"Kau benar-benar tak ingin mengatakan apapun sekarang, Nona Sherina Alexander Lansonia?" Suara lirih menyela keheningan. Ia memberi penekanan selepas men
"Shan Entertaiment adalah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan. Seluruh artis dan aktor yang keluar dengan label perusahaan itu tentu akan mendapat perhatian yang berlebihan dari publik, begitu juga Joy Holding's Company. Perusahaan kecantikan terbesar di Britania Raya yang mengubah banyak nasib perempuan, para gadis muda, bahkan laki-laki yang ingin mengubah wajahnya. Alexa banyak berjasa dalam bidang itu. Wajar saja jika dunia gempar kalau dua perusahaan besar itu saling menyerang satu sama lain." Pria itu menjelaskan dengan nada ringan. Ia tersenyum manis mengakhiri kalimatnya. Mengambil satu sisi kosong tempat duduk tepat di sisi si keponakan yang masih kokoh dalam diamnya. Harry terus saja mengigit ujung pena yang ada di dalam genggaman jari jemari tangannya."Bagaimana jika dalam pertarungan ini Joy Holding's Company yang kalah?" Pria muda itu mulai menyahut. Ia melirik pria tua berbadan gempal yang mulai terkekeh ringan. Meletakkan secangkir t
Suara kerikan jangkrik menjadi melodi penenang yang luar biasa dahsyatnya. Wanita muda berbalut gaun merah tua yang jatuh tepat di atas kedua mata kakinya itu, tak henti-hentinya menatap jauh angkasa yang ada di atasnya. Langit sedikit mendung. Tak ada bintang yang datang juga tak ada rembulan yang melingkar sempurna di atas sana. Sepi dirasa kala senja purna dan malam memulai tugasnya. Kesibukan sudah surut. Tak ada lagi suara yang bisa mengganggu Alexa malam ini. Tentunya, hasil dari skenario yang dibuat olehnya tadi pagi masih hangat menjadi perbincangan publik. Bukan hanya Shan Entertainment ataupun In Medias Res Company, media mulai menyorot ke arah perusahaan property terbesar ketiga yang ada di Britania Raya, Joe's Property. Semua mata dunia sedang memberi perhatian padanya.Ada satu kabar yang sukses membuat Alexa terperangah tak percaya, kabar bahwa Shan Entertainment akan membuat saksi palsu untuk menutup segala kekacauan yang sedang terjadi. Di
"Haruskah aku mengirim Alexa pergi ke Rumania?" Wanita itu terus saja mengumpat tak karuan kalimat juga arah pembicaraannya. Seharian penuh ia mencoba mencari cara untuk tak terbawa suasana dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Alexa, sang putri tiri benar-benar sudah melampaui batasan. Ia mengungkapkan In Medias Res Company dengan tak bertanya pada sang ayahanda terlebih dahulu. Dirinya bertindak semau hati tanpa memikirkan risiko yang dialami eh orang-orang di sekitarnya. Dampak terbesar akan dirasa oleh Mr. Aric kalau-kalau khalayak ramai terus saja mendesak kepolisian untuk menyelidiki pasal perusahaan kotor dengan nama laber I.M.R Company. Persetenan gila memang wanita muda itu! Ia benar-benar pantas mendapatkan banyak kebencian dan ujar umpatan darinya."Jangan gegabah. Masalah akan segera surut," ucap pria tua dengan kemeja rapi yang membalut tubuh tuanya itu. Ia mengisap sepuntung rokok lalu kembali mengembuskan napasnya mengeluarkan asap berwarna putih mengepul di
"Mr. Aric adalah anonim yang membiayai perdagangan manusia melalui S.E Association. Sebagian besar pria jalang dari negara mereka dikirim masuk ke Britania Raya untuk mengemban tugas sebagai asisten-asisten gedung utama Joy Group. Mereka diperkerjakan dengan satu alasan yang jelas, tak ada keluarga juga tak ada riwayat kehidupan yang baik. Jika mereka mati suatu saat nanti, Mr. Aric tak akan banyak merugi karena itu. Ia hanya perlu membuatkan makam dan batu nisan untuk menandai bahwa tempat itu sudah berisi mayat pria jalang." Penjelasan yang memukau! Harry mendengarnya tanpa bisa berkata-kata apapun lagi. Harry hampir saja gila mendengarnya. Ia melupakan fakta luar biasa yang menyangkut pautkan hidupnya selama ini.Harry memulai segalanya bukan dengan jalan yang benar. Ia melintasi sebuah jalan penuh bebatuan dan rintangan yang mengerikan. Jika saja fisik dan otaknya tak pandai dalam mengolah suasana, maka Harry mungkin tak akan berada di posisi ini sekar
"Aku hanya ingin menemui Harry dan melihat keadaan markas kalian, jadi santai lah." Wanita muda itu kini menarik kursi kayu yang ada di belakang tubuhnya. Ia menatap lurus ke depan, jatuh tepat di atas permukaan papan besar di depannya. Ada wajahnya, juga ada wajah sang ayahanda tak tercinta. Harry belum menjelaskan apapun sampai detik ini, Alexa menerobos masuk ke dalam bangunan ini tanpa disadari juga tak tanpa di sangka-sangka olehnya. Namun, Harry mulai terbiasa untuk itu. Ia mulai bisa menyesuaikan dirinya dengan Alexa. Wanita muda itu memang kurang ajar dan tak punya sopan santun pada orang-orang yang ada di bawahnya, tetapi itulah pesona Alexa untuk Harry. Tak semua wanita bisa membangun percaya diri setinggi dan sekokoh itu."Kau yakin tak perlu menutupi semuanya?" Ace berbisik pada Harry. Tepat di belakang tubuh Alexa kedua pria itu berada. Harry menoleh padanya. Ia mendorong perlahan tubuh Ace untuk menjauh darinya sekarang. Ia tak suka dengan po
Tatapannya mengudara. Menatap langit-langit kamarnya yang terlihat itu-itu saja. Tak ada pesona di atas sana, ruangan ini tak semewah kamar pribadi orang-orang berduit tebal seperti pengusaha kaya pada umumnya. Namun, jangan salah. Harry Tyler Lim bukan pria miskin yang hanya mampu makan roti isi di pinggir jalan, pengacara muda satu ini benar-benar kaya! Hartanya melimpah, uang yang dipunyai bahkan bisa membeli puluhan gedung mewah di London dan seluruh Britania Raya. Ia memiliki segalanya dan Harry mampu membeli semuanya. Ia hanya sedang menghemat saja. Cita-cita yang dipunyainya selama hidup di dunia ini hanya satu, Harry ingin membeli sebuah pulau kosong dan tinggal di sana bersama orang yang ia cintai. Bukan sebuah desa atau suatu kota, tetapi pria itu ingin membeli sebuah pulau yang tersisih dari keramaian. Namun, tetap indah sebab sentuhan alam masih terasa di dalamnya.Tujuannya datang kemari bukan untuk mengelabuhi Alexa dan membuat nama Joy Holdi
Pagi datang menyapa. Menuntaskan tugas sang dewi malam di atas langit yang gelap. Tak ada lagi bintang, tak ada lagi sunyi dan gelap tanda malam hari dengan suasana yang khas. Pagi ini surya sedikit menghina untuk orang-orang yang sedang berduka hatinya. Sinarnya mantap menerjang permukaan bumi dengan hangat dirasa tak sedingin biasanya. Sebuah ajang 'rapat umum' digelar secara mendadak. Shan Entertainment membangun sebuah podium besar di dalam aula utama bangunan megah itu. Awak media yang diundang terlihat begitu antusias. Sesekali mereka terdiam. Menunggu manusia-manusia agung untuk memulai peran mereka masing-masing pagi ini. Panggung sandiwara akan dimulai selepas seseorang memulainya dengan membuka percakapan tanpa adanya basa-basi. Judul utama konferensi pers yang digelar pagi ini adalah mengungkap kematian Mr. Joe. Ya, Shan Entertainment dan kepolisian yang menyelidiki pasal hilang Mr. Joe memilih untuk membuat peralihan isu dengan menyatakan bahwa pria itu sudah tewas. Tak
"Mayat Mr. Joe yang asli ditemukan!"Alexa menatap tajam wanita yang kini menghela napasnya kasar. Ia tak berkata-kata selepas satu kabar mengejutkan di dengar oleh kedua telinganya. Xena menjauhkan ponsel itu dari sisi telinga kirinya. Ia menatap jauh ke depan podium yang masih kosong sebab tak ada yang mau menggantikan posisi dirinya untuk berbicara di depan umum. Pandangan itu diambil alih oleh Alexa. Wanita itu juga mengangkat panggilan dari Dokter Lim untuk ketiga kalinya. Fokus Xena tercuri selepas Alexa membulatkan matanya sempurna. Dokter Lim mengabarkan pada Alexa untuk datang ke dalam bangunan BioCell siang ini, ada satu kejutan yang dikirimkan oleh Anonim yang mengatasnamakan dirinya. Sialan, mengapa teka teki baru datang di saat gadis finis sudah di buat?"Kita pergi ke kantor polisi," tutur Xena memerintah pria yang ada di sisinya. Ia memberikan kembali ponsel yang ada di dalam genggamannya untuk sang sekretaris. Xena berjalan t
Kapal berlayar. Bukan hubungan dua insan yang bisa saling menyatukan dua rasa yang sama tujuannya. Kapal besar itu membawa banyak kesedihan untuk meninggalkan London. Alexa tak bisa mempertahankan apapun lagi. Bangunannya runtuh, dirinya menjadi buronan dengan kedua orang tua yang sudah mendekam di dalam penjara. Wanita itu tak bisa berbuat banyak. Pasrah dan terkesan menyerah, tetapi laju kapal ini menjanjikan sebuah kehidupan yang baru.Wanita itu duduk di sisi kapal. Ia menatap laut lepas dengan ombak sedang yang bergulung di depannya. Matanya masih sayu, kakinya sesekali terasa begitu nyeri sebab ia belum mendapatkan pengobatan yang benar-benar layak. Pertolongan pertama yang dilakukan oleh Zia juga Dokter Lim tak bisa banyak membantunya sekarang. Katanya, yang terpenting peluru sudah keluar dari dalam kakinya. Jadi ia tak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang ini.Duduk merenung seorang diri, sebelum akhirnya Harry menghampi
Alexa terus meneteskan air matanya. Ia hanya bisa menatap dengan sayu bangunan besar miliknya yang hancur lebur sebab bom meledak dari atas Puncak Camaraderie. Ia tak menyangka kalau inilah akhir dari kisah hidup Alexa. Wanita itu benar-benar tak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Isak tangis yang keluar bukan hanya sebab menahan rasa sakit yang ada di kaki kirinya, tetapi juga rasa sakit selepas kehilangan semua yang ia bangun selama sepuluh tahun terakhir. Semuanya hancur begitu saja, Mate dan Daniel benar-benar bajingan gila yang tak punya hati. Ia hanya adalah dua pria bodoh yang terlalu larut dalam dendam dan emosinya di masa lalu."Alexa ...." Mate berjongkok. Ia menarik rambut pendek wanita yang ada di depannya. Sebuah kepuasan tersendiri saat melihat wajah cantik itu menangis tersedu-sedu. Air mata itu mengisyaratkan kemenangan untuk dirinya. "Kau tahu ... dimana Xena dan Wriston meninggal?" tanyanya berbasa-basi. Alexa tak menjawab itu. Ia hany
"Mr. Luis Ambrosius, Anda ditangkap atas pembunuhan Mr. Joe Franky. Anda berhak diam atau menyewa pengacara." Sial! Seseorang melaporkan dirinya. Kini bukti ada di depan mata, Luis tak bisa mengelak apapun lagi. Seseorang menyimpan bukti ini dengan cara yang aman selama ini, hingga ia lupa bahwa ada orang lain selain dirinya. Luis bukan orang yang memotong jari jemari milik Mr. Joe, ia hanya membunuh pria itu juga membunuh mata-mata yang dikirimkan oleh Alexa lalu menyayat telinganya. Luis membenci anggota tubuh yang mempunyai dosa. Itu sebabnya ia melakukan hal itu. Ia tak bisa berbicara apapun selepas rekaman video amatir menampilkan betapa kejamnya ia membunuh dua orang sekaligus dalam satu malam. Kiranya, orang inilah yang ada di tempat kejadian malam itu. Ia muncul pada akhirnya. "Kau tak ingin berbicara apapun lagi, Mr. Luis?" Seorang detektif mencoba untuk menggali informasi darinya. Membuat pria yang ada di depannya itu berbicara. Luis sedari tadi han
-Laboratorium BioCell, Dokter Lim, London, Inggris-Suasana riuh, kedatangan beberapa polisi yang cukup mengejutkan Dokter Lim tak bisa dibendung lagi. Semuanya menerobos masuk, tak ada satu ruangan pun yang tak dijamah oleh mereka. Seseorang melaporkan laboratorium ini. Bukan sebab penelitian gila yang mencuat ke permukaan, tetapi sebuah laporan yang mengatakan bahwa ruangan ini menyimpan potongan jari jemari milik Mr. Joe dan seorang bocah malang bernama Daniel Denan Ambrosius. Tentu, itu adalah potongan jari manusia yang ilegal. Tak ada perjanjian untuk menempatkan itu di dalam bangunan Dokter Lim. Sekarang pria itu tahu, mengapa Mr. Cristiano datang waktu itu. Pria itu hanya ingin memastikan bahwa jarinya masih ada di dalam laboratorium ini. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan bangunan ini.Dokter Lim hanya bisa pasrah. Ia tak bisa mengelak dan tak bisa berbicara banyak lagi. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan dua polisi yang menjaga di belakan
"Pemilik gedung Shan Entertainment ditemukan tewas gantung diri di dalam apartemen pribadinya. Sebuah surat ditinggalkan oleh Nona Xena Alodie Shan terkait dengan beban yang sedang ia tanggung saat ini. Kasusnya masih didalami oleh pihak kepolisian, Nona. Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti untuk saat ini. "Alexa memejamkan matanya. Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. Ia memberikan kode pada pria yang ada di sisinya untuk segera membuka pintu mobil. Ia akan pergi menjenguk jenazah si kawan lama.Senja yang buruk, dirinya tak habis pikir jikalau semuanya terjadi begitu cepat. Alexa dan Xena bahkan belum bisa kembali bertemu selepas waktu itu. Percakapan mereka terhenti dan komunikasi mulai putus begitu saja. Ia terkejut, meksipun dasarnya Alexa enggan peduli. Ia benar-benar tak peduli dengan apa yang menimpa Xena, tetapi tetap saja. Bunuh diri? Xena bukan orang bodoh yang akan melakukan itu.&n
"Kepercayaan bisa mengubah orang baik menjadi orang jahat?" Tawa ringan muncul dari celah bibir wanita cantik yang baru saja meletakkan pantatnya di atas kursi. Pandangan wajahnya tak pernah luput dari pria berjenggot tipis yang baru saja mengundangnya untuk datang. Ia terkejut, saat sang kekasih membawanya pergi ke tempat pria asing yang sukses membuat Xena Alodie Shan terperangah tak percaya. Baiklah, jika Mate Xavier masih hidup. Xena menonton berita saat pria itu menjebloskan Alexa ke dalam penjara. Ia juga mulai percaya saat media menyebut dirinya sebagai si jaksa mata satu yang kompeten. Kiranya, mata itulah yang melambangkan bahwa pria ini benar-benar Mate Xavier yang datang dari masa lalu."Lagian, kau benar-benar Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya lagi. Kali ini bukan hanya pria bertubuh kekar yang duduk di sisi meja yang mendapatkan perhatian Xena, tetapi juga sang kekasih. Alexa benar, pria ini dikendalikan oleh seseorang. Wriston tak benar-benar
"Aku datang untuk memberikan sesuatu padamu, Alexa." Harry mengimbuhkan. Pria itu kembali membuat pernyataan yang cukup menyita fokus milik Alexa saat ini. Wanita itu menoleh dan mengarahkan pandangan matanya untuk Harry. Ia menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya saat ini."Kau masih ingat dengan Mr. Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya dengan ringan. Sukses membuat Alexa sejenak membuka matanya, pria itu membuat seluruh aktivitas milik Alexa terhenti begitu saja."Kakak dari kekasihmu, Luis.""Aku sudah putus dengannya." Alexa menjawab. Kembali melanjutkan aktivitasnya dan beranjak pergi dari posisinya sekarang ini. Ia berjalan kembali ke arah kursi dan meja besar tempatnya mengambil air putih untuk Harry. Ia duduk di sana dengan rapi. Menunggu Harry untuk datang menghampiri dirinya."Ada apa dengan kakak Luis? Kau menemukannya?" kekeh Alexa dengan nada ringan. Menatap ke arah pria yang baru saja duduk dan meletakkan pantatnya di atas kursi. "Sudah aku ka
Tersenyum manis, itulah yang dilakukan oleh Alexa dengan terus menatap ke arah rumah besar yang ada di depannya. Ia puas, bukan puas sebab sudah menyakiti hati wanita hamil yang terlihat malang saat ia menceritakan semuanya. Alexa adalah seorang gadis malang yang punya kisah masa lalu yang buruk. Ibunya adalah seorang selir, mati di tangan raja yang sudah meminangnya. Kakak dan ibu tirinya bersekongkol untuk hidup di atas penderita Alexa dan rasa sakit hatinya. Kisah ia persingkat, Alexa tak mau banyak berbasa-basi hanya untuk memperpanjang kalimat dan durasi berkunjung ke rumah istri Mate Xavier. Hal mengejutkan yang membuat air mata jatuh dari tempat persembunyiannya adalah kala Alexa berkata bahwa Mate adalah pria berengsek yang hampir memperkosa dirinya. Ia juga mengkhianati cinta dan kepercayaan Alexa dengan tidur bersama sahabatnya sendiri, Xena. Kiranya, Alexa punya satu alasan yang jelas mengapa ia menusuk mata Mate dan mendorongnya ke dalam sungai dengan aliran air yang sed
Sobraine Black Russians menjadi fokus pandangan pria gempal yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia duduk bersandar tepat pada sofa besar yang di sisi ruangan. Pandangan matanya fokus menuju tepat ke arah pria muda yang ada di depannya. Harry Tyler Lim datang menyela fokus dan pekerjaan pria tua satu ini. Ia menghentikan aktivitasnya dan mulai fokus pada Harry yang baru saja melemparkan setumpuk kertas yang dikaitkan menjadi satu. Kiranya Harry datang membawa sebuah informasi untuknya. Ekspresi wajah yang tak mendukung, kiranya pria itu sedang memendam amarah yang menggebu-gebu di dalam hatinya saat ini. Harry datang dengan setumpuk dokumen yang berisi beberapa informasi aneh untuknya. Dokter Lim tak tahu apa tujuan dan maksud si ke ponakan datang dengan ekspresi wajah seperti itu."Duduklah, jangan hanya diam saja di sana. Katakan apa yang ingin kau katakan sekarang ini, Harry. Jangan membuatku banyak menunggu." Dokter Lim memprotes, membuat Harry menghentikan sejena