Pandangan Xena beralih padanya. Ia tersenyum manis sembari memutar langkah untuk mendekat pada Alexa. "Jika memang benar-benar kau yang membunuh Mr. Joe aku datang untuk mengucapkan rasa terimakasihku."
Alexa tersenyum seringai. Inilah Xena yang dulu menjadi kawan baiknya. Gadis licik yang pandai menyimpan semua perasaan dan fakta yang menjadi kebenarannya. Jika Alexa adalah singa buat yang tak kenal takut, maka Xena adalah ular berbisa yang pandai menyembunyikan dirinya. Sebuah paket kombinasi yang pas. Dua wanita yang kini saling tatap dalam diam ini adalah pasangan yang pantas mendapatkan penghargaan untuk wanita dengan sifat iblis terkejam di dunia.
"Kau berharap Mr. Joe mati?"
Xena menghela napasnya. Ia berjalannya mengarah pada Alexa dan menghentikan langkahnya kala posisi itu dirasa cukup pas dan pantas untuk memulai pembicaraan dengan wanita satu ini. "Kau sendiri yang bilang, kekasihku itu adalah pria yang berengsek."
"Jadi benar dugaanku?
Luis Ambrosius. Pria dengan wajah tampan dan tubuh jangkung nan kekar yang mantap kalau dilihat dengan menggunakan sepasang mata telanjang. Pria itu duduk bersimpuh di depan sang ayahanda selepas pria tua itu menyeretnya masuk ke dalam ruang pribadinya. Luis tak bisa berkutik lagi. Dua pria berbadan kekar di sudut ruangan menatapnya mata kamera pengawas yang ingin sekali menangkap basah dirinya kali ini. Telinga pria tua dengan badan sedikit gempal ini mendengar sesuatu. Berita miring yang menyebutkan putranya menjalin hubungan dengan Sherina Alexander Lansonia. Berita itu mulai naik ke media beberapa jam yang lalu. Seakan menenggelamkan segala kabar miring pasal Joy Holding's Company, hubungan asmara dua pemenang perusahaan terbesar yang pernah digembor-gemborkan dulunya itu menjadi kabar terpanas malam ini. Sejenak mata dunia teralih. Telinga mereka tersumbat pada kabar bohong yang dipublikasikan beberapa jam yang lalu. Media gempar dengan masyarakat yang mulai berkata ini itu per
"Senang bertemu denganmu, pembunuh Mr. Joe." Mendengarnya Luis Ambrosius hanya bisa tertawa dengan lantang. Ia menutup kedua telinganya kalau sudah berhadapan dengan gadis gila seperti ini. Xena Alodie Shan datang tanpa undangan dan masuk ke dalam bangunan Happy Food Company bersama satu sekretaris bodohnya itu. Bukannya memberi sambutan yang hangat dan bersahabat, ia berkata dengan nada yang tegas. Luis adalah pembunuh sang kekasih!Keduanya duduk berhadapan. Luis memilih sebuah tempat yang nyaman tepat menghadap jendela luar ruangan. Di bawah sana, ada jalanan Kota London. Malam datang bersama hiruk-pikuk yang tak pernah luput dari suasana malam Kota London. Bersama dengan itu, ia duduk bersama seorang kawan lama yang sudah tak pernah bersua lagi dengannya. Luis selalu melihat wajah cantik Xena di papan iklan. Berita hangat pagi hari juga tak luput dengan prestasi dan pencapaian kawan lamanya itu. Namun, mereka bukan orang-orang yang bisa bertegur sapa satu sa
Pagi menyapa. Sinar sang surya agung menempati kedudukannya pagi ini. Mengawali hari dengan ceria tanpa ada awan mendung di atas sana. Wanita itu sudah bersolek dan berias sedemikian rupa hingga membuat parasnya benar-benar ayu kali ini. Alexa, menatap dengan mantap bayangan wajahnya dari atas pantulan cermin yang ada di depannya. Pakaiannya sedikit lain kali ini. Lebih formal dan rapi ketimbang hari-hari yang dilaluinya sebelum ini."Anda yakin akan melakukan ini, Nona Alexa?" Seseorang menyela fokusnya. Berdiri tepat di sisi Alexa yang menganggukkan kepalanya ringan sembari tersenyum kecut untuk mengekspresikan betapa beratnya hati Alexa pagi ini. Ia menyetujuinya. Perjanjian bodoh dengan Shan Entertainment. Berjuang bersama dalam satu jalur yang memiliki tujuan identik, tak sama. Jika tujuan Xena adalah menjatuhkan saham dan citra Joe's Property dan membuat nama Mr. Joe tercoreng, maka tujuan Alexa hanyalah menjaga reputasinya dan Joy Holding's Company.
Layar televisi besar menjadi fokus sepasang netra pekat dengan pandangan tajam enggan untuk berkedip satu detik pun. Kiranya ia tak ingin melalui satu adegan dan satu perubahan ekspresi wajah seorang wanita muda yang baru saja tertangkap oleh mata lensa kamera para awak media. Ia memulai segalanya dengan membungkukkan badan ringan. Sedikit lama, entah untuk berdoa atau hanya sedang menyembunyikan wajah kesalnya. Kontrak yang disetujui Alexa dengan Shan Entertainment membuatnya harus berdiri sebagai seorang korban palsu yang mengatasnamakan Mr. Joe sebagai pelakunya. Janji tetaplah janji, tetapi ia tak bisa benar-benar menepati semuanya. Shan Entertainment adalah musuh terbesar selama Alexa hidup dan mengemban tugasnya sebagai seorang pemimpin Joy Holding's Company. Apapun alasannya, ia tak akan pernah mau berdamai dengan orang-orang yang berasal dari bangunan bodoh di sisi kota itu."Anda yakin Nona Alexa akan melaksanakan tugasnya dengan baik hari ini?" tanya seseorang
In Medias Res adalah sebuah perusahaan cangkang tak resmi yang bergerak di bawah kaki Shan Entertainment. Tak ada aktivitas juga tak ada kegiatan bisnis di dalamnya. Perusahaan ini benar-benar menggemparkan dunia selepas Alexa menyebutkan namanya di depan awak media. Tidak, inilah cangkang yang sebenarnya untuk pada imigran gelap yang datang tanpa surat penetapan yang jelas. Negara tak tahu, jika ia memberikan sebuah tanah dan bangunan untuk orang-orang gila yang tak pantas disebut sebagai manusia. Beberapa bangunan besar di London mendatangkan manusia sejenis itu untuk dipekerjakan dengan gaji yang rendah, tetapi dengan pekerja berbahaya yang mampu meregang nyawa. Bagi orang awam, tak akan ada yang sudi melakukan pekerjaan seperti itu. Namun, untuk para pendosa, iblis, setan, dan makhluk berwujud manusia, tetapi tak pantas disebut sebagai manusia adalah sebuah peluang hidup yang menjamin. Mereka datang tanpa biaya yang menghadang. Tak ada kecurigaan juga tak tak kekhawatiran.
"Alexa sudah menyerahkan dokumen itu pada media?" Suara serak sedikit berat menyela ketegangan yang ada. Kebakaran jenggot selepas wanita sialan pemilik Joy Holding's Company menyebutkan nama In Medias Res Company di depan awak media. Wanita muda yang sudah kehilangan separuh akal warasnya itu bahkan menunjukkan bukti fisik pada media, tetapi tidak pernah menyerahkan itu pada publik. Alexa tak berniat untuk menghancurkan Shan Entertainment. Ia hanya berniat ingin menggoncangkan bangunan megah itu agar dilirik oleh media. Pandangan dunia harus teralih dari Joy Holding's Company. Tak melulu Alexa yang pantas disorot dengan tatapan tajam, tetapi juga Shan Entertainment dan seluruh orang-orang di bawah naungannya. Mr. Joe adalah sampah yang dihasilkan oleh Shan Entertainment, bukan Joy Holding's Company. "Sejauh ini media belum menyiarkan apapun tentang In Medias Res, jadi saya menyimpulkan bahwa Nona Alexa belum memberikan dokumen fisik itu pada media pusat." Jaw
Amarah menyala-nyala di dalam sorot mata tuanya itu. Ia terus menitikkan pandangannya untuk wajah sang putri yang duduk rapi sembari menyilangkan kedua tangannya di atas pangkuannya. Xena menghadiri panggilan dengan perasaan kalut, bukan hanya ayahnya saja yang merasakan segala kekhwatiran untuk nasib Shan Entertainment yang menjadi bulan-bulanan media dan masyarakat umum. Nama perusahaan hiburan dan perusahaan cangkang itu kini mulai menghias di layar berita pagi hingga siang yang datang menghadang. Xena tak bisa mengambil keputusan dalam keadaan kalut seperti ini. Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk muncul dan membuat sebuah pengakuan untuk menutupi segala sisi gelap yang ada di dalam In Medias Res Company. Ia tak ingin hancur secepat ini. Dirinya harus bisa menginjak kepala Alexa terlebih dahulu, sebelum akhirnya memutuskan untuk purna tugas di masa tuanya nanti."Alexa tak berniat untuk menghancurkan Shan Entertainment, jadi jangan bermuka masam seperti itu." Tu
Luis Ambrosius menatap dua wanita yang duduk rapi sembari saling hadap satu sama lain. Suasana tegang dengan kondisi yang tak bersahabat. Atmosfer ruangan terasa begitu aneh selepas Xena menyela dan masuk tanpa meminta perijinan dari Alexa. Wajah wanita muda itu penuh dengan amarah. Warna wajahnya merah padam, seakan-akan ia sedang ingin memakan seseorang dalam keadaan hidup-hidup. Ia datang bukan sebab ingin berkunjung ke bangunan megah milik kawan lama, kiranya Luis bisa menyimpulkan bahwa kedatangan Xena siang ini adalah untuk meminta tanda tak enak hati pada Alexa yang sudah membuat perusahaannya dilirik oleh media masa sejak tadi pagi. Berita terus bermunculan dengan mengatasnamakan Shan Entertainment dan In Medias Res Company. Kalimat yang keluar dari celah bibir Alexa benar-benar punya kekuatan tersendiri."Kau benar-benar tak ingin mengatakan apapun sekarang, Nona Sherina Alexander Lansonia?" Suara lirih menyela keheningan. Ia memberi penekanan selepas men