"Marina berkata bahwa Viona memiliki sebuah rahasia besar dan dia ingin mengatakannya langsung kepadamu dan Kakek." Vladimir menjelaskan duduk perkaranya. Dia pun terlihat enggan berhubungan dengan Viona. "Dari banyaknya orang yang berada di sana, hanya dia yang tidak terhasut oleh Paman Lenin. Bagaimana bisa, Kakek? Apakah Anda tidak mencurigainya?" Viktor dan Vladimir saling duduk berhadapan di sofa. Viktor duduk di sofa panjang sedangkan Vladimir duduk di sofa single. "Kau berbicara seperti itu seolah kau tahu sesuatu, Viktor. Bicaralah! Apa yang kau ketahui tentang Nona Viona?" Vladimir melipat kakinya. Dia juga mengambil cerutu dan mulai membakarnya. "Oke! Oke! Saya akan membuka mulut dan menceritakan semuanya kepada Kakek." Vladimir mulai menikmati cerutunya sambil menunggu kedatangan tamu yaitu Viona. "Saya mengenal dia ketika masih tinggal di mansion keluarga Konstantin di St Petersburg, Rusia." Vladimir memiringkan kepalanya ketika menatap Viktor. "Kau? Mengenalnya?"
Viona Zakharchenko adalah nama lengkap wanita yang duduk di samping kiri Viktor. Wanita keturunan Rusia-Inggris yang selama ini menjadi selingkuhan papa mertuanya sendiri. Bahkan di saat perayaan peringatan ulang tahun pernikahan pun Davidoff pergi meninggalkan Galana untuk bersama Viona. Entah sejak kapan mereka memadu kasih? Namun, seingat Viktor setahun yang lalu atau bahkan lebih. 'Aku merasa sangat jijik duduk berdekatan dengan Viona. Apakah dia masih menjalin hubungan dengan Papa David? Aku benar-benar muak berada di dekatnya.' Viktor menatap cangkir tehnya yang sudah kosong. Marina pun menatap aneh ke arah Viona yang tidak tahu malu duduk di samping Viktor. 'Selama ini, aku selalu menutup mata dan telinga perihal hubungan Papa David dan Viona. Bukan aku merestui ataupun membenarkan hubungan mereka, tetapi aku melakukannya demi Zoya. Aku tidak ingin dia terluka karena perselingkuhan Papa dan Viona.' Viktor memikirkan Xandrova yang entah sedang berada di mana. Tidak pernah sek
Kedua mata Viktor tidak berhenti menatap sebuah video yang ditunjukkan oleh Viona. Viktor tercengang. Dia berjalan mendekati Vladimir. "Silakan, Kakek!" Viktor memberikan smartphone Viona kepada Vladimir. Sang kakek pun lantas melihat beberapa orang di dalam video tersebut. "Bukankah mereka adalah Lenin, David dan Maksim?" Vladimir tidak habis pikir dengan ketiganya. "Benar sekali, Tuan Besar." Viona menjawab dengan santai. "Namun, dari mana Anda mendapatkan video ini, Nona Viona?" Kedua pasang mata Viktor dan Viona pun saling bertatapan saat Vladimir bertanya. Detik itu juga, Vladimir memberikan smartphone tadi kepada Viktor. Viktor berjalan menuju sofa di mana Viona berada. Dia kembali menunduk seraya mengembalikan smartphone milik wanita itu. "Haruskah saya memberitahu Kakek mengenai hubungan Anda dengan Papa mertua saya?" Viktor berkata dengan sangat pelan agar tidak ada yang bisa mendengarnya, selain Viona. "Kaーkau!" Viona gelagapan. Dia bimbang. "Anda atau saya yang
'Siapa yang akan dihubungi oleh Tuan Muda Viktor? Dan, aku benar-benar tidak ingin mati dalam keadaan mengenaskan seperti ini! Tuhan, aku belum jujur pada diriku sendiri jika aku menyukai Marina. Namun, aku juga menginginkan Veronika. Jangan biarkan aku mati dalam keadaan belum menikah dan menikmati keindahan surga dunia!' Vasili tidak berhenti mengutarakan isi hatinya seorang diri. Sesekali, Vasili membuka dan menutup kedua matanya. "Mengapa kau sangat takut, Vasili? Untuk seorang bodyguard sepertimu, bukankah situasi seperti ini adalah hal yang biasa?" "Ah, tidak! Saya tidak takut apapun, Tuan Muda." Vasili terpaksa membuka kedua matanya lebar-lebar. 'Bagaimana aku tidak mencemaskan diriku jika Tuan Muda menyetir di atas kecepatan rata-rata seperti ini? Padahal sekarang kami bukan berada di jalan bebas hambatan.' Lagi, Vasili terlihat cemas. Viktor pun tertawa. "Ha! Ha! Ha!" "Halo, Tuan Muda?" Suara tawa Viktor pun lenyap saat mendengar suara Caleb di seberang saluran telepo
'Apa yang sedang dipikirkan oleh Tuan Muda? Menambah penjagaan pun tidak akan cukup jika Tuan Maksim sudah menguasai Mansion keluarga Konstantin. Bahkan Tuan David pun kalah dengannya.' Vasili membatin seolah tahu situasi yang terjadi di mansion keluarga Konstantin. "Itu tidak akan maksimal, Tuan Muda. Namun, saya akan tetap berusaha semaksimal mungkin." Viktor tahu bahwa ada keraguan yang tersirat di jawaban Rurik barusan. "Kalau begitu, saya akhiri pembicaraan sampai di sini." "Baik, Tuan Muda." Viktor mengakhiri percakapannya dengan Rurik. Dia menyandarkan kepalanya sejenak. "Astaga! Apakah saya sudah melakukan hal yang benar?" "Tuan Muda, apakah Anda tidak akan datang menjemput Nona Zoya? Dan, Tuan Besar Gennadius?" "Pertanyaan bodoh macam apa itu, Vasili? Tentu saja saya akan menjemput mereka. Bahkan saya sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menyerang Paman Lenin dan Maksim. Saya tidak akan mengampuni mereka untuk kali ke-2." 'Tuan Muda memang luar biasa. Dia memiliki
"Bukankah Kakek berkata setelah makan malam? Ada apa ini? Apakah semua ini keinginan Nenek?" Dan sekali lagi, Darya mengangguk. "Vasili, berjagalah! Saya akan ke ruang makan sekarang." "Baik, Tuan Muda." Vasili membungkukkan badan ketika Viktor melewatinya. "Tunggu, Tuan Muda!" Darya berjalan beberapa langkah mendekati Viktor sambil melepaskan kalung salib di lehernya. Ia lantas memberikannya kepada Viktor. "Terimalah hadiah kecil dari saya, Tuan Muda! Pelayan tua ini ingin Anda selalu berada di dalam lindungan Bapa di surga." Viktor membiarkan Darya meraih tangannya guna memberikan kalung tersebut. "Terima kasih, Darya. Saya akan selalu mengingat kebaikan hati Anda." Viktor memeluk pelayan masa kecilnya dengan erat untuk sesaat. Viktor tersenyum ketika Darya menatapnya. "Berhati-hatilah, Tuan Muda!" Viktor mengangguk ketika Vasili berseru memperingatkannya. "Saya akan menemui Kakek dan Nenek sekarang." Viktor berjalan menuju ruang keluarga sambil memakai kalung pemberian
Maksim mengecam perkataan dan sikap Morzevich di dalam hati. Sungguh demi apapun, harinya telah tertutup rasa benci yang teramat dalam. Morzevich berjalan menghampiri Anne. Wanita elegan itu mengangkat gaun malamnya agar bisa berjalan dengan baik. Ya, Morzevich selalu saja terlihat anggun mengenakan apapun. "Apakah kau tidak tahu, kelakukan busuk Suami dan anakmu, Anne? Sebagai seorang Istri dan Ibu, kau telah gagal menjaga dan membangun keluarga dengan baik." Morzevich berkata dengan ketus kepada Anne. Tidak hanya itu, dia juga melemparkan pandangan merendahkan kepada istri dari Lenin tersebut. "Ah! Apakah itu benar, Lenin?" Anne berdiri menatap Lenin. Dia merasa tidak berguna dan rendah di hadapan Morzevich dan Vladimir. 'Sebenarnya, apa yang telah dilakukan Lenin dan Maksim? Apakah mereka berdua ketahuan korupsi di perusahaan Romanov? Atau mereka melakukan kudeta untuk menurunkan posisi Papa dan gagal? Kenapa mereka menjadi ceroboh seperti ini? Mengapa Lenin dan Maksim tidak m
Anne menggerutu di dalam hati. Dia kembali menatap Morzevich yang tidak mengindahkan ucapannya sejak tadi. "Percuma kau menyembah saya! Karena saya sama sekali tidak respect dengan kalian lagi. Karena sekarang bagi saya, kalian sudah mati." 'Ya, kalian sudah mati sama seperti anak kandung saya yang kalian bunuh beserta Yekaterina.' Morzevich melanjutkan kalimatnya di dalam hati seraya menepis tangan Anne dari pahanya. 'Aku sangat menyesal. Mengapa tidak sejak dulu saja aku menghabisi nyawa Viktor bersama dengan kedua orang tuanya? Namun jika ada kesempatan lagi, aku akan mengantarkan nyawanya ke neraka tempat di mana kedua orang tuanya berada."' Lenin membatin sambil melemparkan senyuman palsu dan Viktor menyadari hal itu. "Shura, cepat bawa mereka semua keluar dari sini! Pastikan mereka berada di jalanan!" Morzevich kembali berseru kepada sang kepala pelayan. Ia menatap sinis Anne. "Tentu saja, Nyonya." Leonid bangkit dan menghampiri Maksim yang masih dipegangi oleh beberapa