Setelah berkata, Surya melemparkan gumpalan darah itu ke Altar Dewa Naga. Energi kuno menghantamnya gumpalan darah itu hingga langsung berubah menjadi rahmat naga.Melihat tiga ratus gram rahmat naga di jam pasir emas, Surya tersenyum.Kemudian, Surya menukarnya dengan Pil Pengubah dan Pil Penguat Tubuh. Setelah itu, rahmat naga pun telah habis tertukar.Surya menghela napas. Ada terlalu banyak barang berharga di sini.Namun, rahmat naga sangat langka. Setiap kali Surya memberi persembahan, dia merasa seolah-olah telah memasuki gunung harta karun, tapi dia malah kembali dengan tangan kosong.Namun, Surya tersenyum pada dirinya sendiri.Jika persembahan dan rahmat naga begitu mudah didapat, Surya akan bisa menyatukan dunia dalam waktu dekat. Di dunia ini, tidak ada hal yang mudah dicapai.Surya menenangkan pikirkannya. Setelah dia keluar dari ruang penyimpanan, dia berbaring di ranjang dan mulai tidur. Surya masih memiliki hal penting yang harus dilakukan besok.Keesokan pagi.Surya ban
Kedua gadis itu juga tertawa, seolah-olah mereka sedang melihat orang bodoh.Surya sangat marah hingga dia tertawa. Kemudian, dia berkata sambil menghela napas, "Benarkah? Dari mana kamu, Bos?""Aku beri tahu kamu, santailah." Pria berambut pendek itu berkata dengan bangga, "Dia adalah Radit dari Perusahaan Kamila. Perusahaan tersebut memiliki nilai pasar ratusan miliar. Dia adalah orang terhormat di Kota Juwana. Siapa yang berani nggak menghormati Radit?"Surya tercengang, kenapa dia tidak pernah mendengarnya?Saat ini, Raka, Yenny dan Linda berjalan mendekat sambil berbicara dan tertawa.Melihat pemandangan ini, ketiga orang itu langsung berkumpul.Raka bertanya dengan penasaran, "Apa yang terjadi?"Putra segera menjelaskan di samping, "Orang-orang ini memaksa masuk ke Pulau Aora. Mereka juga menolak untuk pergi.""Oh." Raka mengangkat bahu. Dia merasa itu bukanlah masalah besar.Yenny dan Linda juga menggelengkan kepala mereka.Saat ini, Surya berkata, "Dia, Radit dari Perusahaan Ka
Surya tercengang. Apa yang terjadi?Orang itu berlari ke depan Surya, kemudian berkata sambil terengah-engah, "Tolong, seseorang mau membunuhku, aku nggak mampu melarikan diri lagi."Surya melihat lebih dekat. Bukankah itu adalah wanita pembunuh yang ingin membunuhnya di tepi danau terakhir kali?"Kamu masih berani datang ke sini?" keluh Surya tidak bisa menahan amarahnya. Orang ini terlalu meremehkan Surya.Wanita pembunuh itu berkata sambil menghela napas, "Aku benar-benar nggak punya pilihan. Terakhir kali, aku gagal membunuhmu, aku terpaksa membunuh majikanku. Aku diburu oleh organisasi selama sebulan. Aku benar-benar nggak mampu melarikan diri lagi. Tolong selamatkan aku. Mulai sekarang, aku akan menjadi milikmu.""Sialan, apa yang kamu bicarakan? Apa aku terlihat seperti orang seperti itu?"Surya juga merasa marah. Kenapa wanita jalang ini berbicara seperti itu? Dia benar-benar berbicara omong kosong.Namun, wanita itu memang terlihat sangat lelah dan lemah.Saat dia mengincar Su
Setelah melihatnya, Surya berkata, "Apa yang kamu lakukan? Ada orang di sini. Jangan menakuti mereka."Radit dan yang lainnya hanyalah orang biasa. Surya tidak ingin mereka mengetahui rahasia di sini, jadi dia segera menghentikan tindakan Naka.Namun saat ini, Radit malah tertawa terbahak-bahak. Dia melangkah maju, lalu berdiri di depan meriam super Naka dan berkata dengan nada mengejek, "Ya Tuhan, masih ada senjata. Pertunjukan ini menghabiskan banyak uang. Tembak aku, biarkan aku lihat apakah ini senjata asli?"Kata-kata Radit membuat teman-temannya tertawa. Mereka memandang Naka seperti orang bodoh.Surya terlihat kewalahan, Menghadapi ejekan itu, Naka mengabaikan Radit. Dia mengikuti perintah Surya untuk menyimpan kembali meriam supernya.Saat ini, Radit tertawa lagi dan berkata, "Kenapa? Kamu takut rahasiamu akan terungkap?"Surya menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Sementara ekspresi datar Naka pun menjadi semakin masam.Saat ini, Gery tersenyum lembut. Dia menggelengkan
Melihat Revia menujukkan ekspresi santai, Surya berkata dengan perlahan, "Aku membunuh Gery, kamu nggak mengira aku menyelamatkanmu, bukan?""Aku tahu, dia terlalu sombong," kata Revia sambil tersenyum.Surya bertanya, "Maksudmu?""Orang ini mengandalkan tingkat kultivasinya yang tinggi bersikap arogan dan mendominasi. Selain ketua, nggak ada seorang pun yang dia hormati. Kalau orang seperti itu bersikap semena-mena di wilayahmu, kamu pasti akan memberinya pelajaran," kata Revia.Surya berkata sambil tersenyum, "Kenapa kamu sangat yakin aku akan membunuhnya?""Aku nggak yakin, tapi aku sudah bilang aku benar-benar nggak punya pilihan lain. Aku tidak mampu melarikan diri lagi. Aku hanya bisa pasrah pada nasibku." Revia tampak acuh tak acuh.Surya berkata sambil mendengus dingin, "Segera pergi dari sini, jangan biarkan aku bertemu denganmu lagi, mengerti?"Kemudian, Surya melirik Radit dan yang lainnya.Saat ini, Radit masih terbaring di tanah dengan air kencing yang mengalir di sekujur
Wanita itu berkata dari belakang sangat antusias, "Namaku Rosa, Siapa nama kalian?""Namaku Surya dan namanya Naka," kata Surya dengan tenang.Rosa berkata sambil tersenyum, "Senang bertemu denganmu.""Kenapa kamu datang ke sini sendirian?" tanya Surya.Rosa menjawab sambil menghela napas, "Mau bagaimana lagi, aku nggak bisa duduk diam.""Kenapa kamu berjalan kaki? Kenapa tidak mengemudi mobil? Apa kamu bukan penduduk lokal?""Aku nggak bisa mengemudi."Surya tercengang. Apakah ada orang yang nggak bisa mengendarai mobil?Rosa berkata sambil tersenyum, "Sungguh, saat aku mengemudi, tangan dan kakiku nggak dapat dikendalikan. Aku nggak bisa mengemudi sama sekali.""Oh, begitu ya," kata Surya sambil tersenyum.Mereka berdua pun mengobrol sambil berkendara hingga siang hari. Setelah tiba di puncak gunung yang tidak ada jalan, Surya menghentikan mobil dan berkata, "Nggak ada jalan lagi. Kita hanya bisa berjalan kaki."Rosa keluar dari mobil sambil berkata, "Terima kasih, sampai jumpa lagi.
Surya menghentikan langkah kakinya dan melihat sebuah gua yang ada di dalam ngarai tanpa mengatakan apa pun.Saat ini, cahaya rembulan menyinari puncak gunung.Dalam waktu yang bersamaan, dua bayangan muncul di kedua sisi puncak ngarai itu.Surya mengerutkan keningnya, lalu melihat ke sebelah kiri dan langsung menebak bahwa dia adalah Rosa Rafael.Sedangkan di sisi yang lain, tampak seorang pria berwajah kebarat-baratan yang memakai jubah panjang berwarna merah. Kedua tangannya memakai borgol berwarna perak.Meski terpisah sejauh ratusan meter, Surya tetap bisa melihat tampang dan pakaian kedua orang itu dengan jelas.Mereka bertiga menyadari satu sama lain dalam waktu yang hampir bersamaan.Setelah merasa ragu dalam beberapa saat, Rosa dan pria berborgol itu melompat turun ke bawah ngarai secara bersamaan.Mereka bertiga berdiri berhadapan di tepi danau darah sambil saling menilai satu sama lain.Surya yang memulai pembicaraan dengan berkata, "Untuk menghindari kesalahpahaman, menurut
"Lalu, mana bawahannya? Dia yang mendirikan Organisasi Tengkorak. Dia nggak mungkin menjadi pemimpin tanpa bawahan, 'kan?" tanya Surya bingung.Rosa perlahan berkata, "Mungkin sekarang semua bawahannya sudah berada di dalam danau ini."Surya melirik danau darah di sampingnya dan langsung mengerti.Hebat sekali. Setelah mendirikan sebuah organisasi, dia mengubah semua bawahannya menjadi air darah. Sungguh cara yang licik."Nggak tahu apa yang dipikirkan orang-orang ini sampai ingin bergabung dengan Organisasi Tengkorak," ujar Surya sambil mengangkat bahu."Biar kujelaskan padamu."Saat ini Susan tertawa misterius sambil mendekati mereka dan perlahan berkata, "Mereka sama sepertiku, mereka ingin hidup abadi. Aku memberi mereka harapan, lalu mereka langsung bergabung tanpa ragu. Tapi orang biasa seperti mereka nggak mungkin bisa diandalkan oleh Dewa Sarah. Jadi, menjadi bahan pengorbananan darah untuk Dewa Darah adalah akhir terbaik bagi mereka.""Benarkah?" Surya perlahan berkata, "Aku m