Home / Romansa / The Secret of Ceo / Bab 6. That Woman: Siapa Dia?

Share

Bab 6. That Woman: Siapa Dia?

last update Last Updated: 2021-10-13 10:55:20

Beberapa menit sebelum Deon memberikan long dres pada Calisa.

Deon sedang mengecek kembali jadwalnya hari itu lalu tiba-tiba dia tersenyum kecil saat membaca jadwalnya di malam hari.

“Aku hampir melewatkan pesta pertunjukan itu,” gumam Deon sambil membuka folder lain yang berkaitan tentang acara besar yang akan dia hadiri beberapa jam lagi.

Deon membaca dengan cermat setiap detail dari acara besar yang dia sponsori itu. Deon adalah salah satu donatur terbesar dari acara awal tahunan di dunia hiburan itu. Sebuah acara yang akan menjadi panggung besar bagi para aktris, aktor dan model yang menerima penghargaan.

Saat Deon sedang membaca setiap rinci dari acara itu tiba-tiba perhatiannya kembali terpusat pada objek yang beberapa waktu lalu berhasil mencuri perhatiannya.

“Menarik sekali! Bukan hal yang tidak mungkin jika dia mendapatkan penghargaan di acara itu tetapi yang membuatku tertarik adalah tentang siapa dia sebenarnya? Sudah tujuh belas tahun semenjak hari itu dan aku belum pernah sekali pun mengira orang lain sebagai dia, tetapi wanita itu, entah mengapa aku melihat bayangannya di dalam diri wanita itu,” gumam Deon di dalam hati sambil memperhatikan wajah dari wanita yang sudah menarik perhatiannya.

“Aku akan mencari tahu sendiri kalau begitu,” ucap Deon sambil meletakkan tablet berwarna putih itu di atas meja lalu menghubungi Erik untuk segera datang ke ruangannya.

Tak membutuhkan waktu lama, beberapa menit kemudian Erik pun tiba di ruangan Deon.

“Berikan intruksimu Tuan,” ucap Erik yang berdiri tepat di depan meja Deon.

“Ambilkan long dress yang menarik untuk pesta malam ini yang ukurannya pas di tubuh Calisa, aku ingin memancing sesuatu,” ucap Deon memberikan perintah pada Erik.

“Baik Tuan,” jawab Erik yang dapat memahami maksud Deon.

Begitulah kejadian di balik Long Dress yang Calisa terima itu.

***

Beberapa jam sebelum acara penghargaan.

“Erik, menurutmu berapa besar peluangku  menganggap orang lain sebagai orang yang sangat aku kenal?” tanya Deon pada Erik.

“Saya rasa peluangnya sangat kecil dan bahkan hampir tidak ada,” jawab Erik dengan singkat.

“Lalu apakah mungkin orang itu adalah orang yang sama dengan orang yang aku kenal? Tetapi wajahnya terlihat berbeda, apa dia juga melakukannya?” tanya Deon yang masih mengumpulkan kemungkinan yang ada.

“Bisa saja seperti itu,” jawab Erik tak bermuluk-muluk.

“Hah! Sepertinya aku akan terus dibingungkan dengan hal ini jadi aku punya tugas baru untukmu. Cari tahu tentang kehidupan orang ini!” ucap Deon sambil memberikan sebuah dokumen pada Erik.

Erik menerima dokumen itu lalu membacanya sekilas.

“Baik Tuan, saya mengerti,” jawab Erik sambil menutup dokumen yang sempat dia buka itu.

“Oh iya, satu hal lagi. Malam ini aku akan pulang larut malam jadi tolong jaga Nay,” ucap Deon yang mengkhawatirkan adiknya itu.

“Baik Tuan, saya akan menjaga Nona Nay dengan baik,” jawab Erik dengan patuhnya.

“Kalau begitu kamu boleh pergi,” ucap Deon mempersilakan Erik pergi dan menjalankan tugas baru yang dia berikan.

“Aku tidak pernah salah mengenali orang, apakah itu kamu?” tanya Deon di dalam hati sambil menatap keluar jendela dan memperhatikan langit yang perlahan mulai menghitam.

Di samping itu, beberapa jam sebelum acara penghargaan.

Calisa disibukkan dengan persiapannya untuk menemani Deon pergi ke acara penghargaan para selebriti. Calisa masih memusingkan long dress yang harus dia kenakan beberapa jam lagi.

“Bagaimana ini? mana bisa aku memakai pakaian yang sangat terbuka seperti in?,” keluh Calisa pada Jake, teman dekat Calisa.

“Ayo yoh, tenang je lah. I bisa bantu Calis,” sahut Jake dengan gaya bicaranya yang luwes.

Grab! Calisa dengan cepat memegang ke dua tangan Jake yang sibuk memainkan syal yang menutupi lehernya.

“Chaliis! I tekejut tau,” ucap Jake yang terkejut dengan ketiba-tibaan itu.

“Jake, kamu bisa bantu aku? Kamu serius?” tanya Calisa dengan mata yang memohon.

“Heeh! Jangan tatap i macam tu! I geli lah. Of course i can, you lupa siapa i? I adalah desainer yang amazing. I akan rombak long dress ni,” jawab Jake sambil mengeluarkan long dress yang akan Calisa kenakan.

“Apa! Di rombak? Jangan!” ucap Calisa dengan spontan dan langsung mengambil long dress yang ada di tangan Jake.

“Why not? Chalis lupe kah? My Prince cuman say kalau Chalis harus pakai ni long dress , bukannye say kalau Chalis May not ubah-ubah long dress ni lah. Is it right my Chalis?” tanya Jake yang mengumpamakan Deon sebagai pangerannya.

Jake adalah salah satu orang yang mengagumi Deon sebagai sosok lelaki sempurna bahkan Jake sering kali melebih-lebihkan Deon di depan para kliennya meskipun Jake adalah laki-laki namun jiwanya seperti seorang wanita yang mengharapkan belaian kasih sayang.

Mendengar Jake menyimpulkan demikian, Calisa pun kembali merenungkan apa yang sudah dikatakan oleh Deon.

“Benar juga. Pak Deon kan, cuman bilang kalau aku harus memakai long dress ini jadi mau aku apakan itu tidak jadi masalah selama aku memakai long dress yang sama. Oke! Aku akan ikuti cara mainmu Jake, terima kasih karena sudah membantuku,” ucap Calisa yang terlihat begitu senang karena mendapatkan solusi yang tepat.

“Biase je apa pun akan i lakuin buat my Chalis,” jawab Jake sambil merebut kembali long dress yang ada di tangan Calisa.

“Tetapi, mau kamu apain long dress ini Jake?” tanya Calisa yang menjadi penasaran dengan ide apa yang ada di kepala Jake.

“I nak buat long dress ni jadi sikit berbeza but tak menyie-nyiekan kesexsiannye. Intinye nyaman dipakai Chalis but sexy di mate my Prince,” jawab Jake yang sudah mendapatkan gambaran tentang perombakan yang akan dia lakukan.

“Maksudnya?” tanya Calisa yang belum mengerti dengan imajinasi Jake yang terkadang liar dan membuatnya merinding, namun malam itu dia memasrahkan nasib pekerjaannya pada Jake.

“Maksudnye, my Prince sebenarnye just nak go sama Chalis yang tampil dengan long dress yang tampak sexy dan tampaknya my Prince nak tunjukan ke every one kalau Chalis adalah wanita yang spesiel buat die.  Aaah! Jake tak sanggup imagine more, Chalis very lucky, Jake jadi Jelous deh,” jawab Jake membuat Calisa benar-benar bingung.

Calisa pun berpikir hal yang sama dengan Jake namun melihat sifat Deon Calisa selalu maju mundur jika menyangkut perasaannya itu.

***

Di malam acara penghargaan.

Deon menunggu Calisa di depan apartemen Calisa dengan mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan sepatunya yang mengkilap. Tatanan rambut Deon yang sedikit berbeda dengan memamerkan keningnya yang menawan membuat Deon terlihat lebih karismatik sebagai seorang ceo..

Tak! Tak! Suara sepatu Calisa menggema sampai ke luar pintu apartemen.

Dengan semua barang yang Deon siapkan, penampilan Calisa memang tidak mengecewakan namun Deon melihat sesuatu yang berbeda. Deon berjalan menghampiri Calisa yang berjalan menghampirinya.

Grab! Tiba-tiba Deon menarik punggung Calisa dan menatap Calisa dari jarak yang begitu dekat.

Deg! Deg! Jantung Calisa berdegup dengan begitu kencang saat Deon menarik tubuhnya dengan tiba-tiba.

“Pak, ada apa?” tanya Calisa mencoba untuk biasa saja.

“Aku  cuman mengecek barang yang aku berikan padamu,” jawab Deon sambil meraba punggung Calisa yang terbuka lebar.

Lalu setelah itu Deon melepaskan tubuh Calisa dan memperhatikan penampilan Calisa lebih jelas. Deon mendekatkan wajahnya ke wajah Calisa lalu memperhatikan make up yang Calisa poles di wajahnya.

“Sepertinya kamu cukup mempersiapkan diri dengan matang, i like it!” ucap Deon menyampaikan pujiannya pada Calisa.

“Terutama dengan hair styling yang kamu pilih, aku sangat suka,” sambung Deon sambil mencium ujung rambut Calisa yang aromanya sangat dia sukai.

Wajah Calisa terasa panas saat Deon mencium ujung rambutnya itu dan ke dua pipinya mulai memerah seperti orang yang terkena demam.

“Kamu gak papa kan Calisa? Mengapa wajahmu memerah?” tanya Deon yang menyadari perubahan rona pipi di wajah Calisa.

“Sa-saya tidak apa-apa, Pak,” jawab Calisa sedikit terbata.

“Kalau kamu bilang begitu ya sudah, ayo kita berangkat!” ucap Deon sambil mengulurkan tangannya pada Calisa.

Dengan jantung yang tak mau diajak bekerja sama, Calisa menyerahkan tangannya pada Deon lalu dia berjalan beriringan dengan Deon menuju mobil yang sudah Deon persiapkan khusus untuk menghadiri acara malam itu.

“Oh iya! Aku lupa mengatakan ini. Meski aku gak tahu apa yang udah kamu lakukan ke barang yang aku kasih ke kamu tetapi Over all aku suka, meski berbeda dari yang aku kasih tetapi kesan yang ingin aku dapatkan masih ada di dalamnya,” ucap Deon dengan tiba-tiba membicarakan long dress yang Calisa kenakan.

Calisa tersenyum dan menjawab,

“Maafkan saya, Pak. Seharusnya saya tidak mengubah apa pun dari barang yang Bapak berikan pada saya, tetapi karena kurang nyaman dengan bagian depan yang terbuka jadi saya meminta seorang teman untuk merombak beberapa sudut dengan ide yang dia punya.”

Deon menganggukkan kepalanya lalu melemparkan senyuman pada Calisa dan menjawab,

“It’s okay! yang terpenting barang yang aku berikan kamu pakai dan tidak mengecewakan, silakan masuk.” Deon mempersilakan Calisa masuk terlebih dahulu ke dalam mobil dengan menahan pintu itu untuk Calisa.

Calisa membalas senyuman Deon lalu masuk ke dalam mobil itu lalu setelah itu Deon berjalan ke arah yang berlawanan sambil berkata di dalam hati,

“Maaf Calisa, aku terpaksa memanfaatkanmu demi kepentinganku.”

Note:

Yeoleobun moduege gamsahabnida ( Semuanya terima kasih banyak.) karena sudah terus mengikuti Bang Deon, ke depannya Author harap para Reader sekalian masih mau untuk stay dan mengikuti kelanjutan The Secret of Ceo dan Author harap para Reader sekalian puas dengan cerita Bang Deon ini. Oh iya, kalau Reader sekalian suka dengan cerita ini Author harap dapat membantu Author untuk mempromosikannya pada teman terdekat, terima kasih dan jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar. See you All.

ainunchochopie

Yeoleobun moduege gamsahabnida ( Semuanya terima kasih banyak.) karena sudah terus mengikuti Bang Deon, ke depannya Author harap para Reader sekalian masih mau untuk stay dan mengikuti kelanjutan The Secret of Ceo dan Author harap para Reader sekalian puas dengan cerita Bang Deon ini. Oh iya, kalau Reader sekalian suka dengan cerita ini Author harap dapat membantu Author untuk mempromosikannya pada teman terdekat, terima kasih dan jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar. See you All.

| Like

Related chapters

  • The Secret of Ceo   Bab 7. That Woman: Mari Bermain denganku.

    Sepanjang perjalanan menuju acara penghargaan itu, Deon hanya diam sambil membaca laporan dari para klien dan stafnya yang belum dia rampungkan hari itu.“Bapak masih menyempatkan diri bekerja meski di saat seperti ini?Bapak memang ceoyang patut jadi teladan,” ucap Calisa memuji Deon.Deon hanya tersenyum tipis tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan Calisa hanya bisa menerimanya dengan senyuman.“Memang pantas dia disebut sebagai pemberi harapan palsu,baru selang beberapa menit sikapnya sudah berubah tiga ratus enam puluh derajat,” ucap Calisa di dalam hati.Beberapa menit kemudian Deon dan Calisa tiba diajang penghargaan yang diadakan tiap awal tahun itu. Mobil Deon berhenti tepat di depan red carpet yang akan menjadi tempat untuk menunjukkan karismanya yang luar biasa.“Kamu sudah siap Calisa?” tanya Deon pada Calisa yang terlihat sedikit gugup.“Sa-saya.” Calisa terli

    Last Updated : 2021-10-15
  • The Secret of Ceo   Bab 8. That Woman: Apakah Menyenangkan Bermain denganku?

    Alexa menatap ke dua mata Deon yang semakin tajam menatapnya begitu juga dengan sentuhan tangan Deon yang terasa semakin erat mendekap tubuhnya yang kecil. “Kenapa diam saja? Apa dia tidak memintamu melakukan itu? bukannya seperti itu cara kalian para pencari popularitas menjadi bintang yang bersinar?” tanya Deon sambil terus melakukan gerakan dansa mengikuti irama musik. “Sepertinya lima tahun adalah waktu yang cukup lama untuk Bapak mempelajari dunia yang saya tempati ini,” jawab Alexa yang tidak bisa melepaskan dirinya dari Deon. “Jadi?” Deon meraba punggung Alexa yang terbuka dan menunjukan bagian punggungnya yang terlihat menawan. Deon sudah melatih gerakannya itu bersama dengan Calisa beberapa saat yang lalu. Meski Calisa tidak tahu jika niatan Deon hanyalah menjadikannya bahan percobaan untuk aksinya malam itu. “Apa kamu juga melakukan hal semacam itu?” sambung Deon menanyakan hal yang mengganggu pikirannya dengan caranya sendiri. “Apa

    Last Updated : 2022-02-16
  • The Secret of Ceo   Bab 9. That Woman: The End of the game.

    “Hah!” Deon menghela napasnya dan menyingkir dari tubuh Alexa yang tidak bisa berkutik itu. “Kalau kamu tidak siap dengan hal-hal seperti ini, seharusnya kamu tidak usah berurusan dengan dunia yang bukan duniamu,” ucap Deon dengan santainya sambil mengambil jas dari atas sofa. Alexa membuka ke dua matanya dan melihat Deon tidak melakukan apa pun padanya. Dadanya terasa lega,namunsecara bersamaannafasnya menjaditak beraturan karena cukup lama menahan nafas saat Deon berada tepat di depan hidungnya. Alexa mencoba mengatur pernapasannya yang naik turun dengan cepat itu. ke dua mata Alexa menatap punggung Deon dengan tajamnya. Deon merupakan orang yang sangat sensitif dengan sekelilingnya. Meski dia tidak menoleh, Deon dapat merasakan sorotan tajam yang sedang menusuknya dari belakang itu. “Kenapa menatapku seperti itu? Apa sekarang kamu menyesal karena aku tidak melakukan apa pun padamu?” tanya Deon pada Alexa yang t

    Last Updated : 2022-02-20
  • The Secret of Ceo   Prolog. Awal Kehancuran.

    Cullen Deon Abraham. Begitulah khalayak luas mengenal sosok hebat penuh ambisi dan karismatik dari CA Entertaiment itu. Nama besar untuk lelaki hebat yang tidak memiliki celah sedikit pun di mata para pihak yang ingin menjatuhkannya. Berbagai macam penghargaan telah Deon dapatkan sebagai seorang ceo. Hal itu membuktikan kehebatannya dalam memenuhi perannya sebagai kepala yang menggerakkan perusahaan besar di bidang entertainment itu. Tatapan yang tajam dan kata-katayang padat dan dinginmembuat Deon terkenal sebagaiseoranglelaki yang dingin namun mengagumkan di mata para wanita. Sifat Deon yang seperti itujustru menjadi daya tariknya di mata para mitra bisnis nya yang kebanyakan wanita. Kesuksesan Deon sebagai seorang ceobukanlah hal yang mudah. Ada begitu banyak hal yang harus Deon lakukan dan korbankan. Terlalu banyak sampai hal ituselalu membuatnya cemasjika suatu hari nanti akan terekspos ke

    Last Updated : 2021-07-07
  • The Secret of Ceo   Bab 2. Hancurnya Kehidupan Deon Bagian 2.

    Deon bertekuk lutut di hadapan ke dua orang tua Ayya. Tatapan tajam ke dua orang tua Ayya padanya yangmembuat mental Deon hancur.“Jadi, maksud ucapanmu tadi, kamu akan menikahi anak saya sebagai bentuk tanggung jawab?” tanya Bram, Ayah Ayya.Sambil menganggukkan kepala, Deon menjawab, “Iya Pak. Saya akan menikahi Ayya dan menanggung semua kebutuhan hidupnya sebagai istri saya.”BRUAK!Bram membalikkan meja yang ada di depannya dengan mata yang memerah. Otot-otot wajah Bram terlihatdengan sangat jelas.“Ayah,” ucap Ayya sambil menarik tangan Bram yang hendak menghampiri Deon dengan amarahnya.“Lepas!” ucap Bram dengan lantangnya sambil mendorong tubuh Ayya hingga terjatuh di atas sofa.“Kamu pikir kamu siapa! Berani-beraninya menodai anak saya laludengan mudah mengatakan akan menikahinya. Gara-gara kamu masa depan anak saya jadi hancur! Dia tidak bisa meraih mimpiny

    Last Updated : 2021-07-07
  • The Secret of Ceo   Bab 3. Hancurnya Kehidupan Deon Bagian 2.

    Ke dua mata Deon tidak bisa berpaling dari dua bola mata milik bayi yang ada di dalam keranjang besar itu, karena ke dua mata itu sangat mirip dengan mata yang dimiliki Ayya, yang tak lain adalah ibu dari bayi itu. Perlahan-lahan air mata Deon membasahi ke dua pipinya dan hampir saja menetes diwajah bayi mungil yang masih terlihat sangat lemah itu.“Bayi? Isinya bayi?” tanya penjaga kuburan itu. Diaterlihat sangat terkejut dengan isi keranjang yang dia bawa sebelumnya.“Cantiknya, apa Mamamu sudah memberimu nama?” tanya Deon sambil mengusap pipi bayi mungil itu.“Bayi siapa ini Nak? Sebaiknya kita berikan pada pihak berwajib saja supaya dicarikan orang tua kandungnya,” ucap penjaga kuburan itu yang tidak mengetahui jika Deon adalah salah satu orang tua bayi mungil itu.“Bapak jangan khawatir, tidak perlu mencarikarenadia datang pada orang yang tepat,” jawab Deon sambil mengangkat bayi

    Last Updated : 2021-07-07
  • The Secret of Ceo   Bab 4. Pertemuan: Hari yang Tak Terduga.

    20 Januari 2014.Matahari bersinar dengan hangatnya. Sinar hangatnyamenembus celah diantara gorden kamar Deon yang sudah rapi sebelum dia terbangun.Deon membuka ke dua matanya dengan perlahan. Tubuhnya terasa lebih rileks setelah beristirahat dari segala rutinitas kantornya yang melelahkan.“Pagi Pak Deon.Saya sudah menyiapkan pakian yang akan Bapak kenakan untuk menghadiri rapat pagi ini dan ini kegiatan Bapak hari ini,” jelas Calisa, sekretaris pribadi Deon sambil memberikan sebuah tablet pada Deon.Deon menerima tablet yang diberikan Calisa padanya dan membaca setiap detail dari laporan harian itu dengan seksama.“Terima kasih kalau begitu saya akan siap-siap dulu,” jawab Deon setelah membaca keseluruhan laporan yang dibuat Calisa dengan hati-hati itu.“Dan tolong panggilkan Erik,” sambung Deon sambil mengembalikan tablet berwarna silver itu pada Calisa.“Baik Pak,” jawab

    Last Updated : 2021-07-09
  • The Secret of Ceo   Bab 5. Pertemuan: Salah Paham.

    Deon memperhatikan wajah wanita yang beberapa waktu lalu menabraknya itu. Dia masih tidak menyangka akan mengira wanita itu sebagai sosok yang ada di bayangan masa lalunya.“Lupakan yang barusan terjadi,” ucap Deon setelah mempersiapkan dirinya beberapa menit untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan itu.Wanita yang duduk dengan anggun di sofa yang tak jauh dari meja kerja Deon tersenyum miring mendengar Deon berkata seperti itu.“Anda pikir saya akan melakukan apa? Saya tidak akan melakukan hal-hal yang akan mempersulit pekerjaan saya,” jawab wanita itu dengan tegasnya.“Baiklah kalau kamu berkata seperti itu,” jawab Deon dengan santainya sambil berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan mendekati wanita itu.“Tapi ngomong-ngomong.” Deon meletakan salah satu tangannya di punggung sofa yang berada di belakang pundak wanita itu. “Apa kamu benar-benar bukan dia? Aku melihat ada begitu banya

    Last Updated : 2021-07-09

Latest chapter

  • The Secret of Ceo   Bab 9. That Woman: The End of the game.

    “Hah!” Deon menghela napasnya dan menyingkir dari tubuh Alexa yang tidak bisa berkutik itu. “Kalau kamu tidak siap dengan hal-hal seperti ini, seharusnya kamu tidak usah berurusan dengan dunia yang bukan duniamu,” ucap Deon dengan santainya sambil mengambil jas dari atas sofa. Alexa membuka ke dua matanya dan melihat Deon tidak melakukan apa pun padanya. Dadanya terasa lega,namunsecara bersamaannafasnya menjaditak beraturan karena cukup lama menahan nafas saat Deon berada tepat di depan hidungnya. Alexa mencoba mengatur pernapasannya yang naik turun dengan cepat itu. ke dua mata Alexa menatap punggung Deon dengan tajamnya. Deon merupakan orang yang sangat sensitif dengan sekelilingnya. Meski dia tidak menoleh, Deon dapat merasakan sorotan tajam yang sedang menusuknya dari belakang itu. “Kenapa menatapku seperti itu? Apa sekarang kamu menyesal karena aku tidak melakukan apa pun padamu?” tanya Deon pada Alexa yang t

  • The Secret of Ceo   Bab 8. That Woman: Apakah Menyenangkan Bermain denganku?

    Alexa menatap ke dua mata Deon yang semakin tajam menatapnya begitu juga dengan sentuhan tangan Deon yang terasa semakin erat mendekap tubuhnya yang kecil. “Kenapa diam saja? Apa dia tidak memintamu melakukan itu? bukannya seperti itu cara kalian para pencari popularitas menjadi bintang yang bersinar?” tanya Deon sambil terus melakukan gerakan dansa mengikuti irama musik. “Sepertinya lima tahun adalah waktu yang cukup lama untuk Bapak mempelajari dunia yang saya tempati ini,” jawab Alexa yang tidak bisa melepaskan dirinya dari Deon. “Jadi?” Deon meraba punggung Alexa yang terbuka dan menunjukan bagian punggungnya yang terlihat menawan. Deon sudah melatih gerakannya itu bersama dengan Calisa beberapa saat yang lalu. Meski Calisa tidak tahu jika niatan Deon hanyalah menjadikannya bahan percobaan untuk aksinya malam itu. “Apa kamu juga melakukan hal semacam itu?” sambung Deon menanyakan hal yang mengganggu pikirannya dengan caranya sendiri. “Apa

  • The Secret of Ceo   Bab 7. That Woman: Mari Bermain denganku.

    Sepanjang perjalanan menuju acara penghargaan itu, Deon hanya diam sambil membaca laporan dari para klien dan stafnya yang belum dia rampungkan hari itu.“Bapak masih menyempatkan diri bekerja meski di saat seperti ini?Bapak memang ceoyang patut jadi teladan,” ucap Calisa memuji Deon.Deon hanya tersenyum tipis tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan Calisa hanya bisa menerimanya dengan senyuman.“Memang pantas dia disebut sebagai pemberi harapan palsu,baru selang beberapa menit sikapnya sudah berubah tiga ratus enam puluh derajat,” ucap Calisa di dalam hati.Beberapa menit kemudian Deon dan Calisa tiba diajang penghargaan yang diadakan tiap awal tahun itu. Mobil Deon berhenti tepat di depan red carpet yang akan menjadi tempat untuk menunjukkan karismanya yang luar biasa.“Kamu sudah siap Calisa?” tanya Deon pada Calisa yang terlihat sedikit gugup.“Sa-saya.” Calisa terli

  • The Secret of Ceo   Bab 6. That Woman: Siapa Dia?

    Beberapa menit sebelum Deon memberikan long dres pada Calisa. Deon sedang mengecek kembali jadwalnya hari itu lalu tiba-tiba dia tersenyum kecil saat membaca jadwalnya di malam hari. “Aku hampir melewatkan pesta pertunjukan itu,” gumam Deon sambil membuka folder lain yang berkaitan tentang acara besar yang akan dia hadiri beberapa jam lagi. Deon membaca dengan cermat setiap detail dari acara besar yang dia sponsori itu. Deon adalah salah satu donaturterbesar dari acara awal tahunan di dunia hiburan itu. Sebuah acara yang akan menjadi panggung besar bagi para aktris, aktor dan model yang menerima penghargaan. Saat Deon sedang membaca setiap rinci dari acara itu tiba-tiba perhatiannya kembali terpusat pada objek yang beberapa waktu lalu berhasil mencuri perhatiannya. “Menarik sekali! Bukan hal yang tidak mungkin jika dia mendapatkan penghargaan di acara itu tetapi yang membuatku tertarik adalah tentang siapa dia sebenarnya?

  • The Secret of Ceo   Bab 5. Pertemuan: Salah Paham.

    Deon memperhatikan wajah wanita yang beberapa waktu lalu menabraknya itu. Dia masih tidak menyangka akan mengira wanita itu sebagai sosok yang ada di bayangan masa lalunya.“Lupakan yang barusan terjadi,” ucap Deon setelah mempersiapkan dirinya beberapa menit untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan itu.Wanita yang duduk dengan anggun di sofa yang tak jauh dari meja kerja Deon tersenyum miring mendengar Deon berkata seperti itu.“Anda pikir saya akan melakukan apa? Saya tidak akan melakukan hal-hal yang akan mempersulit pekerjaan saya,” jawab wanita itu dengan tegasnya.“Baiklah kalau kamu berkata seperti itu,” jawab Deon dengan santainya sambil berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan mendekati wanita itu.“Tapi ngomong-ngomong.” Deon meletakan salah satu tangannya di punggung sofa yang berada di belakang pundak wanita itu. “Apa kamu benar-benar bukan dia? Aku melihat ada begitu banya

  • The Secret of Ceo   Bab 4. Pertemuan: Hari yang Tak Terduga.

    20 Januari 2014.Matahari bersinar dengan hangatnya. Sinar hangatnyamenembus celah diantara gorden kamar Deon yang sudah rapi sebelum dia terbangun.Deon membuka ke dua matanya dengan perlahan. Tubuhnya terasa lebih rileks setelah beristirahat dari segala rutinitas kantornya yang melelahkan.“Pagi Pak Deon.Saya sudah menyiapkan pakian yang akan Bapak kenakan untuk menghadiri rapat pagi ini dan ini kegiatan Bapak hari ini,” jelas Calisa, sekretaris pribadi Deon sambil memberikan sebuah tablet pada Deon.Deon menerima tablet yang diberikan Calisa padanya dan membaca setiap detail dari laporan harian itu dengan seksama.“Terima kasih kalau begitu saya akan siap-siap dulu,” jawab Deon setelah membaca keseluruhan laporan yang dibuat Calisa dengan hati-hati itu.“Dan tolong panggilkan Erik,” sambung Deon sambil mengembalikan tablet berwarna silver itu pada Calisa.“Baik Pak,” jawab

  • The Secret of Ceo   Bab 3. Hancurnya Kehidupan Deon Bagian 2.

    Ke dua mata Deon tidak bisa berpaling dari dua bola mata milik bayi yang ada di dalam keranjang besar itu, karena ke dua mata itu sangat mirip dengan mata yang dimiliki Ayya, yang tak lain adalah ibu dari bayi itu. Perlahan-lahan air mata Deon membasahi ke dua pipinya dan hampir saja menetes diwajah bayi mungil yang masih terlihat sangat lemah itu.“Bayi? Isinya bayi?” tanya penjaga kuburan itu. Diaterlihat sangat terkejut dengan isi keranjang yang dia bawa sebelumnya.“Cantiknya, apa Mamamu sudah memberimu nama?” tanya Deon sambil mengusap pipi bayi mungil itu.“Bayi siapa ini Nak? Sebaiknya kita berikan pada pihak berwajib saja supaya dicarikan orang tua kandungnya,” ucap penjaga kuburan itu yang tidak mengetahui jika Deon adalah salah satu orang tua bayi mungil itu.“Bapak jangan khawatir, tidak perlu mencarikarenadia datang pada orang yang tepat,” jawab Deon sambil mengangkat bayi

  • The Secret of Ceo   Bab 2. Hancurnya Kehidupan Deon Bagian 2.

    Deon bertekuk lutut di hadapan ke dua orang tua Ayya. Tatapan tajam ke dua orang tua Ayya padanya yangmembuat mental Deon hancur.“Jadi, maksud ucapanmu tadi, kamu akan menikahi anak saya sebagai bentuk tanggung jawab?” tanya Bram, Ayah Ayya.Sambil menganggukkan kepala, Deon menjawab, “Iya Pak. Saya akan menikahi Ayya dan menanggung semua kebutuhan hidupnya sebagai istri saya.”BRUAK!Bram membalikkan meja yang ada di depannya dengan mata yang memerah. Otot-otot wajah Bram terlihatdengan sangat jelas.“Ayah,” ucap Ayya sambil menarik tangan Bram yang hendak menghampiri Deon dengan amarahnya.“Lepas!” ucap Bram dengan lantangnya sambil mendorong tubuh Ayya hingga terjatuh di atas sofa.“Kamu pikir kamu siapa! Berani-beraninya menodai anak saya laludengan mudah mengatakan akan menikahinya. Gara-gara kamu masa depan anak saya jadi hancur! Dia tidak bisa meraih mimpiny

  • The Secret of Ceo   Prolog. Awal Kehancuran.

    Cullen Deon Abraham. Begitulah khalayak luas mengenal sosok hebat penuh ambisi dan karismatik dari CA Entertaiment itu. Nama besar untuk lelaki hebat yang tidak memiliki celah sedikit pun di mata para pihak yang ingin menjatuhkannya. Berbagai macam penghargaan telah Deon dapatkan sebagai seorang ceo. Hal itu membuktikan kehebatannya dalam memenuhi perannya sebagai kepala yang menggerakkan perusahaan besar di bidang entertainment itu. Tatapan yang tajam dan kata-katayang padat dan dinginmembuat Deon terkenal sebagaiseoranglelaki yang dingin namun mengagumkan di mata para wanita. Sifat Deon yang seperti itujustru menjadi daya tariknya di mata para mitra bisnis nya yang kebanyakan wanita. Kesuksesan Deon sebagai seorang ceobukanlah hal yang mudah. Ada begitu banyak hal yang harus Deon lakukan dan korbankan. Terlalu banyak sampai hal ituselalu membuatnya cemasjika suatu hari nanti akan terekspos ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status