TRAGEDI CINTA BUNGA
Penulis : David KhanzBagian : 54Episode : Sebait Cinta Di Depan PusaraHari pernikahan antara Bunga dan Syaiful telah tiba. Pesta pun digelar dengan sangat meriah, diiringi hiburan rakyat berupa tarian khusus daerah dan pertunjukan wayang golek semalam suntuk. Kedua mempelai tampak bahagia, duduk di pelaminan menjadi raja-ratu sehari, sibuk menerima para tamu undangan dari pagi hingga menjelang petang. Namun ada satu pemandangan aneh terkait keberadaan Juragan Mahmud selama resepsi diadakan. Sosok pesohor Kampung Sarawu tersebut tidak banyak terlihat bersama-sama di sana. Hanya ada Abah Targa yang mewakili dari pihak keluarga laki-laki, ikut menemani kedua pengantin.“Beliau ada di dalam kamarnya, Neng,” jawab Bi Enok saat ditanya oleh Bunga, berbisik, di tengah alunan suara gamelan dan dendang sinden menghiasi suasana hajatan.Gadis cantik yang kian tampak jelita dengan balutanTRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 55Episode : Tempat PengasinganKini Bunga dan Syaiful tinggal di sebuah tempat baru, terasing dari dunia luar, dan hanya mereka berdua yang menempati daerah terpencil tersebut.Tempat tinggal yang mereka huni itu adalah sebuah kepulauan kecil dan terpisah oleh lautan dari wilayah Kampung Sarawu. Tidak ada apa pun di sana, terkecuali beberapa pepohonan menjulang serta lahan kosong yang terdiri dari hutan belukar, pantai, serta jurang curam sebagai pembatas antara daratan dengan tepian laut.Perbekalan makanan serta pakaian memang dibawa sebagai bantuan awal. Diperkirakan hanya cukup hingga beberapa bulan ke depan. Disamping itu, juga dibekali perlengkapan alat pertukangan untuk membuat hunian kelak. Jadi, Syaiful hanya punya beberapa waktu untuk segera menyediakan tempat perlindungan diri serta keluarga dari terik matahari maupun hujan.Sepe
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 56Episode : Hunian Baru Di Tempat PengasinganMereka berdua melepas penat sejenak dengan duduk-duduk di bawah rindang pepohonan itu sambil memandangi birunya lautan. Berbincang-bincang mengenai kehidupan selanjutnya di tempat pengasingan tersebut.“Akang tadi mau memperlihatkan aku sesuatu, apakah itu, Kang?” tanya Bunga kemudian, merasa penasaran dengan apa yang hendak dipersembahkan oleh suami tercinta sebentar lagi.“O, iya … hampir saja aku lupa. He-he,” ujar Syaiful seraya bangkit dari duduk dan membantu istrinya untuk turut berdiri. “Ayo, ikut aku. Ada sesuatu yang menunggu kita di sana,” imbuhnya kembali sambil menunjuk ke sisi dalam tempat tersebut.Di sana, banyak pepohonan lain yang tumbuh subur, layaknya di hutan bakau, tempat mereka sebelumnya dipergoki oleh Juragan Mahmud beserta ketiga anak buah pesohor Kampung Sarawu itu. Bun
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 57Episode : Keresahan Seorang Bi EnokWanita tua itu membantu mengemasi barang-barang yang hendak dibawa oleh Bunga, terutama pakaian. Kelopak matanya senantiasa beruraikan air mata disertai isak kecil yang tertahan. DIa merasa sangat sedih sekali karena hari itu adalah merupakan masa terakhir bersama dengan anak perempuan majikannya tersebut. Sosok yang selama ini senantiasa dekat sejak dia terlahir dulu dari rahim seorang Sumiarsih.“Bi ….,” sapa Bunga duduk bertimpuh di belakang Bi Enok. DIa menyentuh pundaknya pelan. “Bibi jangan menangis terus. Saya jadi sedih sekali, Bi,” imbuhnya kembali dengan suara tercekat.Bi Enok menyeka sejenak pipinya yang membanjir basah. Perlahan-lahan membalikkan badan dan balik memandangi Bunga dengan tatapan sayu. Dia sadar, selama mengurus perempuan muda tersebut, jarang sekali mereka saling berjauhan. Bahkan senantia
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 58Episode : Pertemuan Abah Targa dan Bi EnokSuatu ketika, di saat Juragan Mahmud sedang berada di dermaga mengurus usahanya, diam-diam Abah Targa mendatang Bi Enok di rumah salah satu pesohor Kampung Sarawu tersebut.“Ada nenekmu?” tanya lelaki tua itu kala disambut oleh seorang remaja berusia belasan tahun, yakni Dirga.“A-ada … di dalam,” jawab anak laki-laki itu diiringi wajah mengerut heran. ‘Ada apa Abah Targa datang ke sini? Tidak seperti biasanya,’ bisik Dirga di dalam hati. ‘Kalaupun ada keperluan dengan Juragan, mengapa tidak menemuinya di dermaga?’Ditatap sedemikian rupa, Abah Targa balik mendelik garang.“Ada apa denganmu, Bocah? Mengapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Tetua Adat tersebut terdengar ketus. “Cepat, panggilkan nenekmu itu. Saya ingin segera bertemu dan berbicara.”Dirga mengangguk, l
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 59Episode : Perseteruan Bi Enok Dengan TargaMasa itu setelah melewati waktu petang, sesosok perempuan mengendap-endap di dalam kegelapan. Ditemani oleh seorang lelaki yang berjalan mengikuti di belakang. Mereka berdua menyusuri sebuah jalanan terjal, dipagari rerumputan liar tinggi di sisi kanan-kiri.“Masih jauh tempatnya?” tanya sosok perempuan, yang tidak lain adalah Bi Enok, pada lelaki di belakangnya. “Mengapa harus sejauh ini dia meminta saya datang. Mana malam-malam pula,” imbuhnya kembali menggerutu.“Terus jalan saja, Nyai. Sebentar lagi, kita akan tiba di tempat tujuan,” jawab pihak yang ditanya dengan suara datar.Bi Enok tidak habis bicara, dia sibuk membatin sendiri di tengah langkah yang terseok-seok. ‘Entah ada kepentingan apa, sampai-sampai Targa memintaku datang ke tempat sunyi seperti ini? Huh, jika saja aku tidak memilik
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 60Episode : Persekongkolan Di Masa SilamSemula Targa berusaha mengelak akan tuduhan dari Bi Enok. Namun semakin didesak, akhirnya lelaki itu pun—terpaksa—mengakui dengan jujur. “Ya, saya memang pernah memiliki hubungan terlarang dengan Warsih,” ucapnya tertekan, “tapi itu sudah lama berlalu, Enok. Karena saya sadar, saya dan dia tidak akan pernah bisa bersatu.”Diakui pula, perasaan cintanya terhadap Warsih sudah sejak lama tertanam, yakni semenjak perseteruannya dengan Mahmud terjadi.“Saya berniat menikahinya, tapi ayah saya tidak pernah memperkenankan. Karena apa? Ayah lebih mementingkan perasaan si Mahmud ketimbang saya, anaknya sendiri!” ungkap Targa berapi-api. “Tapi saya tidak pernah sudi, jika Warsih sampai benar-benar jatuh ke tangan si Mahmud. Itu yang harus kamu ketahui, Enok. Paham kamu?”Maka dari itu, Targa pun memiliki renca
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 61Episode : Hubungan TerlarangTarga merapikan kembali pakaiannya sebelum keluar dari kamar Sumiarsih. Sejenak dia memandangi kemolekan tubuh perempuan tersebut dan bergumam sambil tersenyum dikulum, ‘Ah, akhirnya rasa penasaranku terhadap dia, sudah tertunaikan kini. Ha-ha. Tidak sia-sia aku datang ke sini dan berharap akan ada kelanjutannya kembali setelah ini. Hi-hi.’Di luar rumah, sosok Ki Darsan sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok daun kawung.“Sudah?” Orang tua itu mengerutkan kening. “Sebentar sekali kamu di dalam, Anak Muda,” imbuhnya kembali seperti mengejek.Rona merah seketika menjalari wajah Targa. Karena itu pula, dia ingin segera pergi dari sana. “ … Ada hal lain yang harus saya kerjakan, Ki. Jadi … mohon permisi,” katanya beralasan.Sejak kejadian hari itu, Targa semakin ba
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 62Episode : Rencana Busuk TargaPeristiwa kematian ayahnya Mahmud yang secara tiba-tiba dan mengenaskan, membuat Bi Enok berusaha mencari jawaban dengan jalannya tersendiri. Salah satunya adalah mendekati sosok Targa, anak tunggal Abah Langga. Melalui calon penerus Tetua Adat Kampung Sarawu itu pula, sedikit demi sedikit kecurigaan perempuan tersebut mulai menemukan titik terang. Di sisi lain, semenjak Warsih mengakui kehamilannya, hubungan dia dengan Targa pun mulai merenggang. Lelaki tersebut sudah tidak lagi mau menemui istri Sukatna tersebut. Tentu saja sebagai penggantinya adalah Bi Enok sendiri. Sementara untuk mencicipi tubuh Sumiarsih, sudah tidak mungkin lagi dilakukan, semenjak putri Ki Darsan itu tinggal terpisah dari ayahnya.Warsih sendiri sudah tidak mau lagi memikirkan hubungan gelapnya dengan Targa dan lebih memusatkan pikiran untuk memb