Amarah menyala-nyala di dalam sorot mata tuanya itu. Ia terus menitikkan pandangannya untuk wajah sang putri yang duduk rapi sembari menyilangkan kedua tangannya di atas pangkuannya. Xena menghadiri panggilan dengan perasaan kalut, bukan hanya ayahnya saja yang merasakan segala kekhwatiran untuk nasib Shan Entertainment yang menjadi bulan-bulanan media dan masyarakat umum. Nama perusahaan hiburan dan perusahaan cangkang itu kini mulai menghias di layar berita pagi hingga siang yang datang menghadang. Xena tak bisa mengambil keputusan dalam keadaan kalut seperti ini. Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk muncul dan membuat sebuah pengakuan untuk menutupi segala sisi gelap yang ada di dalam In Medias Res Company. Ia tak ingin hancur secepat ini. Dirinya harus bisa menginjak kepala Alexa terlebih dahulu, sebelum akhirnya memutuskan untuk purna tugas di masa tuanya nanti.
"Alexa tak berniat untuk menghancurkan Shan Entertainment, jadi jangan bermuka masam seperti itu." Tu
Luis Ambrosius menatap dua wanita yang duduk rapi sembari saling hadap satu sama lain. Suasana tegang dengan kondisi yang tak bersahabat. Atmosfer ruangan terasa begitu aneh selepas Xena menyela dan masuk tanpa meminta perijinan dari Alexa. Wajah wanita muda itu penuh dengan amarah. Warna wajahnya merah padam, seakan-akan ia sedang ingin memakan seseorang dalam keadaan hidup-hidup. Ia datang bukan sebab ingin berkunjung ke bangunan megah milik kawan lama, kiranya Luis bisa menyimpulkan bahwa kedatangan Xena siang ini adalah untuk meminta tanda tak enak hati pada Alexa yang sudah membuat perusahaannya dilirik oleh media masa sejak tadi pagi. Berita terus bermunculan dengan mengatasnamakan Shan Entertainment dan In Medias Res Company. Kalimat yang keluar dari celah bibir Alexa benar-benar punya kekuatan tersendiri."Kau benar-benar tak ingin mengatakan apapun sekarang, Nona Sherina Alexander Lansonia?" Suara lirih menyela keheningan. Ia memberi penekanan selepas men
"Shan Entertaiment adalah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan. Seluruh artis dan aktor yang keluar dengan label perusahaan itu tentu akan mendapat perhatian yang berlebihan dari publik, begitu juga Joy Holding's Company. Perusahaan kecantikan terbesar di Britania Raya yang mengubah banyak nasib perempuan, para gadis muda, bahkan laki-laki yang ingin mengubah wajahnya. Alexa banyak berjasa dalam bidang itu. Wajar saja jika dunia gempar kalau dua perusahaan besar itu saling menyerang satu sama lain." Pria itu menjelaskan dengan nada ringan. Ia tersenyum manis mengakhiri kalimatnya. Mengambil satu sisi kosong tempat duduk tepat di sisi si keponakan yang masih kokoh dalam diamnya. Harry terus saja mengigit ujung pena yang ada di dalam genggaman jari jemari tangannya."Bagaimana jika dalam pertarungan ini Joy Holding's Company yang kalah?" Pria muda itu mulai menyahut. Ia melirik pria tua berbadan gempal yang mulai terkekeh ringan. Meletakkan secangkir t
Suara kerikan jangkrik menjadi melodi penenang yang luar biasa dahsyatnya. Wanita muda berbalut gaun merah tua yang jatuh tepat di atas kedua mata kakinya itu, tak henti-hentinya menatap jauh angkasa yang ada di atasnya. Langit sedikit mendung. Tak ada bintang yang datang juga tak ada rembulan yang melingkar sempurna di atas sana. Sepi dirasa kala senja purna dan malam memulai tugasnya. Kesibukan sudah surut. Tak ada lagi suara yang bisa mengganggu Alexa malam ini. Tentunya, hasil dari skenario yang dibuat olehnya tadi pagi masih hangat menjadi perbincangan publik. Bukan hanya Shan Entertainment ataupun In Medias Res Company, media mulai menyorot ke arah perusahaan property terbesar ketiga yang ada di Britania Raya, Joe's Property. Semua mata dunia sedang memberi perhatian padanya.Ada satu kabar yang sukses membuat Alexa terperangah tak percaya, kabar bahwa Shan Entertainment akan membuat saksi palsu untuk menutup segala kekacauan yang sedang terjadi. Di
"Haruskah aku mengirim Alexa pergi ke Rumania?" Wanita itu terus saja mengumpat tak karuan kalimat juga arah pembicaraannya. Seharian penuh ia mencoba mencari cara untuk tak terbawa suasana dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Alexa, sang putri tiri benar-benar sudah melampaui batasan. Ia mengungkapkan In Medias Res Company dengan tak bertanya pada sang ayahanda terlebih dahulu. Dirinya bertindak semau hati tanpa memikirkan risiko yang dialami eh orang-orang di sekitarnya. Dampak terbesar akan dirasa oleh Mr. Aric kalau-kalau khalayak ramai terus saja mendesak kepolisian untuk menyelidiki pasal perusahaan kotor dengan nama laber I.M.R Company. Persetenan gila memang wanita muda itu! Ia benar-benar pantas mendapatkan banyak kebencian dan ujar umpatan darinya."Jangan gegabah. Masalah akan segera surut," ucap pria tua dengan kemeja rapi yang membalut tubuh tuanya itu. Ia mengisap sepuntung rokok lalu kembali mengembuskan napasnya mengeluarkan asap berwarna putih mengepul di
"Mr. Aric adalah anonim yang membiayai perdagangan manusia melalui S.E Association. Sebagian besar pria jalang dari negara mereka dikirim masuk ke Britania Raya untuk mengemban tugas sebagai asisten-asisten gedung utama Joy Group. Mereka diperkerjakan dengan satu alasan yang jelas, tak ada keluarga juga tak ada riwayat kehidupan yang baik. Jika mereka mati suatu saat nanti, Mr. Aric tak akan banyak merugi karena itu. Ia hanya perlu membuatkan makam dan batu nisan untuk menandai bahwa tempat itu sudah berisi mayat pria jalang." Penjelasan yang memukau! Harry mendengarnya tanpa bisa berkata-kata apapun lagi. Harry hampir saja gila mendengarnya. Ia melupakan fakta luar biasa yang menyangkut pautkan hidupnya selama ini.Harry memulai segalanya bukan dengan jalan yang benar. Ia melintasi sebuah jalan penuh bebatuan dan rintangan yang mengerikan. Jika saja fisik dan otaknya tak pandai dalam mengolah suasana, maka Harry mungkin tak akan berada di posisi ini sekar
"Aku hanya ingin menemui Harry dan melihat keadaan markas kalian, jadi santai lah." Wanita muda itu kini menarik kursi kayu yang ada di belakang tubuhnya. Ia menatap lurus ke depan, jatuh tepat di atas permukaan papan besar di depannya. Ada wajahnya, juga ada wajah sang ayahanda tak tercinta. Harry belum menjelaskan apapun sampai detik ini, Alexa menerobos masuk ke dalam bangunan ini tanpa disadari juga tak tanpa di sangka-sangka olehnya. Namun, Harry mulai terbiasa untuk itu. Ia mulai bisa menyesuaikan dirinya dengan Alexa. Wanita muda itu memang kurang ajar dan tak punya sopan santun pada orang-orang yang ada di bawahnya, tetapi itulah pesona Alexa untuk Harry. Tak semua wanita bisa membangun percaya diri setinggi dan sekokoh itu."Kau yakin tak perlu menutupi semuanya?" Ace berbisik pada Harry. Tepat di belakang tubuh Alexa kedua pria itu berada. Harry menoleh padanya. Ia mendorong perlahan tubuh Ace untuk menjauh darinya sekarang. Ia tak suka dengan po
Tatapannya mengudara. Menatap langit-langit kamarnya yang terlihat itu-itu saja. Tak ada pesona di atas sana, ruangan ini tak semewah kamar pribadi orang-orang berduit tebal seperti pengusaha kaya pada umumnya. Namun, jangan salah. Harry Tyler Lim bukan pria miskin yang hanya mampu makan roti isi di pinggir jalan, pengacara muda satu ini benar-benar kaya! Hartanya melimpah, uang yang dipunyai bahkan bisa membeli puluhan gedung mewah di London dan seluruh Britania Raya. Ia memiliki segalanya dan Harry mampu membeli semuanya. Ia hanya sedang menghemat saja. Cita-cita yang dipunyainya selama hidup di dunia ini hanya satu, Harry ingin membeli sebuah pulau kosong dan tinggal di sana bersama orang yang ia cintai. Bukan sebuah desa atau suatu kota, tetapi pria itu ingin membeli sebuah pulau yang tersisih dari keramaian. Namun, tetap indah sebab sentuhan alam masih terasa di dalamnya.Tujuannya datang kemari bukan untuk mengelabuhi Alexa dan membuat nama Joy Holdi
Pagi datang menyapa. Menuntaskan tugas sang dewi malam di atas langit yang gelap. Tak ada lagi bintang, tak ada lagi sunyi dan gelap tanda malam hari dengan suasana yang khas. Pagi ini surya sedikit menghina untuk orang-orang yang sedang berduka hatinya. Sinarnya mantap menerjang permukaan bumi dengan hangat dirasa tak sedingin biasanya. Sebuah ajang 'rapat umum' digelar secara mendadak. Shan Entertainment membangun sebuah podium besar di dalam aula utama bangunan megah itu. Awak media yang diundang terlihat begitu antusias. Sesekali mereka terdiam. Menunggu manusia-manusia agung untuk memulai peran mereka masing-masing pagi ini. Panggung sandiwara akan dimulai selepas seseorang memulainya dengan membuka percakapan tanpa adanya basa-basi. Judul utama konferensi pers yang digelar pagi ini adalah mengungkap kematian Mr. Joe. Ya, Shan Entertainment dan kepolisian yang menyelidiki pasal hilang Mr. Joe memilih untuk membuat peralihan isu dengan menyatakan bahwa pria itu sudah tewas. Tak