Beranda / Romansa / Tragedi Cinta Bunga / 55. Tempat Pengasingan

Share

55. Tempat Pengasingan

Penulis: David Khanz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-18 09:00:32

TRAGEDI CINTA BUNGA

Penulis : David Khanz

Bagian : 55

Episode : Tempat Pengasingan

Kini Bunga dan Syaiful tinggal di sebuah tempat baru, terasing dari dunia luar, dan hanya mereka berdua yang menempati daerah terpencil tersebut.

Tempat tinggal yang mereka huni itu adalah sebuah kepulauan kecil dan terpisah oleh lautan dari wilayah Kampung Sarawu. Tidak ada apa pun di sana, terkecuali beberapa pepohonan menjulang serta lahan kosong yang terdiri dari hutan belukar, pantai, serta jurang curam sebagai pembatas antara daratan dengan tepian laut.

Perbekalan makanan serta pakaian memang dibawa sebagai bantuan awal. Diperkirakan hanya cukup hingga beberapa bulan ke depan. Disamping itu, juga dibekali perlengkapan alat pertukangan untuk membuat hunian kelak. Jadi, Syaiful hanya punya beberapa waktu untuk segera menyediakan tempat perlindungan diri serta keluarga dari terik matahari maupun hujan.

Sepe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tragedi Cinta Bunga    56. Hunian Baru Di Tempat Pengasingan

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 56Episode : Hunian Baru Di Tempat PengasinganMereka berdua melepas penat sejenak dengan duduk-duduk di bawah rindang pepohonan itu sambil memandangi birunya lautan. Berbincang-bincang mengenai kehidupan selanjutnya di tempat pengasingan tersebut.“Akang tadi mau memperlihatkan aku sesuatu, apakah itu, Kang?” tanya Bunga kemudian, merasa penasaran dengan apa yang hendak dipersembahkan oleh suami tercinta sebentar lagi.“O, iya … hampir saja aku lupa. He-he,” ujar Syaiful seraya bangkit dari duduk dan membantu istrinya untuk turut berdiri. “Ayo, ikut aku. Ada sesuatu yang menunggu kita di sana,” imbuhnya kembali sambil menunjuk ke sisi dalam tempat tersebut.Di sana, banyak pepohonan lain yang tumbuh subur, layaknya di hutan bakau, tempat mereka sebelumnya dipergoki oleh Juragan Mahmud beserta ketiga anak buah pesohor Kampung Sarawu itu. Bun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Tragedi Cinta Bunga    57. Keresahan Seorang Bi Enok

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 57Episode : Keresahan Seorang Bi EnokWanita tua itu membantu mengemasi barang-barang yang hendak dibawa oleh Bunga, terutama pakaian. Kelopak matanya senantiasa beruraikan air mata disertai isak kecil yang tertahan. DIa merasa sangat sedih sekali karena hari itu adalah merupakan masa terakhir bersama dengan anak perempuan majikannya tersebut. Sosok yang selama ini senantiasa dekat sejak dia terlahir dulu dari rahim seorang Sumiarsih.“Bi ….,” sapa Bunga duduk bertimpuh di belakang Bi Enok. DIa menyentuh pundaknya pelan. “Bibi jangan menangis terus. Saya jadi sedih sekali, Bi,” imbuhnya kembali dengan suara tercekat.Bi Enok menyeka sejenak pipinya yang membanjir basah. Perlahan-lahan membalikkan badan dan balik memandangi Bunga dengan tatapan sayu. Dia sadar, selama mengurus perempuan muda tersebut, jarang sekali mereka saling berjauhan. Bahkan senantia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Tragedi Cinta Bunga    58. Pertemuan Abah Targa dan Bi Enok

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 58Episode : Pertemuan Abah Targa dan Bi EnokSuatu ketika, di saat Juragan Mahmud sedang berada di dermaga mengurus usahanya, diam-diam Abah Targa mendatang Bi Enok di rumah salah satu pesohor Kampung Sarawu tersebut.“Ada nenekmu?” tanya lelaki tua itu kala disambut oleh seorang remaja berusia belasan tahun, yakni Dirga.“A-ada … di dalam,” jawab anak laki-laki itu diiringi wajah mengerut heran. ‘Ada apa Abah Targa datang ke sini? Tidak seperti biasanya,’ bisik Dirga di dalam hati. ‘Kalaupun ada keperluan dengan Juragan, mengapa tidak menemuinya di dermaga?’Ditatap sedemikian rupa, Abah Targa balik mendelik garang.“Ada apa denganmu, Bocah? Mengapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Tetua Adat tersebut terdengar ketus. “Cepat, panggilkan nenekmu itu. Saya ingin segera bertemu dan berbicara.”Dirga mengangguk, l

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Tragedi Cinta Bunga    59. Perseteruan Bi Enok Dengan Targa

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 59Episode : Perseteruan Bi Enok Dengan TargaMasa itu setelah melewati waktu petang, sesosok perempuan mengendap-endap di dalam kegelapan. Ditemani oleh seorang lelaki yang berjalan mengikuti di belakang. Mereka berdua menyusuri sebuah jalanan terjal, dipagari rerumputan liar tinggi di sisi kanan-kiri.“Masih jauh tempatnya?” tanya sosok perempuan, yang tidak lain adalah Bi Enok, pada lelaki di belakangnya. “Mengapa harus sejauh ini dia meminta saya datang. Mana malam-malam pula,” imbuhnya kembali menggerutu.“Terus jalan saja, Nyai. Sebentar lagi, kita akan tiba di tempat tujuan,” jawab pihak yang ditanya dengan suara datar.Bi Enok tidak habis bicara, dia sibuk membatin sendiri di tengah langkah yang terseok-seok. ‘Entah ada kepentingan apa, sampai-sampai Targa memintaku datang ke tempat sunyi seperti ini? Huh, jika saja aku tidak memilik

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Tragedi Cinta Bunga    60. Persekongkolan Di Masa Silam

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 60Episode : Persekongkolan Di Masa SilamSemula Targa berusaha mengelak akan tuduhan dari Bi Enok. Namun semakin didesak, akhirnya lelaki itu pun—terpaksa—mengakui dengan jujur. “Ya, saya memang pernah memiliki hubungan terlarang dengan Warsih,” ucapnya tertekan, “tapi itu sudah lama berlalu, Enok. Karena saya sadar, saya dan dia tidak akan pernah bisa bersatu.”Diakui pula, perasaan cintanya terhadap Warsih sudah sejak lama tertanam, yakni semenjak perseteruannya dengan Mahmud terjadi.“Saya berniat menikahinya, tapi ayah saya tidak pernah memperkenankan. Karena apa? Ayah lebih mementingkan perasaan si Mahmud ketimbang saya, anaknya sendiri!” ungkap Targa berapi-api. “Tapi saya tidak pernah sudi, jika Warsih sampai benar-benar jatuh ke tangan si Mahmud. Itu yang harus kamu ketahui, Enok. Paham kamu?”Maka dari itu, Targa pun memiliki renca

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Tragedi Cinta Bunga    61. Hubungan Terlarang

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 61Episode : Hubungan TerlarangTarga merapikan kembali pakaiannya sebelum keluar dari kamar Sumiarsih. Sejenak dia memandangi kemolekan tubuh perempuan tersebut dan bergumam sambil tersenyum dikulum, ‘Ah, akhirnya rasa penasaranku terhadap dia, sudah tertunaikan kini. Ha-ha. Tidak sia-sia aku datang ke sini dan berharap akan ada kelanjutannya kembali setelah ini. Hi-hi.’Di luar rumah, sosok Ki Darsan sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok daun kawung.“Sudah?” Orang tua itu mengerutkan kening. “Sebentar sekali kamu di dalam, Anak Muda,” imbuhnya kembali seperti mengejek.Rona merah seketika menjalari wajah Targa. Karena itu pula, dia ingin segera pergi dari sana. “ … Ada hal lain yang harus saya kerjakan, Ki. Jadi … mohon permisi,” katanya beralasan.Sejak kejadian hari itu, Targa semakin ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tragedi Cinta Bunga    62. Rencana Busuk Targa

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 62Episode : Rencana Busuk TargaPeristiwa kematian ayahnya Mahmud yang secara tiba-tiba dan mengenaskan, membuat Bi Enok berusaha mencari jawaban dengan jalannya tersendiri. Salah satunya adalah mendekati sosok Targa, anak tunggal Abah Langga. Melalui calon penerus Tetua Adat Kampung Sarawu itu pula, sedikit demi sedikit kecurigaan perempuan tersebut mulai menemukan titik terang. Di sisi lain, semenjak Warsih mengakui kehamilannya, hubungan dia dengan Targa pun mulai merenggang. Lelaki tersebut sudah tidak lagi mau menemui istri Sukatna tersebut. Tentu saja sebagai penggantinya adalah Bi Enok sendiri. Sementara untuk mencicipi tubuh Sumiarsih, sudah tidak mungkin lagi dilakukan, semenjak putri Ki Darsan itu tinggal terpisah dari ayahnya.Warsih sendiri sudah tidak mau lagi memikirkan hubungan gelapnya dengan Targa dan lebih memusatkan pikiran untuk memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Tragedi Cinta Bunga    63. Dua Pembunuhan

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 63Episode : Dua Pembunuhan“Dirga, kamu ikut Emak sekarang juga!” titah Bi Enok pada cucunya yang berusia remaja itu pada suatu ketika.“Ke mana, Mak?” tanya Dirga sembari meletakan beliung dan menunda pekerjaan membelah kayu bakar. Wanita tua itu memintanya agar mengantar makanan untuk Juragan Mahmud di dermaga. “Biar Dirga sendiri yang mengantarkan makanan ini, Mak,” katanya berimbuh kembali. Karena tugas seperti itu memang sudah terbiasa dilakukan oleh anak muda tersebut seorang diri.Menurut Dirga pula, jika Bi Enok ikut ke dermaga, lantas siapa yang akan menjagakan Juragan Sumiarsih yang sedang terbaring sakit.“Emak sudah meminta izin sebentar untuk pergi pada Neng Juragan,” jawab Bi Enok seraya menyerahkan bungkusan makanan yang hendak dibawa. “Lagipula … Emak akan membawa serta Neng Bunga ke sana. Dari tadi, anak itu merengek ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26

Bab terbaru

  • Tragedi Cinta Bunga    Tragedi Cinta Bunga Desa (cerpen version)

    TRAGEDI CINTA BUNGA DESAPenulis : David KhanzDeru gemuruh ombak di lepas pantai, bergulung riuh membentengi lautan. Berlarian disertai buih putih, seakan tengah berlomba mendahului menggapai tepian daratan. Terayun kuat bersama sapuan banyu yang menarik ulur tiada henti. Sementara sang surya pun tak ingin ketinggalan, dengan pongahnya menyemburkan bara memanggang bumi. Bercampur baur dalam semilir yang kian menyengat.Tak jauh dari sebuah gubuk sederhana yang berdiri di sana, seorang perempuan mematung bertelanjang kaki, beralaskan pasir putih. Sesekali matanya menatap luas lautan yang membentang, dengan bias penuh pengharapan. Di antara helaan napas berat dan seringai bibirnya yang kering, seakan memberi tanda bahwa dia tengah berada dalam sebuah penantian. Entah apa atau siapa yang sedang dia tunggu.Sesekali, tangan kasar perempuan itu mengusap lembut perutnya yang membuncit. Lalu menyeka peluh yang mengucur deras membanjiri pelipis. “Sabar .

  • Tragedi Cinta Bunga    96. Gema Cinta Di Akhir Asa

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 96Episode : Gema Cinta Di Akhir AsaUsai melakukan kunjungan selanjutnya, usaha Bi Enok untuk membujuk dan mengajak Bunga pulang ke Kampung Sarawu, kembali menemui kegagalan. Perempuan muda yang sedang mengandung besar tersebut tetap menolak dengan alasan belum mendapatkan izin pergi dari sang suami, Syaiful.“S-saya tahu … s-saya akan dinilai sebagai anak yang tidak berbakti terhadap orang tua. Mungkin juga seorang anak yang durhaka,” ucap Bunga lirih disertai mata berkaca-kaca. “Tapi tidak semua orang mau memahami akan kondisi saya sekarang. Saya bukan lagi seorang anak gadis yang hidupnya masih menjadi tanggungan Ayah. Saya sudah menikah, bersuami, dan sekarang … hamil besar. Bagaimana mungkin, dalam keadaan seperti ini, saya harus mengajarkan sesuatu yang buruk terhadap anak kami sendiri? Melangkahkan kaki, keluar dari tempat yang tidak diridhoi, dan tanpa iz

  • Tragedi Cinta Bunga    95. Pertengkaran Terakhir Bunga dan Syaiful

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 95Episode : Pertengkaran Terakhir Bunga dan SyaifulSejak peristiwa terjadinya pertarungan antara Abah Targa dan Juragan Mahmud, kedua laki-laki tua tersebut dikabarkan semakin kritis. Untuk urusan usaha di dermaga—untuk sementara—terpaksa dipercayakan kepada Syahrul dan Amrul, serta dibantu oleh Dirga, cucu Bi Enok. Sementara kepemimpinan Tetua Adat sendiri, dibebankan terhadap para sesepuh lain. Sebagai satu-satunya tabib ahli di bidang pengobatan, Ki Sanca sudah berusaha sekuat mungkin dengan kemampuannya untuk mengobati dua sosok penting di Kampung Sarawu tersebut. Namun sejauh itu pula, upaya yang dilakukan olehnya, tidak juga menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Terpaksa, di usianya yang kian sepuh, Bi Enok harus berjibaku sendiri mengurus keperluan Bunga dan Syaiful di pulau pengasingan.“Jadi kondisi Ayah sekarang belum menunjukkan tanda

  • Tragedi Cinta Bunga    94. Pertarungan Berdarah

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 94Episode : Pertarungan Berdarah“Hebat … hebaattt … hebaaattt …,” seru Juragan Mahmud sambil bertepuk tangan sendiri. “Lihatlah, langit! Lihatlah, pohon-pohon! Lihat pada mereka, betapa harmonis sekali hubungan kedua manusia berhati ular itu. Hi-hi. Tidak perlu aku bertanya secara satu per satu dan menuntut kejujuran, nyatanya … sikap kalian itu sudah cukup memberiku bukti … bahwa sesama binatang memang hanya akan berkumpul dengan jenis dari mereka masing-masing. Hi-hi.”Abah Targa—terpaksa—melepaskan cekalannya pada tubuh Dillah dan membiarkan lelaki tersebut duduk sambil meringis-ringis di tanah jejalanan. Sejenak sosok Tetua Adat itu melirik pada Juragan Mahmud, lantas berucap pelan, “Tenanglah. Kamu diam di sini. Saya akan mencoba menghadapi manusia sombong yang satu itu.”Dillah mengangguk di antara ringis kesakitan yang tergambar di wajah. Kemudian bersusah payah berpindah tempat dengan cara menggeser badan, menggusur kedua ka

  • Tragedi Cinta Bunga    93. Aroma Kebusukan

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 93Episode : Aroma KebusukanKrosak!Juragan Mahmud menghentikan langkah, lantas bergeming di tempat untuk beberapa saat. Tatap matanya lurus tertuju ke depan, sementara telinga dipasang sedemikian ketat.“Hhmmm …,” deham lelaki tua berikat kepala putih tersebut. “Keluarlah dari tempat persembunyianmu itu!” serunya kemudian dengan suara lantang.Ditunggu beberapa waktu, tidak ada sahutan maupun sesosok manusia yang muncul mendekat.“Keluar dari tempat persembunyianmu, kataku juga!” Kembali pesohor Kampung Sarawu tersebut bersuara nyaring. “Kau pikir aku tidak tahu, siapa yang ada di belakangku sekarang, hah?! Keluar!”Masih seperti tadi, suasana jalanan tetap sunyi.‘Jahanam! Ternyata dia manusia yang sangat pengecut! Tidak berani menampakkan diri dan lebih betah menguntit di belakangku sejak tadi!’ gumam Juragan Mahmud di dalam hati. ‘Baiklah ….’Karena tidak ada yang menyahut, lelaki tua itu pun memutuskan diri untuk melanjutkan lan

  • Tragedi Cinta Bunga    92. Pertarungan Dua Lelaki Pesohor Kampung

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 92Episode : Pertarungan Dua Lelaki Pesohor Kampung“Ada apa ini?” Syaiful memandang ke arah perginya Bi Enok dan Dirga.Bunga turut bangkit sambil mengusap-usap perut buncitnya. Jawab perempuan cantik itu kemudian, “Entahlah, Kang. Sepertinya ada sesuatu yang penting dari Kang Amrul.”“Iya, aku juga berpikir seperti itu, Néng. Tapi mengapa aku tidak diperbolehkan untuk turut ke sana? Setidaknya untuk mengetahui, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Bi Enok juga ‘kan, sudah menjadi bagian dari keluarga ayahmu. Berarti keluarga kita juga, ‘kan?”Bunga tidak membalas. Perhatiannya tetap tertuju ke depan. Dia merasa ada sesuatu yang tidak nyaman di hati. Apakah kedatangan Amrul tadi berkaitan dengan ayahnya pula? Bukan apa-apa, hal itu didasari oleh sikap Juragan Mahmud sebelumnya yang telah berselisih paham dengan Abah Targa.‘Yaa Allah … ada apa ini sebenarnya?’ Bertanya sosok anak perempuan Juragan Mahmud itu disertai dera kekhawatiran

  • Tragedi Cinta Bunga    91. Aroma Membusuk Dari Masa Silam

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 91Episode : Aroma Membusuk Dari Masa Silam“Pada dasarnya … kamu sudah banyak berjasa pada hidup saya, yaitu menjadi pintu gerbang bagi Ki Jambrong untuk menemui saya, anak dari sahabat lama beliau,” pungkas Juragan Mahmud usai menuturkan sebuah kisah, sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Ki Jambrong beberapa waktu lalu padanya. “Melalui kamu pula, beliau telah membuka hampir semua tabir kegelapan yang sejak lama membutakan pikiran saya, Bi.”“Tabir kegelapan? Mohon maaf, yang Juragan maksudkan itu … apa, ya?” tanya Bi Enok langsung timbul dugaan-dugaan lain di hatinya. “S-saya belum paham, Juragan.”Sosok pembantu tersebut mengira bahwa—tentulah—Ki Jambrong telah banyak bercerita tentang masalah lalu orang-orang tertentu yang berada di Kampung Sarawu. Terutama yang terlibat pada masa-masa kelam Ki Darsan dan Abah Langga masih hidup.Sa

  • Tragedi Cinta Bunga    90. Prahara Teror

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 90Episode : Prahara TerorLekas Bi Enok memburu tubuh cucunya tersebut. Memeriksa sejenak untuk memastikan kondisi Dirga yang sebenarnya. ‘Dia masih hidup …,’ membatin wanita tua itu usai merasakan denyut nadi di pergelangan tangan, lantas menepuk-nepuk wajah. “Dirga! Bangun, Dirga!”Tidak ada reaksi apa pun. Kedua mata sang cucu masih mengatup rapat seperti tengah tertidur pulas. Kemudian Bi Enok mencoba kembali untuk membangunkan, tapi tidak kunjung berhasil.‘Yaa Allah … apa yang terjadi dengan anak ini?’ tanyanya bingung bercampur kekhawatiran. Masih merasa penasaran, lantas diperiksa sekali lagi badan Dirga, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Semuanya tampak normal dan baik-baik saja. Terkecuali, belum mengetahui pasti penyebab cucunya tersebut dalam kondisi seperti itu.Tidak habis akal, Bi Enok segera bangkit terhuyung. Ber

  • Tragedi Cinta Bunga    89. Rahasia Yang Belum Terungkap

    TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 89Episode : Rahasia Yang Belum Terungkap“Maaf … saya terlalu terbawa perasaan saya sendiri,” ujar Juragan Mahmud tiba-tiba menghentikan tangis, lantas pura-pura mengalihkan pandangan ke arah lain sambil mengusap air mata. Sementara Bi Enok sendiri tetap menunduk dalam-dalam, tidak ingin beradu tatap ataupun memerhatikan sosok di dekatnya. Bukan apa-apa, tersebab wanita tersebut bermaksud menjaga muruah sang majikan atas luapan emosi sesaat tadi. “Baik … sampai mana saya tadi, Bi?” tanya lelaki itu masih dengan nada suara bergetar.“Guna-guna saya terhadap Juragan sebelum menikah dengan Neng Juragan perempuan,” jawab Bi Enok ikut lirih.Juragan Mahmud terbatuk-batuk sejenak, dilanjut dengan membersihkan aliran ingus yang masih terasa di lobang hidung. Setelah itu, mendeham beberapa kali dan lanjut berkata. “O, iya … masalah itu. Ehem … uhuk! Uhuk!”

DMCA.com Protection Status