Pagi menyapa. Sinar sang surya agung menempati kedudukannya pagi ini. Mengawali hari dengan ceria tanpa ada awan mendung di atas sana. Wanita itu sudah bersolek dan berias sedemikian rupa hingga membuat parasnya benar-benar ayu kali ini. Alexa, menatap dengan mantap bayangan wajahnya dari atas pantulan cermin yang ada di depannya. Pakaiannya sedikit lain kali ini. Lebih formal dan rapi ketimbang hari-hari yang dilaluinya sebelum ini.
"Anda yakin akan melakukan ini, Nona Alexa?" Seseorang menyela fokusnya. Berdiri tepat di sisi Alexa yang menganggukkan kepalanya ringan sembari tersenyum kecut untuk mengekspresikan betapa beratnya hati Alexa pagi ini. Ia menyetujuinya. Perjanjian bodoh dengan Shan Entertainment. Berjuang bersama dalam satu jalur yang memiliki tujuan identik, tak sama. Jika tujuan Xena adalah menjatuhkan saham dan citra Joe's Property dan membuat nama Mr. Joe tercoreng, maka tujuan Alexa hanyalah menjaga reputasinya dan Joy Holding's Company.
Layar televisi besar menjadi fokus sepasang netra pekat dengan pandangan tajam enggan untuk berkedip satu detik pun. Kiranya ia tak ingin melalui satu adegan dan satu perubahan ekspresi wajah seorang wanita muda yang baru saja tertangkap oleh mata lensa kamera para awak media. Ia memulai segalanya dengan membungkukkan badan ringan. Sedikit lama, entah untuk berdoa atau hanya sedang menyembunyikan wajah kesalnya. Kontrak yang disetujui Alexa dengan Shan Entertainment membuatnya harus berdiri sebagai seorang korban palsu yang mengatasnamakan Mr. Joe sebagai pelakunya. Janji tetaplah janji, tetapi ia tak bisa benar-benar menepati semuanya. Shan Entertainment adalah musuh terbesar selama Alexa hidup dan mengemban tugasnya sebagai seorang pemimpin Joy Holding's Company. Apapun alasannya, ia tak akan pernah mau berdamai dengan orang-orang yang berasal dari bangunan bodoh di sisi kota itu."Anda yakin Nona Alexa akan melaksanakan tugasnya dengan baik hari ini?" tanya seseorang
In Medias Res adalah sebuah perusahaan cangkang tak resmi yang bergerak di bawah kaki Shan Entertainment. Tak ada aktivitas juga tak ada kegiatan bisnis di dalamnya. Perusahaan ini benar-benar menggemparkan dunia selepas Alexa menyebutkan namanya di depan awak media. Tidak, inilah cangkang yang sebenarnya untuk pada imigran gelap yang datang tanpa surat penetapan yang jelas. Negara tak tahu, jika ia memberikan sebuah tanah dan bangunan untuk orang-orang gila yang tak pantas disebut sebagai manusia. Beberapa bangunan besar di London mendatangkan manusia sejenis itu untuk dipekerjakan dengan gaji yang rendah, tetapi dengan pekerja berbahaya yang mampu meregang nyawa. Bagi orang awam, tak akan ada yang sudi melakukan pekerjaan seperti itu. Namun, untuk para pendosa, iblis, setan, dan makhluk berwujud manusia, tetapi tak pantas disebut sebagai manusia adalah sebuah peluang hidup yang menjamin. Mereka datang tanpa biaya yang menghadang. Tak ada kecurigaan juga tak tak kekhawatiran.
"Alexa sudah menyerahkan dokumen itu pada media?" Suara serak sedikit berat menyela ketegangan yang ada. Kebakaran jenggot selepas wanita sialan pemilik Joy Holding's Company menyebutkan nama In Medias Res Company di depan awak media. Wanita muda yang sudah kehilangan separuh akal warasnya itu bahkan menunjukkan bukti fisik pada media, tetapi tidak pernah menyerahkan itu pada publik. Alexa tak berniat untuk menghancurkan Shan Entertainment. Ia hanya berniat ingin menggoncangkan bangunan megah itu agar dilirik oleh media. Pandangan dunia harus teralih dari Joy Holding's Company. Tak melulu Alexa yang pantas disorot dengan tatapan tajam, tetapi juga Shan Entertainment dan seluruh orang-orang di bawah naungannya. Mr. Joe adalah sampah yang dihasilkan oleh Shan Entertainment, bukan Joy Holding's Company. "Sejauh ini media belum menyiarkan apapun tentang In Medias Res, jadi saya menyimpulkan bahwa Nona Alexa belum memberikan dokumen fisik itu pada media pusat." Jaw
Amarah menyala-nyala di dalam sorot mata tuanya itu. Ia terus menitikkan pandangannya untuk wajah sang putri yang duduk rapi sembari menyilangkan kedua tangannya di atas pangkuannya. Xena menghadiri panggilan dengan perasaan kalut, bukan hanya ayahnya saja yang merasakan segala kekhwatiran untuk nasib Shan Entertainment yang menjadi bulan-bulanan media dan masyarakat umum. Nama perusahaan hiburan dan perusahaan cangkang itu kini mulai menghias di layar berita pagi hingga siang yang datang menghadang. Xena tak bisa mengambil keputusan dalam keadaan kalut seperti ini. Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk muncul dan membuat sebuah pengakuan untuk menutupi segala sisi gelap yang ada di dalam In Medias Res Company. Ia tak ingin hancur secepat ini. Dirinya harus bisa menginjak kepala Alexa terlebih dahulu, sebelum akhirnya memutuskan untuk purna tugas di masa tuanya nanti."Alexa tak berniat untuk menghancurkan Shan Entertainment, jadi jangan bermuka masam seperti itu." Tu
Luis Ambrosius menatap dua wanita yang duduk rapi sembari saling hadap satu sama lain. Suasana tegang dengan kondisi yang tak bersahabat. Atmosfer ruangan terasa begitu aneh selepas Xena menyela dan masuk tanpa meminta perijinan dari Alexa. Wajah wanita muda itu penuh dengan amarah. Warna wajahnya merah padam, seakan-akan ia sedang ingin memakan seseorang dalam keadaan hidup-hidup. Ia datang bukan sebab ingin berkunjung ke bangunan megah milik kawan lama, kiranya Luis bisa menyimpulkan bahwa kedatangan Xena siang ini adalah untuk meminta tanda tak enak hati pada Alexa yang sudah membuat perusahaannya dilirik oleh media masa sejak tadi pagi. Berita terus bermunculan dengan mengatasnamakan Shan Entertainment dan In Medias Res Company. Kalimat yang keluar dari celah bibir Alexa benar-benar punya kekuatan tersendiri."Kau benar-benar tak ingin mengatakan apapun sekarang, Nona Sherina Alexander Lansonia?" Suara lirih menyela keheningan. Ia memberi penekanan selepas men
"Shan Entertaiment adalah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan. Seluruh artis dan aktor yang keluar dengan label perusahaan itu tentu akan mendapat perhatian yang berlebihan dari publik, begitu juga Joy Holding's Company. Perusahaan kecantikan terbesar di Britania Raya yang mengubah banyak nasib perempuan, para gadis muda, bahkan laki-laki yang ingin mengubah wajahnya. Alexa banyak berjasa dalam bidang itu. Wajar saja jika dunia gempar kalau dua perusahaan besar itu saling menyerang satu sama lain." Pria itu menjelaskan dengan nada ringan. Ia tersenyum manis mengakhiri kalimatnya. Mengambil satu sisi kosong tempat duduk tepat di sisi si keponakan yang masih kokoh dalam diamnya. Harry terus saja mengigit ujung pena yang ada di dalam genggaman jari jemari tangannya."Bagaimana jika dalam pertarungan ini Joy Holding's Company yang kalah?" Pria muda itu mulai menyahut. Ia melirik pria tua berbadan gempal yang mulai terkekeh ringan. Meletakkan secangkir t
Suara kerikan jangkrik menjadi melodi penenang yang luar biasa dahsyatnya. Wanita muda berbalut gaun merah tua yang jatuh tepat di atas kedua mata kakinya itu, tak henti-hentinya menatap jauh angkasa yang ada di atasnya. Langit sedikit mendung. Tak ada bintang yang datang juga tak ada rembulan yang melingkar sempurna di atas sana. Sepi dirasa kala senja purna dan malam memulai tugasnya. Kesibukan sudah surut. Tak ada lagi suara yang bisa mengganggu Alexa malam ini. Tentunya, hasil dari skenario yang dibuat olehnya tadi pagi masih hangat menjadi perbincangan publik. Bukan hanya Shan Entertainment ataupun In Medias Res Company, media mulai menyorot ke arah perusahaan property terbesar ketiga yang ada di Britania Raya, Joe's Property. Semua mata dunia sedang memberi perhatian padanya.Ada satu kabar yang sukses membuat Alexa terperangah tak percaya, kabar bahwa Shan Entertainment akan membuat saksi palsu untuk menutup segala kekacauan yang sedang terjadi. Di
"Haruskah aku mengirim Alexa pergi ke Rumania?" Wanita itu terus saja mengumpat tak karuan kalimat juga arah pembicaraannya. Seharian penuh ia mencoba mencari cara untuk tak terbawa suasana dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Alexa, sang putri tiri benar-benar sudah melampaui batasan. Ia mengungkapkan In Medias Res Company dengan tak bertanya pada sang ayahanda terlebih dahulu. Dirinya bertindak semau hati tanpa memikirkan risiko yang dialami eh orang-orang di sekitarnya. Dampak terbesar akan dirasa oleh Mr. Aric kalau-kalau khalayak ramai terus saja mendesak kepolisian untuk menyelidiki pasal perusahaan kotor dengan nama laber I.M.R Company. Persetenan gila memang wanita muda itu! Ia benar-benar pantas mendapatkan banyak kebencian dan ujar umpatan darinya."Jangan gegabah. Masalah akan segera surut," ucap pria tua dengan kemeja rapi yang membalut tubuh tuanya itu. Ia mengisap sepuntung rokok lalu kembali mengembuskan napasnya mengeluarkan asap berwarna putih mengepul di