Saat ini, Surya berjalan ke hadapan Yudi dengan tangan di belakang punggungnya.Saat ini, Yudi diikat dengan kuat oleh Penjara Guntur Empat Arah, juga terus dihantam oleh kekuatan petir. Dia seperti sedang menerima hukuman fisik, jadi terus berteriak kesakitan."Bagaimana? Apa rasanya enak?"Saat ini, Surya melakukan teknik sihir tingkat menengah hingga menengah ke bawah. Dia sudah tidak memerlukan segel mantra atau mantra apa pun. Dia bisa langsung melakukannya sehingga cukup banyak meningkatkan kekuatan bertarungnya.Namun, secara bersamaan, Heri dan Yudi dibuat ketakutan setengah mati.Teknik sihir semenakutkan ini bisa-bisanya langsung muncul hanya dengan satu jentikan tangan. Bagaimana bisa ada orang semenakutkan ini?Sedangkan saat ini, semua orang di tempat itu terkesiap. Bahkan dua bawahan Yudi juga berdiri termenung di tempat. Mereka seperti takut pada sesuatu sampai tidak pergi menyelamatkan Yudi.Saat ini, Yudi sudah ketakutan setengah mati. Dia menatap Surya dengan penuh ke
Surya segera berkata, "Tapi jangan takut, aku datang untuk batu-batu itu. Aku sudah membicarakan harganya dengan putramu, akan kubeli dengan uang."Mendengar itu, Chandra pun menghela napas lega. Kalau Surya sama dengan Heri dan Keluarga Wongso, bisnis keluarganya pasti tidak bisa dipertahankan lagi."Master, aku bersedia memberikan batu-batu itu padamu. Hanya saja untuk sementara ini, batu-batu itu sudah dibawa pergi oleh Keluarga Wongso," kata Chandra sambil melihat ke arah Yudi.Surya berkata sambil tersenyum, "Untuk apa takut? Kalau sudah dibawa pergi, tentu saja harus diambil kembali. Menurutmu, benar nggak?"Surya melihat ke arah Yudi. Saat ini, Yudi sedang menerima hukuman Penjara Guntur Empat Arah. Teknik itu bukan hanya sebuah teknik pengikat, tapi juga ada serangan petir. Dengan kemampuannya di tahap awal Alam Spiritual, Yudi sudah disiksa sampai sekarat dan hampir tidak bisa bertahan lagi.Mendengar perkataan Surya, Yudi segera meminta ampun, "Ya, ya, akan segera kukembalika
Sebenarnya Chandra juga tahu bahwa masalah ini masih jauh dari kata selesai.Surya memang sangat hebat. Dia bisa mengalahkan Yudi dengan mudah, membuat Yudi berjanji akan menyerahkan batu-batu itu dan juga menundukkan Heri.Namun, setelah Surya pergi, apa Keluarga Wongso bersedia berhenti? Kalau mereka datang kembali, bagaimana dengan Keluarga Ajisaka?Jadi, tadi Chandra juga bertanya untuk mengetes sikap Surya. Karena dia tidak tahu Surya akan membantu sampai mana, bagaimanapun mereka juga tidak kenal dengan Surya.Oleh karena itu, Chandra pun bertanya duluan, "Master, kalau begitu, selanjutnya kami bagaimana?""Kamu tenang saja. Karena aku sudah ikut campur dalam masalah ini, aku pasti akan bertanggung jawab sampai akhir. Aku percaya Keluarga Wongso pasti akan segera kemari. Kita tunggu saja."Surya tahu apa yang dikhawatirkan Chandra, jadi dia memberi kepastian pada Chandra. Yang penting dia harus mendapatkan Batu Esensi Emas itu.Mendengar perkataan Surya, Chandra baru tenang. Dia
"Baik," jawab Yudi sambil memberi hormat.Sudiro berdiri, lalu kembali ke kamarnya untuk berganti dengan pakaian tradisional panjang berwarna hijau. Dia juga mengikat tali pinggang, lalu menggantung liontin giok beraroma seni di tali pinggangnya sebelum berjalan keluar.Saat ini, Sudiro seperti orang di zaman kuno, tampak sangat elegan.Begitu melihat penampilan Sudiro, Yudi segera menghampiri dan menyanjungnya.Sudiro hanya membalasnya dengan dingin, "Ayo pergi.""Pak, nggak membawa yang lain?" tanya Yudi.Sudiro melirik Yudi sekilas, lalu bertanya dengan pelan, "Apa kamu sedang meragukan kemampuanku?""Nggak, nggak .... Aku hanya ingin Bapak terlihat semakin berwibawa saja," ujar Yudi dengan buru-buru.Sudiro mendengus, lalu berkata, "Di depan kekuatan mutlak, nggak perlu hal-hal yang nggak penting seperti itu. Apa kamu mengerti?""Baik, aku mengerti," jawab Yudi sambil mengangguk berturut-turut.Kemudian, keduanya keluar. Yudi mengendarai mobil ke kompleks perumahan Chandra.Sedangk
"Hahahaha." Surya tertawa terbahak-bahak, lalu berkata perlahan, "Kamu mau membunuhku hanya dengan kekuatanmu itu?"Pada saat ini, Yudi berkata, "Bocah, beraninya kamu bersikap sombong di depan kepala keluargaku.""Kenapa? Apa kamu sudah lupa dengan pelajaran tadi?" kata Surya sambil menatap Yudi, membuat pria itu segera melangkah mundur. Jelas sekali bahwa pelajaran tadi sangat membekas di ingatan Yudi.Surya tertawa melihat ini. Sudiro pun berkata dengan marah, "Bocah, aku belum pernah melihat orang yang sombong sepertimu.""Nah, kamu bisa melihatnya hari ini," jawab Surya sambil tersenyum.Pada saat ini, Sudiro mendengus dingin. Dia berdiri perlahan, meletakkan tangan di belakang, lalu berkata, "Sepertinya hanya ada satu cara untuk menyelesaikan semua ini.""Aku juga punya pemikiran yang sama. Tapi bagaimana kalau kita pindah ke tempat lain? Rasanya kurang leluasa kalau melakukannya di sini," kata Surya.Sudiro mengangguk sembari berkata, "Oke, ayo kita pergi ke pinggir kota. Kalau
Teknik sihir atribut tanah tingkat menengah, Pelindung Tanah, adalah sebuah teknik sihir pertahanan.Api yang membara terhalang oleh Pelindung Tanah, menimbulkan suara gemuruh yang keras. Nyala api berangsur-angsur menghilang diiringi dengan menghilangnya Pelindung Tanah.Saat ini, Sudiro tampak terkejut. Dia menatap Surya, lalu bertanya perlahan, "Kamu juga bisa teknik sihir atribut tanah? Kamu bisa dianggap sebagai seorang genius."Tidak mudah bagi para kultivator untuk menguasai satu atribut teknik sihir. Mereka yang mampu menguasai dua atribut teknik sihir memang bisa disebut sebagai genius."Biasa saja," balas Surya dengan wajah tanpa ekspresi.Pada saat ini, Chandra dan yang lainnya tampak gembira. Meskipun mantra Sudiro sangat kuat, Surya berhasil mengadangnya. Tampaknya kekuatan Surya tidak kalah dengan Sudiro. Hal ini membuat mereka merasa lebih tenang.Mendengar jawaban Surya, Sudiro mendengus dingin sembari berujar, "Tapi dengan trik kecil ini, kamu masih kalah dariku."Sete
Sudiro tersenyum sinis. Dia terus menyerang Surya dengan Meteoroid Api Langit. Dia ingin melihat berapa lama Surya bisa bertahan.Pada saat ini, Surya berseru dengan ringan, energi spiritualnya melonjak dengan liar, membuat tekanan energi spiritual yang kuat menyelimuti dirinya.Di saat yang sama, area Perisai Petir Surya terus bertambah besar, bahkan melebihi jangkauan serangan Meteoroid Api Langit, menghalangi semua batu meteor.Saat ini, Sudiro menunjukkan ekspresi tidak percaya.Bagaimana bisa orang di Alam Spiritual memiliki energi spiritual yang begitu besar? Hal ini tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin.Namun, fakta yang terjadi di hadapan Sudiro memaksanya untuk memercayainya. Untuk sesaat, dia benar-benar bingung.Saat ini, Surya tertawa sembari bertanya, "Kenapa? Apa kamu terkejut?""Ini nggak mungkin. Bagaimana bisa kamu melakukannya? Apa kamu sudah di tingkat suci?" teriak Sudiro dengan tak percaya.Surya tertawa kecil, lalu membalasnya, "Tingkat suci? Kamu juga hanya m
Dalam sekejap, makhluk raksasa api setinggi dua meter yang mengeluarkan panas luar biasa muncul di hadapan Sudiro. Kemudian, ia berlari menuju Surya dengan cepat.Setelah menggunakan Iblis Api, Sudiro memuntahkan seteguk darah. Seluruh tubuhnya menjadi lemas.Sudiro telah menggunakan seluruh energi spiritualnya, mencoba yang terbaik untuk mengalahkan Surya.Pada saat ini, Surya meraung dengan keras. Tekanan kekuatan yang mengerikan meletus dari satu kepalan tangannya, sebelum muncul nyala api yang penuh kekuatan."Huh, trik kecil."Bersamaan dengan teriakannya, Surya tiba di depan Iblis Api itu dengan satu langkah. Dia meninju makhluk tersebut hingga terdengar suara ledakan keras.Sudiro sudah berusaha sekuat tenaga, bahkan tidak segan-segan menggunakan semua sisa tenaganya untuk membuat makhluk ini. Namun, makhluk itu meledak berkeping-keping, menjadi aliran energi spiritual yang bergejolak dalam sekejap.Setelah itu, Surya tetap tidak mengurangi kecepatannya. Dia berlari ke arah Sudi
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di