“Apa keluargamu dulu punya riwayat keluarga kembar?” Jeslyn memberikan potongan buah segar untuk Mia, menyusul duduk di kursi sebelah yang Mia tempati.
Mia yang mendapat pertanyaan seperti itu tersenyum getir. “Aku di besarkan di sebuah panti sejak aku masih bayi.”
“Ah maaf, aku sungguh tidak tau. Zev tidak pernah bercerita padaku.”
Mia mengangguk. “Tidak apa-apa, lagi pula sekarang aku sudah punya keluarga baru seperti kalian yang menerimaku tanpa melihat dari mana asalku. Aku merasa beruntung menjadi bagian dari keluarga ibu dan Zev.”
Jeslyn mengusap rambut pirang Mia, “Apa kamu masih ingat apa yang pernah ibu katakan padamu tentang Zev?”
Kening Mia mengernyit, ia adalah orang yang mudah melupak
Tiga puluh menit berlangsung, Zev memperbaiki pakaian Mia sebelum ia berlari ke kamar mandi untuk kembali mengeluarkan makan siang yang belum lama ia telan. Mia mengikuti Zev, melihat dari pintu betapa tersiksanya Zev.“Apa kau setiap hari seperti ini di kantormu?”Zev tidak langsung menjawab, setelah kegiatannya dengan Mia berlangsung singkat ia tidak bisa menahan sesuatu yang mengganggu dalam dirinya, ini tidak biasanya, karena biasanya morning sickness berbentuk mual seperti ini akan berhenti pada pukul sepuluh, sekarang sudah pukul satu kurang beberapa menit tapi kenapa mualnya masih ada?Bahu Zev bersandar di dinding, matanya menatap Mia dengan tatapan sayu, “Tidak.” jawab Zev lirih, matanya sedikit kemerahan, wajah putihnya pun menimbulkan semburat merah.“Apa kau yakin masih bisa melanjutkan pekerjaanmu jika kondisimu saja seperti ini?”“Tidak perlu di cemaskan, aku sudah mulai terbiasa.”
Dua minggu sejak perempuan bernama Gracila itu di geret paksa oleh seorang selebriti seperti Cameron, sejak itu pula berita tak berhenti membahas mereka, hampir di setiap waktu saat Mia menonton televisi, pasti berita tentang Cameron yang di tampilkan. Sementara lelaki bernama Cameron itu kembali menghilang tanpa jejak bersama Gracila, entah di mana tempat persembunyian Cameron.Ponsel di dekat Mia berdering, senyum di bibir Mia mengembang dan langsung menggeser ikon hijau, tampaklah wajah sahabatnya dengan balutan gaun cantik pernikahan.“Linda, kau cantik sekali. Andai saja aku ada di sana untuk membantu persiapan pernikahanmu.”Linda tersenyum, ponsel yang mungkin sedang di pegang oleh Nelvan mengarah memperlihatkan Linda sepenuhnya, gaun putih tulang yang cantik membalut tubuh Linda.“Mia, aku merasa seperti akan menjadi ibu peri.” ucap Linda.“Kau akan menjadi ratu dalam acara pernikahanmu, aku tidak
Musim dingin akhirnya usai, udara hangat mulai menggantikan suasana yang semula di kuasai oleh rasa dingin. Sebuah pesawat telah siap di tumpangi oleh Mia dan Zev menuju Colorado, pernikahan Linda akan di lakukan dua hari lagi, Mia sudah tidak sabar untuk segera bertemu sahabatnya itu.Namun, beberapa minggu belakangan kondisi Zev tidak begitu baik, morning sickness yang datang tiba-tiba kadang membuat Zev sampai lemas dan nyaris pingsan seperti sebelumnya, Mia ingin membantu tapi ia tidak tau bagaimana caranya.“Kau baik-baik saja?” tanya nya pada Zev, lelaki itu bersandar di kursi pesawat dengan nyaman dan maya yang terpejam.“Aku rasa begitu.”Mia mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak tega melihat Zev seperti ini dalam perjalanan menuju Denver, namun Mia juga tidak ingin meninggalkan kesempatan melihat Linda melakukan pernikahan.“Penerbangan akan mengakibatkan tekanan udara, aku taku terjadi sesuatu dengan ka
Zev dan Mia datang menghampiri Linda, setelah upacara sakral selesai, mereka kini hanya mengadakan pesta sederhana yang tidak begitu mewah, itu permintaan Linda, sehingga acara pernikahan Nelvan dan Linda di adakan sederhana namun sangat berkesan.“Linda, jika kamu berencana membuat anak dengan Nelvan aku harap kalian tidak sepertiku. Mengandung anak kembar ternyata tidak semudah yang aku pikirkan.” Ucap Mia.“Tapi bukankah Zev yang mengalami semua gejala kehamilan yang kamu alami?” tanya Linda.Mia menoleh ke arah Zev yang wajahnya pucat, sejak mengetahui kehamilan anak di rahimnya, beberapa bulan ini Zev memang tersiksa, Mia juga tidak tau kenapa semua gejala kehamilan di tanggung oleh Zev, beberapa waktu lalu saja Zev pulang balik ke kamar mandi hanya untuk menutaskan gejolak tak nyaman di perut yang biasa di alami oleh ibu hamil.“Itu karena suamimu sangat mencintaimu jadi dia yang menanggung gejalanya.&rdqu
Waktu terus berlalu, kehamilan Mia semakin membesar, memasuki bulan ke delapan membuat Mia sedikit kesulitan untuk berjalan, kakinya mulai membengkak walaupun tak begitu besar, mengandung dua bayi sekaligus ternyata melelahkan, Mia tak tau dari mana ia memiliki hormon untuk mengandung dua bayi, apa mungkin dulu keluarganya juga memiliki riwayat hamil kembar?Mia tak tau, yang ia tau ia di besarkan di sebuah panti sejak masih kecil.Zev masih belum pulang dari kantor, sementara Mia lebih memilih duduk bersantai di kursi dekat kolam renang, sesekali mengusap perutnya yang menerima gerakan dari bayi, terasa geli namun Mia menikmati proses sebelum ia melahirkan kedua anaknya.Tinggal satu bulan lagi hingga ia bisa melihat kedua buah hatinya di lahirkan, Mia tak sabar menjadi seorang ibu dari dua anak yang akan memanggilnya mama suatu hari nanti.“Mia.” Jeslyn memanggil, Mia menoleh melihat Jeslyn berjalan mendekat dengan senyum
Zev datang ke acara pernikahan Cameron, acara itu di adakan tidak terlalu mewah dan tersembunyi dari media, semua orang tau bagaimana gemparnya hubungan Cameron yang tiba-tiba menarik Gracila dari ruang konferensi dan akan jauh lebih menggemparkan jika awak media meliput berita tentang pernikahan Cameron.Lelaki yang sempat berteman baik dengan Zev memang ingin berhenti di dunia entertainment sehingga ia harus menjauh dari bidikan kamera yang sering menyorot ke arahnya, meskipun bayaran menjadi seorang artis sangat besar bagi Cameron, tapi ia tak menemukan kebahagiaannya, dan sekarang ia sudah menjadi seorang ayah dari bayi yang baru saja Gracila lahirkan beberapa hari lalu.“Kau tak membawa serta istrimu datang kemari?” tanya Cameron.Zev menggeleng, “Tidak, kehamilannya sangat rentan dan aku ingin memastikan mereka bertiga tetap aman di rumah.”“Wow, kau akan menjadi ayah dari anak kembar?” sahut Cameron.Zev m
Hari berlalu dengan cepat, dua minggu pun sudah terlewati tapi sampai sekarang pun Mia belum merasakan akan segera melahirkan, namun Zev sudah menempatkan Mia di rumah sakit agar jika Mia melahirkan ia tak terburu-buru membawa Mia ke rumah sakit.Mia duduk di atas tempat tidur rumah sakit, sementara Zev kesana kemari menyiapkan beberapa barang untuk persiapan persalinanan Mia.“Bagaiamana jika ternyata bayinya akan lahir dua minggu lagi? Aku akan merasa bosan di rumah sakit.”Zev menoleh, berjalan sambil meletakkan beberapa botol kecil aroma therapi agar Mia tetap merasa rileks di detik-detik waktu melahirkan. Ketimbang Mia, Zev justru yang lebih panik menantikan si kembar akan lahir, Zev takut terjadi sesuatu ke depannya dengan Mia.“Aku akan menemanimu agar tidak bosan.” jawab Zev, sebenarnya jika Mia setuju, hari ini Zev pasti juga bisa melihat anaknya, namun Mia menolak operasi, Mia bersikeras untuk melahirkan dengan normal. Ze
Pukul Sebelas malam lebih lima belas menit, rasa haru menyelimuti Zev setelah dua jam ia melihat kesakitan luar biasa yang di pertaruhkan oleh Mia demi dua bayi yang sekarang tengah menangis mengisi ruangan tersebut.Zev melihat bayinya satu persatu di bersihkan, anak pertama laki-laki dan kedua perempuan, bayi sepasang yang membuat Zev tak bisa menghentikan tetas air mata haru saat menyambutnya.Kecupan tak berhenti Zev berikan untuk Mia atas rasa terima kasihnya yang sangat besar, Mia dengan keringat membasahi sekujur tubuhnya merasa lemas, matanya terpejam namun masih sempat ia berkata.“Bayi kita.”“Mereka lahir sehat, berkat perjuanganmu. Terima kasih.” ucap Zev, ia semakin memberikan kecupan di kening Mia hingga kedua bayinya selesai di bersihkan, Mia juga selesai dengan proses pembersihan, hanya perlu membiarkan Mia istirahat sebentar sebelum di pindahkan ke kamar perawatan.Zev menerima bayi laki-laki yang masih berk
Bagi orang tua yang menyaksikan tumbuh kembang putra dan putrinya dengan sehat adalah suatu kebanggan tersendiri. Waktu terasa berlalu begitu cepat, seandainya jika dulu Mia tidak bertemu dengan Zev dan membuat masalah dengan lelaki itu, mungkin kehidupannya sekarang tidak seperti ini.Tidak ada yang tau takdi yang menanti di depan sana dan dengan cara apa orang menghampiri masa depannya.Kini, sudah sepuluh tahun usia pernikahan Mia dengan Zev, lelaki yang dulunya adalah seorang boss di tempat kerja Mia, tak menyangka menjadi suaminya sampai sekarang.“Aku tidak mengerti kenapa kali ini istri kita mengandung bersamaan.” ucap Zev ketika melihat Nelvan yang menggandeng tangan istrinya yang juga sedang mengandung.“Dan aku juga baru tau rasanya menjadi ayah yang harus mengalami morning sickness yang mengerikan.” setelah mengatakan itu Nelvan melepaskan tangannya dari Linda untuk bergegas mencari toilet terdekat, Zev terkekeh namun ia pun tak lama me
Pagi hari yang indah, seindah saat mata terbuka langsung di suguhkan pemandangan paling sempurna yang pernah Mia dapatkan dalam hidupnya. Yaitu sosok laki-laki tampan yang masih terlelap dalam tidurnya, lelaki yang sudah menjadikannya sebagai seorang istri hingga usia pernikahan mereka menginjak angka sembilan tahun.Sudah berlalu sangat lama, tapi Mia masih ingat pertemuan pertamanya dengan Zev meski ia sempat melupakan hal itu. Namun kini, Mia tidak akan melupakan momen tersebut.Dirinya hanyalah seorang karyawan yang beruntung, pekerjaan yang Mia lakukan tidak pernah membuat Mia berpikir bisa mendapat seorang boss sebagai suaminya, terlebih boss itu dari tempatnya bekerja.Lebih tidak menyangka lagi, Mia memukuli Zev di pertemuan pertama, tak tau jika orang yang ia pukuli kala itu adalah pemilik tempatnya bekerja. Takdir menyusun rangkaian pertemuannya dengan Zev dengan cara yang unik, tak ada cinta saat pernikahan, namun semakin lama
Dua hari kemudian, Zev dan Mia sudah mengemasi barang mereka untuk persiapan liburan. Dua hari ini Zia dan Zeus tinggal di rumah Danis sampai kondisi kaki Danis bisa di gunakan berjalan seperti biasa walau masih sedikit pincang.Suara keributan si kembar yang baru pulang terdengar, Mia dan Zev menarik koper membuat kedua anak mereka melihat heran.“Mom dan Dad mau pergi kemana?” tanya Zeus.“Kami akan pergi beberapa hari, untuk sementara kalian tinggal dengan Grandma, ya? Dad akan mengantar kalian ke rumah Grandma hari ini sampai mom dan Dad pulang, kalian harus bersikap baik dengan Grandma, mengerti?” ucap Zev.Zeus dan Zia tidak berkomentar, mereka mengikut saat di antar ke rumah Jeslyn, setelahnya Zev dan Mia langsung menuju ke bandara.Penerbangan di lewati selama belasan jam di udara, Zev menatap Mia dari samping saat Mia melihat ke luar jendela pesawat, sudah sembilan tahun ia dan Mia memperta
“Kenapa tidak ikut dengan yang lain?” tanya Danis, Zia yang sejak tadi diam kini menoleh ke arah Danis kemudian menggeleng. Danis menghembuskan nafas, “Aku tidak apa-apa, sungguh, ini hanya luka kecil, kamu bergabunglah dengan yang lain.” katanya, namun Zia tetap menggeleng, tubuhnya duduk tegak.Dua hal yang Zia rasakan sekarang adalah rasa bersalah dan perasaan senang karena Danis mau berbicara padanya tanpa harus ia bujuk lebih dulu, namun karena itulah Zia tegang, Danis tak pernah seramah ini sebelumnya, apa luka di kakinya juga memperngaruhi kepalanya?Danis mengukir tipis senyumnya, “Kamu tidak terluka , ‘kan?” tanya nya.“Tidak, tapi karena aku kamu sekarang tidak bisa jalan. Lihatlah kakimu yang membengkak ini, aku akan menemanimu di sini.”“Kau tidak tertarik dengan pemilihan kostum halloween terbaik tahun ini?” tanya Danis.Zia menggeleng, “A
Hari hantu atau kerap kali di sebut perayaan halloween telah di lakukan, di mana-mana orang menyiapkan hal apa saja yang di butuhkan dalam perayaan tersebut, dan yang paling penting dari perayaan itu adalah kostum, baik ana-anak maupun orang dewasa mengenakannya.Mia menemani Zeus dan Zia pergi sekolah, ada pemilihan kostum terbaik dalam perayaan halloween setiap tahun yang di adakan, para orang tua siswa lain juga ikut melihat perayaan sehingga di sekolah tempat Zeus dan Zia menempuh pendidikan kini sangat ramai.Berbagai kostum unik dan mengerikan di pakai, riasan wajah yang mengerikan di gambar di wajah anak-anak yang akan mengikuti pemilihan. Zia dengan tongkat sihirnya dan juga topi kerucut bengkok, Mia menambahkan riasan di wajah anak-anaknya sesuai dengan tema pakaian yang si kembar pakai.Zia mengganti sapunya menjadi tongkat, bajunya yang semula kebesaran sudah di buat sesuai ukuran tubuh gadis itu. Sementara Zeus kini sedang pamer jub
Zev menuju ke lokasi yang di sebutkan Gracila, tidak begitu jauh dari gedung yang Zev datangi sehingga hanya butuh beberapa menit saja sampai ia melihat keberadaan Gracila bersama Celine.Jauh di luar pikiran Zev, ia pikir Gracila akan menyakiti Celine, namun ternyata Gracila justru bermain dengan Celine layaknya ibu dan anak sembari menikmati udara sore hari. Ada kehangatan yang menghampiri hati Zev melihat Celine bahagia.Zev memang bukan ayah Celine, namun Zev tau pengorbanan Cameron untuk membesarkan Celine dari sifat Gracila yang keras kepala, Gracila bahkan sempat tidak mengakui Celine sebagai putrinya sendiri.Tapi sekarang, dengan mata kepala Zev sendiri ia melihat Gracila bersikap seperti layaknya seorang ibu pada putrinya, hal yang sangat sulit di percaya, namun tawa Celine tidak bisa berbohong. Gadis kecil itu tertawa lebar bermain dengan Gracila, kebahagiaan terpancar di wajah putri Cameron.Zev tidak langsung menghampiri, diam
Masih berada di daerah peternakan, Zeus dan Zia mengikuti kakek Ben untuk memanen jagung, terlihat kebahagiaan si kembar ketika mereka mengumpulkan jagung yang sudah di pisah dari batangnya ke dalam gerobak.Mia dan Zev juga tidak mau mengalah, Ma ikut dengan istri kakek Ben untuk mencabut wortel dan mengambil beberapa bunga kol.“Sudah berapa lama kamu dan Zev menikah?” tanya Nenek Trisa sembari memasukkan wortel yang baru di cabut ke dalam keranjang.“Sudah sekitar sembilan tahun. Bibi dan paman Ben kenapa tidak pernah menemui kami sebelumnya? Jika Zev tidak mengatakan kalau paman Ben adalah kakak dari ibu Zev, aku tidak akan tau jika ada keluarga Zev juga yang tinggal di sini.”Nenek Trisa hanya tersenyum tipis. “Bibi, selain bibi dan pman Ben, apa Bibi punya anak yang menemani bibi tinggal di sini?” tanya Mia penasaran, pasalnya ia hanya melihat kakek Ben dan istrinya, lalu dua orang penj
Ke esokan hari Zev membawa kedua anaknya di tempat yang cukup jauh dari kota, ladang luas menjadi pemandangan utama, Zia dan Zeus melihat keluar dari kaca jendela sembari bergumam takjub.“Dad, Dad! Apa yang kita lakukan di tempat ini?” tanya Zia.“Zia benar, apa yang kita lakukan di sini? Kenapa kita tidak menyiapkan acara halloween untuk besok?”“Kita juga sedang menyiapkan acara halloween, tapi dengan cara sedikit berbeda.” Zev kemudian memberhentikan mobil di depan sebuah rumah kayu bertingkat dua, seorang berambut putih terlihat cukup tua berjalan menghampiri.Zeus dan Zia turun dari mobil, mereka melihat beberapa hewan berada di balik pagar pembatas, ada dua kuda, ayam, ada pula domba dan juga sapi. Zeus melihat Zev yang tengah berbicara pada pria tua yang menyapa, kemudian Zev memanggil.“Zeus, Zia! Ayo!”Si kembar berlari mengikuti langkah Zev yang berjalan ke ba
“Zia.” panggil Zeus sembari mengampiri sang adik kembar, terlihat Zia duduk membelakangi Zeus sambil memegang buku, membacanya dalam posisi berbaring di atas tempat tidur, telinganya di sumpal oleh benda yang terhubung dengan Mp3.Zeus menepuk kaki Zia, gadis itu terlonjak kaget sampai berteriak, nyaris saja Zeus terkena timpukan buku yang Zia pegang.“Kenapa kau mengagetkanku, ZEUS!”“Kau yang tidak mendengar panggilanku.”Zia melepaskan earphone, menyimpannya di atas meja. “Kenapa menemuiku? Aku sedang tidak berbicara denganmu.” ketus Zia. Namun Zeus berbaring di samping Zia, menatap langit-langit kamar sembari kedua tangannya di silangkan untuk bantal kepala.“Aku tidak melakukan kesalahan, kenapa kamu marah denganku?”Zia mendengus, “Kamu sama saja dengan Danis, selalu memihak Celine. Aku ini adikmu, tidakkah kau mau membantuku menjauhkan mereka?&rd