Share

21. Latihan Bag. 1

Jiu mengerjap-ngerjap, rasanya baru sebentar dia memejamkan mata. Tapi bias mentari sudah membuat separuh wajahnya panas. Suara kicau burung menjadi alarm alami membangunkannya. Dia beranjak duduk, muka bantalnya masih kentara sekali. Matanya yang minimalis tinggal segaris, saat menyipit melihat sekitar.

Aroma arang dari sisa pembakaran api unggun semalam. Burung-burung gereja terbang rendah, lalu hinggap di salah satu ranting pohon. Dedaunan bergoyang pelan saat dibelai sepoi angin. Jiu tersenyum lebar, menyukai pemandangan asri di depannya.

Manik coklatnya turun, menangkap sosok Shenlong duduk bersila tidak jauh darinya. Jiu memiringkan kepala, memperhatikan. Pemuda itu menarik napas panjang, menghembuskannya secara perlahan. Terus melakukannya sebelum tiba-tiba membuka mata dan membalas tatapan Jiu.

Tidak siap sekaligus kaget, Jiu sontak memalingkan wajah ke kanan. Percikan air berhasil menarik perhatiannya. Huanglong berjongkok di depan sungai kecil. Dia sedang membasuh waja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status