Keesokan harinya, Anna menunggu kedatangan Grace di gerbang kampus. Sudah hampir 15 menit dia menunggu, namun Grace belum menampakkan dirinya sama sekali. Ketika Anna sudah bosan menunggu dan hendak pergi, Grace tiba-tiba turun dari taksi langganannya dengan wajah yang tidak bersemangat. Meskipun begitu, Anna tetap menyapanya dengan riang dan berharap jika temannya itu kembali bersemangat. "Grace!" panggil Anna sembari melambaikan tangannya tinggi-tinggi. Grace sempat melihat Anna dalam sepersekian detik, namun segera memalingkan wajah. 'Apa dia tidak melihatku, ya? Mungkin aku harus memanggilnya lagi!' pikir Anna kemudian. "Grace! Aku di sini!" panggil Anna lagi dengan suara tak kalah kencang. Nihil. Grace sama sekali tidak menjawab panggilan Anna seperti biasanya.Saat Grace berjalan melewati Anna, dia tiba-tiba berhenti sejenak dan berbisik, "Jangan ganggu aku. Biarkan aku sendirian hari ini."Setelah mengatakan itu, Grace pun melanjutkan jalannya tanpa menoleh sedikit pun ke
Di forum kampus, ada seseorang tanpa nama yang membongkar rahasia Wendy. Karena hal itu, Wendy menjadi ramai dibicarakan. Tatapan-tatapan intimidasi pun diberikan kepada Wendy setiap kali dia berjalan. Wendy, membuka forum kampus dan membaca postingan tersebut. Judulnya 'Kebohongan Besar Wendy'. Di sana tertulis, 'Wendy hanya orang miskin yang berpura-pura kaya di depan teman-temannya. Dia memakai barang mahal dari hasil meminta paksa kepada ayahnya yang hanya pekerja kantoran. Bahkan, ayahnya sudah dipecat karena perilaku kasarnya terhadap seseorang.'Setelah membaca semuanya, rahang Wendy mengeras dan tangannya mengepal. Dia tahu siapa pelaku yang menyebar rahasianya. Siapa lagi kalau bukan Anna! Dengan hati yang penuh amarah, Wendy sontak mencari keberadaan Anna. Dia tak menyangka jika Anna akan mengkhianatinya seperti itu. Padahal Anna berjanji akan menjaga rahasianya jika dia menuruti semua perintahnya. "Awas kau, ya! Jika aku hancur, kau pun harus hancur, Anna!" geram Wendy.
Selang beberapa waktu, ambulans datang dan membawa Anna ke rumah sakit terdekat. Edgar dan Kevin ikut menemani, tetapi tidak dengan Grace. Padahal Grace adalah teman baik Anna. Anna dilarikan ke ICU karena sedang dalam keadaan darurat. Sudah lama sejak dokter memeriksanya, namun belum ada tanda-tanda dokter yang akan keluar dari ruangan. Setelah menunggu beberapa menit kemudian, akhirnya sang dokter muncul dengan raut wajah yang kurang baik. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Edgar segera. "Istri Anda baik-baik saja, namun bayi dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan karena benturan yang cukup keras hingga menyebabkan pendarahan.""Maksud Dokter, istri saya keguguran?" Edgar memastikan perkataan sang dokter. "Benar. Saat saya memeriksanya pun, bayi dalam kandungannya sudah sangat lemah."Edgar kehilangan kata-kata, begitu juga dengan Kevin. Mereka syok mendengar berita buruk ini, namun Anna pasti lebih syok dan sedih mendengarnya. "Dok, saya ingin menemui istri saya,"
Dua minggu telah berlalu ... Wendy yang menyebabkan Anna keguguran dihukum skors selama tiga bulan. Meskipun Edgar belum puas dengan hukuman itu, namun dia tidak bisa menambah hukumannya lagi karena tidak memiliki wewenang di kampus. Anna sudah keluar dari rumah sakit. Namun, dia belum berbicara sedikit pun bak orang yang bisu. Anna pun kehilangan cara berjalannya. Dokter mengatakan jika Anna mengalami hal itu karena terlalu syok dan stress berat. Setiap malam setelah Anna tidur, Edgar minum alkohol hingga mabuk di dapurnya sendirian. Dia menangis tatkala melihat Anna yang seperti boneka hidup. Tak mengatakan apa pun dan tidak bisa berjalan tanpa bantuan suatu alat. Sekarang, Edgar sedang bersama Anna di taman. Dia membawa Anna jalan-jalan menggunakan kursi roda untuk menghirup udara segar. "Anna, bukankah bunganya sangat cantik? Jika aku memetiknya, apa kau mau menerimanya?" ucap Edgar. Anna bergeming. Dia diam saja karena memang tidak ingin mengatakan apa pun. Namun, dalam hat
Setelah Grace mengaku pada Anna pada hari itu, Anna memutuskan kontak dengan Grace dan tidak ingin menemuinya lagi. Grace memang teman baiknya, namun Grace sudah mengkhianati Anna dan sudah menyebabkan Anna keguguran secara tidak langsung. Sekarang Anna tengah berlatih berjalan dengan bantuan Edgar. Sudah hampir dua minggu dia melakukannya dan dia sudah bisa berdiri sendiri serta berjalan tiga hingga lima langkah. "Sudah cukup untuk hari ini. Kau melakukannya dengan baik," ucap Edgar seraya mengelus kepala Anna. Satu hari setelah keguguran, Edgar memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus. Dia sudah bukan seorang dosen lagi. Sekarang dia memilih fokus dari jabatannya sebagai direktur dan merawat Anna sendiri di rumah. Ya, lagi pula, pekerjaannya sebagai direktur bisa dikerjakan di rumah dan tanpa harus pergi ke perusahaan. Edgar menggendong Anna dan mendudukannya kembali di kursi roda. "Aku ingin ke kamar," ucap Anna. "Baiklah, Istriku." Sejurus kemudian Edgar mendoron
Tatapan tajam yang Anna terima sesaat setelah dia memasuki ruangan ini tidak akan membuatnya goyah. Anna justru balas menatap pemilik mata tajam tersebut. “Selamat pagi, Tuan William. Perkenalkan saya Anna Florence. Mungkin ini terdengar sedikit lancang, tapi saya memohon kepada Tuan agar menghapuskan semua utang ayah saya. Sebagai gantinya, saya akan bekerja untuk Anda,” jelas Anna panjang lebar dengan sedikit rasa takut, akan tetapi Anna berhasil menutupinya. Ucapan konyol, namun berani. Pria paruh baya itu menarik sudut bibirnya ke atas. Gadis mungil itu rela bertemu dengannya dan menawarkan diri sebagai ganti utang sang ayah. Menarik sekali. “Kau yakin, Nona? Mungkin kau harus bekerja seumur hidup agar bisa menebus utang yang dipinjam ayahmu.” Anna sangat tahu itu. Namun, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya. Bagaimanapun, melihat kondisi keuangan keluarganya saat ini, sangat tidak mungkin bagi keluarganya membayar utang senilai tiga miliar dolar. “Baiklah!” t
'Mati aku! Pasti Profesor akan murka dan menelanku hidup-hidup karena berani mengabaikan pelajarannya!' batin Anna.Ucapan Edgar membuat Anna resah. Anna memegang tangan Grace untuk meminta bantuan, akan tetapi Grace hanya mengangkat bahunya seolah tak peduli.Sepertinya Anna terkena sebuah kutukan, sejak kemarin kesialan selalu menimpanya. Kemarin pernikahan, lalu sekarang dia harus berhadapan dengan Edgar yang terkenal dingin dan mengintimidasi.Sendirian di ruang kelas, Anna masih bergelut dengan pikirannya sambil memangku wajah dengan kedua tangan.'Apa aku kabur saja, ya? Tapi, besok kami pasti akan bertemu lagi. Argh! Menjengkelkan!'Pikiran itu sempat terlintas di kepala Anna. Apalagi jam kuliah telah berakhir lima menit yang lalu, di mana dia harus berhadapan dengan Edgar dan bersiap untuk menerima hukuman.Sebelum pergi ke ruangan Edgar, Anna membuang napas panjang sambil memejamkan mata. Langkahnya yang bera
Anna memandang aneh gaun yang ada hadapannya. Hari ini dia memang akan melakukan kencan pertama dengan pria misterius yang akan menikah dengannya. Tapi ayolah, memang seberapa pentingnya hari ini hingga keluarga Dominic mengirimkan sebuah gaun yang harus Anna pakai khusus hari ini? Dikatakan bahwa gaun ini merupakan pasangan dari setelan tuksedo yang akan dipakai Tuan Muda Dominic. Sejujurnya Anna sangat takut menerima kenyataan yang belum tentu manis atau pahit itu. Pasalnya, saat Anna mencari tahu tentang putra tertua keluarga Dominic di internet, artikelnya sama sekali tidak muncul, bahkan satu foto pun tidak ada! Bagaimana mungkin putra keluarga tersohor tidak ada di internet? Apakah dugaan Anna benar tentang wajahnya yang buruk rupa itu hingga wajahnya tidak ingin diperlihatkan? Oh astaga, semoga saja bukan seperti yang Anna pikirkan. Anna melihat pantulan dirinya pada cermin besar di kamar. Tangannya menepuk kedua pipi yang memakai riasan tipis, lalu menyemangati dirinya aga