Suara Gladys langsung terdengar mencibir, “Cih! Xavion-ku tidak mungkin memiliki istri seorang gadis miskin dengan asal usul tak jelas! Aku lebih baik mati saja daripada memiliki menantu wanita miskin dan kotor! Memalukan!”Bagai disambar kilat, perasaan Hanae benar-benar runtuh saat mendengarnya. Tidak hanya terkejut dengan kenyataan kalau Xavion dan Jessica sudah bertunangan, kini ditambah kata-kata dari Gladys yang semakin memperjelas kenapa dia disembunyikan di ruangan ini dan sama sekali tak boleh bersuara.“Apa kalian sudah selesai?” erang Xavion sambil mengusap wajah menggunakan satu telapak tangan. Berpikir kembali betapa mirisnya Hanae mendengar itu semua. “Kalau sudah selesai, aku mohon tinggalkan aku sendiri karena aku harus mempersiapkan persidangan.”Tahu begini, tadi lebih baik sang wanita dikunci di ruang kerjanya ketimbang mendengar semua obrolan. Akan tetapi, ibunya sering berkeliling rumah dan inspeksi itu tadi, bagaimana kalau kemudian ingin memasuki ruang kerja?Je
“Gara-gara tas Gucci itu, Jessica mengadukannya pada ibuku. Dan ibuku seperti yang kamu dengar tadi sangat membenci orang miskin. Dia memiliki traumanya sendiri dengan orang miskin,” hela Xavion. “Yang membunuh ayahku adalah pelayan di rumah kami sendiri, yaitu wanita miskin. Seorang imigran gelap dari Cina. Ibuku menerimanya dengan baik, tapi setan itu membunuh ayahku dengan kejam karena cintanya tidak kesampaian. Itulah kenapa ibuku sangat takut mendengar aduan Jessica.”“Ibuku menggunakan Jessica sebagai tunanganku supaya aku tidak bisa lagi berdekatan dengan wanita mana pun, terutama denganmu. Bayangkan kalau tadi mereka tahu kamu di sini, Little Rabbit,” engahnya mengecup kening Hanae.Bingung sudah Hanae mendengarnya. Cerita Xavion mengenai pembunuhan sang ayah membuatnya terenyuh iba. Membayangkan betapa syok dan traumanya lelaki itu harus melewati sebuah masa mengerikan. “Lalu, buat apa kamu memiliki aku kalau kenyataannya kita tidak bisa bersama? Apa kamu mau menjadikan aku
Dua manusia, lelaki dan wanita berada di atas satu ranjang yang sama, dengan debaran makin menggila di dalam dada masing-masing.Yang wanita masih teramat polos, belum pernah disentuh lelaki mana pun seumur hidupnya. Semantara yang lelaki sudah melanglang buana entah ke mana saja dan mencicipi begitu banyak tubuh wanita di mana klimaks adalah batasnya. Semenjak melihat Hanae dalam keadaan telanjang dan basah, pikiran Xavion tak pernah bisa berhenti membayangkan berbagai adegan sensual yang bisa dia lakukan bersama karyawan magangnya tersebut. Dan kini, sang gadis ada di bawah tubunya, ada di atas ranjang di rumahnya, menatap seperti anak kelinci teramat polos.Dialah serigala besar dan liar yang akan menyantap habis-habisan tiap inchi kulit lembut sang Kelinci Kecil. Bagi Hanae, ini adalah keputusan yang sudah ia ambil dengan cepat semenjak mulai merasakan debaran yang berbeda terhadap Xavion. Tak ingin mundur, tak ingin berhenti, ia ingin menyelesaikan apa yang juga pernah menjadi
Dan pada saat mengucap you, tangannya kembali meremas bundaran kenyal di dada Hanae. Ciumannya kemudian turun dari bibir ke leher. Ia basahi, jilati terus menerus sampai ke area bawah telinga.Kemudian, sambil tangan kiri meremas payu dara secara keseluruhan di dalam telapak, tangan kanan menangkup, mengerucutkan bundaran tersebut hingga ujungnya meruncing, mengerucut dengan bagian puting muncul dari dalam genggaman jemari dengan bentuk yang sangat mungil.Lalu, ia hisap pucuk payu dara Hanae yang ada dalam genggaman mengerucutnya tersebut. Sekali dihisap, sekali digigit manja, kemudian sekali ia sentil menggunakan lidah.Hanae menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri karena ia merasa seluruh tubuh panas dan aliran darahnya mengalir deras. Belum lagi denyut di liang kewanitaannya yang terus membuatnya ingin menjerit kencang.Ah, padahal Xavion belum memainkan keahliannya di bagian paling sensitif. Hanae belum merasakan bagaimana ada sengatan menusuk hebat saat butiran kecil itu menge
Hanae kesulitan bernapas, dada semakin sesak dan ia gigit bibirnya lebih keras lagi saat melihat kepala Xavion ditundukkan, turun ke arah kewanitaannya yang kini sedang terpampang bebas.“AAAIIIIHHH! AAAH ... AH, AUUUH!” Benar saja, dia menjerit kencang saat satu jilatan mendarat dan langsung mengenai clit yang sedari tadi sudah menegang. Satu jilatan dilakukan, satu tetes cairan bening mengalir turun dari liang perawannya. Bukankah kalau wanita sedang terangsang maka ia akan semakin banyak mengeluarkan cairan?“Yeah, berteriaklah lebih kencang! Aku suka mendengarmu berteriak, Little Rabbit!” erang Xavion dari depan area merah muda merekah indah.Ia julurkan lidahnya ke kewanitaan Hanae. Menjilati dari arah bawah, mengenai liang yang masih teramat rapat hingga sampai ke titik teratas, tempat di mana sebuah butiran kecil bertengger di sana.‘Fuck! Begini rasanya menjilati kewanitaan seseorang yang masih perawan?’ pekik Tuan Jaksa dalam hati. Dua tangannya meregangkan paha Hanae lebi
“Uuuh!” lenguh Hanae menggigit bibirnya saat ujung tonggak Xavion mulai menyeruak masuk.“Sakit?” tanya sang lelaki menatap tajam. “Sedikit,” jawab Nona Tan terengah. “Buat dirimu sesantai mungkin. Kalau tegang, maka akan terasa sakit,” senyum Tuan Muda Young.Hanae mengangguk, dia memang sangat tegang. Bagaimana tidak tegang karena inilah waktunya akan menyatu dengan bosnya yang menyebalkan sekaligus membuatnya tergila-gila hingga berada di atas ranjang ini. Ciuman Xavion mendarat di lutut Hanae yang masih menghadap ke atas. Ia berkata sendu, “I love you dan sejak saat ini, kamu hanya milikku ....”Lalu, ia lesakkan lagi sekian inchi kejantanannya ke dalam tubuh Hanae. Gadis itu melenguh, tetapi tidak meringis seperti tadi.Xavion kembali bertanya, “Sakit?”Menggeleng, Hanae tersenyum malu-malu, “Teruskan ....”Yeah, tentu saja Xavion akan meneruskannya! Tidak mungkin dia berhenti meski apa pun yang terjadi!Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit ia melesakkan masuk kejantanann
Dua pemuda masih ada di atas ranjang. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde bercinta untuk pertama kalinya. Xavion bertanya sebuah pertanyaan yang bodoh, yaitu apakah Hanae menggunakan pengatur kehamilan atau tidak. Mana mungkin gadis itu menggunakan alat-alat pencegah kehamilan sementara dia masih perawan. “Fuck,” desisnya kesal pada diri sendiri, sebab dia pun saking sudah sangat bernafsunya hingga menerjang saja tanpa menggunakan sarung karet seperti yang sudah-sudah.Melihat ini, Hanae sontak ketakutan, “Bagaimana kalau aku hamil?”Menghela panjang, Xavion menggerakkan tangan berotot ke balik tengkuk anak buahnya, lalu memeluk erat. Ia bawa Hanae ke dalam dekapan dada bidang yang masih sedikit berkeringat. “Setelah ini mandi dan ikut aku ke apotek untuk membeli Plan B,” ucapnya sambil menciumi kening gadis yang barusan ia jadikan wanita seutuhnya. Mata Hanae membulat sempurna, bertanya polos, “Apa itu Plan B?”“Sejenis pil untuk memastikan kamu tidak hamil. Diminum saat kea
Tuan Muda Young tersenyum, lalu ia berucap sendu di antara tetes air yang membasahi kepala mereka. “Bukankah sudah kukatakan kalau aku mencintaimu, Little Rabbit?”“Sudah kubilang aku akan menjadi yang pertama dan terakhir bagimu. Sudah kubilang juga kalau aku akan mencari cara untuk memutuskan pertunangan dengan Jessica.”Hanae menangguk, lalu berkata dengan pipi menggelembung dan bibir mengerucut ke depan. Persis seperiti anak kecil kalau tidak dibelikan balon oleh orang tuanya. “Aku hanya takut kehilangan kamu setelah semua ini.”“Maksudku, aku ... aku jatuh cinta padamu tanpa bisa kuketahui kenapa. Aku tidak pernah menyangka kamu memiliki rasa yang sama padaku. Aku ... maaf, tapi aku selalu takut kalau aku hanya untuk memuaskan nafsumu saja. Nanti saat kamu sudah bosan kamu akan membuangku?”“Aku tidak mau jadi seperti wanita rambut merah yang namanya saja tidak kamu ingat.”Pinggang ramping milik Hanae direngkuh oleh Xavion. Tubuhnya ditarik hingga bertubrukan pelan tanpa ada pem
Tuan Muda Young tersenyum, lalu ia berucap sendu di antara tetes air yang membasahi kepala mereka. “Bukankah sudah kukatakan kalau aku mencintaimu, Little Rabbit?”“Sudah kubilang aku akan menjadi yang pertama dan terakhir bagimu. Sudah kubilang juga kalau aku akan mencari cara untuk memutuskan pertunangan dengan Jessica.”Hanae menangguk, lalu berkata dengan pipi menggelembung dan bibir mengerucut ke depan. Persis seperiti anak kecil kalau tidak dibelikan balon oleh orang tuanya. “Aku hanya takut kehilangan kamu setelah semua ini.”“Maksudku, aku ... aku jatuh cinta padamu tanpa bisa kuketahui kenapa. Aku tidak pernah menyangka kamu memiliki rasa yang sama padaku. Aku ... maaf, tapi aku selalu takut kalau aku hanya untuk memuaskan nafsumu saja. Nanti saat kamu sudah bosan kamu akan membuangku?”“Aku tidak mau jadi seperti wanita rambut merah yang namanya saja tidak kamu ingat.”Pinggang ramping milik Hanae direngkuh oleh Xavion. Tubuhnya ditarik hingga bertubrukan pelan tanpa ada pem
Dua pemuda masih ada di atas ranjang. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde bercinta untuk pertama kalinya. Xavion bertanya sebuah pertanyaan yang bodoh, yaitu apakah Hanae menggunakan pengatur kehamilan atau tidak. Mana mungkin gadis itu menggunakan alat-alat pencegah kehamilan sementara dia masih perawan. “Fuck,” desisnya kesal pada diri sendiri, sebab dia pun saking sudah sangat bernafsunya hingga menerjang saja tanpa menggunakan sarung karet seperti yang sudah-sudah.Melihat ini, Hanae sontak ketakutan, “Bagaimana kalau aku hamil?”Menghela panjang, Xavion menggerakkan tangan berotot ke balik tengkuk anak buahnya, lalu memeluk erat. Ia bawa Hanae ke dalam dekapan dada bidang yang masih sedikit berkeringat. “Setelah ini mandi dan ikut aku ke apotek untuk membeli Plan B,” ucapnya sambil menciumi kening gadis yang barusan ia jadikan wanita seutuhnya. Mata Hanae membulat sempurna, bertanya polos, “Apa itu Plan B?”“Sejenis pil untuk memastikan kamu tidak hamil. Diminum saat kea
“Uuuh!” lenguh Hanae menggigit bibirnya saat ujung tonggak Xavion mulai menyeruak masuk.“Sakit?” tanya sang lelaki menatap tajam. “Sedikit,” jawab Nona Tan terengah. “Buat dirimu sesantai mungkin. Kalau tegang, maka akan terasa sakit,” senyum Tuan Muda Young.Hanae mengangguk, dia memang sangat tegang. Bagaimana tidak tegang karena inilah waktunya akan menyatu dengan bosnya yang menyebalkan sekaligus membuatnya tergila-gila hingga berada di atas ranjang ini. Ciuman Xavion mendarat di lutut Hanae yang masih menghadap ke atas. Ia berkata sendu, “I love you dan sejak saat ini, kamu hanya milikku ....”Lalu, ia lesakkan lagi sekian inchi kejantanannya ke dalam tubuh Hanae. Gadis itu melenguh, tetapi tidak meringis seperti tadi.Xavion kembali bertanya, “Sakit?”Menggeleng, Hanae tersenyum malu-malu, “Teruskan ....”Yeah, tentu saja Xavion akan meneruskannya! Tidak mungkin dia berhenti meski apa pun yang terjadi!Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit ia melesakkan masuk kejantanann
Hanae kesulitan bernapas, dada semakin sesak dan ia gigit bibirnya lebih keras lagi saat melihat kepala Xavion ditundukkan, turun ke arah kewanitaannya yang kini sedang terpampang bebas.“AAAIIIIHHH! AAAH ... AH, AUUUH!” Benar saja, dia menjerit kencang saat satu jilatan mendarat dan langsung mengenai clit yang sedari tadi sudah menegang. Satu jilatan dilakukan, satu tetes cairan bening mengalir turun dari liang perawannya. Bukankah kalau wanita sedang terangsang maka ia akan semakin banyak mengeluarkan cairan?“Yeah, berteriaklah lebih kencang! Aku suka mendengarmu berteriak, Little Rabbit!” erang Xavion dari depan area merah muda merekah indah.Ia julurkan lidahnya ke kewanitaan Hanae. Menjilati dari arah bawah, mengenai liang yang masih teramat rapat hingga sampai ke titik teratas, tempat di mana sebuah butiran kecil bertengger di sana.‘Fuck! Begini rasanya menjilati kewanitaan seseorang yang masih perawan?’ pekik Tuan Jaksa dalam hati. Dua tangannya meregangkan paha Hanae lebi
Dan pada saat mengucap you, tangannya kembali meremas bundaran kenyal di dada Hanae. Ciumannya kemudian turun dari bibir ke leher. Ia basahi, jilati terus menerus sampai ke area bawah telinga.Kemudian, sambil tangan kiri meremas payu dara secara keseluruhan di dalam telapak, tangan kanan menangkup, mengerucutkan bundaran tersebut hingga ujungnya meruncing, mengerucut dengan bagian puting muncul dari dalam genggaman jemari dengan bentuk yang sangat mungil.Lalu, ia hisap pucuk payu dara Hanae yang ada dalam genggaman mengerucutnya tersebut. Sekali dihisap, sekali digigit manja, kemudian sekali ia sentil menggunakan lidah.Hanae menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri karena ia merasa seluruh tubuh panas dan aliran darahnya mengalir deras. Belum lagi denyut di liang kewanitaannya yang terus membuatnya ingin menjerit kencang.Ah, padahal Xavion belum memainkan keahliannya di bagian paling sensitif. Hanae belum merasakan bagaimana ada sengatan menusuk hebat saat butiran kecil itu menge
Dua manusia, lelaki dan wanita berada di atas satu ranjang yang sama, dengan debaran makin menggila di dalam dada masing-masing.Yang wanita masih teramat polos, belum pernah disentuh lelaki mana pun seumur hidupnya. Semantara yang lelaki sudah melanglang buana entah ke mana saja dan mencicipi begitu banyak tubuh wanita di mana klimaks adalah batasnya. Semenjak melihat Hanae dalam keadaan telanjang dan basah, pikiran Xavion tak pernah bisa berhenti membayangkan berbagai adegan sensual yang bisa dia lakukan bersama karyawan magangnya tersebut. Dan kini, sang gadis ada di bawah tubunya, ada di atas ranjang di rumahnya, menatap seperti anak kelinci teramat polos.Dialah serigala besar dan liar yang akan menyantap habis-habisan tiap inchi kulit lembut sang Kelinci Kecil. Bagi Hanae, ini adalah keputusan yang sudah ia ambil dengan cepat semenjak mulai merasakan debaran yang berbeda terhadap Xavion. Tak ingin mundur, tak ingin berhenti, ia ingin menyelesaikan apa yang juga pernah menjadi
“Gara-gara tas Gucci itu, Jessica mengadukannya pada ibuku. Dan ibuku seperti yang kamu dengar tadi sangat membenci orang miskin. Dia memiliki traumanya sendiri dengan orang miskin,” hela Xavion. “Yang membunuh ayahku adalah pelayan di rumah kami sendiri, yaitu wanita miskin. Seorang imigran gelap dari Cina. Ibuku menerimanya dengan baik, tapi setan itu membunuh ayahku dengan kejam karena cintanya tidak kesampaian. Itulah kenapa ibuku sangat takut mendengar aduan Jessica.”“Ibuku menggunakan Jessica sebagai tunanganku supaya aku tidak bisa lagi berdekatan dengan wanita mana pun, terutama denganmu. Bayangkan kalau tadi mereka tahu kamu di sini, Little Rabbit,” engahnya mengecup kening Hanae.Bingung sudah Hanae mendengarnya. Cerita Xavion mengenai pembunuhan sang ayah membuatnya terenyuh iba. Membayangkan betapa syok dan traumanya lelaki itu harus melewati sebuah masa mengerikan. “Lalu, buat apa kamu memiliki aku kalau kenyataannya kita tidak bisa bersama? Apa kamu mau menjadikan aku
Suara Gladys langsung terdengar mencibir, “Cih! Xavion-ku tidak mungkin memiliki istri seorang gadis miskin dengan asal usul tak jelas! Aku lebih baik mati saja daripada memiliki menantu wanita miskin dan kotor! Memalukan!”Bagai disambar kilat, perasaan Hanae benar-benar runtuh saat mendengarnya. Tidak hanya terkejut dengan kenyataan kalau Xavion dan Jessica sudah bertunangan, kini ditambah kata-kata dari Gladys yang semakin memperjelas kenapa dia disembunyikan di ruangan ini dan sama sekali tak boleh bersuara.“Apa kalian sudah selesai?” erang Xavion sambil mengusap wajah menggunakan satu telapak tangan. Berpikir kembali betapa mirisnya Hanae mendengar itu semua. “Kalau sudah selesai, aku mohon tinggalkan aku sendiri karena aku harus mempersiapkan persidangan.”Tahu begini, tadi lebih baik sang wanita dikunci di ruang kerjanya ketimbang mendengar semua obrolan. Akan tetapi, ibunya sering berkeliling rumah dan inspeksi itu tadi, bagaimana kalau kemudian ingin memasuki ruang kerja?Je
Melihat siapa yang datang, Xavion sontak memaki dalam hati. Sungguh kunjungan yang tidak terduga. “Fuck!” desisnya, lalu mengembus sangat kasar. Hanae sudah selesai memakai bajunya kembali, kemudian bertanya, “Ada apa?Ada masalah apa? Siapa yang datang?”“Ibuku dan Jessica yang datang!” jawab Xavion. Lalu, ia menarik tangan Hanae dan bersama mereka keluar dari ruang kerjanya. Hanae terengah kaget, panik pula. Bertemu Jessica selalu menjadi mimpi buruk tersendiri baginya. "Kita mau ke mana?" bingungnya terengah, berjalan cepat mengikuti langkah lebar Xavion hingga akhirnya menuruni tangga.Diam sesaat, tetapi kemudian langkah Xavion ternyata menuju kamar tamu yang digunakan pelayannya itu untuk tidur. Ia memasukinya berasama Hanae dan bel rumah terus berdentang membuatnya makin gila.“Diam di sini dan jangan bersuara sama sekali! Kunci pintunya! Jangan dibuka dengan alasan apa pun kecuali kamu mendengar suaraku yang memintamu membukanya!” perintah Xavion dengan wajah sangat tegang.H