Begitu mereka keluar, Surya langsung menyetir dengan membawa Lukas. Keduanya langsung pergi menuju jalan raya.Kota Andes berada di pinggir Provinsi Andaru, lebih dari 500 kilometer dari Kota Juwana. Butuh enam sampai tujuh jam bagi mereka untuk sampai ke sana.Surya mengemudi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, sementara Lukas hanya bisa mengerutkan kening.Lukas sebenarnya sudah berada di Kota Juwana selama lebih dari sepuluh hari. Dia juga baru menemukan Surya setelah banyak bertanya-tanya.Meskipun Surya terlihat sangat kaya, dia mungkin masih kalah jauh dibanding Aldi. Lagi pula, Aldi memiliki kekayaan triliunan dan merupakan orang terkaya di Kota Andes.Bisnis Grup Aldigar milik Aldi, melibatkan semua lapisan masyarakat dan sangat terkenal di bidang politik maupun bisnis. Oleh karena itu, Aldi juga pasti memiliki banyak teman. Jika seperti ini, Lukas benar-benar tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh Surya.Lukas sendiri juga sangat tidak berdaya. Kekuatan Keluarga Siregar melam
Surya menatap ke arah penjaga tersebut. Penjaga itu tiba-tiba merasa ketakutan dan mundur dua langkah tanpa sadar.Surya mendengus dingin, lalu berkata kepada Gian, "Jangan khawatir, kamu pasti akan segera keluar. Keluarga Aldi masih berutang nyawa padamu dan mereka harus melunasinya.""Aku percaya pada Bos, tapi yang paling aku khawatirkan sekarang adalah adik perempuanku. Aku takut Aldi akan menyakiti adikku untuk membalasku. Aku cuma punya satu kerabat yang tersisa," ujar Gian dengan tatapan khawatir.Surya mengerutkan kening, lalu bertanya "Siapa nama adikmu dan dia ada di mana?""Namanya Reina Baskara. Dia tinggal Kota Juwana dan belajar di Universitas Pelita," jawab Gian.Ketika Surya mendengar ini, dia tersenyum, lalu berkata, "Jangan khawatir, aku akan segera mengirim seseorang untuk melindunginya. Siapa pun yang berani menyentuhnya, sama saja dengan cari mati.""Kalau begitu, aku sudah bisa tenang."Beberapa hari ini, Gian disiksa oleh segala macam kesedihan dan kekhawatiran,
Namun, Surya tiba-tiba menjatuhkan botol bir tersebut ke lantai. Botol bir tersebut pun pecah dengan keras dan berhamburan ke mana-mana.Kepala pelayan bergegas menghampiri dan bertanya pada Surya, "Pak, ada apa?""Beraninya kamu membodohiku dengan bir palsu?" tanya Surya dengan nada dingin.Kepala pelayan itu tertegun, kemudian menyahut, "Pak, jangan asal bicara. Minuman yang kami beli di sini dibeli melalui jalur yang sah dan prosedur yang benar.""Aku nggak peduli. Kalau kubilang itu bir palsu, maka itu palsu. Kalau hari ini kalian nggak memberiku kompensasi sebanyak 20 miliar, kalian bahkan nggak akan bisa membuka bar ini lagi," ujar Surya sambil duduk kembali dan merokok dengan santai.Kepala pelayan itu tertegun dan butuh waktu lama untuk bereaksi.Kemudian, dia tersenyum dan bertanya, "Pak, apakah kamu dari luar kota?""Memangnya kenapa?""Nggak heran, tapi kamu datang ke tempat yang salah. Kalau kamu ingin datang ke sini untuk memeras uang, takutnya kamu akan kehilangan nyawamu
Ekspresi kepala pelayan itu tampak dingin. Dia pun langsung menelepon Iko.Bocah itu sudah memeras bar milik Iko dan melecehkan kekasih Iko secara terang-terangan. Sekalipun bocah itu punya sepuluh nyawa, dibunuh sepuluh kali pun juga masih belum cukup.Pada saat ini, Surya tertawa. Dia duduk sambil menyilangkan kakinya, lalu menatap Liana dan berkata, "Kita semua sudah dewasa. Kamu nggak perlu marah-marah seperti ini, 'kan?""Bocah, kamu adalah orang paling berani yang pernah kulihat." Liana duduk di seberang Surya. Dia menyalakan sebatang rokok, mengembuskan asapnya, lalu berkata secara perlahan-lahan.Surya tertawa sambil berkata, "Hanya sesekali saja kok, sungguh.""Satu kali ini saja sudah cukup untuk menghancurkan hidupmu. Aku benar-benar merasa kasihan kepadamu."Pada saat ini, Liana sudah kembali bersikap layaknya seorang wanita terhormat. Dia menatap Surya dengan tatapan merendahkan.Liana juga sudah pernah melihat orang-orang yang tidak tahu diri, yang mencoba naik ke atas de
Keduanya adalah kaki tangan Bos Iko. Mereka bukan hanya menguasai ilmu bela diri, tetapi juga selalu bertindak kejam. Mereka berdua selalu ditakuti oleh semua orang. Lantas, apa yang terjadi hari ini?Liana juga terkejut. Dia tahu betul kemampuan bertarung kedua pria tersebut. Namun, Liana tidak menyangka jika mereka berdua bisa langsung dilumpuhkan hanya dengan satu pukulan saja.Namun, pada saat ini, Iko si Pria Gila malah tertawa terbahak-bahak. "Ternyata kamu memang benar-benar punya kemampuan. Pantas saja kamu berani datang kemari untuk memerasku.""Kalau aku nggak punya kemampuan, mana mungkin aku berani datang kemari?" balas Surya dengan acuh tak acuh.Wajah Iko si Pria Gila itu berangsur-angsur menjadi muram. Perlahan, dia berkata, "Tapi, kemampuanmu masih jauh dari cukup. Kelak, berlatihlah kultivasi dengan lebih keras lagi sebelum datang kemari."Sambil berbicara, Iko si Pria Gila berteriak keras. Energi sejati dalam tubuhnya menggeliat. Kekuatan menekan yang begitu dahsyat m
Jurus tersebut adalah jurus mematikan terkuat yang dimiliki oleh Iko si Pria Gila. Jurus mematikan itu menghimpun seluruh tekad, kekuatan dan energi sejati yang dimilikinya.Iko si Pria Gila menggunakan jurus tersebut untuk saat ini. Matanya berubah menjadi semerah darah. Penampilannya menyerupai seekor harimau gila. Dia terlihat seperti tidak akan pernah mau menyerah sebelum ajal menjemputnya.Pada saat ini, Iko si Pria Gila sudah kehilangan akal sehatnya. Satu-satunya hal yang ada di benaknya sekarang adalah membunuh lawan yang ada di hadapannya. Tidak peduli apa pun yang menghalanginya, semuanya akan dihancurkan tanpa ampun olehnya, sampai lawannya itu benar-benar mati.Sementara itu, Surya hanya tersenyum tipis dan perlahan-lahan mengulurkan tangan kirinya.Brak.Pukulan Iko si Pria Gila yang menghancurkan bumi itu berhasil ditangkap begitu saja oleh Surya.Kepala harimau yang tercipta dari energi sejati itu tiba-tiba menghilang. Iko si Pria Gila menatap dengan tidak percaya. Dia m
Iko si Pria Gila tampak bingung. Dia bertanya, "Senior, bukankah kamu sudah menjadi kultivator Alam Spiritual? Kenapa kamu masih membutuhkan bantuanku yang masih berada di Alam Energi Sejati ini?""Memang benar," kata Surya.Iko si Pria Gila terdiam sejenak. Kemudian, dia pun berkata, "Senior, kalau memang ada yang bisa kubantu, katakan saja kepadaku."Meskipun dikenal sebagai Iko si Pria Gila, di hadapan kekuatan yang lebih hebat, Iko bisa benar-benar kembali tenang. Inilah wibawa dari kekuatan yang besar."Apa kamu mengenal Aldi Siregar?""Kalau yang kamu maksud adalah Aldi Siregar dari Grup Aldigar, tentu saja aku mengenalnya.""Ya, memang dia yang kumaksud.""Apa yang harus kulakukan?""Mulai sekarang, atur semua pasukanmu untuk menghancurkan tempat-tempat umum yang dimilikinya. Nggak peduli tempat apa pun itu, baik gedung, lokasi konstruksi, pabrik atau apa pun yang menjadi tempat miliknya, hancurkan semuanya untukku sehingga tempat-tempat itu nggak bisa digunakan lagi.""Ini ....
Selain itu, Iko dan Aldi sudah terlibat dalam persaingan terbuka maupun tertutup selama beberapa waktu di Kota Andes.Di antara mereka, Iko mengendalikan dunia mafia, juga terlibat dalam beberapa bisnis gelap.Sementara itu, Aldi berkecimpung dalam dunia bisnis dan juga dunia politik. Keduanya kurang lebih seimbang. Namun, kekayaan Iko jelas jauh lebih sedikit dibandingkan Aldi.Jika Aldi meninggal dan Grup Aldigar hancur, hanya Iko yang bisa mengambil alih properti peninggalan Aldi. Setelah itu, siapa lagi yang bisa menjadi lawannya dalam bisnis legal dan ilegal di Kota Andes?Surya menatap Iko si Pria Gila, berbalik, lalu pergi tanpa menoleh ke belakang sambil berkata, "Apakah aku perlu berbohong padamu? Jangan lupa untuk melaporkan kemajuannya padaku setiap saat. Nomor telepon dan alamatku ada di atas meja."Iko si Pria Gila mengantarkan kepergian Surya dengan hormat. Setelah itu, dia mulai mondar-mandir di bar tanpa memedulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Kekuatan bertarung Sur