Surya menatap ke arah penjaga tersebut. Penjaga itu tiba-tiba merasa ketakutan dan mundur dua langkah tanpa sadar.Surya mendengus dingin, lalu berkata kepada Gian, "Jangan khawatir, kamu pasti akan segera keluar. Keluarga Aldi masih berutang nyawa padamu dan mereka harus melunasinya.""Aku percaya pada Bos, tapi yang paling aku khawatirkan sekarang adalah adik perempuanku. Aku takut Aldi akan menyakiti adikku untuk membalasku. Aku cuma punya satu kerabat yang tersisa," ujar Gian dengan tatapan khawatir.Surya mengerutkan kening, lalu bertanya "Siapa nama adikmu dan dia ada di mana?""Namanya Reina Baskara. Dia tinggal Kota Juwana dan belajar di Universitas Pelita," jawab Gian.Ketika Surya mendengar ini, dia tersenyum, lalu berkata, "Jangan khawatir, aku akan segera mengirim seseorang untuk melindunginya. Siapa pun yang berani menyentuhnya, sama saja dengan cari mati.""Kalau begitu, aku sudah bisa tenang."Beberapa hari ini, Gian disiksa oleh segala macam kesedihan dan kekhawatiran,
Namun, Surya tiba-tiba menjatuhkan botol bir tersebut ke lantai. Botol bir tersebut pun pecah dengan keras dan berhamburan ke mana-mana.Kepala pelayan bergegas menghampiri dan bertanya pada Surya, "Pak, ada apa?""Beraninya kamu membodohiku dengan bir palsu?" tanya Surya dengan nada dingin.Kepala pelayan itu tertegun, kemudian menyahut, "Pak, jangan asal bicara. Minuman yang kami beli di sini dibeli melalui jalur yang sah dan prosedur yang benar.""Aku nggak peduli. Kalau kubilang itu bir palsu, maka itu palsu. Kalau hari ini kalian nggak memberiku kompensasi sebanyak 20 miliar, kalian bahkan nggak akan bisa membuka bar ini lagi," ujar Surya sambil duduk kembali dan merokok dengan santai.Kepala pelayan itu tertegun dan butuh waktu lama untuk bereaksi.Kemudian, dia tersenyum dan bertanya, "Pak, apakah kamu dari luar kota?""Memangnya kenapa?""Nggak heran, tapi kamu datang ke tempat yang salah. Kalau kamu ingin datang ke sini untuk memeras uang, takutnya kamu akan kehilangan nyawamu
Ekspresi kepala pelayan itu tampak dingin. Dia pun langsung menelepon Iko.Bocah itu sudah memeras bar milik Iko dan melecehkan kekasih Iko secara terang-terangan. Sekalipun bocah itu punya sepuluh nyawa, dibunuh sepuluh kali pun juga masih belum cukup.Pada saat ini, Surya tertawa. Dia duduk sambil menyilangkan kakinya, lalu menatap Liana dan berkata, "Kita semua sudah dewasa. Kamu nggak perlu marah-marah seperti ini, 'kan?""Bocah, kamu adalah orang paling berani yang pernah kulihat." Liana duduk di seberang Surya. Dia menyalakan sebatang rokok, mengembuskan asapnya, lalu berkata secara perlahan-lahan.Surya tertawa sambil berkata, "Hanya sesekali saja kok, sungguh.""Satu kali ini saja sudah cukup untuk menghancurkan hidupmu. Aku benar-benar merasa kasihan kepadamu."Pada saat ini, Liana sudah kembali bersikap layaknya seorang wanita terhormat. Dia menatap Surya dengan tatapan merendahkan.Liana juga sudah pernah melihat orang-orang yang tidak tahu diri, yang mencoba naik ke atas de
Keduanya adalah kaki tangan Bos Iko. Mereka bukan hanya menguasai ilmu bela diri, tetapi juga selalu bertindak kejam. Mereka berdua selalu ditakuti oleh semua orang. Lantas, apa yang terjadi hari ini?Liana juga terkejut. Dia tahu betul kemampuan bertarung kedua pria tersebut. Namun, Liana tidak menyangka jika mereka berdua bisa langsung dilumpuhkan hanya dengan satu pukulan saja.Namun, pada saat ini, Iko si Pria Gila malah tertawa terbahak-bahak. "Ternyata kamu memang benar-benar punya kemampuan. Pantas saja kamu berani datang kemari untuk memerasku.""Kalau aku nggak punya kemampuan, mana mungkin aku berani datang kemari?" balas Surya dengan acuh tak acuh.Wajah Iko si Pria Gila itu berangsur-angsur menjadi muram. Perlahan, dia berkata, "Tapi, kemampuanmu masih jauh dari cukup. Kelak, berlatihlah kultivasi dengan lebih keras lagi sebelum datang kemari."Sambil berbicara, Iko si Pria Gila berteriak keras. Energi sejati dalam tubuhnya menggeliat. Kekuatan menekan yang begitu dahsyat m
Jurus tersebut adalah jurus mematikan terkuat yang dimiliki oleh Iko si Pria Gila. Jurus mematikan itu menghimpun seluruh tekad, kekuatan dan energi sejati yang dimilikinya.Iko si Pria Gila menggunakan jurus tersebut untuk saat ini. Matanya berubah menjadi semerah darah. Penampilannya menyerupai seekor harimau gila. Dia terlihat seperti tidak akan pernah mau menyerah sebelum ajal menjemputnya.Pada saat ini, Iko si Pria Gila sudah kehilangan akal sehatnya. Satu-satunya hal yang ada di benaknya sekarang adalah membunuh lawan yang ada di hadapannya. Tidak peduli apa pun yang menghalanginya, semuanya akan dihancurkan tanpa ampun olehnya, sampai lawannya itu benar-benar mati.Sementara itu, Surya hanya tersenyum tipis dan perlahan-lahan mengulurkan tangan kirinya.Brak.Pukulan Iko si Pria Gila yang menghancurkan bumi itu berhasil ditangkap begitu saja oleh Surya.Kepala harimau yang tercipta dari energi sejati itu tiba-tiba menghilang. Iko si Pria Gila menatap dengan tidak percaya. Dia m
Iko si Pria Gila tampak bingung. Dia bertanya, "Senior, bukankah kamu sudah menjadi kultivator Alam Spiritual? Kenapa kamu masih membutuhkan bantuanku yang masih berada di Alam Energi Sejati ini?""Memang benar," kata Surya.Iko si Pria Gila terdiam sejenak. Kemudian, dia pun berkata, "Senior, kalau memang ada yang bisa kubantu, katakan saja kepadaku."Meskipun dikenal sebagai Iko si Pria Gila, di hadapan kekuatan yang lebih hebat, Iko bisa benar-benar kembali tenang. Inilah wibawa dari kekuatan yang besar."Apa kamu mengenal Aldi Siregar?""Kalau yang kamu maksud adalah Aldi Siregar dari Grup Aldigar, tentu saja aku mengenalnya.""Ya, memang dia yang kumaksud.""Apa yang harus kulakukan?""Mulai sekarang, atur semua pasukanmu untuk menghancurkan tempat-tempat umum yang dimilikinya. Nggak peduli tempat apa pun itu, baik gedung, lokasi konstruksi, pabrik atau apa pun yang menjadi tempat miliknya, hancurkan semuanya untukku sehingga tempat-tempat itu nggak bisa digunakan lagi.""Ini ....
Selain itu, Iko dan Aldi sudah terlibat dalam persaingan terbuka maupun tertutup selama beberapa waktu di Kota Andes.Di antara mereka, Iko mengendalikan dunia mafia, juga terlibat dalam beberapa bisnis gelap.Sementara itu, Aldi berkecimpung dalam dunia bisnis dan juga dunia politik. Keduanya kurang lebih seimbang. Namun, kekayaan Iko jelas jauh lebih sedikit dibandingkan Aldi.Jika Aldi meninggal dan Grup Aldigar hancur, hanya Iko yang bisa mengambil alih properti peninggalan Aldi. Setelah itu, siapa lagi yang bisa menjadi lawannya dalam bisnis legal dan ilegal di Kota Andes?Surya menatap Iko si Pria Gila, berbalik, lalu pergi tanpa menoleh ke belakang sambil berkata, "Apakah aku perlu berbohong padamu? Jangan lupa untuk melaporkan kemajuannya padaku setiap saat. Nomor telepon dan alamatku ada di atas meja."Iko si Pria Gila mengantarkan kepergian Surya dengan hormat. Setelah itu, dia mulai mondar-mandir di bar tanpa memedulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Kekuatan bertarung Sur
"Aku bosmu.""Cari mati." Pria bermasker itu menikam Betran dengan sebilah pisau.Betran terkekeh, lalu mengangkat telapak tangannya untuk menebas seperti pisau.Diiringi suara keras, tangan pria bermasker itu jatuh ke tanah bersama dengan pisaunya. Darah pun menyembur keluar.Pria bermasker itu berteriak kesakitan sambil memegang erat tangannya yang terputus, lalu menatap Betran dengan ngeri.Betran tersenyum simpul sambil berkata, "Kembalilah, lalu beri tahu hal ini pada Aldi. Kalau ingin menyerang Reina, suruh dia mengirimkan beberapa yang orang kuat ke sini. Kamu saja nggak cukup."Pria bermasker itu tahu dengan jelas bahwa dia bukan tandingan pria di hadapannya. Setelah mendengar ini, dia pergi tanpa menoleh ke belakang, lalu menghilang.Betran tertawa, lalu berjalan keluar dari sudut menuju pasar malam. Dia membeli seikat manisan, lalu memakannya sambil mengikuti ketiga gadis itu dari kejauhan."Pekerjaan ini menarik juga." Betran bahkan bertanya-tanya apakah dia akan mendapatkan
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di