"Aku hanya ingin menemui Harry dan melihat keadaan markas kalian, jadi santai lah." Wanita muda itu kini menarik kursi kayu yang ada di belakang tubuhnya. Ia menatap lurus ke depan, jatuh tepat di atas permukaan papan besar di depannya. Ada wajahnya, juga ada wajah sang ayahanda tak tercinta. Harry belum menjelaskan apapun sampai detik ini, Alexa menerobos masuk ke dalam bangunan ini tanpa disadari juga tak tanpa di sangka-sangka olehnya. Namun, Harry mulai terbiasa untuk itu. Ia mulai bisa menyesuaikan dirinya dengan Alexa. Wanita muda itu memang kurang ajar dan tak punya sopan santun pada orang-orang yang ada di bawahnya, tetapi itulah pesona Alexa untuk Harry. Tak semua wanita bisa membangun percaya diri setinggi dan sekokoh itu.
"Kau yakin tak perlu menutupi semuanya?" Ace berbisik pada Harry. Tepat di belakang tubuh Alexa kedua pria itu berada. Harry menoleh padanya. Ia mendorong perlahan tubuh Ace untuk menjauh darinya sekarang. Ia tak suka dengan po
Tatapannya mengudara. Menatap langit-langit kamarnya yang terlihat itu-itu saja. Tak ada pesona di atas sana, ruangan ini tak semewah kamar pribadi orang-orang berduit tebal seperti pengusaha kaya pada umumnya. Namun, jangan salah. Harry Tyler Lim bukan pria miskin yang hanya mampu makan roti isi di pinggir jalan, pengacara muda satu ini benar-benar kaya! Hartanya melimpah, uang yang dipunyai bahkan bisa membeli puluhan gedung mewah di London dan seluruh Britania Raya. Ia memiliki segalanya dan Harry mampu membeli semuanya. Ia hanya sedang menghemat saja. Cita-cita yang dipunyainya selama hidup di dunia ini hanya satu, Harry ingin membeli sebuah pulau kosong dan tinggal di sana bersama orang yang ia cintai. Bukan sebuah desa atau suatu kota, tetapi pria itu ingin membeli sebuah pulau yang tersisih dari keramaian. Namun, tetap indah sebab sentuhan alam masih terasa di dalamnya.Tujuannya datang kemari bukan untuk mengelabuhi Alexa dan membuat nama Joy Holdi
Pagi datang menyapa. Menuntaskan tugas sang dewi malam di atas langit yang gelap. Tak ada lagi bintang, tak ada lagi sunyi dan gelap tanda malam hari dengan suasana yang khas. Pagi ini surya sedikit menghina untuk orang-orang yang sedang berduka hatinya. Sinarnya mantap menerjang permukaan bumi dengan hangat dirasa tak sedingin biasanya. Sebuah ajang 'rapat umum' digelar secara mendadak. Shan Entertainment membangun sebuah podium besar di dalam aula utama bangunan megah itu. Awak media yang diundang terlihat begitu antusias. Sesekali mereka terdiam. Menunggu manusia-manusia agung untuk memulai peran mereka masing-masing pagi ini. Panggung sandiwara akan dimulai selepas seseorang memulainya dengan membuka percakapan tanpa adanya basa-basi. Judul utama konferensi pers yang digelar pagi ini adalah mengungkap kematian Mr. Joe. Ya, Shan Entertainment dan kepolisian yang menyelidiki pasal hilang Mr. Joe memilih untuk membuat peralihan isu dengan menyatakan bahwa pria itu sudah tewas. Tak
"Mayat Mr. Joe yang asli ditemukan!"Alexa menatap tajam wanita yang kini menghela napasnya kasar. Ia tak berkata-kata selepas satu kabar mengejutkan di dengar oleh kedua telinganya. Xena menjauhkan ponsel itu dari sisi telinga kirinya. Ia menatap jauh ke depan podium yang masih kosong sebab tak ada yang mau menggantikan posisi dirinya untuk berbicara di depan umum. Pandangan itu diambil alih oleh Alexa. Wanita itu juga mengangkat panggilan dari Dokter Lim untuk ketiga kalinya. Fokus Xena tercuri selepas Alexa membulatkan matanya sempurna. Dokter Lim mengabarkan pada Alexa untuk datang ke dalam bangunan BioCell siang ini, ada satu kejutan yang dikirimkan oleh Anonim yang mengatasnamakan dirinya. Sialan, mengapa teka teki baru datang di saat gadis finis sudah di buat?"Kita pergi ke kantor polisi," tutur Xena memerintah pria yang ada di sisinya. Ia memberikan kembali ponsel yang ada di dalam genggamannya untuk sang sekretaris. Xena berjalan t
Mereka adalah tamu istimewa untuk Dokter Lim siang ini. Kabar yang datang masuk ke dalam lubang pendengaran pria tua itu sungguh mengejutkan. Ia was-was. Sungguh, hatinya tak bisa benar-benar tenang selepas sebuah paket datang masuk ke dalam laboratorium penelitiannya pagi ini. Awalnya ia terkecoh dengan nama Alexa yang tertulis di atas kotak berukuran sedang itu. Ia mengira, wanita muda itu sedang ingin bermain teka-teki bersamanya. Namun, Dokter Lim salah besar. Ini bukan datang dari Alexa. Seseorang sedang mempermainkan Joy Holding's Company dan Shan Entertainment dengan menggunakan mayat Mr. Joe. Pembunuhnya adalah orang-orang yang mengetahui lingkup permasalahan di antara dua pemimpin muda itu. Sherina Alexander Lansonia dan Xena Alodie Shan.Kopi mengepul di udara. Aroma arabika murahan mulai menusuk masuk ke dalam lubang hidung Harry juga wanita yang duduk bersebelahan dengannya itu. Dokter Lim masih sibuk menyeduh teh hangat untuk diberikan pada Alexa menemani dua can
Peresmian puncak Camaraderie harus terus berjalan. Itulah pendirian yang menjadi dasar Alexa untuk terus berusaha menyingkirkan sampah dan hama yang menghadang jalannya. Ia tak ingin, Camaraderie hancur hanya sebab konflik murahan yang terjadi sebab Mr. Joe. Alexa bukan yang memulai segalanya. Pria berengsek itu yang datang dan menyiapkan perangkap untuk dirinya kala itu, ia sempat terlena dan bodoh dalam sesaat. Masa lalunya bersama Mr. Joe belum benar-benar selesai.Semua telah tuntas. Hanya bersisa sedikit sampah yang menjadi kejiwaan Shan Entertainment untuk membersihkannya. Pemakaman Mr. Joe akan dilaksanakan secara tertutup. Shan Entertainment membuat pengalihan isu yang luar biasa. Pihak dari orang-orang di dalam bangunan mewah itu mengatakan bahwa Mr. Joe akan dimakamkan dengan kondisi yang damai tanpa ada sorotan kamera dan kehadiran orang-orang asing yang menyertai. Hanya keluarga besar Shan Entertainment yang bisa datang dan menghantar pria itu
"Lantas bagaimana dengan kedua daun telinganya?" Alexa mulai tertarik. Ia menatap dalam-dalam pria yang ada di depannya. Segelas wine berharga mahal diabaikan oleh pria jangkung itu. Harry terus saja fokus menjelaskan semuanya pada Alexa. "Berlaku hal yang sama. Dua alasan itu harus kita cari tahu untuk menemukan siapa yang sudah membunuhnya." Alexa kini menghela napasnya. Ia mengangguk ringan mulai mengerti dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Pembunuh Mr. Joe tak berhenti sampai di sini. Teka teki akan terus berlanjut hingga si psikopat menampakkan wajahnya. Mengaku pada dunia bahwa dirinya lah tersangka yang sudah memotong jari jemari Mr. Joe dan membunuh pria satu ini. "Lalu bagaimana dengan Mr. Lucky?" tanya Alexa kembali menyela. Kali ini dirinya cukup kagum dengan kehebatan analisa yang dilakukan oleh Harry juga Dokter Lim. Dua pria itu benar-benar keren dalam bidangnya. ••• Touch You ••• "Mr. Lucky dibunuh oleh orang ya
Suasana malam yang tenang. Meja besar dengan berbagai menu makanan mewah dan lezat sudah tersaji untuk menjamu tamu istimewa yang datang selepas senja menurunkan kedudukannya dan meminta rembulan dengan indah membuka cahaya kuningnya. Syahdu dirasa selepas tak ada suara yang mengganggu di antara orang-orang penting yang sedang melaksanakan makan malam tak formal, tetapi suasana dan kondisinya terasa begitu formal dan tegang. Luis bukan lagi anak kecil yang akan duduk dengan sopan sembari memakan apapun yang disajikan untuknya. Ia sudah dewasa. Bahkan usianya yang sekarang sudah mantap untuk melangkah ke pelaminan bersama wanita yang dicintainya. Namun, naas! Kisah cintanya bak Romeo and Juliet yang ada di masa lampau. Cinta terhalang oleh keputusan sang ayah untuk tetap menikahi wanitanya, Alice Lansonia.Wanita yang merupakan kakak kandung dari Sherina Alexander Lansonia itu pun enggan menolak apapun yang sedang menimpa dirinya. Ia akan menikah dengan pri
Melodi petikan gitar menjadi sumber pemecah keheningan utama di dalam ruangan. Wanita cantik dengan gaun putih bersih berpita besar di kedua bahunya itu masih saja kokoh menatap segelas red wine yang ada di depannya. Ia tak melirik, apalagi sampai menoleh pada pria tua yang duduk rapi sembari menyilangkan kakinya menatap layar besar yang ada di depannya saat ini. Bukan film dewasa dengan adegan panas yang membangkitkan gairah dan napsu, bukan juga film dokumenter atau film horor dan thriller yang menguji adrenalin. Sebuah laporan penurunan saham Joy Holding's Company terpampang nyata di depannya. Alice memberikan itu untuk sang calon suami, meskipun tak banyak tetapi kasus Mr. Joe hampir saja menenggelamkan perusahaan besar itu. Saham yang dimiliki Alexa hampir saja jatuh dengan nilai rendah yang memalukan. Namun, selepas kasus ini mulai reda dan penyelidikan ditutup, nilai itu kembali naik. Minat masyarakat kembali lagi pada Joy Holding's Company dan segala anak buah perusahaannya.