maafkan aku.""Ya, aku pun tidak tega membangunkanmu karena sepertinya kamu begitu pulas."Alex menggaruk pelip

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 40

    Alex dan Lia pun kembali pada kediaman Alex. Hunian elit tersebut terasa lebih sepi dibanding hari-hari biasanya, karena dalam perjalanan tadi, Alex meminta bibi Anna membawa Alesia untuk berlindung di rumah tuan Adarsa, ayahnya.Tentu, Alex tak ingin menemukan masalah lain jika saja dirinya tetap membiarkan mereka berada di rumah tanpa pengawasan ketat, mengingat Alex baru bisa mendapatkan perlindungan ekstra dari pihak kepolisian."Lia, maaf hari ini aku tidak bisa menemanimu. Aku sangat lelah." Ucap Alex yang diangguki Lia."Kamu harus istirahat, hari ini pastinya melelahkan bagimu.""Ya, aku akan mandi terlebih dulu lalu beristirahat. Bila kamu membutuhkan sesuatu, beritahu aku."Lia kembali mengangguk untuk yang kedua kalinya, menatap Alex yang mulai berjalan memasuki kamar pribadinya. Wanita itu tak masuk begitu saja ke dalam kamarnya sendiri.Tak ingin hal buruk terjadi, Lia bergerak untuk memastikan semua akses mulai dari pintu, jendela, hingga ventilasi terdekat terkunci deng

  • Tuan Alex, Nyonya Natalia Menghilang!   BAB 39

    Beberapa jam usai peristiwa mencekam di Agensi Star Music, pihak terkait mengatakan akan menempuh jalur hukum dan akan menemukan pelaku penembakan terhadap Alexander Adarsa secepat mungkin.Tak hanya merugikan Alex atau agensi, namun peristiwa itu menyebabkan banyak pihak yang menjadi cemas akan keseharian mereka hingga mengalami trauma ringan.Begitu banyak media yang memberitakan kejadian ini, mengingat ini adalah tindakan kriminal yang membahayakan. Lia yang menjadi saksi penembakan itu dibuat kalang-kabut oleh kondisi Alex. Dia meminta pada Resham untuk membawanya menuju rumah sakit yang menangani kondisi Alex usai penembakan tersebut.Pada koridor rumah sakit yang dilaluinya, Lia tampak begitu cemas dan kalut, berusaha mengontrol benaknya yang begitu terganggu. Saat tiba di sebuah ruangan yang dihuni Alex, Lia menemukan pria itu sedang duduk dengan bahu yang baru saja diperban."Alex, bagaimana dengan—"Tak ingin Lia begitu panik, Alex segera menyanggah pertanyaan wanita Nawasen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status