Semua orang terlihat sangat cemas, entah apa yang mereka cemaskan. Di saat yang sama, Viktor mencoba menerka-nerka apa yang dilakukan oleh Abramovich di ruang meeting. "Saya tidak akan lama di sini. Ya, Karena saya hanya akan memperlihatkan kepada Anda semua bahwa Tuan Vladimir telah memberikan kuasa penuh kepada Tuan Viktor atas perusahaan Romanov Holding Company." Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Abramovich menuai pro dan kontra dari para dewan direksi. Namun tentu saja, menuai kecaman dari Lenin dan Maksim. "Apa-apaan ini, Pa?!" Lenin berdiri dan mengarahkan sorot matanya kepada Vladimir. Jantungnya naik turun seolah ingin melompat dari rongganya. "Saya tidak bisa menerima semua ini! Karena penerus yang pantas untuk menggantikan Anda hanya saya." Lenin dengan seenaknya berteriak tanpa tahu malu. Melihat pemandangan tersebut tentu saja membuat Maksim ikut terbawa emosi. "Pria sampah dan miskin seperti Viktor tidak pantas menduduki kursi Anda, Kakek." Maksim berdiri. Dia
Marina berdiri diantara Vladimir dan Abramovich. Dia diam-diam mencuri pandang Efrem yang duduk mengoperasikan laptop. "Lalu, mengapa Anda semua bersikap mencemooh keputusan Tuan Vladimir?!" Marina melirik semua orang yang sedang menundukkan kepala. Bukan tanpa alasan mereka menunduk. Viktor pun tahu sesuatu yang tersembunyi. Dia juga ikut-ikutan menundukkan kepala seperti yang lainnya. 'Mengapa mereka semua menundukkan kepala?! Dan, Tuan Viktor pun melakukan hal yang serupa.' Untuk menghilangkan rasa penasaran, Marina berjalan menuju salah satu anggota meeting yang tidak lain adalah Viona. "Kau ingin ke mana, Marina?" Vladimir bertanya kepada sang sekretaris. "Saya akan segera kembali, Tuan Besar." Marina segera melangkah mendekati Viona. Semua orang tidak memperhatikannya. "Berikan smartphone Anda, Nona!" Viona lantas menoleh dan mendapatkan Marina tengah berdiri di belakang kursinya menjulurkan tangan meminta benda pipih miliknya. "Berikan smartphone Anda atau saya akan
Vasili tiba-tiba teringat mantan bodyguard Viktor yang memberikan pesan terakhir sebelum kembali ke mansion keluarga Konstantin. Dan oh, ada satu hal lagi yang pria itu ingat. "Tuan Muda!" Vasili kembali mendekati sang tuan, lalu berbisik dengan sangat hati-hati. "Apakah Tuan Leonid telah memberikan kabar kepada Anda, Tuan Muda? Jika saya tidak salah hitung, sekarang tepat 4 jam sejak kepergian Tuan Leonid ke cabang perusahaan Konstantin Co." 'Astaga! Aku melupakannya. Apakah di sana Leonid bertemu dengan Papa David? Dan, apakah Viona telah memberitahu Beliau mengenai identitas ku yang sebenarnya?' Banyak sekali teka-teki di benak Viktor yang membutuhkan jawaban pasti. Dia menatap Vasili tanpa berkedip. "Kirimkan pesan singkat kepadanya untuk menghubungi saya sekitar 30 ke depan!" "Baik, Tuan Muda." 'Sepertinya, Tuan Muda pun melupakan kepergian Tuan Leonid ke perusahaan keluarga Konstantin. Namun, aku dapat memakluminya. Karena suasana meeting di sini kurang kondusif.' Vasili
"Bagaimana, Nona Marina? Apakah kita akan berbincang-bincang?" Viona menyibakkan rambut panjangnya yang tergerai. Dia juga tersenyum simpul. "Saya telah memanggil Anda sebanyak tiga kali. Dan, apakah Anda ingin ikut dengan saya untuk berbicara?" Marina sedikit kesal, tetapi dia harus menahannya. 'Bagaimana pun juga, Tuan Muda Viktor telah memberikan perintah untuk berbicara dengan Nona Viona yang menyebalkan ini. Aku tidak bisa menghindarinya.' Marina membatin. Dia tidak akan mengecewakan Viktor. *** Saat ini, Marina dan Viona sedang berada di kedai teh yang masih berada di dalam gedung Romanov Holding Company lantai dasar. Marina tidak sendirian, karena jauh di sudut kedai terdapat seseorang yang mengawasi mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Vasili. "Silakan berbicara, Nona Viona! Saya akan mendengarnya." Viona yang semula ragu, kini menghela napas panjang dan mulai membuka mulutnya. "Begini, Nona Marina. Hal yang ingin saya sampaikan pertama-tama yaitu meyakinkan Anda bahwa
"Marina berkata bahwa Viona memiliki sebuah rahasia besar dan dia ingin mengatakannya langsung kepadamu dan Kakek." Vladimir menjelaskan duduk perkaranya. Dia pun terlihat enggan berhubungan dengan Viona. "Dari banyaknya orang yang berada di sana, hanya dia yang tidak terhasut oleh Paman Lenin. Bagaimana bisa, Kakek? Apakah Anda tidak mencurigainya?" Viktor dan Vladimir saling duduk berhadapan di sofa. Viktor duduk di sofa panjang sedangkan Vladimir duduk di sofa single. "Kau berbicara seperti itu seolah kau tahu sesuatu, Viktor. Bicaralah! Apa yang kau ketahui tentang Nona Viona?" Vladimir melipat kakinya. Dia juga mengambil cerutu dan mulai membakarnya. "Oke! Oke! Saya akan membuka mulut dan menceritakan semuanya kepada Kakek." Vladimir mulai menikmati cerutunya sambil menunggu kedatangan tamu yaitu Viona. "Saya mengenal dia ketika masih tinggal di mansion keluarga Konstantin di St Petersburg, Rusia." Vladimir memiringkan kepalanya ketika menatap Viktor. "Kau? Mengenalnya?"
Viona Zakharchenko adalah nama lengkap wanita yang duduk di samping kiri Viktor. Wanita keturunan Rusia-Inggris yang selama ini menjadi selingkuhan papa mertuanya sendiri. Bahkan di saat perayaan peringatan ulang tahun pernikahan pun Davidoff pergi meninggalkan Galana untuk bersama Viona. Entah sejak kapan mereka memadu kasih? Namun, seingat Viktor setahun yang lalu atau bahkan lebih. 'Aku merasa sangat jijik duduk berdekatan dengan Viona. Apakah dia masih menjalin hubungan dengan Papa David? Aku benar-benar muak berada di dekatnya.' Viktor menatap cangkir tehnya yang sudah kosong. Marina pun menatap aneh ke arah Viona yang tidak tahu malu duduk di samping Viktor. 'Selama ini, aku selalu menutup mata dan telinga perihal hubungan Papa David dan Viona. Bukan aku merestui ataupun membenarkan hubungan mereka, tetapi aku melakukannya demi Zoya. Aku tidak ingin dia terluka karena perselingkuhan Papa dan Viona.' Viktor memikirkan Xandrova yang entah sedang berada di mana. Tidak pernah sek
Kedua mata Viktor tidak berhenti menatap sebuah video yang ditunjukkan oleh Viona. Viktor tercengang. Dia berjalan mendekati Vladimir. "Silakan, Kakek!" Viktor memberikan smartphone Viona kepada Vladimir. Sang kakek pun lantas melihat beberapa orang di dalam video tersebut. "Bukankah mereka adalah Lenin, David dan Maksim?" Vladimir tidak habis pikir dengan ketiganya. "Benar sekali, Tuan Besar." Viona menjawab dengan santai. "Namun, dari mana Anda mendapatkan video ini, Nona Viona?" Kedua pasang mata Viktor dan Viona pun saling bertatapan saat Vladimir bertanya. Detik itu juga, Vladimir memberikan smartphone tadi kepada Viktor. Viktor berjalan menuju sofa di mana Viona berada. Dia kembali menunduk seraya mengembalikan smartphone milik wanita itu. "Haruskah saya memberitahu Kakek mengenai hubungan Anda dengan Papa mertua saya?" Viktor berkata dengan sangat pelan agar tidak ada yang bisa mendengarnya, selain Viona. "Kaーkau!" Viona gelagapan. Dia bimbang. "Anda atau saya yang
'Siapa yang akan dihubungi oleh Tuan Muda Viktor? Dan, aku benar-benar tidak ingin mati dalam keadaan mengenaskan seperti ini! Tuhan, aku belum jujur pada diriku sendiri jika aku menyukai Marina. Namun, aku juga menginginkan Veronika. Jangan biarkan aku mati dalam keadaan belum menikah dan menikmati keindahan surga dunia!' Vasili tidak berhenti mengutarakan isi hatinya seorang diri. Sesekali, Vasili membuka dan menutup kedua matanya. "Mengapa kau sangat takut, Vasili? Untuk seorang bodyguard sepertimu, bukankah situasi seperti ini adalah hal yang biasa?" "Ah, tidak! Saya tidak takut apapun, Tuan Muda." Vasili terpaksa membuka kedua matanya lebar-lebar. 'Bagaimana aku tidak mencemaskan diriku jika Tuan Muda menyetir di atas kecepatan rata-rata seperti ini? Padahal sekarang kami bukan berada di jalan bebas hambatan.' Lagi, Vasili terlihat cemas. Viktor pun tertawa. "Ha! Ha! Ha!" "Halo, Tuan Muda?" Suara tawa Viktor pun lenyap saat mendengar suara Caleb di seberang saluran telepo