Share

Bab 3

Penulis: H. Putri Hadi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-01 20:27:14

"Kemari!" Ahmad menarik Zia ke balkon.

Zia yang sangat syok hanya menurut saja pada perintah Ahmad dan mulai mengikuti suaminya ke balkon. Sesampainya di balkon, Ahmad dan Zia cukup lama teriam dengan perasaan masing-masing.

"Aku benar-benar butuh penjelasan atas semua ini, Kak." Zia akhirnya bersuara setelah menyeka air matanya.

"Apa benar, kamu tidak tau bahwa pinangan ini datang padamu untuk menjadi istri keduaku?" Tanya Ahmad perlahan agar tak menakuti Zia.

"Zia tidak tau, kak" Jawab Zia sambil terisak dan tak mampu mengangkat mukanya.

Ahmad memeluk dan membenamkan Zia didadanya yang lebar, berharap bisa menenangkan hati Zia.

"Apakah kau kecewa, Zia?" tanya Ahmad

"Aku kecewa karena tidak ada yang memberitahuku tentang hal ini, bahkan ayah sekalipun." Jawab Zia yang mulai tenang

"Istriku, Cassandra yang melamarkan kamu untukku." ungkap Ahmad

Zia mengangkat wajahnya dari dada suaminya dan memandang Ahmad baik-baik, seakan mencari sesuatu disana.

"Ada apa Zia?" Ahmad bertanya

"Tidak," Zia memotong kalimatnya sendiri kemudian membenamkan lagi wajahnya ke dada suaminya.

"Ya Allah mengapa engkau memberiku pernikahan seperti ini.

Aku sangat nyaman dengan suamiku, dia sangat lembut padaku.

Tapi mengapa aku menjadi duri dalam pernikahannya dengan istri pertamanya?

Aku bahkan tak sanggup melihat wajah Istri pertamanya itu.

Cassandra, Namanya sangat Indah. Begitu pula hatinya, bagaimana bisa dia mampu melamarkan seorang gadis untuk suami yang sangat dia cintai.

Ya Allah apa yang harus aku lakukan sekarang?

Bagaimana aku harus bersikap?

La haula w* la kuata illa billah." Doa Zia dalam hati agar dikuatkan menghadapi pernikahannya.

Ahmad menyeka air mata Zia yang terus saja bercucuran. Matanya sudah mulai sembab karena terlalu banyak menangis dari kemarin.

"Sudahlah, tidak akan terjadi apa-apa. Ini takdir Allah untuk kita. Kita hanya harus bersyukur dan menjalaninya dengan lapang." Hibur Ahmad.

"Aku bersyukur kak, aku bersyukur menjadi istrimu. Aku juga bersyukur aku akan punya madu yang mungkin sangat baik padaku." Zia menguatkan hatinya dan mulai menyeka air matanya yg masih saja membasahi wajahnya.

"Mari masuk, Cassandra sudah menunggu." Ajak Ahmad

"Aku masih ingin disini sebentar, Kakak masuk saja dulu. Aku hanya sebentar, ingin menata hatiku." Tolak Zia sambil mencoba mengangkat ujung bibirnya untuk tersenyum pada Ahmad.

"Baiklah, aku masuk dulu." Ahmad berpamit sambil mencium kening Zia.

***

Cassandra cemas sekali takut terjadi apa-apa pada Zia dan Ahmad. Ia mondar-mandir namun tak berani mendekati Zia dan Ahmad. Setelah nampak Ahmad berjalan ke arahnya Cassandra merasa lega segera bisa bertanya.

"Bagaimana Zia?" Tanya Cassandra khawatir.

"Tak apa, dia hanya terkejut." Jawab Ahmad tenang.

"Kenapa dia belum kemari?" Tanya Cassandra lagi.

"Biarkan dia sejenak, dia sedang menata hatinya. dia masih syok dengan kejadian ini." Terang Ahmad sambil menggandeng istrinya ke meja makan.

"duduklah, minum ini." Ahmad mencoba menenangkan Cassandra.

"Ya Allah dia sangat muda, dan naif. Apa ini salahku menjodohkannya dengan suamiku? Apa aku sangat egois?" Ratap Cassandra dalam hati.

***

Setelah cukup lama akhirnya Zia memutuskan masuk. Cassandra mencoba bersikap sewajarnya dan tersenyum ramah.

"Duduk, makanlah. aku membuatkanmu nasi goreng ini. semoga kamu suka Zia." Sapa Cassandra

"Terimakasih Kak sandra." Balas Zia juga berusaha ramah.

suasana meja makan sangat hening hanya terdengar suara sendok garpu yang bertabrakan.

"Aku akan bersiap ke Resto baru kita, Cassandra tolong nanti kau temani Zia seharian ini. sepertinya aku akan pulang larut." Izin Ahmad pada para istrinya, memecah keheningan

"Tentu saja." jawab Cassandra singkat sambil tersenyum kaku.

setelah selesai makan Cassandra dan Zia membereskan meja makan masih dengan keheningan yang sama. Sedangkan Ahmad pergi kekamar untuk bersiap. Selang berapa lama Ahmad sudah keluar dengan pakaian rapi nampak tampan dan mempesona. Ia mengenakan kaos long line berwarna putih dengan outer berhoodie juga sirwal berwarna gelap. Ia berjalan sambil berinteraksi dengan ponselnya hingga tak sadar Zia memandanginya tak berkedip.

"Oh suamiku, sungguh tampan. Masyaa Allah." Gumam Zia dalam hati.

Cassandra mendekati Ahmad dan mencium punggung tangannya. Ziapun mendekat tak mau kalah. Zia mencium punggung tangan Ahmad dengan malu-malu. Ahmad berpamitan pada kedua istrinya dan segera pergi dari sana.

***

Zia sedang dikamarnya sendirian, mengutak-atik laptopnya dalam rangka mengerjakan tugas kampus. Selagi Zia tengah fokus pada tugasnya, bel rumah berbunyi. Beberapa kali berbunyi, akhirnya Zia menutup laptopnya dan beranjak menghampiri pintu. Sesaat setelah iya keluar dari kamarnya iapun baru sadar bahwa Cassandra sedang menyusun barang-barang Zia yang baru saja datang diantar oleh petugas dari bawah. setelah pintu ditutup Zia mendekati Cassandra.

"Ada tamu kak?" Tanya Zia ketika mendapati Cassandra tengah bercengkrama dengan orang diluar pintu.

"Oh, bukan.. itu cuma pak satpam. Tadi Ahmad minta pak satpam membawa semua barangmu kesini." Jawab Cassandra sambil menoleh pada Zia.

Ziapun ber"O"ria.

"Ayo kita masukkan dulu semua ke kamarmu." Ajak Cassandra, menunjuk semua barang-barang milik Zia.

Zia yang sudah berada disamping Cassandra hanya mengangguk dan mulai memasukkan barang-barangnya kedalam kamarnya.

Setelah acara angkut barang selesai Zia berada dikamar dan menutup pintunya. Sambil membereskan dan menata barang bawaannya Zia memperhatikan kamarnya. Kamar itu cukup luas, dua kali luas kamar lamanya. temboknya polos berwarna pastel dengan furnitur berwarna putih. suasananya sangat berbeda dengan kamarnya yang lama. Lebih luas, lebih tertata dan ada kamar mandi dalam. Ranjangnya juga lebih besar dari ranjang lamanya. dan juga ada nakas di kanan kirinya.

Zia berkeliling di kamarnya dan tak menjumpai satu fotopun tergantung didindingnya.

***

"Iya bu aku sudah menikahi gadis itu." Kata Ahmad dengan Ibunya di sambungan telepon.

".............................."

"Aku akan membawanya nanti, tidak bisa saat ini karena kita masih beradaptasi." jelas Ahmad lagi.

"............................"

"baiklah, w* alaikum salam." Ahmad menyudahi telepon dengan ibunya.

Ahmad Pov

Setelah kututup sambungan teleponku dengan Ibu, sejenak bayangan Cassandra terlintas.

"Maafkan aku Cassandra, kau harus melalui semua ini. Kita semua sedang beradaptasi disini. Tapi aku tau lukamu sangatlah dalam

kau wanitaku yang tegar, semoga kita bisa melewati semua ini.

Zia, oh manisnya istri kecilku. walau belum muncul cintaku untukmu tapi aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu, Semoga kau tak menolakku lagi, kau adalah wanita yang sangat spesial bagiku. Aku berjanji akan belajar mencintaimu. Aku tahu takdir Allah memanglah tak bisa kita prediksi. Bertemu denganmu dan menikahimu adalah anugrah yang indah, dan aku bersyukur atas hal itu. semoga Allah mentakdirkan yang lebih indah kedepannya." Gumamku dalam hati.

Flashback on

Aku sangat ingat hari itu, Cassandra sepulang dari rumah Lily adiknya, ia sangat sumringah. Malam itu saat hendak tidur ia menawarkan dirinya padaku, memelukku dan menciumiku bertubi-tubi. Aku Merasa ada kebahagiaan di matanya. Walau aku juga melihat kesedihan yang berusaha ditutupinya.

" Sayang aku sudah melihat gadis itu, dia cantik dan santun. aku menyukainya, kita harus melamarnya segera." Ungkap Cassandra sambil terus menyerangku dengan pelukan dan ciumannya.

"Sayang apa kamu yakin?" tanyaku serius menghentikan belaian Cassandra.

"Iya aku sudah melihatnya, dia cantik, santun, manis, dan berasal dari keturunan yang baik." ucap Cassandra dengan antusiasnya

"bukan itu, apa kamu yakin dengan keputusanmu?" aku memperjelas pertanyaanku pada Cassandra.

Cassandra mendadak diam terpaku dan merapikan piayamanya yang berantakan. Tatapannya kosong. Mata bulatnya itu mulai berkaca-kaca.

"Tak mungkin aku rela suamiku menikah lagi, tapi ini semua demi masa depan kita." Ungkap Cassandra Lirih

"Kalau kau tidak sanggup melihatku menikahi wanita lain, maka cegahlah. Akan aku cukupkan hanya kita saja. Aku tidak keberatan." Jelasku pada Cassandra.

"Akan kusiapkan hatiku untuk menerimamu dan maduku." kata Cassandra kemudian menarik selimut dan tidur.

Aku merasa bahwa Cassandra kesulitan tidur. Beberapa kali ia mengganti posisinya, namun saat kupanggil namanya, Cassandra hanya diam pura-pura sudah tertidur. Oh Cassandra cintaku mengapa kau menyiksa dirimu sendiri. Akupun berpura-pura menganggapnya telah tertidur dan ikut memejamkan mataku.

Flashback off.

Bab terkait

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   Bab 4

    Author povZia sedang merasa bahagia walaupun kejutan-kejutan pernikahannya kadang menguras batin. Zia bertekat untuk menyerahkan dirinya kepada suaminya malam ini. selepas makan malam ia pun sibuk berdandan mempercantik penampilannya. Zia duduk didepan cermin dan memandangi wajahnya yang polos."oke pertama-tama pakai bedak." kata Zia memulai tutorialnya."hemh.. terlalu pucat, aku butuh perona pipi." Zia memilih-milih produk didepannya."yang mana ya perona pipi?" tanya Zia kepada diri sendiri karena tak ada siapapun selain dirinya di kamarnya itu."ahh mungkin yang ini," Zia mengambil lipcream berwarna merah dan mengoleskannya dipipinya. Seingatnya kakaknya mengoleskan benda serupa saat mendandaninya di hari pernikahan.Saat digosok dipipinya warna merah itu tak mau membaur, semakin digosok semakin merah tak merata."Baiklah biarkan dulu, hufhtt (menghela nafas sejenak) nanti hasil akhirnya pasti bisa bagus, selanjutnya lipstik." Zia masih menggumam sendiri didepan cermin.ia mengo

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   Bab 5

    Author povPukul empat pagi, seperti biasa Azizah terbangun. Mungkin karena letih yang amat sangat tubuhnya terasa sangat berat."Aaaauuuhhhh.. sakit sekali." lenguh Zia pelan.Ia segera bangun walaupun masih berbekas rasa sakit disana sini. Seperti biasa juga, Zia segera mandi dan mensucikan dirinya untuk menghadap panggilan subuh. Setelah mandi dan bersiap Ia membangunkan suaminya,"Kak sudah subuh." Kata Zia sambil mengguncang tubuh suaminya."Emmmhhh.. iya aku bangun sayang." jawab Ahmad dengan muka bantalnya."Kak Ahmad sholat di mana?" Tanya Zia"Aku akan ke masjid, kamu ajak Sandra sholat bersama ya." Pinta kak Ahmad sebelum bersiap ke masjid***Selepas shalat subuh, Zia membantu Sandra di dapur. Sandra nampak lihai memainkan peralatan dapur membuat Zia tertegun."Wuaaaahhh.. Kak Sandra kayak chef-chef di acara tivi gitu kak, keren banget.. cantik pula.. pantesan kak Ahmad klepek-klepek sama kak Sandra." Puji Zia dengan lantang tanpa sengaja."Ahh kamu bisa aja. basic aku mema

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   Bab 6

    Aku duduk di kursi penumpang taxi online yang kupesan. Duduk termangu memandangi jalanan yang padat. Kesibukan kota, kendaraan berlalu-lalang, pedadang kaki lima berjajar menjajakan dagangannya. Pemandangan perkotaan yang melelahkan.Entah takdir sedang mempermainkanku atau aku saja yang terlalu berlebihan. Kupejamkan mata berharap semua ini hanya mimpi, namun kudapati aku masih berada di ruang yang sama bersama kisah hidup dan ratapanku. Taxi online ku berhenti di sebuah salon kecantikan langgananku. Kulangkahkan kakiku dan berjalan gontai tak bersemangat. Dengan malas aku memesan beberapa treatment dan segera masuk ke dalam ruangan yang ditujukan oleh petugasnya.Kulepaskan seluruh kain yang membalut seluruh tubuhku dan kuganti dengan lilitan kain yang membungkus sebagian tubuhku dan kemudian kukenakan kimono dan segera membaringkan bobot tubuh keatas matrass yang telah disediakan. Tak berapa lama tangan lembut mulai memijatku dan membuatku sedikit rileks. Beberapa benda kental dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   Bab 7

    Ahmad pov"Wa alaikum salam." jawabku dan Zia bersamaan.Kubalikkan tubuh Zia menghadap kearahku. Dengan cepat aku mengulum bibir istriku yang manis ini. Zia yang tak siap mendapat perlakuan itu dariku langsung mendorong dadaku hingga aku mundur beberapa langkah."Ngawur deh, kalo kak Sandra liet gimana?" Gerutu Zia"Kan udah pergi." jawabku santai dan mulai menyerang Zia dengan ciuman yang semakin menjadi-jadi."Stop ah kak, yuk siap-siap." Sela Zia lagi sambil mendorongku lebih kencang kemudian berlari kekamarnya sambil tertawa.Zia membuka Lemarinya dan memilih baju yang akan dipakai walaupun sebenarnya ia hanya ingin menhindari suami yang selalu mengganggunya. Dengan tiba-tiba aku sudah berada dibelakangnya dan mulai menggodanya lagi. Zia merasa sudah lelah menghindar, membiarkan saja suaminya melakukan yang diinginkannya."Kau membuatku semakin bergairah Zia." Hanya itu yang kupikirkan saat Zia berusaha menghindariku. "Rambut panjangmu itu membuatku tak berdaya. Wajah lugumu, o

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   Bab 8

    "Tadi udah Alpukat kocok, tapi sekarang laper lagi. Nggak tau deh akhir-akhir ini aku makan banyak banget." Gerutu Cassandra."Nggak apa-apa, kamu kebanyakan pikiran kalik." Balas Ahmad menenangkan Cassandra."Iya terus entar aku gendut, terus kamu males deh sama aku." Ucap Cassandra dengan kesal."Kenapa sih istriku yang satu ini, bawaannya marah-marah terus. Kalo cemburu bilang dong." Goda Ahmad"Idiiihh.. kepedean banget." Ledek Cassandra kesal."Udah yuk turun, makan bareng Zia juga." Ajak Ahmad pada Cassandra.Cassandra dan Ahmad turun ke lantai bawah untuk makan siang bersama. Di bawah terlihat Zia sedang berbincang-bincang dengan pegawai restoran."Ohh,, baru tiga hari ini toh nikahnya." Ucap seorang pramusaji."iya." jawab Zia"Selamat ya mbak Zia." Ujar pramusaji yang lain."Sering-sering kesini mbak, ngobrol-ngobrol lagi gitu." Ucap pramusaji yang pertama."Zia, ayo kita makan." Ajak Ahmad, memanggil Zia dari jarak yang masih cukup jauh.Ziapun menoleh dan mengangguk."Kapan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   Bab 9

    Author povCassandra sedang menyusun bahan makanan ke dalam kulkas, didekatnya Ahmad mengacak-acak kantung belanjaan kemudian duduk diatas meja dapur tepat disebelah kulkas. Sambil menemani Cassandra Ahmad mengemil makanan ringan yang ia temukan didalam salah satu tas belanja"Itu punya Zia. Enak aja kamu nyam nyam nggak bilang dulu. tar dia ngambek loh." Ucap Cassandra tanpa melihat Ahmad, tangannya masih sibuk menata kotak-kotak makanan ke dalam kulkas."Eh, punya Zia. Pantesan baru kali ini nemu beginian di tas belanjaan kita." jawab Ahmad asal saja.Cassandra hanya menoleh sedikit kemudian kembali berkutat dengan bahan makanan dan kulkasnya."Kamu lagi dapet?" tanya Ahmad menelisik."Enggak, kan tadi shalat bareng Zia." jawab Cassandra tak acuh"Sewot banget." Gerutu Ahmad sambil memasukkan keripik kentang ke mulutnya."Enggak sewot, kamu aja yang ngeselin." Gerutu Cassandra balik."Kok jadi aku yang salah sih?" tanya Ahmad heran"Tau ah, udah sana jauh-jauh deh. kesel banget aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 10

    Author pov"Aku berangkat ke masjid ya," Ijin Ahmad pada Cassandra yang tengah mengeringkan rambutnya di depan cermin."Iya sayang." Jawab Cassandra sambil merekahkan senyum bahagianya.***Usai melaksanakan shalat magrib Cassandra keluar kamar untuk memasak makan malam.Didapur dilihatnya Zia sedang melakukan panggilan video dengan ayahnya. Mereka nampak bahagia dan haru, sesekali Zia menyeka air matanya yang menetes ke pipinya."Sudah dulu ya Yah, nanti Zia kabar-kabar lagi." pamit Zia pada Ayahnya"Assalammualaikum." Imbuhnya kemudian menutup panggilannya."Nelpon Ayah kamu Zi?" Tanya Cassandra mengagetkan Zia."Iya kak, kangen." Jawab Zia sambil mengusap kedua matanya dengan tishu."Pulang aja nggak apa-apa kok." Ucap Cassandra berusaha menenangkan Zia."Nggak deh kak, entar aja minggu depan sekalian ngambil buku-buku buat persiapan masuk kuliah lagi." Tolak Zia Lirih."Yaudah, aku masak dulu deh. Udah laper kan?" Tanya Cassandra mencairkan suasana."Hehehe, iya kak tadi ketiduran

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 11

    Keesokan hari, dimeja makan hanya tersedia roti panggang dan susu untuk Zia, Ahmad dan Cassandra. Pagi itu Cassandra merasa tidak enak badan sehingga ia lebih memilih berdiam di kamar. Ahmadpun menggantikan Cassandra mempersiapkan makan pagi mereka.Zia keluar dari kamarnya dan sudah berpakaian rapi dengan gamis dan khimar juga tas punggungnya."Kak Sandra mana, kak?" Tanya Zia"Sedang tidak enak badan, nanti akan aku bawa ke klinik. Kesehatannya sedang tidak baik akhir-akhir ini, makanya perlu periksa." Jawab Ahmad sambil menuang susu ke dalam gelas."Oh gitu." Balas Zia singkat"Kamu kok sudah rapi?" Tanya Ahmad menelisik"Kak hari ini boleh aku ke kampus?" Tanya Zia lagi"Kan masih liburan, lagian bukannya kamu akan segera tugas Akhir?" Tanya Ahmad sedikit kesal."Emh, iya aku ada janji dengan temanku Raisha. Cuman sebentar kok kak, Duhur sudah balik rumah kok." Jelas Zia setengah memohon.Ahmad menghela nafas."Baiklah. tapi betul Duhur sudah dirumah." Balas Ahmad menuruti Zia, sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09

Bab terbaru

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 55

    Zia meraup udara sebanyak yang ia bisa. Rasa sesak dan menghimpit dada mengingat luka yang berusaha ia sembuhkan selama berbulan-bulan kebelakang. Tak berani menatap wajah kakak-kakaknya, Zia terpekur menundukkan kepalanya. "Kita pasti dukung kamu Zi, Insyaallah." Layla menggenggam tangan Zia."Beri Zia sedikit waktu lagi untuk berpikir Kak." Lirih Zia. Ia menggigit bibirnya hingga tercium bau besi karena darah yang tak sengaja keluar dari luka gigitan itu. Sungguh Zia bertahan agar air mata tak luruh di depan kakak-kakaknya."Jangan menyiksa diri Dek, kamu berhak bahagia." Salwa menguatkan sang adik."Toh kalian sudah bercerai, dan masa Iddahmu juga telah berlalu. Saatnya kamu berdamai dengan keadaan dan segera meresmikan perceraian kalian di pengadilan." Shofiyyah ikut menambahkan."Aku masih belum siap Kak, maaf." Bantah Zia masih tertunduk lemah."Pikirkan sekali lagi, Zi. Kakak-kakakmu ini tidak menginginkan yang macam-macam. Mereka ini ingin agar kamu juga ada yang menjaga. Aya

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 54

    Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, Setelah menyelesaikan segala pembagian waris dan menyusun rencana awal untuk pembangunan pesantren dan masjid kelima bersaudara itu mengajak para suami mereka bergabung lagi."okay kita ajak para suami gabung deh yuk.. biar mereka juga tahu dan dukung semua yang udah kita rencanakan." Ucap Salwa."Bang, yuk gabung lagi sini. Kita udah kelar musyawarahnya." Pangil Layla pada suaminya.Zia dan Bilqis masuk ke dalam rumah untuk membuat minuman hangat dan mengambil sisa cemilan yang bisa menemani mereka menghabiskan malam dengan obrolan panjang dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan keluarga mereka. "Nih kak, coklat hangatnya. Sama tadi didalem tinggal sisa ini doang makanannya." Zia menyodorkan nampan berisi coklat hangat dan bolu kukus buatan Bilqis."Oke, secara garis besar gitu lah bang. Rencana kita soal tanah Ayah yg di desa itu." Jelas Shofiyyah pada para suami."Makasih dek." Salwa tersenyu

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 53

    "Anak-anak udah tidur semua Kak." Ucap Zia sekembalinya dari mengecek ruang tengah yang menjadi kamar tidur darurat tempat seluruh keponakannya tidur. Tak lupa zia menyalakan difuser dengan aroma lavender agar para pasukan kecil tidur nyenyak dan terbebas dari nyamuk. "Ya udah yuk kita langsung saja ke intinya. Ada beberapa hal yang akan kita bahas sekarang." Ucap Layla pada semua orang yang kini duduk berkeliling di meja makan yang sengaja digeser ke taman samping untuk acara bakar-bakaran tadi. Di belakang mereka alat barbeque sudah dipadamkan.Setelah mendapat anggukan dari seluruh keluarga, Layla mempersilahkan suaminya, Zahfran untuk menggantikannya berbicara."Jadi gini dek, sebelumnya kenapa aku kumpulkan kalian semua disini salah satunya adalah karena wasiat almarhum Bapak. Karena kebetulan saya yg ada didekat beliau ketika beliau hendak berpulang dan beliau berpesan untuk saya sampaikan ini kepada kalian semua." Zahfran menghela nafas sejenak kemudian melanjutk

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 52

    Author POVSemenjak kepergian buah hatinya, Zia memutuskan untuk pulang kerumah almarhum orang tuanya. Ia menempati kamar lamanya, dan tinggal bersama kakaknya, Bilqis. Seluruh barang di apartemen juga diangkut kerumah itu. Hari demi hari, bulan demi bulan Zia mulai bangkit dari keterpurukannya dan berusaha menata hidupnya saya hampir berantakan semenjak kehilangan bayi laki-lakinya itu. Bilqis terus menguatkan sang adik agar bisa kembali menghadapi hidupnya dan mengikhlaskan kepergian Hamzah. Meski berat namun usaha dan do'a Bilqis membuahkan hasil."Zi, yuk sarapan terus siap-siap karena kita sekeluarga mau ngumpul disini buat diskusi. Kita harus belanja buat bikin makanan dan cemilan yang banyak. Soalnya pasukan kita kan banyak hehehe." Ajak Bilqis pada Zia."Iya Kak." Jawab Zia singkat dengan senyuman merekah. Tentu Zia sangat senang menyambut kakak-kakak yang sangat menyayanginya dan para keponakannya yang lucu-lucu. Zia dan Bilqis cukup sibuk hari itu membuat beraneka ragam kuda

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 51

    Ahmad povAku melangkah lebar menjauh dari ruang inap Zia. Setengah berlari kulangkahkan kaki keluar rumah sakit, berjalan terus menjauh sambil terus beristighfar dalam hati. Mungkin setengah jam sudah aku terus berjalan tak tau arah hingga sampai di alun-alun kota. Aku melamban menyadari telah cukup jauh berjalan, aku putuskan masuk ke masjid di sebrang alun-alun. Menapaki tangga sambil mengamati sekitar.Nampak keluarga kecil bahagia, sang ibu memegang sekantung jajanan yang disuapkan bergantian kemulut anak-anaknya. Sedangkan si bapak duduk sambil berceloteh menceritakan sesuatu yang diperhatikan sangat oleh istri dan kedua anaknya. Bahagia, diiringi tawa disela cerita si bapak. Pemandangan yang syahdu dikala hati ini tengah remuk redam mendapati berita yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.Kotolehkan pandanganku kearah lain, nampak gadis-gadis muda bercengkrama sesamanya. Disudut lain, sepasang pasangan tua yang tengah saling menopang menaiki tangga bersama dengan senyum mengemb

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 50

    Malam menjelang, kini tinggallah aku dan suamiku di ruang rawat inap ini. Masih dalam suasana yang sulit digambarkan, antara sedih, senang, dan khawatir. Namun satu hal pasti yang aku berusaha yakini, bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku kini ialah kehendak Allah. Qodarullahu wa masya'afala, maka aku hanya berusaha menerima apapun yang akan terjadi padaku maupun pada bayiku. Meskipun kondisi bayiku tak banyak perkembangan namun aku masih sangat berharap ia bisa bertahan dan hidup menjadi anak yang shaleh. Tak banyak harapan yang aku inginkan untuk bayi kecilku itu. Cukup hidup dengan keimanan yang teguh, sehingga bisa menentukan langkah yang benar dalam hidup ini. Tahu batas halal dan haram sehingga tidak mengambil jalan yang salah bahkan menerjang yang haram demi mengejar sesuatu yang melekat sifat dunia padanya."Sayang, tidurlah. Jangan terlalu lelah nanti asi kamu sulit keluar, katamu ingin membuat stok asi untuk bayi kita." Ujar kak Ahmad mengelus kepalaku yg terbungkus bergo

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 49

    Zia povAzizah satu kata yang melekat pada diriku, ia adalah namaku. Satu-satunya hadiah terindah dari almarhumah ibuku. Beberapa hari setelah melahirkanku ia meninggal dunia karena komplikasi pasca melahirkan. Setelah kepergian ibuku, Ayah dan kakak-kakakku lah yang memberiku kasih sayang dan kehangatan sebuah keluarga. Aku tak pernah merasa kekurangan sedikitpun selama ini. Aku tumbuh menjadi seorang gadis periang karena begitulah karakter yang dibangun oleh keempat kakakku.Dibesarkan oleh seorang ayah pekerja keras membuatku menjadi seorang gadis mandiri dan cukup cakap dalam mengatasi masalah. Semua sifat dan kepribadianku tak lain adalah didikan ayahku yang keras dan tegas namun juga penyayang. Ayah seorang pengusaha kecil dibidang travel umroh. Ia membangun usahanya dari bantuan modal seorang temannya. Ayahku sempat mengalami kolaps ketika itu aku baru saja lulus sekolah menengah atas. Aku terancam tidak kuliah, padahal aku sangat ingin menjadi seorang bidan. Pekerjaan yang ku

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 48

    "Sayang, jangan sia-siakan kesempatan ini karena kali ini aku sangat bersemangat untuk menyambutmu." Ucap Zia dengan nada menggoda membuat Ahmad semakin tak sabar untuk segera memulai serangan cintanya."Jangan salahkan aku kalau aku hilang kendali, kamu yang memancingku Zia." Racau Ahmad dengan mata sayu.Mereka berdua pun memadu kasih dalam indahnya ibadah. "Kak sudah mau magrib, ayo bangun kita belum sholat ashar." Ucap Zia sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk selepas mandi junub."Iya Sayang." Ahmad segera beranjak dan mandi dengan cepat.Ahmad mengimami Zia untuk shalat ashar kemudian disambung dengan shalat magrib saat adzan selesai berkumandang tak lama setelah mereka menyelesaikan sholat ashar."Tumben kak Ahmad nggak ke masjid? Bukannya wajib ya Kak untuk laki-laki sholat berjamaah di masjid?" Tanya Zia sambil melipat mukenanya."Diluar sedang hujan gerimis, Sunnahnya jika hujan turun kita melaksanakan shalat di rumah saja, dan tidak perlu ke masjid." Jelas Ahmad pada

  • Tinggal Seatap dengan Maduku   BAB 47

    Selepas sholat di masjid, Ahmad berniat berjalan-jalan pagi ke arah taman dimana sering ada penjual bubur ayam dan aneka jajanan Ahmad ingin membeli bubur untuk sarapan orang rumah sekaligus mencari keringat agar segera datang rasa kantuk."Pa, Ahmad mau cari bubur dulu. Buat sarapan orang serumah. Papa balik aja duluan." Ijin Ahmad pada mertuanya."Ya sudah Papa duluan ya." Jawab papa Cassandra.Sembari berjalan Ahmad mengambil jalan memutar mengitari area tepian perumahan di bagian belakang. Pemandangan danau yang indah dan pepohonan yang rindang menyejukkan mata membuat bibir tak hentinya mengucap masyaAllah. Ahmad terus berjalan hingga keluar gerbang perumahan bagian belakang berbelok kearah perumahan cluster yang masih satu pengembang dengan perumahan tempat rumah Cassandra dibangun. Bentuk rumah-rumah di cluster itu lebih kecil, berlantai satu dengan halaman yang tidak terlalu besar namun tertata dengan baik sehingga nampak cantik dan nyaman dipandang mata. Untuk port mobil kira

DMCA.com Protection Status