Saat dia berbicara, Pedang Petir muncul kembali di tangan Surya. Guntur dan kilat melilit Pedang Petir hingga terdengar gemuruh guntur.Surya juga bergegas menyerang Aksan dengan kecepatan kilat. Kemudian, dia mengelilingi Aksan dan menebas dengan liar.Pada saat ini, Aksan menggunakan Perisai Darah untuk melawan Penjara Petir Langit. Selain itu, dia menggunakan Pedang Darah untuk menangkis serangan dari kiri dan kanan. Namun, dia bahkan tidak kalah sama sekali.Pada saat ini, area di sekitar pertempuran kedua orang itu dipenuhi dengan kilat dan guntur, kabut darah beterbangan dan energi spiritual pun terus bergejolak. Area itu bagaikan neraka di bumi. Semua orang menjauh. Meskipun hanya terkena dampak serangan keduanya, nyawa mereka mungkin akan dalam bahaya.Pertarungan yang mengerikan itu berlangsung selama empat atau lima menit. Aksan sepertinya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia pun meraung, "Dasar pecundang, beraninya kamu menghujat kekuatan Dewa.""Kenapa? Kamu nggak bisa
Pada saat ini, Surya berdiri dengan tangan di belakang punggungnya. Meskipun dia berdiri di sana dengan tenang, semua orang memandangnya seolah-olah sedang melihat seorang Dewa. Mereka melihat ke arahnya sambil menunjukkan rasa hormat.Pada saat bersamaan, penghalang lautan darah telah menghilang. Kekuatan yang menekan semua orang pun telah lenyap.Saat ini, sebagian orang terjatuh karena kehilangan banyak darah. Ada pula yang langsung mati di tempat. Hanya beberapa master Alam Energi Sejati tahap menengah yang masih dapat berdiri.Namun, tidak peduli mereka terjatuh atau berdiri, semua orang diam-diam memberi hormat kepada Surya. Mereka merasa Surya seperti dewa yang menyelamatkan hidup mereka. Mereka menundukkan kepala dengan sangat hormat.Surya menatap semua orang sambil menghela napas dalam diam.Perubahan mendadak Aksan memang membuatnya semakin kuat.Surya bahkan menggunakan kekuatan naga untuk mengalahkan Aksan.Surya berhasil mengalahkan Aksan karena dia belum menyelesaikan re
Surya memandang semua orang sambil berkata dengan perlahan, "Pertempuran hanya akan menambah korban. Semua orang sulit untuk berlatih, jadi kalian lebih baik mengingat nasihatku."Surya telah melihat banyak orang mati. Saat dia memimpin Korps Tentara Maut, tangannya telah berlumuran banyak darah.Namun, karena hal ini. Setelah dia pensiun dan kembali ke Kota Juwana, dia tidak mau membunuh lebih banyak orang lagi. Kata-kata inilah yang ingin dia sampaikan kepada Aksan dan yang lainnya sejak lama. Namun sayangnya, Aksan mengalami kecelakaan sehingga Surya tidak bisa menyelamatkannya lagi.Melihat puluhan mayat di lapangan, Surya tanpa sadar menghela napas.Banyak dari mereka yang merupakan anggota Keluarga Hatani. Aksan menjadi rela membunuh seluruh anggota keluarganya. Hal ini pasti berhubungan dengan Organisasi Tengkorak.Surya harus menghancurkan Organisasi Tengkorak."Memikirkan hal ini, Surya berkata kepada Brian dan Jorzy, ""Kalian tangani urusan pemakaman di sini. Aku masih ada ur
Setelah berkata, Surya melemparkan gumpalan darah itu ke Altar Dewa Naga. Energi kuno menghantamnya gumpalan darah itu hingga langsung berubah menjadi rahmat naga.Melihat tiga ratus gram rahmat naga di jam pasir emas, Surya tersenyum.Kemudian, Surya menukarnya dengan Pil Pengubah dan Pil Penguat Tubuh. Setelah itu, rahmat naga pun telah habis tertukar.Surya menghela napas. Ada terlalu banyak barang berharga di sini.Namun, rahmat naga sangat langka. Setiap kali Surya memberi persembahan, dia merasa seolah-olah telah memasuki gunung harta karun, tapi dia malah kembali dengan tangan kosong.Namun, Surya tersenyum pada dirinya sendiri.Jika persembahan dan rahmat naga begitu mudah didapat, Surya akan bisa menyatukan dunia dalam waktu dekat. Di dunia ini, tidak ada hal yang mudah dicapai.Surya menenangkan pikirkannya. Setelah dia keluar dari ruang penyimpanan, dia berbaring di ranjang dan mulai tidur. Surya masih memiliki hal penting yang harus dilakukan besok.Keesokan pagi.Surya ban
Kedua gadis itu juga tertawa, seolah-olah mereka sedang melihat orang bodoh.Surya sangat marah hingga dia tertawa. Kemudian, dia berkata sambil menghela napas, "Benarkah? Dari mana kamu, Bos?""Aku beri tahu kamu, santailah." Pria berambut pendek itu berkata dengan bangga, "Dia adalah Radit dari Perusahaan Kamila. Perusahaan tersebut memiliki nilai pasar ratusan miliar. Dia adalah orang terhormat di Kota Juwana. Siapa yang berani nggak menghormati Radit?"Surya tercengang, kenapa dia tidak pernah mendengarnya?Saat ini, Raka, Yenny dan Linda berjalan mendekat sambil berbicara dan tertawa.Melihat pemandangan ini, ketiga orang itu langsung berkumpul.Raka bertanya dengan penasaran, "Apa yang terjadi?"Putra segera menjelaskan di samping, "Orang-orang ini memaksa masuk ke Pulau Aora. Mereka juga menolak untuk pergi.""Oh." Raka mengangkat bahu. Dia merasa itu bukanlah masalah besar.Yenny dan Linda juga menggelengkan kepala mereka.Saat ini, Surya berkata, "Dia, Radit dari Perusahaan Ka
Surya tercengang. Apa yang terjadi?Orang itu berlari ke depan Surya, kemudian berkata sambil terengah-engah, "Tolong, seseorang mau membunuhku, aku nggak mampu melarikan diri lagi."Surya melihat lebih dekat. Bukankah itu adalah wanita pembunuh yang ingin membunuhnya di tepi danau terakhir kali?"Kamu masih berani datang ke sini?" keluh Surya tidak bisa menahan amarahnya. Orang ini terlalu meremehkan Surya.Wanita pembunuh itu berkata sambil menghela napas, "Aku benar-benar nggak punya pilihan. Terakhir kali, aku gagal membunuhmu, aku terpaksa membunuh majikanku. Aku diburu oleh organisasi selama sebulan. Aku benar-benar nggak mampu melarikan diri lagi. Tolong selamatkan aku. Mulai sekarang, aku akan menjadi milikmu.""Sialan, apa yang kamu bicarakan? Apa aku terlihat seperti orang seperti itu?"Surya juga merasa marah. Kenapa wanita jalang ini berbicara seperti itu? Dia benar-benar berbicara omong kosong.Namun, wanita itu memang terlihat sangat lelah dan lemah.Saat dia mengincar Su
Setelah melihatnya, Surya berkata, "Apa yang kamu lakukan? Ada orang di sini. Jangan menakuti mereka."Radit dan yang lainnya hanyalah orang biasa. Surya tidak ingin mereka mengetahui rahasia di sini, jadi dia segera menghentikan tindakan Naka.Namun saat ini, Radit malah tertawa terbahak-bahak. Dia melangkah maju, lalu berdiri di depan meriam super Naka dan berkata dengan nada mengejek, "Ya Tuhan, masih ada senjata. Pertunjukan ini menghabiskan banyak uang. Tembak aku, biarkan aku lihat apakah ini senjata asli?"Kata-kata Radit membuat teman-temannya tertawa. Mereka memandang Naka seperti orang bodoh.Surya terlihat kewalahan, Menghadapi ejekan itu, Naka mengabaikan Radit. Dia mengikuti perintah Surya untuk menyimpan kembali meriam supernya.Saat ini, Radit tertawa lagi dan berkata, "Kenapa? Kamu takut rahasiamu akan terungkap?"Surya menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Sementara ekspresi datar Naka pun menjadi semakin masam.Saat ini, Gery tersenyum lembut. Dia menggelengkan
Melihat Revia menujukkan ekspresi santai, Surya berkata dengan perlahan, "Aku membunuh Gery, kamu nggak mengira aku menyelamatkanmu, bukan?""Aku tahu, dia terlalu sombong," kata Revia sambil tersenyum.Surya bertanya, "Maksudmu?""Orang ini mengandalkan tingkat kultivasinya yang tinggi bersikap arogan dan mendominasi. Selain ketua, nggak ada seorang pun yang dia hormati. Kalau orang seperti itu bersikap semena-mena di wilayahmu, kamu pasti akan memberinya pelajaran," kata Revia.Surya berkata sambil tersenyum, "Kenapa kamu sangat yakin aku akan membunuhnya?""Aku nggak yakin, tapi aku sudah bilang aku benar-benar nggak punya pilihan lain. Aku tidak mampu melarikan diri lagi. Aku hanya bisa pasrah pada nasibku." Revia tampak acuh tak acuh.Surya berkata sambil mendengus dingin, "Segera pergi dari sini, jangan biarkan aku bertemu denganmu lagi, mengerti?"Kemudian, Surya melirik Radit dan yang lainnya.Saat ini, Radit masih terbaring di tanah dengan air kencing yang mengalir di sekujur