TRAGEDI CINTA BUNGA
Penulis : David KhanzBagian : 58Episode : Pertemuan Abah Targa dan Bi EnokSuatu ketika, di saat Juragan Mahmud sedang berada di dermaga mengurus usahanya, diam-diam Abah Targa mendatang Bi Enok di rumah salah satu pesohor Kampung Sarawu tersebut.“Ada nenekmu?” tanya lelaki tua itu kala disambut oleh seorang remaja berusia belasan tahun, yakni Dirga.“A-ada … di dalam,” jawab anak laki-laki itu diiringi wajah mengerut heran. ‘Ada apa Abah Targa datang ke sini? Tidak seperti biasanya,’ bisik Dirga di dalam hati. ‘Kalaupun ada keperluan dengan Juragan, mengapa tidak menemuinya di dermaga?’Ditatap sedemikian rupa, Abah Targa balik mendelik garang.“Ada apa denganmu, Bocah? Mengapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Tetua Adat tersebut terdengar ketus. “Cepat, panggilkan nenekmu itu. Saya ingin segera bertemu dan berbicara.”Dirga mengangguk, lTRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 59Episode : Perseteruan Bi Enok Dengan TargaMasa itu setelah melewati waktu petang, sesosok perempuan mengendap-endap di dalam kegelapan. Ditemani oleh seorang lelaki yang berjalan mengikuti di belakang. Mereka berdua menyusuri sebuah jalanan terjal, dipagari rerumputan liar tinggi di sisi kanan-kiri.“Masih jauh tempatnya?” tanya sosok perempuan, yang tidak lain adalah Bi Enok, pada lelaki di belakangnya. “Mengapa harus sejauh ini dia meminta saya datang. Mana malam-malam pula,” imbuhnya kembali menggerutu.“Terus jalan saja, Nyai. Sebentar lagi, kita akan tiba di tempat tujuan,” jawab pihak yang ditanya dengan suara datar.Bi Enok tidak habis bicara, dia sibuk membatin sendiri di tengah langkah yang terseok-seok. ‘Entah ada kepentingan apa, sampai-sampai Targa memintaku datang ke tempat sunyi seperti ini? Huh, jika saja aku tidak memilik
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 60Episode : Persekongkolan Di Masa SilamSemula Targa berusaha mengelak akan tuduhan dari Bi Enok. Namun semakin didesak, akhirnya lelaki itu pun—terpaksa—mengakui dengan jujur. “Ya, saya memang pernah memiliki hubungan terlarang dengan Warsih,” ucapnya tertekan, “tapi itu sudah lama berlalu, Enok. Karena saya sadar, saya dan dia tidak akan pernah bisa bersatu.”Diakui pula, perasaan cintanya terhadap Warsih sudah sejak lama tertanam, yakni semenjak perseteruannya dengan Mahmud terjadi.“Saya berniat menikahinya, tapi ayah saya tidak pernah memperkenankan. Karena apa? Ayah lebih mementingkan perasaan si Mahmud ketimbang saya, anaknya sendiri!” ungkap Targa berapi-api. “Tapi saya tidak pernah sudi, jika Warsih sampai benar-benar jatuh ke tangan si Mahmud. Itu yang harus kamu ketahui, Enok. Paham kamu?”Maka dari itu, Targa pun memiliki renca
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 61Episode : Hubungan TerlarangTarga merapikan kembali pakaiannya sebelum keluar dari kamar Sumiarsih. Sejenak dia memandangi kemolekan tubuh perempuan tersebut dan bergumam sambil tersenyum dikulum, ‘Ah, akhirnya rasa penasaranku terhadap dia, sudah tertunaikan kini. Ha-ha. Tidak sia-sia aku datang ke sini dan berharap akan ada kelanjutannya kembali setelah ini. Hi-hi.’Di luar rumah, sosok Ki Darsan sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok daun kawung.“Sudah?” Orang tua itu mengerutkan kening. “Sebentar sekali kamu di dalam, Anak Muda,” imbuhnya kembali seperti mengejek.Rona merah seketika menjalari wajah Targa. Karena itu pula, dia ingin segera pergi dari sana. “ … Ada hal lain yang harus saya kerjakan, Ki. Jadi … mohon permisi,” katanya beralasan.Sejak kejadian hari itu, Targa semakin ba
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 62Episode : Rencana Busuk TargaPeristiwa kematian ayahnya Mahmud yang secara tiba-tiba dan mengenaskan, membuat Bi Enok berusaha mencari jawaban dengan jalannya tersendiri. Salah satunya adalah mendekati sosok Targa, anak tunggal Abah Langga. Melalui calon penerus Tetua Adat Kampung Sarawu itu pula, sedikit demi sedikit kecurigaan perempuan tersebut mulai menemukan titik terang. Di sisi lain, semenjak Warsih mengakui kehamilannya, hubungan dia dengan Targa pun mulai merenggang. Lelaki tersebut sudah tidak lagi mau menemui istri Sukatna tersebut. Tentu saja sebagai penggantinya adalah Bi Enok sendiri. Sementara untuk mencicipi tubuh Sumiarsih, sudah tidak mungkin lagi dilakukan, semenjak putri Ki Darsan itu tinggal terpisah dari ayahnya.Warsih sendiri sudah tidak mau lagi memikirkan hubungan gelapnya dengan Targa dan lebih memusatkan pikiran untuk memb
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 63Episode : Dua Pembunuhan“Dirga, kamu ikut Emak sekarang juga!” titah Bi Enok pada cucunya yang berusia remaja itu pada suatu ketika.“Ke mana, Mak?” tanya Dirga sembari meletakan beliung dan menunda pekerjaan membelah kayu bakar. Wanita tua itu memintanya agar mengantar makanan untuk Juragan Mahmud di dermaga. “Biar Dirga sendiri yang mengantarkan makanan ini, Mak,” katanya berimbuh kembali. Karena tugas seperti itu memang sudah terbiasa dilakukan oleh anak muda tersebut seorang diri.Menurut Dirga pula, jika Bi Enok ikut ke dermaga, lantas siapa yang akan menjagakan Juragan Sumiarsih yang sedang terbaring sakit.“Emak sudah meminta izin sebentar untuk pergi pada Neng Juragan,” jawab Bi Enok seraya menyerahkan bungkusan makanan yang hendak dibawa. “Lagipula … Emak akan membawa serta Neng Bunga ke sana. Dari tadi, anak itu merengek ingin
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 64Episode : Kehamilan Bunga“Dari dulu, kamu tidak pernah mau mengakui anakmu sendiri, Targa!” ujar Bi Enok ketus ketika pertanyaannya tidak juga dijawab oleh Tetua Adat Kampung Sarawu tersebut. “Sejak awal, saya selalu menduga … jika kehamilan Warsih itu adalah hasil hubungan gelap kalian berdua. Syaiful itu bukan anaknya Sukatna, tapi darah dagingmu sendiri. Kamu masih mau mengelak?”Abah Targa tersentak dari lamunannya akan masa-masa yang terjadi beberapa waktu silam. Dia menoleh, menatap wajah Bi Enok yang telah sama-sama tua sepertinya.“Sudahlah, Enok. Kamu selalu saja mencari-cari masalah tentang kita. Yang lalu biarlah berlalu, buat apa dipersoalkan kembali?” timpal lelaki tua itu merasa tidak nyaman dengan bahan perbincangan mereka berdua saat itu. “Lagipula … sudah saya katakan berulang-ulang, Syaiful dan Bunga kini sudah menjadi suami-istri. M
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 65Episode : Kekecewaan Syaiful“Ayahmu jadi datang tadi, Neng?” tanya Syaiful sewaktu sepulang kembali di jelang sore hari.“Tidak, Kang. Bi Enok dan Dirga yang berkunjung ke sini. Ayah sedang ada kesibukan lain dengan usaha beliau di dermaga,” jawab Bunga seraya mengangkat rebusan singkong dari dalam kuali. Dipindahkannya ke atas sebuah alas yang terbuat dari tanah liat kering, lantas disuguhkan pada sang suami. “Makanlah dulu, Kang, mumpung masih panas. Akang tentu lapar setelah seharian tadi bekerja membuka lahan di sebelah selatan sana.”Laki-laki itu melirik sejenak pada suguhan yang disodorkan Bunga. Kemudian mengipas-ngipas badan menggunakan baju sendiri. Hawa panas yang mendera, memaksanya harus bertelanjang dada begitu tiba di rumah.“Bi Enok? Hhmmm,” deham Syaiful seraya menipiskan bibir. “Mengapa harus selalu Bi Enok yang datang
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 66Episode : Kesaksian PalsuBayangan Syaiful pun kembali pada ingatan menjelang persidangan adat. Dimana pada waktu itu, dia sempat ditanyai oleh Abah Targa mengenai hubungannya dengan Bunga. “Kau pernah melakukan sesuatu hal yang sangat terlarang pada gadis itu sebelumnya, Nak?” Begitu bunyi pertanyaan yang diajukan oleh Tetua Adat Kampung Sarawu tersebut.Syaiful mengernyit sejenak. “Berzina maksud Abah?” Balik bertanya pemuda itu untuk memastikan maksud dari pertanyaan laki-laki yang sudah dia anggap sebagai orangtua sendiri itu.Abah Targa menarik napas panjang.“Sebagai laki-laki dewasa, tentunya kau sudah paham apa yang kumaksudkan baru saja,” ucap sosok berpengaruh itu enggan untuk menjelaskan lebih mendetail. “Jujur saja, tidak perlu malu. Kita sama-sama lelaki dan sudah saling mengetahui tentang urusan yang satu itu, Nak.”